Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 25 KARAKTERISTIK IBU DALAM PENERAPAN PENDIDIKAN SEKS ANAK
USIA DINI DI TK MDI 1 GAREN KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI
Characteristics Of Women In The Implementation Of Sex Education Early Childhood At TK MDI 1 Garen District Ngemplak Boyolali
Ika Rahma Pujiastuti, Anjar Nurrohmah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
ABSTRACT
UNICEF report in 1998, sexually exploited children reach 40,000-70,000 that spread in Indonesia. In Central Java, there are 1,600 cases of child sexual crime. Boyolali have high case of 21 million cases of violence, 52 percent are sex crimes that afflicts children, one of which is child abuse cases in four kids of kindergartens in Ngemplak Boyolali in September 2015. Objective to determine the level of knowledge of mothers and the behavior of the implementation of early sex education in TK MDI 1 Garen, Ngemplak Boyolali.
Methods: descriptive study, with 59 respondents. Using stratified random sampling. Using univariate analysis techniques.
Results: Most of the mothers have age between 21-30 as many as 33 people (55.9%). Most of the mothers have high school education as much as 69.5%, and most of the mothers work as self-employed about 18 people (30.5%). Most mothers have knowledge of early sex education was good as many as 33 people (55.9%) and only a few mothers who have good behavior in the implementation of early sex education as many as 35 people (40.9%).
Conclusion: The majority of high school educated mother with an age range of 21-30 years and has a self-employed job. Most mothers have a good knowledge of early sex education and only a few mothers who have good behavior in the implementation of early sex education.
Keyword: Knowledge, Early sex education, Behavior in implementation of sex education
ABSTRAK
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 26 yang salah satunya adalah kasus pencabulan pada empat anak TK di Ngemplak, Boyolali bulan September 2015. Tujuan mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam perilaku penerapan pendidikan seks anak usia dini di TK MDI 1 Garen, Ngemplak Boyolali.
Jenis penelitian deskriptif, dengan 59 responden. Menggunakan stratified random sampling. Menggunakan teknik analisa univariate.
Hasil sebagian besar ibu berusia antara 21-30 sebanyak 33 orang (55.9%). Sebagian besar ibu berpendidikan SMA sebanyak 69,5%, dan sebagian besar ibu bekerja wiraswasta yaitu sebanyak 18 orang (30,5 %). Sebagian besar ibu yang mempunyai pengetahuan tentang pendidikan seks anak usia dini yang baik sebanyak 33 orang (55,9 %) dan hanya sebagian kecil ibu yang mempunyai perilaku baik dalam penerapan pendidikan seks anak usia dini yaitu sebanyak 35 orang (40.9%).
Kesimpulan sebagian besar ibu berpendidikan SMA dengan rentang usia 21-30 tahun dan mempunyai pekerjaan wiraswasta. Sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang pendidikan anak usia dini dan hanya sebagian kecil ibu yang mempunyai perilaku baik dalam penerapan pendidikan seks anak usia dini.
Kata kunci : Pengetahuan, Pendidikan seks anak usia dini, Perilaku penerapan pendidikan seks
PENDAHULUAN
Pendidikan seks anak usia dini merupakan upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan kepada anak sejak ia memikirkan masalah-masalah seksual, hasrat, dan pernikahan sehingga ketika anak itu menjadi
pemuda, tumbuh dewasa, dan memahami urusan-urusan kehidupan maka ia mengetahui kehalalan dan keharaman (Madani, 2014). Tahap awal pendidikan seks adalah mengajarkan konsep benar dan salah, membiasakan membersihkan anggota tubuh, mengajarkan cara menjaga diri sendiri,
serta cara membina hubungan dengan orang lain. Pendidikan seks tidak hanya mencakup pengetahuan seputar seks. Pendidikan seks juga membahas cara mendidik perilaku anak terhadap seks (Tjandra, 2012).
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 27 2013) batasan tentang masa anak
ditemukan cukup bervariasi di negara maju, istilah anak usia dini (early childhood) adalah anak yang berkisar
antara usia 0-8 tahun. Namun bila dilihat dari jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang termasuk dalam kelompok anak usia dini adalah anak
usia SD kelas rendah (1-3), Taman Kanak-kanak (kindergarten), kelompok bermain (play group) dan anak masa sebelumnya (masa bayi).
Januar (2007) menyebutkan di dunia diperkirakan terdapat 1 juta pekerja seks anak di bawah 18 tahun. Di antaranya, 300 ribu terdapat di Asia Pasifik. Dari laporan UNICEF tahun 1998, diperkirakan jumlah anak yang tereksploitasi seksual mencapai 40.000-70.000 anak tersebar di 75.106 tempat di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah secara pasti tidak diketahui, tapi diperkirakan sekitar 30% dari seluruh jumlah pelacur yang ada adalah anak perempuan berusia kurang dari 18 tahun. Data tahun 2010 hingga 2014,
terjadi 21 juta kasus tindak kekerasan pada anak dan perempuan. Kasus tersebut merata di seluruh wilayah
Indonesia, meliputi 179 kabupaten/kota di 34 provinsi. Jawa Tengah berada di urutan 12 kasus kejahatan seksual. Jumlahnya 1.600 kasus. Sedangkan Boyolali termasuk dalam kategori tinggi. Ditambahkan, dari 21 juta kasus kekerasan tersebut, sebanyak 52 persen merupakan kejahatan seksual yang
menimpa anak dan perempuan. Pada tahun 2013 sebanyak 14 persen dari jumlah kejahatan seksual ternyata dilakukan oleh anak-anak dan meningkat menjadi 26 persen pada tahun 2014 (Widianto, 2015).
