STRUKTUR PERMODALAN PT
MODAL DASAR
Modal Dasar
adalah jumlah saham maksimum
yang dapat dikeluarkan perseroan, sehingga
modal dasar terdiri atas seluruh nominal saham
Modal ditempatkan
adalah saham yang telah
diambil dan sebenarnya telah terjual kepada
para pendiri maupun pemegang saham
perseroan
Modal disetor
adalah saham yang telah
dibayar penuh kepada perseroan yang menjadi
penyertaan atau penyetoran modal riil yang
Modal Dasar : paling sedikit Rp 50 juta (Ps 32
ayat (1) dan (2) UUPT No. 40/2007).
Paling sedikit 25% dari modal dasar harus
ditempatkan dan disetor penuh (Ps 33 ayat (1)
UUPT.
Modal ditempatkan dan disetor penuh
dibuktikan dg bukti penyetoran yg sah &
pengeluaran saham lebih lanjut utk menambah
modal yg ditempatkan hrs disetor penuh.
Bentuk setoran modal saham dalam bentuk
Penilaian Setoran Modal
Apabila saham dilakukan dalam bentuk lain selain
uang, penilaian setoran modal saham ditentukan
berdasarkan nilai wajar yg ditetapkan sesuai harga
pasar atau oleh ahli yang tidak terafliasi dg perseroan,
dan jika mrpk benda tidak bergerak harus diumumkan
dalam satu surat kabar atau lebih, dlm jangka waktu
14 hr setelah akta pendirian dittd atau setelah RUPS
memutuskan penyetoran saham tsb. (Ps. 34 ayat (2)
dan ayat (3) UUPT)
Dalam praktik di Pasar Modal penyetoran saham
dilakukan dengan cara: dengan uang tunai, konversi
hutang PS, kapitalisasi saham ditahan, surplus hasil
Penambahan Modal (Ps 41 – 43
UUPT)
Penambahan Modal Perseroan dilakukan berdasarkan
persetujuan RUPS.
Keputusan RUPS untuk penambahan modal dasar adalah
sah apabila dilakukan dengan memperhatikan
persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk
perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.
Keputusan RUPS untuk penambahan modal ditempatkan
dan disetor dalam batas modal dasar adalah sah apabila
dilakukan dengan kuorum kehadiran lebih dari 1/2 (satu
perdua) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak
suara dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan,
kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar .
Penambahan modal wajib diberitahukan kepada Menteri
Seluruh saham yang dikeluarkan untuk penambahan modal harus terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan pemilikan saham untuk klasifkasi saham yang sama.
Dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang klasifkasinya belum pernah dikeluarkan, yang berhak membeli terlebih dahulu adalah
seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya.
Penawaran saham tidak berlaku dalam hal pengeluaran
saham: a. ditujukan kepada karyawan Perseroan; b. ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat
dikonversikan menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; atau c. dilakukan dalam rangka
reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS.
Pertanggungjawaban pribadi
Pemegang Saham (Ps 3 UUPT
40/2007)
Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:
1. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
2. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk
memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
Perseroan; atau
4. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum
menggunakan kekayaan Perseroan, yang
SAHAM
Adalah bagian pemegang saham di
dalam perusahaan, yang dinyatakan
dengan angka dan bilangan yang
SAHAM
Saham Perseroan dikeluarkan atas nama
pemiliknya.
Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan
dalam anggaran dasar dengan memperhatikan
persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam hal persyaratan kepemilikan saham
sebagaimana telah ditetapkan dan tidak
Hak Pemegang Saham
1.
menghadiri dan mengeluarkan suara
dalam RUPS;
2.
menerima pembayaran dividen dan sisa
kekayaan hasil likuidasi;
Satu Saham dimiliki lebih dari 1
orang?
Setiap saham memberikan kepada
pemiliknya hak yang tidak dapat
dibagi.
Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh
lebih dari 1 (satu) orang, hak yang
Klasisifikasi Saham
Anggaran dasar menetapkan 1 (satu)
klasifkasi saham atau lebih.
Setiap saham dalam klasifkasi yang
sama memberikan kepada
pemegangnya hak yang sama.
