• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI TERHADAP CARA PENYEDIAAN AIR ISI ULANG PADA DEPO ISI ULANG DI KECAMATAN BATULICIN KABUPATEN TANAH BUMBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI TERHADAP CARA PENYEDIAAN AIR ISI ULANG PADA DEPO ISI ULANG DI KECAMATAN BATULICIN KABUPATEN TANAH BUMBU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

24

UJI TERHADAP CARA PENYEDIAAN AIR ISI ULANG PADA

DEPO ISI ULANG DI KECAMATAN BATULICIN KABUPATEN

TANAH BUMBU

Dicky Andiarsa, Ika Setianingsih*, Abdullah Fadilly, Syarif Hidayat, Dian Eka Setyaningtyas, Windy Triyuana

Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Ikasetianingsih59@gmail.com

ABSTRAK

Pemanfaatan air minum isi ulang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyaknya ditemui depo air minum isi ulang yang ada di Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi cara pengambilan air pada depo air minum isi ulang dengan dan tanpa desinfeksi alkohol pada lubang tempat keluarnya air isi ulang berdasarkan pemeriksaan bakteriologis air di Kecamatan Tanah Bumbu, Kabupaten Batulicin. Pengumpulan sampel dilakukan pada bulan Juni 2015. Sebanyak 5 sampel air dari depo air isi ulang yang berbeda berhasil diperoleh. Pengambilan sampel pada 3 depo di desa Gunung Tinggi dilakukan dengan menggunakan desinfeksi alkohol pada lubang keluarnya air, sedangkan pada 2 depo lainnya di desa Kersik Putih tidak menggunakan desinfeksi alkohol pada lubang keluarnya air. Pemeriksaan mikrobiologis air yang dilakukan meliputi MPN, TPC, media selektif, pewarnaan gram dan biokimia. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan uji statistik dengan menggunakan Uji Mann-Whitney diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari dua cara pengambilan air minum isi ulang (P=0,39) dan Escherichia coli ditemukan pada sampel milik depo D dan E.

Kata Kunci: uji bakteriologi, depot air minum isi ulang, metode pemeriksaan

ABSTRACT

(2)

25 Key words: bacteriological examination, the refill drinking water depot, method evaluation

PENDAHULUAN

Kehidupan manusia modern semakin menuntut kepraktisan pada pemenuhan kebutuhan hidupnya, semakin praktis maka semakin diminati, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan air minum dalam rumah tangga. Air minum dalam kemasan bermerek dirasa cukup mahal bagi sebagian kalangan dengan status ekonomi menengah ke bawah, sehingga muncullah depo-depo air minum isi ulang yang mulai menawarkan banyak kemudahan dalam memenuhi kebutuhan air dalam rumah tangga, air ini diklaim dapat langsung diminum dan tidak perlu diolah lagi.

Sejumlah depo air minum isi ulang yang mulai muncul di Tanah Bumbu adalah terbilang baru, walaupun teknologi air minum isi ulang sebenarnya sudah lahir di Indonesia sejak awal tahun 2000. Hal ini menarik minat masyarakat untuk menggunakan jasa layanan tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa air minum isi ulang dapat menimbulkan beberapa penyakit dan sebagian dapat membahayakan manusia yang mengkonsumsinya1,2,3, sedangkan dari sudut pandang ekonomi menyebutkan bisnis air minum isi ulang bisa menjadi sumber penghasilan utama bagi pengusaha kecil.4

Penyakit diare, disentri, hepatitis dapat ditularkan oleh air minum yang tidak dikelola dengan baik sebelum dikonsumsi.5 Hal ini disebabkan karena banyaknya organisme penyebab penyakit yang sangat mudah hidup, mengkontaminasi dan berkembang biak dalam air. Air minum isi ulang dapat dianggap tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan

beberapa pertimbangan antara lain adalah sumber air yang tidak jelas asal dan kualitasnya, perawatan dan pembersihan berkala dari peralatan yang masih kurang, prosedur pengelolaan air hingga ke tangan konsumen yang tidak higienis serta pengawasan dari pemerintah masih kurang.