Adapun kasus pelecehan seksual pada anak telah terjadi di berbagai daerah salah satunya didapatkan informasi terjadi kasus pencabulan pada empat anak TK di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali pada bulan September 2015, aksi pencabulan tersebut diduga dilakukan berkali-kali oleh salah satu warga desa setempat dan anaknya. Dua diantara korban masih memiliki hubungan kerabat dengan pelaku. Dua korban lainnya merupakan
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 28 mengaku khawatir dengan anak-anak
perempuannya (Asfar, 2015).
Informasi lain yang diperoleh peneliti adalah terdapat empat TK di kelurahan Pandeyan diantaranya TK MDI 1, TK Perwanida, TK Aisyiyah, dan TK PGRI. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan 12 orangtua wali murid pada tiap TK tersebut didapatkan hasil bahwa di TK MDI 1 dari 12 orangtua wali murid 8 orangtua wali murid mengatakan anaknya sering bertanya mengenai ia berasal darimana, mengapa jenis kelaminnya berbeda dengan teman-temannya, mengapa perut
ibu membesar, apa fungsi anggota tubuh dan lain-lain, di TK Perwanida dari 12 orangtua wali murid 6 orangtua wali
murid mengatakan anaknya sering bertanya mengenai ia berasal darimana, mengapa jenis kelaminnya berbeda dengan teman-temannya, mengapa perut ibu membesar, apa fungsi anggota tubuh dan lain-lain, di TK Aisyiyah dari 12 orangtua wali murid 4 orangtua wali murid mengatakan anaknya sering bertanya mengenai ia berasal darimana, mengapa jenis kelaminnya berbeda
dengan teman-temannya, mengapa perut ibu membesar, apa fungsi anggota tubuh dan lain-lain, di TK PGRI dari 12 orangtua wali murid 3 orangtua murid mengatakan anaknya sering bertanya mengenai ia berasal darimana, mengapa jenis kelaminnya berbeda dengan teman-temannya, mengapa perut ibu membesar, apa fungsi anggota tubuh dan lain-lain.
Bertitik tolak belakang dari latar belakang diatas, hal ini menunjukkan bahwa anak memiliki keingintahuan yang tinggi mengenai seks sesuai dengan perkembangan usianya, maka
penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku Ibu dalam
penerapkan pendidikan seks pada anak usia dini di TK MDI 1 Garen Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu Penelitian
yang dilakukan dengan memaparkan, melukiskan dan melaporkan segala
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 29 adanya tanpa menarik suatu kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menjadi wali murid di TK MDI 1 Garen Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 141 Ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling, adapun jumlah sampelnya
sebanyak 59 Ibu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisa penelitian menggunakan teknik analisa univariat dengan skala ordinal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Umur
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasar karakteristik umur Ibu
No. Umur Frekuensi Persentase(%) 1.
2. 3.
21-30 31-40 41-50
33 23 3
55,9 39 5,1
Total 59 100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai rentang umur 21-30 yaitu sebanyak 33 orang (55,9%).
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini.
Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru (Mubarak, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang matang dalam berfikir dan bekerja atau usia produktif. Sejalan dengan pendapat Nursalam (2013) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Karena dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berfikir semakin baik sehingga akan termotivasi setiap melakukan pekerjaan dalam melayani pasien secara profesional.
Pendidikan
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasar karakteristik pendidikan ibu
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1.
2. 3. 4.
Lulus SD Lulus SMP Lulus SMA Lulus Perguruan Tinggi
2 4 41 12
3,4 6,8 69,5 20,3
Total 59 100
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 30 Pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Dewi, 2011). Penelitian Asiah (2012) bahwa tingkat pendidikan seseorang tinggi, maka cara berfikir seseorang lebih luas, hal ini ditunjukkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat
memberikan keputusan yang tepat untuk dirinya. Wanita khususnya ibu rumah tangga seharusnya sangat
memperhatikan kesehatannya termasuk kesehatan anak-anaknya terkait dengan pendidikan seksual untuk anaknya. Bila pendidikan seksual pada anak diperhatikan tentu resiko yang mungkin terjadi misalnya terjadinya salah pergaulan dengan teman dapat terhindarkan.
Pekerjaan
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasar karakteristik pekerjaan ibu No. Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Tidak bekerja Petani Buruh Swasta Wiraswasta PNS
5
4 5 14 18 13
8,5
6,8 8,5 23,7 30,5 22,0
Total 59 100
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 18 orang (30,5%).
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Dewi, 2011). Sedangkan bekerja umumya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi Ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Dewi, 2011). Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu penghasilan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu (time reference)
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 31 menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007).
