• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIM: 10.02.3.11.000.42 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2012/2013 DAFTAR ISI - METPEN – Study Mengenai Karakteristik Petani Cabe Rawet Di Des

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NIM: 10.02.3.11.000.42 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2012/2013 DAFTAR ISI - METPEN – Study Mengenai Karakteristik Petani Cabe Rawet Di Des"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Study Mengenai Karakteristik Petani Cabai Rawit Di

Des. Bunbarat Kec. Rubaru Kab. Sumenep

“(penelitian kualitatif untuk memenuhi tugas metodologi penelitian)”

DI SUSUN OLEH: ABD. WAFI

NIM: 10.02.3.11.000.42

EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

(2)

DAFTAR ISI

2.2.3. Definisi Cabai Rawit Menurut Para Tokoh ...8

2.2.4. Teori Kesejahteraan ...9

3.6. Uji Keabsahan Hasil Penelitian...13

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Berdasarkan observasi, desa bunbarat merupakan salah satu desa terpencil di kabupaten sumenep, desa ini juga dikatakan sebagai desa yang agraris, karna rata-rata di desa tersebut bermata pencaharian di sektor pertanian. dimana desa ini memiliki luas wilayah sekitar 3.45 km persegi, dengan luas tanah sawah mencapai 79.90 hektar, sedangkan luas tanah yang kering mencapai 264.66 hektar, namun tanah yang kering sebagian digunakan untuk bangunan sekitar 42.52 hektar, sebagiannya lagi digunakan untuk ladang dan perkebunan sekitar 198.29 hektar, selain dari itu lahan yang tidak digunakan mencapai 2.15 hektar saja. Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa bunbarat adalah 2093 jiwa, dengan rincian 988 laki-laki dan 1105 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 516 KK. Sedangkan kepadatan penduduk mencapai 607 per km2.

Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa bunbarat maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2009-2010

No Usia Jumlah

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2010

No Penduduk Jumlah

1 Laki-laki 988

2 Perempuan 1105

Jumlah 2093

(5)

Sumber: Hasil observasi, diolah

Keterangan: Tabel 1.1.1 menunjukkan bahwasanya masyarakat di desa bunbarat jumlahnya lebih besar perempuan dari pada laki-laki

Lahan di desa bunbarat yang mencapai sekitar ratusan hektar, para tenaga kerja lebih di fokuskan pada sektor pertaniannya. karna semua lahan tidak lain hanya digunakan untuk bercocok tanam terutama di jadikan sebagai tempat usaha petani di berbagai bidang, seperti bidang tanaman pangan, industri, peternakan dan perkebunan. Berikut ini adalah tabel mengenai banyaknya rumah tangga yang ber usaha di berbagai bidang menurut keadaan ekonomi:

Tabel 1.1.3

Banyaknya Rumah Tangga Yang Ber Usaha Di Berbagai Bidang Tahun 2009/2010

Sumber: Hasil observasi, diolah

Keterangan: Tabel 1.1.3 menunjukkan bahwasanya dari sekian banyak usaha yang lakukan oleh masyarakat bunbarat yang paling banyak jumlahnya adalah usaha di bidang tanaman pangan seperti cabi rawit yang dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat bunbarat, di samping itu usaha lainnya seperti jasa hanya sebagai tambahan pendapatan saja.

Cabai rawit merupakan salah satu tumbuhan/tanaman yang di peroleh dari hasil kerja keras seorang petani di desa bunbarat sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat, karna salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai merah. Cabai rawit juga dikatakan sebagai salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat bunbarat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan, karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional (Setiawati, 2005).

Petani merupakan salah satu buruh/pekerja di desa bunbarat yang bekerja keras demi memenuhi segala kebutuhannya.di sektor pertanian, terutama dalam bidang tanaman-tanaman

(6)

rawit di pasaran, sehingga para petani di desa bunbarat harus mencari cara lain agar kemudian harga cabe rawit di pasaran tetap stabil.

1.2. Rumusan Masalah

Sebagian besar masyarakat bunbarat sudah menjadikan cabe rawit sebagai salah satu sumber pendapatannya, selain itu cabe rawit juga bisa dijadikan sebagai bumbu dari setiap makanan.

Sehingga dapat di ajukan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik petani di desa bunbarat?

