Gerak Rotasi
Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel
Momen Inersia
Bahan Cakupan
Bahan Cakupan
Momen Inersia
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut
Tinjau dahulu besaran-besaran vektor gerak rotasi.
Dalam proses rotasi, pergeseran sudut:
θ
θ
θ
=
−
∆
Satuan SI untuk pergeseran sudut adalah radian (rad)
1
2
θ
θ
θ
=
−
∆
°
=
°
=
57
,
3
2
360
rad
1
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut
kecepatan sudut sesaat:
d
θ
θ
∆
kecepatan sudut rata-rata:t
θ
t
t
θ
θ
∆
∆
=
−
−
=
1 2 1 2ω
dt
d
t
t tθ
θ
ω
ω
=
∆
∆
=
=
→ ∆ →∆ 0 0
lim
lim
Satuan SI untuk kecepatan sudut adalah radian per detik (rad/s)
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut
Arah kecepatan sudut:
Gerak Rotasi & Pergeseran Sudut
Percepatan sudut sesaat:
Percepatan sudut rata-rata:
t
t
t
∆
∆
=
−
−
=
ω
ω
ω
α
1 2 1 2d
ω
ω
α
=
lim
∆
=
Percepatan sudut sesaat:
dt
d
t
tω
ω
α
=
∆
∆
=
→ ∆lim
0 Satuan SI untuk percepatan sudut adalahradian per detik (rad/s2)
Perumusan Gerak Rotasi
Kecepatan tangensial:
tangensial kecepatan linear
kecepatan
ω
r
v =
(
ω
dalam rad/s)
tangensial percepatan linear
percepatan
α
r
a =
(
α
dalamrad/s2)
Perumusan Gerak Rotasi
r
v
a
22
ω
=
=
Percepatan sentripetal (dng arah radial ke dalam):
r
r
v
Torsi – Momen gaya
Torsi didefenisikan sebagai hasil kali besarnya gaya
Torsi – Momen gaya
Vektor Momentum Sudut
Momentum sudut L dari sebuah benda yang berotasi tehadap sumbu tetap didefenisikan sbb:
)
v
r
m(
p
r
L
=
×
=
×
sin
l mvr
rp rmv
r p r mv
φ
⊥ ⊥
⊥ ⊥
=
Vektor Momentum Sudut
Perubahan momentum sudut terhadap waktu diberikan oleh:
(
)
d dt d dt L r p = × dt dt(
)
d
dt
d
dt
d
dt
r
×
p
=
r
×
p
r
p
+ ×
( ) = × =v mv
0
Jadi d
dt
d dt
L
r p
= × ingat FEXT dp
dt
Vektor Momentum Sudut
Perubahan momentum sudut terhadap waktu diberikan oleh:
d dt
d dt
L
r p
= × FEXT
dt d
× = r L
dt = ×r dt dt EXT
Akhirnya kita peroleh:
ττττEXT d dt = L
Hukum Kekekalan Momentum
Sudut
dimana dan
ττττEXT d dt
= L L = ×r p ττττEXT = ×r FEXT
ττττEXT d
dt
= L = 0 Jika torsi resultan = nol, maka
Jika torsi resultan = nol, maka EXT
dt
Hukum kekekalan momentum sudut Hukum kekekalan momentum sudut
2
1
ω
ω
2
1
I
Hukum Kekekalan Momentum
Linear
o Jika ΣΣΣΣF = 0, maka p konstan.
Rotasi Rotasi
Momentum Sudut:
Defenisi & Penurunan
Untuk gerak linear sistem partikel berlaku
Momentum kekal jika
FEXT dp
dt
=
F
=
0
p = mv
Bagaimana dng Gerak Rotasi?
EXT
dt
F
EXT=
0
L
= ×
r
p
ττττ = ×
r F
Untuk Rotasi, Analog gaya F F adalah Torsi
Analog momentum pp adalah
Sistem Partikel
Untuk sistem partikel benda tegar, setiap partikel memiliki kecepatan sudut yang sama, maka
momentum sudut total:
n
= + + + ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ + =1 2 3
∑
1 n
n i
i
L l l l l l
= = + + + ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ + =
∑
,
1 1
n n
i
net i net
i i
dL dl
Sistem Partikel
kˆ v r m mi i i i i i i i
i i i ∑ = ∑ × = × ∑
= r p r v
L
Perhatikan sistem partikel benda tegar yg berotasi pd bidang x-y, sumbu rotasi z. Total momentum sudut adalah jumlah masing2 momentum sudut partikel:
(krn ri dan vi tegak lurus)
i j i i i rr1 rr3 rr2 m2 m1 m3 ω v v2 v v1 v v3
Arah LL sejajar sumbu z
Gunakan vi = ω ri , diperoleh
ω
I
=
L
i i
Analog dng p = mv !!
Vektor Momentum Sudut
DEFINISI
Momentum sudut dari sebuah benda yang berotasi tehadap sumbu tetap adalah hasil kali dari momen inersia benda dengan
kecepatan sudut terhadap sumbu rotasi kecepatan sudut terhadap sumbu rotasi tersebut.
Demikan juga dengan torsi (Hk II Newton untuk gerak rotasi):
ω
I
=
L
ω
ω
d
I
d
L
Jika tidak ada torsi luar, L kekal. Artinya bahwa hasil perkalian antara I dan
ω
kekalL
=
I
ω
Vektor Momentum Sudut
L
=
I
ω
L
=
I
ω
2
i i
Momen Inersia
Momen Inersia bagi suatu sistem partikel benda tegar didefenisikan sebagai
...