Pengetahuan Ibu tentang pendidikan seks anak usia dini
Tabel 4. Kategori Pengetahuan Ibu tentang pendidikan seks anak usia dini
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1.
2.
Baik Kurang
baik
33 26
55,9 44,1
Total 59 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik tentang pendidikan seks anak usia dini yaitu sebanyak 33 orang (55,9%).
Menurut Riyanto (2013) bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Informasi sangat berpengaruh pada pengetahuan seseorang. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Pendapat ini mendukung penelitian Hapsari & Agustina (2012) mengemukakan bahwa
tingginya tingkat pengetahuan keluarga yang baik tentang pendidikan seks merupakan salah satu aspek penting pada sebuah keluarga dalam pemberian pendidikan seks bagi remajanya. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh pengalaman ibu, seseorang dapat memperoleh informasi pengetahuan dari pengalaman sekitar. Membaca buku, mengikuti seminar sehingga mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibanding dengan ibu yang sama sekali belum pernah mendapatkan informasi tentang pendidikan seks remaja.
Perilaku Ibu dalam penerapan pendidikan seks anak usia dini
Tabel 5. Kategori Perilaku Ibu tentang pendidikan seks anak usia dini
No. Perilaku Frekuensi Persentase (%) 1.
2.
Baik Kurang baik
24 35
40,7 59,3
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 32 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa mayoritas responden yang berperilaku kurang baik dalam penerapan pendidikan seks anak usia dini yaitu sebanyak 35 orang (59,3%).
Hal ini salah satu faktor yang mempengaruhi adalah sikap, bahwa ibu dalam hal ini masih sungkan berbicara tentang hal yang berkaitan dengan seksualitas kepada anak-anaknya sejak dini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anugraheni dkk (2012) terdapat hubungan antara sikap dengan pemberian pendidikan seks pada remaja. Jika responden memiliki sikap positif
terhadap pendidikan seks pada remaja, maka tindakan respondennya itu memberikan pendidikan seks pada
remaja. Jika reponden memiliki sikap negatif terhadap pemberian pendidikan seks pada remaja, maka tindakan respondennya itu tidak memberikan pendidikan seks pada remaja. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Notoatmojo (2007) bahwa seseorang yang bersikap baik akan mewujudkan praktik yang baik dan untuk mewujudkan sikap agar menjadi
suatu perbuatan atau tindakan yang nyata diperlukan pendukung atau kondisi yang mendukung.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 33 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas Ibu di TK MDI 1 Garen, Pandeyan, Ngemplak, Boyolali mempunyai rentang usia 21-30 tahun, berpendidikan SMA, bekerja sebagai wiraswasta, mempunyai pengetahuan baik, dan mempunyai perilaku kurang baik.
Saran
Disarankan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam penerapan pendidikan seksual usia dini maka fihak sekolah dapat memberikan informasi kepada ibu tentang penerapan pendidikan seksual pada anak melalui kegiatan parenting dengan bekerjsama dengan fihak yang terkait seperti psikolog, maupun dinas kesehatan terkait ataupun memasukkan pendidikan keseahatan anak usia dini ini dalam kurikulum pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk mengungkap persepsi ibu tentang pentingnya pendidikan anak usia dini ini sekaligus mengungkap variabel lain terkait pendidikan anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Anugraheni, E., Luthvianti, N, Rokhmah, D. 2012. “ Hubungan Pengetahuan danSikap Orang Tua tentang Pendidikan Seks dengan tindakan Orang Tua dalam Pemberian Pendidikan Seks pada Remaja (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)”, Jurnal Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012 vol.5 No.2 April 2012.
Asfar, A. 2015. Ayah-Anak di Ngemplak Boyolali Cabuli 4 Bocah TK, Madiun Pos, 8 September. <http://www.madiunpos.com/2015 /09/08/pencabulan-boyolali-ayah- anak-di-ngemplak-boyolali-cabuli-4-bocah-tk-640700>.
Asiah, M, D. 2012. ” Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Ibu Rumah Tangga di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”, Jurnal Penelitian FKIP Biologi vol.2 No.1 Juni 2012.
Dewi, M., & Wawan, M. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hapsari, R, M., & Agustina, E. 2012. ”
Hubungan antara Pengetahuan Keluarga tentang Pendidikan Seks dengan Perilaku Keluarga dalam Pemberian Pendidikan Seks pada
Remaja ”, Jurnal AKP vol.1 No.5
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 34 Januar, I. 2007. Sex Before Married?.
Jakarta: Gema Insani.
Khairani, M. 2013. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Madani, Y. 2014. Pendidikan Seks Usia Dini Bagi Anak Muslim. Jakarta: Zahra Publishing House.
Mubarak, W,I. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan . Jogjakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep & Penerapan Metodologi Peneliti Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Riyanto, A., & Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tjandra, E., & Kurnia, N. 2012. Bunda, Seks itu apa sih? Cara Cerdas dan Bijak Menjelaskan Seks pada Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Widianto, D. 2015. Darurat! Kasus Kejahatan Seksual Pada Anak,
KrJogja, 8 April,