2. Bagaimana kondisi harga cabai rawit pada tahun berikutnya?

3. Bagaimana pengaruh harga cabai di pasaran terhadap pandapatan masyarakat? 4. Bagaimana dengan kesejahteraan masyarakat bunbarat itu sendiri?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengedentifikasi karakteristik petani di desa bunbarat 2. Untuk memetakan harga cabai rawit pada tahun berikutnya

3. Untuk mengetahui pengaruh harga cabe terhadap pendatan masyarakat 4. Untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat bunbarat

1.4. Mamfaat

Dengan di adakannya penelitian ini di harapkan dapat memberikan mamfaat baik secara akademik maupun non akademik, adapun mamfaatnya sebagai berikut:

1.4.1. Mamfaat Teoritis

1. Pengembangan penelitian tentang karakteristik petani cabai rawit di desa bunbarat 2. Memberikan tambahan wawasan mengenai penelitian yang di lakukan

1.4.2. Mamfaat Praktis

1. Sebagai bahan instansi bagi masyarakat bunbarat mengenai kondisi harga cabe rawit

2. Sebagai alternatif kebijakan

3. Sebagai bahan rekomendasi kebijakan

(7)

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan oleh seorang peneliti yang kemudian akan menjadi sebuah perbandingan bagi penelitian yang akan dilakukan sekarang, seperti penelitian yang di lakukan oleh Nesha Prm Sitompul (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Mengenai Usahatani Cabe Merah (Capsicum Annum L) Di Desa Perean Tengah, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dimana Penelitian dilakukan di Desa Perean Tengah, Baturiti, Kabupaten Tanbanan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pendapatan petani dan keuntungan keuntungan dari cabai pertanian biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah munggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya rata-rata pendapatan total usahatani cabe merah sebesar Rp 12.141.229,00/usahatani/musim atau Rp 86.723.064,00/ha/musim sedangkan keuntungan petani dalam berusahatani cabe merah sebesar Rp 11.703.260,00/usahatani/ musim atau Rp 83.594.714,00/ha/musim. Secara umum tujuan usahatani cabe merah pada akhirnya untuk memperoleh pendapatan dan tingkat keuntungan yang layak dari usahataninya. Kegairahan petani untuk meningkatkan kualitas produksinya akan terjadi selama harga produk berada di atas biaya produksi. Perbedaan pada penelitian ini hanya bebeda lokasi saja, sedangkan persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif serta objek penlitiannya.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Ketenagakerjaan

Tenaga kerja (man power) merupakan seluruh penduduk yang dianggap memiliki potensi untuk bekerja secara produktif (Adioetomo, 2010). Hal ini berarti penduduk yang mampu menghasilkan barang dan jasa dapat disebut sebagai tenaga kerja.

1. Konsep Gainful Worker Approach

(8)

2. Konsep Labor Force Approach (angkatan kerja)

A n g k a t a n k e r j a ( labor force) haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini masih di bagi dua

a ) B e k e r j a menkonsumsi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.

2.2.2. Teori Konsumsi

1. Keynes

Teori ini menyatakan tentang hubunhgan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan nasional yang diukur berdasarkan harga konstan.

adi :

C = f ( Y d ) C = Konsumsi F = Fungsi

Yd = Disposisi income (pendapatan yang benar-benar dapat dinikmati oleh rumah tangga).

.

Tx = Pajak ; Tr = Transper Payment (seperti Subsidi)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa besarnya konsumsi sangat tergantung pada besarnya pendapatan (Yd). Semakin besar pendapatan, maka semakin tinggi pula konsusi (Yd ) dan sebaliknya. Keynes mengatakan: Apabila pendapatan makin tinggi/meningkat MPC tetap sedangkan APC akan menurun. Jadi makin tinggi income, makin kecil APC.

a) Variabel nyata ;

Yang dimaksud adalah bahwa fungsi konsumsi Keyness menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan. jadi besarnya hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal.

b) Pendapatan yang terjadi

Dalam literatur banyak disebut bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran nasional yang terjadi (Current National Income). Penemuan ini sekedar untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud Keyness bukannya pendapatan yang terjadi sebelumnya, bukan pula pendapatan yang diramalkan akan terjadi dimasa yang akan datang.

(9)

c) Pendapatan Absolut

Dalam lliteratur banyak pula disebut-sebut bahwa fungsi konsumsi Keyness; variabel pendapatan nasional yang perlu di interprestasikan sebagai pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan pula 2. Milton Fridman (Permanent Income Hipotesis)

Dengan menggunakan asumsi bahwa: konsumen bersikap rasional dalam mengalokasikan pendapatan yang diperoleh selama hayatnya diantara kurun waktu yang dihadapinya serta menghendaki pola-pola konsumsi yang kurang lebihnya merata dari waktu kewaktu. Milton Fridman menarik kesimpulan bahwa konsumsi permanen seseorang konsumen atau suatu masyarakat mempunyai hubungan yang positif dan proporsional dengan pendapatannya/pendapatan mereka yang bersangkutan.

3. James Desenbery

James Desenbery mengemukakan pendapatnya bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat di tentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Ia berpendapat bahwa apabila pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluarannya untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi ini, mereka terpaksa mengurangi saving.