Berdasar pada kondisi seperti di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan cara pengambilan air dengan dan tanpa desinfeksi alkohol pada lubang tempat keluarnya air isi ulang. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan cara pengambilan air terhadap kandungan bakteriologis pada air minum isi ulang di Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perspektif lain dalam pengelolaan air minum isi ulang agar dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha kecil dan dapat memberikan jaminan keamanan

bagi masyarakat yang

mengkonsumsinya.

METODE

(3)

26

sampel air dilakukan dengan metode penghitungan angka kuman Most Probably Number (MPN) pada media Lactose Broth (LB), yang dilanjutkan dengan uji penegasan pada media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) dan penghitungan Total Plate Count (TPC) pada media Plate Count Agar (PCA).

Identifikasi bakteri dilakukan melalui uji pada media selektif maupun biokimia. Media selektif yang digunakan diantaranya adalah Eosine Methylene Blue Agar (EMB), Salmonella Shigella Agar (SSA), Endo Agar, Thiosulphate Citrate Bile Salts

Sucrose Agar(TCBS), Xylose Lysine

Desoxycholat Agar (XLD), dan Mac Conkey Agar (MCA). Uji biokimia dilakukan pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Lysin Iron Agar (LIA), Simmons Citrate Agar (SCA). Selain itu, dilakukan pengecatan Gram.

Data kelompok dilakukan uji beda dengan menggunakan uji Mann Whitney U Test2 sampel bebas pada perhitungan rerata jumlah koloni pada media PCA. Data disajikan secara deskriptif hasil perhitungan jumlah bakteri, jenis bakteri, dan perbedaan antara dua kelompok terhadap keberadaan bakteri yang mengkontaminasi sampel air isi ulang. HASIL

Hasil pada tabel 1 menunjukkan bahwa indeks MPN6 pada perhitungan jumlah bakteri pada Depo D dan E adalah 4 MPN per 100 ml, sedangkan depo A, B dan C tidak ditemukan adanya bakteri yang tumbuh pada uji MPN, meskipun demikian koloni bakteri tumbuh pada media PCA untuk semua sampel namun dalam perhitungan koloni tidak mencukupi untuk dimasukkan pada perhitungan TPC.6

Tabel i. Data perhitungan jumlah bakteri pada sampel air Perhitungan Bakteri

MPN (per 100ml) TPC (CFU/ml)

Depo A 0 0

Depo B 0 0

Depo C 0 0

Depo D 3,6 0

Depo E 3,6 0

Pembiakan sampel positif pada media selektif, biokimia, dan pewarnaan Gram, menunjukkan hasil bakteri yang mengkontaminasi sampel

air yang diperiksa merupakan bakteri gram negatif yaitu E.coli. Escherichia coli ditemukan pada sampel milik

depo D dan E.

Tabel ii. Jenis bakteri kontaminan pada sampel air

Depo Jenis Bakteri Kontaminan

Depo A Nil

Depo B Nil

Depo C Nil

(4)

27 Tabel 3 menyebutkan bahwa pada uji

beda antara kelompok depo air isi ulang yang didesinfeksi dan kelompok yang tidak didesinfeksi berdasarkan

jumlah koloni yang tumbuh pada biakan tidak berbeda secara signifikan (P=0,391).

Tabel iii. Uji Mann-Whitney dua kelompok depo berdasarkan cara pengambilan sampel dan jumlah koloni yang tumbuh pada biakan

Jumlah koloni yang tumbuh Mean Rank Z P (95%CI) Kelompok A (A,B,C) 16,93 -0,859 0,391 (0,292-0,622)

Kelompok B (D,E) 19,61

PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan di atas menunjukkan terdapat perbedaan hasil MPN antara kelompok A (A,B,C) dan B (D,E) dimana depo D dan E positif terdapat aktifitas biologis bakteri dengan menfermentasi lactose dan menghasilkan gas. Kultur di inkubasi selama 24 jam dalam suhu 37oC kemudian diperiksa, kurangnya waktu inkubasi mungkin mengakibatkan pertumbuhan koloni lebih lambat pada sampel dengan kontaminasi rendah.7 Hal ini mengakibatkan kelompok sampel B dengan cemaran lebih tinggi mengalami pertumbuhan koloni lebih cepat dari kelompok A, kelompok A pada uji TPC terdapat pertumbuhan koloni pada PCA meskipun jumlah koloni tidak mencukupi dalam syarat perhitungan.

Metode MPN berbasis tabung uji dengan indikator fermentasi lactose dan ditandai dengan timbulnya gas,8 sedangkan TPC merupakan metode penghitungan koloni bakteri yang dapat hidup pada media dengan berbagai pengenceran.9 Perbedaan cara perhitungan ini mengakibatkan perbedaan interpretasi hasil, meskipun keduanya dapat digunakan sebagai metode kuantifikasi tingkat cemaran bakteriologis air. Penelitian oleh Jackson (2000) menyatakan metode Heterotrophic Plate Count (HPC/ berbasis MPN) berbanding lurus pada hasil uji standar HPC (TPC).10

Sanitasi dan desinfeksi yang tidak baik mendukung timbulnya cemaran patogen enterik11 termasuk E. coli yang dapat mengakibatkan diare.12. Berdasarkan WHO dan UNICEF, air minum dasar yang layak konsumsi adalah air yang bebas dari cemaran E.coli, Arsenic dan Flouride.13 Escherichia coli dapat bertahan lebih lama pada pupuk dan air sehingga bakteri ini lebih sering mengkontaminasi air.14 Kemampuan ini juga membuat E.coli memiliki peranan kunci bagi permasalahan penyakit bagi manusia maupun hewan ternak dimana E.coli secara persisten mencemari lingkungannya.15

(5)

28

kurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap produk air isi ulang.17 Meskipun demikian, penggunaan air isi ulang di Jakarta berkaitan dengan penurunan diare dibandingkan dengan penggunaan air keran.18

Keterbatasan penelitian ini adalah sampel depo yang diambil terlalu sedikit untuk bisa mewakili secara keseluruhan depo isi ulang yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil perhitungan uji digunakan perhitungan koloni yang tidak dibedakan berdasarkan pengenceran sehingga hasil kurang memiliki kekuatan untuk memberikan efek beda pada setiap kelompok. Meskipun demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pada depo yang lebih banyak dan hasil perhitungan yang lebih seragam.

Penelitian ini ingin menunjukkan sudut pandang usaha depo air isi ulang tidak hanya bisa dipandang sebagai salah satu cara meningkatkan kewirausahaan masyarakat dalam hal penyediaan air minum. Pendampingan, pengawasan, dan perlindungan terhadap konsumen secara konsisten terhadap bidang usaha ini dapat menjadi solusi efektif dan murah bagi penyediaan air bersih dan pengendalian terhadap waterborne disease seperti diare.18

Perawatan dan pembersihan rutin terhadap peralatan yang digunakan saat pengisian air minum isi ulang oleh pemilik depo isi ulang akan meningkatkan kualitas produk air isi ulang yang dihasilkan. Pengawasan oleh pemerintah secara berkala untuk menguji kualitas air akan memberikan perlindungan bagi konsumen serta keuntungan bagi produsen.

KESIMPULAN

Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan antara depo yang dilakukan

desinfeksi pada lubang pengeluaran air di bandingkan depo yang tidak disinfeksi. Masalah mungkin berada pada hulu dimana kontaminasi bisa berasal dari sumber air maupun instalasi perpipaan pada alatnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan penelitian ini. Ucapan terima kasih pula kepada para pemilik depot air minum yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rumondor PP, Porotu’o J, Waworuntu O. Identifikasi bakteri pada depot air minum isi ulang di Kota Manado. e-Biomedik. 2014;2(2):1–4.

2. Wandrivel R, Suharti N, Lestari Y. Kualitas air minum yang diproduksi di depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan persyaratan Mikrobiologi. J. Kesehatan Andalas. 2012;1(3).

3. Tombeng RB, Polii B, Sinolungan S. Analisis Kualitatif kandungan Escherichia coli dan Coliform pada 3 depot air minum isi ulang di Kota Manado. J. Kesehat Masy. Univ. Sam Ratulangi. 2013;1(7). 4. Bayer R, Hillbom E. Drinking

water as a source of income, how microentrepreneurs in water business perceive drinking water as a source of income. Human geography. [Swedia]: Lund University; 2013.

(6)

29 Dasaruntuk Bakteriologi Klinis,.

Jakarta: EGC; 2011. 143 p. 6. Lee PS. Quantitation of

Microorganism. In: Golman E, Green LH, editors. Practical Handbook of Microbiology. 2nd ed. Boca Raton, FL: CRC Press; 2009.

7. Davis KER, Joseph SJ, Peter H, Janssen PH. Effects of Growth Medium , Inoculum Size , and Incubation Time on Culturability and Isolation of Soil Bacteria menbrane filtration and multiple tube fermentation by the colilert and enterolert methods for detection of waterborne Coliform bacteria, Escherichia coli, and Enterococci used in drinking and bathing water quality monitoring in Southern Swed. Appl Environ Microbiol. 1998;64(8):3079–83. 9. Gunasekera TS, Attfield P V,

Veal DA. A flow cytometry method for rapid detection and enumeration of fungal spores in the atmosphere. Appl Environ Microbiol. 2000;66(3):1228–32. 10. Jackson RW, Osborne K, Barnes

G, Jolliff C, Zamani D, Roll B, et al. Multiregional Evaluation of the SimPlate Heterotrophic Plate Count Method Compared to the Nuaemy SH. Bacteriological and physicochemical studies on Tigris River near the water purification stations within Baghdad Province.

J Environ Public Health [Internet]. 2012;2012:1–8. Available from: from Children with Diarhoea Attending teh National Hospital in Abuja, Nigeria. Shiraz E-Medical J. 2009;10(3):99–106.

13. WHO, UNICEF. Wash post-2015: proposed targets and indicators for drinking-water,sanitation and hygiene. 2015. p. 1–12.

14. Solomon EB, Yaron S, Matthews KR. Transmission of Escherichia

coli O157 : H7 from

Contaminated Manure and Irrigation Water to Lettuce Plant Tissue and Its Subsequent Internalization Transmission of

Escherichia coli O157 : H7 from

Contaminated Manure and Irrigation Water to Lettuce Plant T. Appl Environ Microbiol. 2002;68(1):5–9.

15. LeJeune JT, Besser TE, Hancock DD. Cattle water troughs as reservoirs of Escherichia coli O157. Appl Environ Microbiol. 2001;67(7):3053–7.

16. U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Household Water Use and Health Survey for the Water Safety Plan Linden , Guyana. 2007.

17. Cherunya PC, Janezic C, Leuchner M. Sustainable Supply of Safe Drinking Water for Underserved Households in Kenya: Investigating the Viability of Decentralized Solutions. Water. 2015;7:5437–57.

(7)

30

community-scale water treatment refill kiosks and childhood diarrhea in Jakarta. Am J. Trop

Med Hyg [Internet].

2012;87(6):979–84. Available

from:

Gambar

Tabel ii. Jenis bakteri kontaminan pada sampel air

Referensi

Dokumen terkait

Menata kembali pola parkir yaitu dengan cara menata kembali parkir yang sudah ada, dengan cara merubah posisi parkir baik motor ataupun mobil, dengan

Bahan pengikat yang dipakai umumnya adalah jenis semen Portland atau disebut juga Portland Cement (PC). Agregat kasar umumnya adalah dipakai krikel atau batu

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,491 lebih dari nilai t tabel sebesar 1,98422 serta nilai signifikan sebesar 0,014kurang dari

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, selanjutnya disebut RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional periode 20

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk

Dalam proses perancangan interior, banyak hal yang menjadi pertimbangan saat mendesain, terutama kantor, seperti elemen pembentuk ruang, materialn, brand image

Objek yang akan diteliti/dievaluasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan SIMKES di enam puskesmas dan SIMKES di Dinas Kesehatan dalam mendukung

Apakah pengawasan masyarakat memang diperintahkan oleh hukum dan perundang-undangan di Indonesia?, jawabannya adalah YA karena komponen pendukung dalam kegiatan