22 2 2
1 1 2
+
+
=
=
∑
m
r
m
r
m
r
I
i
i i
I = momen inersia benda tegar,
menyatakan ukuran inersial sistem untuk berotasi terhadap sumbu putarnya
∑
Momen Inersia
Untuk benda yang mempunyai distribusi massa kontinu, momen inersianya diberikan dalam bentuk integral
dm
r
I
r
m
I
=
∑
i i2⇒
=
∫
2∫
=
∫
=
r
dm
ρr
dV
I
2 2 dmx y
z
dm
r
I
r
m
I
ii
i
∫
∑
⇒
=
=
dl
d
rdr
dV
=
⋅
θ
⋅
Momen Inersia
dimana rdr : perubahan radius,
dl
d
rdr
dV
=
⋅
θ
⋅
dimana rdr : perubahan radius,
dθ : perubahan sudut,
Momen Inersia
Untuk lempengan benda dibawah ini, momen inersia dalam bentuk integral
(
rdr
d
dl
)
r
I
=
∫
r
2ρ
(
rdr
⋅
d
θ
⋅
dl
)
I
=
∫
ρ
⋅
θ
⋅
Asumsi rapat massa ρ konstan
Kita dapat membaginya dalam 3 integral sbb:
( ) ( ) ( )
∫
∫
∫
⋅
⋅
=
Rr
rdr
d
Ldl
I
0 2
0 0
2 π
θ
Momen Inersia
Hasilnya adalah
[ ] [ ]
R
l
r
I
L R⋅
⋅
=
ρ
θ
π4
4 0 2 0 0 4L
R
I
=
ρ
⋅
2
π
⋅
4
4
L
R
M
=
ρ
⋅
π
⋅
2⋅
Massa dari lempengan tersebut
2
1
Dalil Sumbu Sejajar
Untuk benda tegar bermassa M yang berotasi terhadap
sumbu putar sembarang yang berjarak h dari sumbu sejajar yang melalui titik pusat massanya (ICM diketahui), momen inersia benda dapat ditentukan dengan menggunakan:
Dalil Sumbu Sejajar
2Mh
I
Momen Inersia:
ℓ ℓ 2 12 1 ml I = R 1 2 3 1 ml I = R a b 2 mR I = ) (1 2 2
b a
m
I = + 2
Dinamika Benda Tegar
Mengikuti analog dari gerak translasi, maka kerja oleh momen gaya didefenisikan sbb:
2 2 1 1 2 2
ω
ω
ω
ω
θ
τ
θ ω−
=
=
=
∫
∫
21 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1
ω
ω
ω
ω
θ
τ
θ θ ωω
I
d
I
I
d
Energi Kinetik Rotasi
Suatu benda yang bergerak rotasi, maka energi kinetik akibat rotasi adalah
( )
21
(
2)
21
ω
ω
∑
∑
=
=
m
r
m
r
K
( )
2(
2)
22
1
2
1
ω
ω
∑
∑
=
=
m
ir
im
ir
iK
∑
=
2r
m
I
22
1
ω
I
K
=
Energi Kinetik Rotasi
Linear Rotasi
2
2
1
ω
I
K
=
2
2
1
Mv
K
=
2
I
ω
K
=
2
Mv
K
=
Massa
Kecepatan Linear
Momen Inersia
Prinsip Kerja-Energi
Sehingga, teorema Kerja-Energi untuk gerak rotasi menjadi: 2 2 1 1 2 2
ω
ω
ω
ω
θ
τ
θ ωI
I
d
I
d
W
=
∫
=
∫
=
22−
122 2 1 1
ω
ω
ω
ω
θ
τ
θ
d
ωI
d
I
I
W
=
∫
=
∫
=
−
2
2
1
ω
I
K
rotasi=
rotasi
K
W
=
∆
dimana0
=
Menggelinding
s
=
θ
R
ds/dtd
θ
com
d
v
R
dt
θ ω
2 2 1
K = 1 I
ω
2 I = I + MR22
2 2 2
1 1
2 2
2 2
1 1
2 2
P P com
com
com com r t
K I I I MR
K I MR
K I Mv K K
ω
ω
ω
ω
= = +
= +
R
x
sf
sin g F θN
II αα sin g PR F×
θ
= Iα
com
a = −
α
Rθ
θ
x
P
sf
gF
g cos g F θ 2sin P com
MR g
θ
= −I a2 P com
I = I + MR
Menggelinding
Total energi kinetik benda yang menggelinding sama dengan jumlah energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi.
1
1
20 2
0
2
1
2
1
ω
I
mv
K
=
+
Suatu benda tegar dikatakan setimbang
apabila memiliki percepatan translasi sama dengan nol dan percepatan sudut sama
dengan nol.
Dalam keadaan setimbang, seluruh resultan
Kesetimbangan Benda Tegar
Dalam keadaan setimbang, seluruh resultan gaya yang bekerja harus sama dengan nol, dan resultan torsi yang bekerja juga harus sama dengan nol:
ΣFx = 0 dan ΣFy = 0
Hubungan Besaran
Gerak Linear - Rotasi
Linear Rotasi
x (m) θθθθ (rad)
v (m/s)
ω
ω
ω
ω
(rad/s)
v (m/s)
ω
ω
ω
ω
(rad/s)
a (m/s
2)
α
α
α
α
(rad/s
2)
m (kg)
I
(kg·m
2)
linear angular perpindahan kecepatan percepatan
x
∆
∆
θ
dt
dx
v
=
/
ω
=
d /
θ
dt
dt
dv
a
=
/
α
=
d /
ω
dt
Hubungan Besaran
Gerak Linear - Rotasi
percepatan massa gaya Hk. Newton’s energi kinetik
dt
dv
a
=
/
α
=
d /
ω
dt
m
=∑
2i ir m I
F
α
τ
=
I
ma
F
=
F
r
×
=
τ
2 ) 2 / 1 ( mv