Menurut James Desenbery faktor–faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi sebagai berikut:

a) Distribusi pendapatan nasional.

b) Banyaknya kekayaan masyarakat dalam bentuk alat- alat liquit. c) Banyaknya barang–barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat.

(10)

merah, kuning, dan oranye. Panjang buah antara 2-3,5 cm dengan diameter sekitar 0,4-0,7 cm. Cabai ini tumbuh baik di dataran rendah dan dataran tinggi (Nawangsih, et al., 1994).

Cabai rawit adalah salah satu jenis cabai yang termasuk dalam genusCapsicum. Buahnya kecil, namun rasanya lebih pedas dibandingkan cabai besar biasa. Bahkan menurut Skala Scoville (skala ukuran kepedasan cabai secara internasional), kepedasan cabai rawit mencapai nilai 50.000-100.000.Tanaman ini berwarna hijau saat muda dan berubah warna menjadi merah pada saat tua. Selain di Indonesia, cabai rawit juga tumbuh dan populer di negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura, si pedas ini dikenal dengan cili padi, sedangkan di Filipina disebut dengan siling labuyo, dan di Thailand bernama phrik khi nu. Sedangkan dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Thai pepper atau birds eye chili pepper (Lili, 2011).

2.2.4. Teori Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi. kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian (Swasono, 2005:2).

(11)

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur dari pemikir seorang peneliti tentang penelitian yang akan di lakukan yang berdasarkan rumusan masalah tertentu.

Kondisi Kehidupan Petani Cabe Rawit

Kondisi Harga Cabe Rawit

Pendapatan Petani Identifikasi

karakteristik petani

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. karna di dukung oleh beberapa teori dan sesuai dengan pendapat para tokoh. Di sisi yang lain penelitian kualitatif juga peduli dengan seluruh aspek yang melekat dalam fenomena sosial serta memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

3.2. Fokus Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini di lakukan di desa bunbarat yang berupa proses sosial yang terjadi dalam masyarakat, obyek penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakterisrik petani cabe rawit di desa bunbarat. Sedangkan yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah para pelaku (orang) yang secara langsung terlibat di dalam realitas yang diamati yakni petani cabe dan lurah.

3.3. Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, karena penentuan sample atau informan juga mengacu kepada kedalaman informasinya, maka metode penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling (metode penentuan sample yang dilakukan secara sengaja atau metode sampling dengan berbagai alasan atau tujuan). Tujuannya adalah untuk menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin guna merinci kekhasan yang ada yang nantinya dapat dijadikan dasar rancangan teori yang muncul.

Karena realitas sosial hanya dikaji berdasarkan pada pelaku-pelaku yang terlibat di dalamnya, maka peneliti hanya menentukan beberapa informan yang dianggap secara langsung terlibat di dalam realitas yang diamati.

Informan utamanya adalah aktor yang terlibat dalam proses kolaborasi yaitu lurah dan petani cabe rawit. Informan lainnya adalah sejumlah masyarakat yang terkait dan berinteraksi dengan informan utama. Pilihan informan ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan data, karna keberadaan informan pada penelitian ini cendrung untuk mewakili informasinya.

3.4. Sumber Dan Jenis Data

(13)

Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya bahwa informan dalam penelitian ini adalah petani cabe dan lurah. Informan lainnya adalah sejumlah masyarakat yang terkait dan berinteraksi dengan informan utama. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber yang dari informan, kebanyakan data ini berupa kutipan-kutipan hasil wawancara berwujud kumpulan kata-kata dalam bentuk kalimat faktual sederhana atau bisa juga dalam bentuk paragraf penuh terkait realitas yang diteliti. Sedangkan jenis data yang kedua adalah data sekunder yang dapat berupa dokumentasi atau arsip yang di dalamnya berisikan bahan tertulis, seperti laporan dari kepala desa dan lain-lain.

3.5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan menganalisa data yang telah di peroleh, sehingga data yang sudah ada dalam penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan pelengkap.

3.5.1. Teknik pengumpulan data 1. Observasi umum

Observasi umum merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung tanpa berinteraksi langsung pada objek penelitian, yakni tentang obyek yang bersifat universal, seperti fenomena-fenomena yang terjadi di suatu desa. Tahap ini sebenarnya dilakukan untuk memperoleh transpransi tentang apa sebenarnya yang harus dilakukan apabila obyek tersebut benar-benar dijadikan sasaran penelitian. Tahap ini amat bermanfaat bagi sebuah keputusan, jadi atau tidak penelitian dilakukan terhadap obyek tersebut.

2. Eksplorasi/observasi fokus

Setelah di lakukan observasi umum, maka observasi ini akan lebih di fokuskan pada masalah-masalah ataupun hal-hal khusus yang menjadi sasaran utama penelitian, seperti: masalah karakteristik petani cabe rawit, harga cabe rawit serta pengaruh harga cabe rawit di pasar terhadap pendapatan mayarakat bunbarat di desa bunbarat.