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu)
klasifkasi saham, anggaran dasar
Klasifkasi saham yang dimaksud tersebut, antara lain:
1.
saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;
2.saham dengan hak khusus untuk mencalonkan
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;
3.
saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik
kembali atau ditukar dengan klasifkasi saham lain;
4.
saham yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menerima dividen lebih dahulu dari pemegang
saham klasifkasi lain atas pembagian dividen secara
kumulatif atau nonkumulatif;
5.
saham yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham
klasifkasi lain atas pembagian sisa kekayaan
ORGAN-ORGAN PT
1.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
(RUPS)
2.
DIREKSI
RUPS
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas
yang ditentukan dalam Undang-Undang PT dan/atau
anggaran dasar.
Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak
memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris,
sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan
tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan.
RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak
mengambil keputusan, kecuali semua pemegang
saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS dan
menyetujui penambahan mata acara rapat.
Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan
DIREKSI
Direksi merupakan organ yang membela
kepentingan perseroan --- Prinsip
Fiduciary
Duties
.
Tugas ganda Direksi; melaksanakan
kepengurusan dan perwakilan
Tugas kepengurusan secara kolegial oleh
masing-masing anggota direksi.
Pengangkatan & Kewajiban
Direksi
Direksi diangkat oleh RUPS
Yang dpt diangkat mjd anggota direksi adl org
perseorangan yg mampu melaksanakan
perbuatan hk & tdk pernah dinyatakan
pailit/dihukum krn merugikan keuangan neg dl
waktu 5 th sblm pengangkatan.
Kewajiban Direksi
:
1.
Kewajiban yang berkaitan dg perseroan
2.
Kewajiban yg berkaitan dg RUPS
Hak Direksi
1.
Hak utk mewakili perseroan di dalam dan di luar
pengadilan
2.
Hak utk memberikan kuasa tertulis kepada
pihak lain.
3.
Hak utk mengajukan usul kpd Pengadilan Negeri
agar perseroan dinyatakan pailit setelah
didahului dg persetujuan RUPS.
4.
Hak utk membela diri dlm forum RUPS jika
Direksi telah diberhentikan utk sementara waktu
oleh RUPS/Komisaris
Berakhirnya Masa Tugas
Direksi
Jangka waktu masa tugas direksi diatur dalam
AD/Akte Pendirian.
Jika diberhentikan sementara waktu sbl berakhir
masa tugasnya oleh RUPS/Komisaris maka dlm
jangka waktu 30 hrs diadakan RUPS utk memberi
kesempatan Direksi tsb membela diri. Apabila
dlm jangka waktu 30 hr tdk ada RUPS maka
pemberhentian sementara demi hukum batal.
Dlm kondisi tertentu Komisaris dpt
PERTANGGUNGJAWABAN PRIBADI
DIREKSI
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara
pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.
Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau
lebih, tanggung jawab berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.
Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
kerugian apabila dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
DEWAN KOMISARIS
Tugas utamanya: mengawasi kebijakan direksi
dlm menjalankan perseroan serta memberi
nasihat direksi
Pengangkatan Komisaris oleh RUPS.
Keanggotaan Komisaris: jika pemegang saham
maka hrs melaporkan kepemilikan sahamnya
baik di perseroan yang diawasi maupun saham
yg dimiliki di perseroan lain.
Kewajiban & Kewenangan Dewan
Komisaris
Kewajiban Komisaris:
1.
Mengawasi Direksi
2.
Memberi nasehat kpd Direksi
3.
Melapor pd perseroan ttg kepemilikan sahamnya beserta
keluarganya
Kewenangan Komisaris:
1.
Alasan tertentu dpt memberhentikan direksi utk
sementara waktu
2.
Jika direksi berhalangan dpt bertindak sbg pengurus
3.
Meminta keterangan pd Direksi
Berakhirnya Masa Tugas Dewan
Komisaris
Masa tugas Komisaris ditetapkan dlm AD/
Akte Pendirian
Komisaris dapat diberhentikan sementara
Pertanggungjawaban Pribadi
DK
Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan
atau kelalaian Dewan Komisaris dalam
melakukan pengawasan terhadap pengurusan
yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan
Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh
kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut,
setiap anggota Dewan Komisaris secara
tanggung renteng ikut bertanggung jawab
dengan anggota Direksi atas kewajiban yang
belum dilunasi.
Tanggung jawab berlaku juga bagi anggota
Lanjutan …
Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban atas kepailitan Perseroan
apabila dapat membuktikan:
a.
kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b.
telah melakukan tugas pengawasan dengan
itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan;
c.
tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan
kepailitan; dan
Pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham
(Ps 3 UUPT 40/2007)
Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara
pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:
1. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
2. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
4. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan