• Tidak ada hasil yang ditemukan

SE MDN 595 1487 AGR 1982

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SE MDN 595 1487 AGR 1982"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI DALAM NEGERI Dalam Negeri No. 6 Tahun 1982, tentang Pensuksesan

Penyelenggaraan Transmigrasi

Jakarta, 31-3-1982

Kepada Yth.

1. Semua Gubernur Kepala Daerah Tingkat I,

2. Semua Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II,

di –

SELURUH INDONESIA

Bersama ini disampaikan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1982 tanggal 6 Maret 1982 tentang Pensuksesan Penyelenggaraan Transmigrasi, untuk dimaklumi dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Beberapa hal yang mendasari lahirnya Instruksi dimaksud telah ditegaskan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri dalam Rapat Kerja Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah seluruh Indonesia tanggal 1 sampai 6 Maret 1982 yang baru lalu, terutama mengenai masalah penyediaan tanah untuk keperluan transmigrasi.

Keperluan akan tanah, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan/pekarangan tetapi juga untuk lahan usaha yang akan menjadi tumpuan hidup merka bersama keluarganya pada saat subsidi jaminan hirup dari pemerintah berakhir(selama 1 tahun sejak mereka ditempatkan).

Bahkan lebih daripada itu keperluan untuk membangun dan mencukupi prasarana di daerah baru juga mutlak memerlukan tanah, Untuk membangun jalan, sekolah, Puskesmas, pasar dan sarana-sarana olah raga di sekitar pemukiman-pemukiman transmigrasi kesemuanya itu mengharuskan adanya penyiapan tanah yang cukup.

Setiap areal tanah yang sudah dicanangkan oleh Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah untuk keperluan transmigrasi harus benar-benar diawasi dan dimanfaatkan sesuai peruntukan penggunaannya.

Perembesan penduduk oleh pemukiman-pemukiman baru di atas areal transmigrasi yang sudah dicadangkan/disediakan harus benar-benar dijaga dan ditugaskan pengawasannya kepada Camat dan Lurah/Kepala Desa yang bersangkutan.

Sebaliknya Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah harus juga meningkatkan pengawasan kepada kontraktor-kontraktor pembukaan tanah, untuk tidak semaunya membuka tanah kecuali yang sudah dicadangkan/disediakan oleh Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah.

Penggeseran/pemindahan-pemindahan lokasi di luar yang sudah dicadangkan oleh Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah, hanya diperkenankan jika sudah dilaporkan kepada Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah dan telah disetujui bersama dalam forum SATBIN I dan SATBIN II.

(2)

Menteri Dalam Negeri, Menteri Muda Urusan Transmigrasi dan Direktur Jenderal Agraria.

Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah selaku Ketua SATBIN I dan SATBIN II harus mengadakan rapat-rapat STBIN secara berkala dan meminta laporan/pertanggungjawaban pelaksanaan tugas masing-masing Instansi-instansi anggota SATBIN.

Demikian beberapa hal mengenai penyediaan tanah yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka mensukseskan penyelenggaraan transmigrasi.

A.N. MENTERI DALAM NEGERI

DIREKTUR JENDERAL AGRARIA

Cap/ttd.

(DARYONO)

TEMBUSAN kepada Yth:

1. Bapak Menteri Dalam Negeri, sebagai laporan.

2. Sdr. Kepala Direktorat Agraria Propinsi.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pembinaan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Perusahaan Peternakan, bupati/wali kota, gubernur, dan Menteri dalam pengembangan usaha

Ternak ruminansia betina produktif yang sesuai dengan kriteria bibit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 direkomendasikan kepada Menteri, gubernur, atau

Bahwa sehubungan dengan itu dalam Sukses Pertanahan sebagaimana diamanatkan oleh Presiden dalam Pembukaan Rapat Kerja Gunernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya

Agar para Gubernur, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah dalam kedudukannya selaku Kepala Wilayah dan yang sekaligus selaku Kepala Satuan Pembinaan Tingkat I dan Tingkat II (Kepala

fungsional oleh Menteri Dalam Negeri, para Gubernur/Bupati/ Walikotamadya, Kepala Daerah, Camat dan Kepala Desa yang bersangkutan selaku Kepala Wilayah yang

(4) Menteri Dalam Negeri memberikan pembinaan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dalam penyiapan program dan

(1) Untuk mengoptimalkan pengunaan jaringan layanan angkutan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota melaksanakan manajemen

(4) Penugasan Menteri kepada gubernur atau bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk daftar penugasan gubernur atau atau