(14)

3. Tahap pengumpulan data

Dalam penelitian ini akan melakukan dua tahap diskusi, yaitu; Pertama, tahap diskusi dengan melibatkan berbagai informan anggota FGD (Focus group discussion) yang ditentukan berdasarkan kemampuan dan kompetensi formal serta kompetensi penguasaan fokus masalah FGD; Kedua, diskusi dengan para ahli, melalui langkah-langkah analisis sebagai berikut:

1. Menentukan kesamaan pandangan dan pendapat berdasarkan konteks yang berbeda 2. Menentukan persamaan istilah yang digunakan, termasuk perbedaan pendapat

terhadap istilah yang sama.

3. Mencari hubungan diantara masing-masing temuan jawaban yang ada untuk menentukan bentuk bangunan hasil diskusi atau sikap dan pendapat kelompok terhadap masalah yang didiskusikan (fokus diskusi)

Tahap analisis akhir, pada tahap ini peneliti tidak saja dapat menemukan jawaban atas persoalan saja namun juga mengintraksikan hubungan-hubungan tersebut pada tingkat yang lebih substansial, menyangkut diantaranya dengan kebijakan perlindungan yang telah ada dan beberapa nilai terhadap kategorisasi jawaban para informan, bahkan nantinya sampai pada tingkat mengkonstruksi pengetahuan baru, mendekonstruksi teori, dan merekonstruksi teori-teori baru.

3.6. Uji Keabsahan Hasil Penelitian 1. Credibility

Merupakan validitas internal dengan melakukan pengujian dan pengecekan silang terhadap tingkat keterpercayaan data melalui pengamatan yang berulang, yang diperoleh lewat ketekunan, pengamatan terhadapmasalah-masalah yang diteliti. Pengujian creadibility dilakukan melalui :

(15)

- Triangulasi kejujuran peneliti

Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subyektifitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Karena bisa juga terjadi sadar atau tanpa sadar peneliti melakukan tindakan-tindakan yang merusak kejujurannya ketika pengumpulan data, atau terlalu melepaskan subyektivitasnya bahkan kadang tanpa kontrol, ia melakukan rekaman-rekaman yang salah terhadap data di lapangan. Melihat kemungkinan-keungknan ini, maka perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan meminta bantuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

- Triangulasi dengan sumber data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan; a) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan dokumentasi data, b) membandingkan dengan apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, c) membandingkan apa yang dikatakan para informan tentang obyek penelitian terhadap situasi, d) membandingkan keadaan dan perspektif informan dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, e) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

- Triangulasi dengan model

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-intervew dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbeda maka penelitia harus bisa menjelaskan perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.

- Triangulasi dengan teori

Upaya ini dapat dilakukan denagn pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barang kali mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya. Secara logika dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data lain dengan maksud untuk membandingkannya.

2. Transferability

merupakan validitas eksternal yang diperoleh lewat uraian yang cermat, rinci atau mendalam dalam melihat kesamaan konteks antara pemberi dan penerima data 3. Dependability

Merupakan validitas data melalui pemeriksanaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian dalam melihat apakah hasil data yang diperoleh sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat.

(16)
(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Tentang Desa Bunbarat 1. Demografi/Kependudukan

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa bunbarat adalah 2093 jiwa, dengan rincian 988 laki-laki dan 1105 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 516 KK. Sedangkan kepadatan penduduk mencapai 607 per km2.

Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa bunbarat maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2009-2010

(18)

mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Landungsaridesa bunbarat

Tabel

Tamatan Sekolah Masyarakat N

o Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan

1 Usia 3-6 tahun yang belum

masuk TK 15 orang 180 orang

2 Usia 3-6 tahun yang sedang

TK/Playgroup orang100 50 orang 3 Usia 7-18 tahun yang tidak

sedang sekolah 50 orang 50 orang 4 Usia 18-56 thn pernah SD tapi

tidak tamat orang300 200 orang

5 Tamat SD/sederajat 150

orang 110 orang 6 Jumlah usia 18-56 tahun tidak

tamat SMP orang100 100 orang

7 Jumlah usia 18-56 tahun tidak

tamat SLTA orang155 88 orang

8 Tamat SMP/sederajat 145

orang 165 orang

9 Tamat SMA/sederajat 100

orang 111 orang 1

0 Tamat D-1 25 orang 10 orang

1

1 Tamat D-2 15 orang

-1

2 Tamat D-3 -

-1

3 Tamat S-1 25 orang 20 orang

1

4 Tamat S-2 -

-1

(19)

Sumber : Laporan Kepala Desa, di olah

Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa bunbarat hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.

Rendahnya kualitas pendidikan di Desa bunbarat, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa bunbarat baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.

Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa bunbarat yaitu melalui pelatihan dan kursus. Misalnya pelatihan ketrampilan perbengkelan dan otomotif yang bekerja sama dengan Universitas Wiraraja Sumenep, Bahkan Desa bunbarat telah menggagas untuk adanya SMK Negeri di Desa bunbarat . dengan gagasan tersebut di atas nantinya desa bunbarat mampu

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempu

an

1 Petani 450 orang 269 orang

2 Buruh tani 250 orang 215 orang 3 Pegawai Negeri Sipil 50 orang 25 orang 4 Pedagang keliling 10 orang 10 orang

5 Peternak 150 orang 101

6 Montir -

-7 Dokter swasta - 1 orang

(20)

tangga

9 TNI 5 orang

-10 POLRI 5 orang

-11 Pensiunan

PNS/TNI/POLRI 75 orang 38 orang 12 Pengusaha kecil dan

menengah 115 orang 1 orang 13 Jasa pengobatan

alternatif 1 orang

-14 Dosen swasta 10 orang 8 orang 15 Karyawan perusahaan

swasta 55 orang 3 orang

16 Sopir 10 orang

-17 Tukang becak -

-18 Tukang ojek 85 orang

-19 Tukang cukur 25orang

-20 Tukang batu/kayu 152 orang

-21 Kusir dokar 2 orang

-4. Jumlah Penduduk berdasarkan agama

Penduduk Desa Landungsari terdiri atas berbagai pemeluk agama, diantaranya: Islam, Katolik, Kristen dan Hindu .

Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan pemeluk agama.

(21)

No Nama Agama Jumlah Prosentase ditunjukan jumlah kemiskinan yang semakin mengecil, meskipun tiga dusun yang berada dibawah wilayah bunbarat ada perbedaan situasi dan kondisi perekonomian. transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.

Dengan model keterbukaan dan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga desa, tokoh masyarakat desa dan memak-simalkan kinerja Pemerintah Desa, serta peran aktif BPD dalam merencanakan, mengendalikan, memonetoring pelaksanaan pem-bangunan masyarakat desa bunbarat, factor-faktor yang menyebabkan masalah kemiskinan, ketenaga kerjaan dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pembangunan desa saat ini dapat di minimalisir.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Jenis Petani Di Desa Bunbarat

1. Pertanian dalam arti sempit dan luas. Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.

(22)

perkebunan BUMN, perkebunan Swasta Asing, perkebunan Swasta Nasional , Joint venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal juga PIR unggas.

3. Pertanian Tanaman Makanan dan Perdagangan, Penggol ongan ini cukup lemah, sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat di perdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum komodi t inya bukan untuk sebagai bahan makanan. Tanaman Makanan terdi ri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian.

4. Pertanian Hortikultur dan non-Hortikultur. Horti kul tur terdi ri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan.

5. Pertanian Tanaman Semusim dan Tanaman Keras, Tanaman semu-sim sering disebut tanaman muda atau tanaman tahunan atau annual crop.

5.1.2. SDM dan SDA

Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Disamping melalui pengembangan SDM berbasis kompetensi maka diperlukan penguatan kelembagaan pertanian misalnya lembaga keuangan, pemasaran, penyuluhan, penelitian dan pengembangan yang saling bersinergis.

Setiap program pengembangan sektor pertanian khususnya yang berkait dengan program pengembanagn SDM pertanian harus merupakan bagian integral dari peningkatan kesejahteraan petani (PPK). Pengembangan model pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan berbasis kompetensi dan agribisnis diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM pertanian. Pada gilirannya mampu meningkatkan produktifitas, mutu dan harga hasil pertanian yang kompetitif. Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang didukung dengan pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.

5.1.3. Penanaman Dan Pemupukan Cabe Rawit

Menanam Cabe merupakan kegiatan budidaya pertanian yang bisa dibilang cukup kompleks, menanam cabe memerlukan keahlian dan intensitas perawatan yang lebih optimal. berikut langkah -langkah dalam menanam cabe rawit yang benar :

1. Menyiapkan Bibit

(23)

a. Pilih buah cabe yang sehat, lebih besar dari yang lainnya dan matang sempurna. b. Buang bagian pangkal dan ujungnya.

c. Sayat bagian buah yang tersisa, kemudian ambil bijinya.

d. Jemur ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama tiga hari. 2. Media Tanam

Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam supaya terjadi pemadatan media yang sempurna.

3. Penanaman

Seminggu sebelum tanam, media disiram dengan dua gelas MOL Keong Massecara merata. Sebelum disiramkan, MOL harus dicampur air terlebih dahulu dengan dosis dua gelas MOL ditambah seember air (kira-kira 10 liter). Begitu juga sehari sebelum tanam, media harus disiram lagi menggunakan MOL dengan dosis yang sama, tetapi dalam penyiraman cukup segelas saja.

