• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1982

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1982"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 1 SJDI HUKUM DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 11 TAHUN 1982

TENTANG

KEBIJAKSANAAN UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN PELAKSANAAN LANDEFORM MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. Bahwa dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No.IV/MPR/1978 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara telah digariskan agar dilakukan pengendalian secara efektief terhadap penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah sehingga benar-benar sesuai dengan adil dan merata;

b. Bahwa sehubungan dengan itu dalam Sukses Pertanahan sebagaimana diamanatkan oleh Presiden dalam Pembukaan Rapat Kerja Gunernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II seluruh Indonesia di Jakarta tangal 1 Maret 1982 yang antara lain menegaskan agar pelaksanaan Landreform harus digiatkan kembali, maka dipandang perlu untuk segera menggariskan langkah-langkah kebijaksanaan dalam usaha untuk meningkatkan kegiatan pelaksanaan Landreform.

Mengingat : 1. Ketetapan Mejelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. IV/MPR/1978;

2. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 (L.N.1960 No. 104); 3. Undang-undang Nomor 56 Tahun 1960 (L.N.1960 No. 174); 4. Undang-undang No. 2 Tahun 1960 (L.N. 1960 No. 2).

Memperhatikan : Amanat Presiden pada Pembukaan Rapat Kerja Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Seluruh Indonesia di Jakarta tanggal 1 Maret 1982

MENGINSTRUKSIKAN :

K e p a d a : 1. Semua Gubernur Kepala Daerah Tingkat I,

2. Semua Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Seluruh Indonesia, untuk :

Pertama : Membentuk Panitya Pertimbangan Landreform Daerah Tingkat I dan Panitya Pertimbangan Daerah Tingkat II dalam waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak ditetapkannya Instruksi ini.

K e d u a : Segera mengadakan inventarisasi terhadap pemilikan tanah-tanah guntai (absentee) baru dan tanah-tanah kelebihan batas maksimum baru didaerahnya masing-masing serta menelitinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundangan yang bersangkutan.

Ketiga : a. Melaksanakan redistribusi atas tanah-tanah sebagai dimaksud dalam Diktum KEDUA, termasuk tanah-tanah guntai dan tanah-tanah kelebihan batas maksimum serta tanah obyek Landreform lainnya yang hingga saat ditetapkannya Instruksi ini belum diredistribusikan kepada yang berhak. b. Mengarahkan para petani penerima redistribusi tanah obyek Landreform

(2)

2

-PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 2 SJDI HUKUM

Keempat : Meningkatkan pelaksana dan pengawasan terhadap usaha Bagi Hasil menurut ketentuan Undang-Undang No. 2 Tahun 1960.

Kelima : Mempercepat proses penyelesaian sengketa terhadap obyek-obyek Landreform didaerahnya masing-masing.

Keenam : Menggiatkan kembali penyuluhan tentang pelaksanaan Landreform.

Ketujuh : Instruksi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 Januari 1982

MENTERI DALAM NEGERI,

ttd.

AMIR MACHMUD

TEMBUSAN KEPADA YTH :

1. Bapak Presiden Republik Indonesia,Sebagai laporan.

2. Saudara Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara/Wakil Ketua Bappenas Di Jakarta. 3. Semua Anggota Panitia Pertimbangan Landreform Pusat.

4. Para Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan itu maka oleh Menteri Dalam Negeri dikeluarkan Instruksi Nomor 2 tahun 1982 untuk menertibkan pembebasan dan pemanfaatan tanah-tanah yang

bahwa sehubungan dengan itu perlu menghentikan pungutan tertentu di bidang pertanahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor

Kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di mana dalam wilayah kerjanya terdapat proyek-proyek Transmigrasi, hendaknya segera memberikan instruksi kepada para Bupati

Tugas dan wewenang yang dengan peraturan ini dilimpahkan kepada para Gubernur Kepala Daerah dan Bupati/Walikota Kepala Daerah dalam kedudukan dan funksinya sebagai Wakil

Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Jawa Timur, selaku Ketua SATPEL Bimas Daerah Tingkat II masing-masing mempunyai tugas untuk

Gubernur Sulawesi Tenggara dan Bupati/Wali kota untuk wilayah Kabupaten/Kota dengan kriteria Level 1 (satu) yaitu Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna,

Gubernur Sulawesi Tenggara dan Bupati/Wali kota untuk wilayah Kabupaten/Kota dengan kriteria Level 1 (satu) yaitu Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna,

(1) Penentuan lokasi sarana penyediaan air minum disuatu Daerah Tingkat II ditetapkan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II atas usul Kepala Dinas