4. Perawatan Tanaman

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tanaman adalah:

a. Penyiraman dilakukan secara rutin, setiap pagi dan sore hari. Kegiatan ini tidak perlu dilakukan apabila cuaca hujan atau tanaman dikocor dengan MOL.

b. Mulai umur 7 hari sampai keluar bunga tanaman dikocor menggunakan MOL Keong Mas dengan dosis dua gelas/ember air. Setiap tanaman cukup diberi satu gelas dan diulang seminggu sekali.

c. Sejak tanaman berbunga sampai habis masa panen pengocoran tanaman menggunakan MOL Rebung Bambu dengan dosis dan cara pengaplikasian sama seperti di atas. Mengenai pembuatan MOL diuraikan di bawah.

d. Penyemprotan menggunakan EM TANI 3 setiap lima hari sekali dengan dosis dua sdm/liter air.

e. Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.

f. Pencabutan tanaman liar atau rumput yang tumbuh di media tanam sekaligus dengan mengemburkan medianya.

(24)

5.1.4. Kualitas Cabe Rawit Pasca Panen

Panen adalah kegiatan memetik hasil dari tanaman cabai rawit yang telah mencukupi umur fisiologisnya. Kegiatan memetik/memanen cabai rawit yang telah siap panen sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan persyaratan yang diminta pasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan panen adalah sebagai berikut :

a. pemanenan dilakukan pada umur panen yang tepat untuk menghasilkan mutu yang baik.

b. Pemanenan dilakukan dengan cara yang tidak menurunkan hasil c. Hasil panen dilakukan secara hati-hati

d. Alat dan wadah yang digunakan untuk panen dalam keadaan baik, bersih, bebas kontaminasi serta bukan bekas pestisida/ pupuk/ serta mudah dibersihkan

e. Hasil panen cabai rawit tidak boleh dicampur dengan cabai yang busuk atau terkena penyakit. Pada saat panen, buah cabai rawit yang rusak sebaiknya disingkirkan, kemudian cabai rawit yang baik dimasukkan ke dalam karung jala dan apabila akan disimpan dapat diletakkan di tempat kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.

Menanam Di Pot

Menanam cabe di pot akan lebih menguntungkan dibanding di tanah langsung. Sebab akarnya tidak menghujam jauh ke dalam tanah. Sehingga pada musim kemarau akar tidak mampu mengakses air di dalam tanah. Kondisi ini membuat tanaman kerdil dan lama-lama mati.

Lain halnya bila di tanam di dalam pot. Ketersediaan air selalu terjaga karena selalu disiram. Kondisi ini membuat tanaman berbuah tak kenal musim. Hal ini disebabkan kebutuhan air dan nutrisi terpenuhi dengan baik. Cabe akan tumbuh subur bila ditanam di media tanam yang subur. Media tanam bisa dibuat sendiri dengan cara mencampur pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan Pupuk kandang bisa diganti kompos.

Tanaman cabe yang ditanam oleh petani pada mulanya berkembang secara alami. Setelah itu, para pemulia tanaman mengembangkan dan memperbaikinya, baik melalui seleksi negatif maupun seleksi positif, dengan proses pembentukan karakteristik cabe. Untuk memenuhi permintaan cabe, baik kualitas maupun kuantitasnya, para ahli telah menciptakan cabe dengan keunggulan-keunggulan tertentu yang menguntungkan para petani sebagai produsen dan para konsumen. Cabe baru yang tercipta tersebut umumnya mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan dengan cabe biasa dan umurnya genjah (cepat dipanen). Jenis cabe seperti ini, baik cabe merah besar, cabe keriting, maupun cabe rawit, biasa disebut cabe hibrida.

(25)

Sebelum cabai rawit dijual sebaiknya dilakukan seleksi dengan memisahkan cabai rawit yang bagus dan yang jelek kualitasnya. Cabai -cabai tersebut harus dikemas dengan baik agar tidak rusak. Dengan kemasan yang baik tentu akan menambah biaya namun kerusakan akan jauh lebih sedikit sehingga keuntungan masih lebih tinggi.

5.1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Cabai

Gangguan terhadap pola dan kuantitas produksi yang terjadi pada komoditas cabe yang terjadi pada akhir tahun 2010 ini bukanlah kejadian yang sulit dan tidak bisa diprediksi. Jika melihat pergesaran dan perubahan iklim yang cenderung ekstrem beberapa tahun belakangan ini, sudah bisa dengan pasti diprediksikan akan menganggu pola dan kuantitas komoditas pertanian dan begitu juga dengan tanaman cabe. Karakteristik tanaman cabe yang juga bergantung kepada kelembaban udara dan kuantitas kandungan air dalam tanah serta perubahan iklim atau cuaca tahun belakangan ini, sudah bisa menjadi dasar untuk melakukan prediksi bahwa kondisi ini akan menganggu produksi tanaman cabe. Prediksi dini inilah yang tidak bisa dilakukan oleh pemerintah melalui instansi yang terkait (kementerian pertanian dan perdagangan).

Berdasarkan hasil wawancara, faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi fluktuasi harga cabai merah di desa bunbarat kecamatan rubaru kabupaten sumenep adalah :

1. Faktor Saprotan (Sarana Produksi Tanaman) terdiri atas variabel harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, dan harga mulsa.

2. Faktor Perayaan dan Pesta terdiri atas variabel perayaan hari-hari besar keagamaan, hajatan/pesta, dan biaya pemasaran.

3. Faktor Impor dan Cuaca terdiri atas variabel volume impor dan kondisi cuaca/iklim (tingkat curah hujan).

Selain faktor di atas, faktor lain yang menjadi penyebab naik turunnya harga cabai adalah mengenai informasi harga cabai di pasar menurut petani dan sistem penjualan cabai berlangganan dengan pedangang pengepul. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh petani cabe sangat erat kaitannya denga harga jual cabe yang diterima petani. Harga jual cabe di tingkat petani dipengaruhi oleh biaya usahatani, harga pasar menurut petani, jumlah produksi, sistem berlangganan dengan pedagang pengumpul, modal panjar dan pengalaman usaha tani. 5.1.6. Pengaruh harga terhadap pendapatan

pendapatan bersih merupakan selisih pendapatan kotor dikurangi total biaya produksi. Pendapatan petani cabai merah.

(26)

atau unsur penggerak yang harus berprakarsa secara mandiri dan kreatif untuk mencari langkah-langkah yang harus dilakukan, supaya usaha budidaya pertanian yang telah turun-temurun biasa dilakukan serta dapat menciptakan dan menumbuh-kembangkan usaha-usaha baru seperti pengolahan hasil pertanian, pemasaran atau penyediaan jasa keuangan. Unsur birokrat harus mampu memposisikan dirinya dari semula sebagai pelaksana pembangunan dan menjadi sebagai fasilitator pembangunan yang dalam setiap kegiatannya selalu berpihak kepada masyarakat yang lemah dan tidak berdaya, sehingga tumbuh sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan. Unsur pengusaha sebagai mitra usaha ekonomi kerakyatan di perdesaan, sehingga semua pihak dapat menjalankan usahanya dengan keuntungan yang wajar, tanpa merugikan pihak manapun. Unsur pendukung terdiri dari para cerdik pandai, pemuka masyarakat, pemuka adat, pemuka agama, universitas, pesantren.

5.1.7. Penghasilan Tiap Panen

Sebelum tahun 2006 di desa bunbarat mengalami krisis ekonomi seperti yang di alami negara indonesia pada tahun 1997, semua harga cabe rawit di pasaran menurun, di samping itu para petani juga banyak yang gagal dalam tiap panennya yang pada gilirannya petani akan rugi, akibatnya pendapatan para petani juga berkurang. Namun setelah tahun 2006 ini di desa bunbarat mendapatkan bimbingan dan bantuan teknologi pertanian dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian), dengan adanya BPTP terbentuklah program PRIMATANI yang di harapkan dapat membantu terhadap kesuburan tanah, sehinnga para petani tidak selalu gagal panen. Di satu sisi adanya BPTP dapat membantu kesuburan tanah, di sisi yang lain BPTP sama sekali tidak berpengaruh terhadap harga cabe rawit di pasaran, keadaan yang seperti ini menunjukkan bahwa adanya teknologi yang menggunakan cara berimbang ini hanya membantu terhadap kualitas tanaman dan tidak berpengaruh terhadap harga cabe rawit yang ada di pasaran.

Pada tahun berikutnya yakni tahun 2008 harga cabe rawit yang hijau di desa bunbarat sekitar 15-20 ribu/kilo, sedangkan untuk cabe rawit yang merah sekitar 20-60 ribu/kilo, pada tahun 2009 inilah terjadilah penurunan harga cabe rawit lagi secara drastis yakni untuk cabe rawit yang hijau berkisar antara 5-7 ribu/kilo, sedangkan untuk cabe rawit yang merah hanya sekitar 10 ribuan, keadaan inilah yang menunjukkan bahwasanya di desa bunbarat mengalami krisis ekonomi yang kedua kalinya. Berikut tabel mengenai harga cabe rawit di desa bunbarat tahun 2008/2010:

Tabel 1.1.4

Harga Cabe Rawit Desa Bunbarat Tahun 2008/2010 Dalam Ribuan

No Cabe rawit Tahun

2008 2009 2010

1 Hijau 15-20/kilo 5-7/kilo 5-7/kilo

2 Merah 25-60/kilo 10/kilo 10/kilo

(27)

Keterangan: Tabel 1.1.3. menunjukkan bahwasanya terjadi penurunan harga cabe rawit secara drastis dari tahun 2008 ke tahun 2009-2010, keadaan inilah yang mengakibatkan pendapatan petani menjadi berkurang akibat dari turunnya harga cabe rawit di pasar.

“Semua para petani serba sulit maz, jika tidak segera di jual, khawatir nanti harganya turun lagi, jadi dengan terpaksa meskipun harganya bisa separuh lebih anjloknya dari minggu lalu, kami jual juga” ujar salah seorang petani, Ach. Tayyib ketika ditemui disela-sela panen cabe rawit dikebunnya (17-09-2010).

Harga cabe rawit rupanya memang ruwet, seketika harganya selangit, namun seketika bisa menukik turun drastis. Lebih drastis lagi jika harga cabe rawit juga dipermainkan oleh tengkulak-tengkulak, yakni dengan cara berupaya membeli cabe kepada petani semurah mungkin dan menjual kepada pedagang semahal mungkin, sehingga petani gigit jari dan pembeli rumah tangga sakit hati.

5.1.8. Pendapatan dan kesejahteraan

(28)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan penelitian di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Karakteristik petani bisa di tinjau dari pertanian dalam arti sempit dan luas. Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.

2. Menanam cabe memerlukan keahlian dan intensitas perawatan yang lebih optimal. 3. Kualitas cabai akan semakain baik apabila cabai di tanam di pot, karna akan lebih

menguntungkan dibanding di tanah langsung. Sebab akarnya tidak menghujam jauh ke dalam tanah. Sehingga pada musim kemarau akar tidak mampu mengakses air di dalam tanah. Kondisi ini membuat tanaman kerdil dan lama-lama mati.

4. Faktor Saprotan (Sarana Produksi Tanaman) terdiri atas variabel harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, dan harga mulsa.

Faktor Perayaan dan Pesta terdiri atas variabel perayaan hari-hari besar keagamaan, hajatan/pesta, dan biaya pemasaran.

5. Faktor Impor dan Cuaca terdiri atas variabel volume impor dan kondisi cuaca/iklim (tingkat curah hujan).

(29)

Dengan hormat

Sehubungan dengan di adakannya penelitian ini, maka kuesenir ini dibuat untuk menjawab segala permasalahan yang ada di dalam penelitian ini, untuk itu di harapkan kepada saudara untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan saudara.

Demikian kuesenir ini dibuat untuk di gunakan sebagai mana mestinya.

Petanyaan-Pertanyaan

I. Karakteristik petani

Lampiran: (Kuesenir) Nama :

(30)

2) Apa saja yang di butuhkan petani dalam bertani ?

II. Kondisi harga cabe rawit

1) Bagaimana cara pemupukan cabe yang baik?

2) Bagaimana kualitas cabe setelah di lakukan pemupukan yang berbeda? 3) Faktor apa saja yang mempengaruhi harga cabe?

4) Bagaimana pengaruh harga cabe terhadap pendapatan bapak?

III. Pendapatan masyarakat

1) Berapa penghasilan bapak tiap kali panen cabe? 2) Apakah ada perbedaan penghasilan tiap kali panen?

3) Bangaimana pengaruhnya penghasilan yang di peroleh terhadap kesejahteraan bapak?

Tjiptoherijanto, Prijono, 1996. “Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Nasional.” Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta

Baswarsiati, 2010. Budidaya dan pasca panen cabai rawit

Gambar

Tabel 1.1.3
Tabel Tamatan Sekolah Masyarakat
Tabel 1.1.4

Referensi

Dokumen terkait

Pada pada sapi hilangnya epididimis dapat sebagian atau total dari satu atau kedua epididimis, tetapi lebih sering terjadi epididimis yang kanan yang tidak ada.. Segmental

Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan pada penulis.. Semoga semua

Salah satu tanaman yang dibahas dalam penelitian ini adalah daun kemangi Ocimum citriodorum yang mana dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut terbukti memiliki

Nur Fitriana II Honeypot Menggunakan Honeyd… Dari ketiga pengujian terhadap serangan DoS, FTP dan ICMP dibuat grafik hasil pengamatan terhadap ketiga jenis serangan

dengan sejarah berdirinya Kota Lamongan yang pada waktu itu, yaitu “Masjid Ambuko Sucining Manembah” yang berarti Masjid yang memiliki gapura model cina dua genuk atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi (IMT/U), tingkat paparan media massa, dan faktor keturunan dengan usia menarche pada siswi di SMP

Pada dasarnya Action Script adalah bahasa pemrograman yang dibangun dari class-class yang telah dibuat oleh developer Flash.Progammer dapat menggunakan class tersebut

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi yang dilihat dari Negelkerke (R 2 ) adalah 0,073, artinya kombinasi variabel independen yaitu