• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Perlindungan Konsumen Perusahaan Gas Negara Dalam Memperoleh Hak Informasi (Studi Pada Pt Pgn (Persero) Tbk Distribusi Wilayah Iii)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Perlindungan Konsumen Perusahaan Gas Negara Dalam Memperoleh Hak Informasi (Studi Pada Pt Pgn (Persero) Tbk Distribusi Wilayah Iii)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup bangsa Indonesia. Tujuan lainnya adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang berarti bahwa tersedianya pendidikan

dalam arti luas bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan dan kecerdasan

merupakan wujud dari pembangunan yang berperikemanusiaan sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pancasila yang telah diterima sebagai falsafah dan ideologi

negara Indonesia serta Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk memperoleh hidup yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan dan kecerdasan perlu penyediaan barang dan atau jasa

dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan dengan harga yang terjangkau

oleh masyarakat.

Dalam praktek perdagangan yang merugikan konsumen, diantaranya

penentuan harga barang dan penggunaan klausula eksonerasi secara tidak patut,

(2)

kompleksnya permasalahan yang menyangkut perlindungan konsumen,

lebih-lebih menyongsong era perdagangan bebas yang akan datang.1

Dikarenakan semakin banyaknya bermunculan berbagai macam produk

dan atau pelayanan jasa yang disediakan para pelaku usaha untuk konsumen, hal

ini membuat konsumen menjadi manja dan semakin bersifat konsumtif. Sehingga

menyebabkan posisi konsumen menjadi lebih lemah daripada posisi pelaku

usaha.

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan

berbagai macam produk barang dan atau pelayanan jasa yang dipasarkan kepada

konsumen baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran secara langsung.

Pertumbuhan dan perkembangan industri barang dan/atau jasa di satu pihak

membawa dampak positif, antara lain seperti tersedianya kebutuhan dalam jumlah

yang mencukupi, mutunya yang lebih baik, serta adanya alternatif pilihan bagi

konsumen dalam pemenuhan kebutuhan.

Kondisi tersebut memberikan manfaat bagi konsumen untuk memilih

secara bebas barang dan/atau jasa yang diinginkannya, dan konsumen juga bebas

untuk menentukan kualitas barang dan/atau jasa yang dibutuhkannya. Akan tetapi,

di lain pihak terdapat juga dampak negatifnya, yaitu dampak penggunaan dan

teknologi itu sendiri serta perilaku bisnis yang timbul karena semakin ketatnya

persaingan yang mempengaruhi masyarakat konsumen.

2

1Erman, Rajagukguk, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, 2006,

hal.10.

(3)

Para produsen atau pelaku usaha akan mencari keuntungan yang

setinggi-tingginya sesuai dengan prinsip ekonomi. Dalam rangka mencapai untung yang

setinggi-tingginya itu, para produsen atau pelaku usaha harus bersaing antar

sesama mereka dengan perilaku bisnisnya masing-masing yang dapat merugikan

konsumen. Ketatnya persaingan dapat mengubah perilaku ke arah persaingan

yang tidak sehat karena para pelaku usaha memiliki kepentingan yang saling

berbenturan di antara mereka. Persaingan yang tidak sehat ini pada gilirannya

dapat merugikan konsumen.

Sekurang-kurangnya ada empat bentuk perbuatan yang lahir sebagai akibat

dari persaingan yang tidak sehat tersebut, yaitu menaikkan harga, menurunkan

mutu, dumping, dan memalsukan produk.3

Dengan pemahaman bahwa semua masyarakat adalah konsumen, maka

melindungi konsumen berarti juga melindungi seluruh masyarakat. Karena itu,

sesuai dengan amanat Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka

perlindungan konsumen menjadi penting. Konsumen atau masyarakat adalah

pelaksana pembangunan yang sekaligus juga merupakan sumber pemupukan Berkaitan dengan hal-hal di atas, masyarakat selaku konsumen harus

bersikap semakin kritis dalam hal mencari informasi mengenai suatu barang dan

atau jasa yang akan di konsumsi atau digunakan. Konsumen juga perlu dilindungi

secara hukum dari kemungkinan kerugian yang dialaminya karena persaingan

yang tidak sehat tersebut.

3Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti,

(4)

modal bagi pembangunan. Untuk kelangsungan pembangunan nasional mutlak

diperlukan perlindungan kepada konsumen itu.

Perlindungan terhadap konsumen dipandang secara material maupun

formal terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi

produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai

sasaran usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, baik

langsung ataupun tidak langsung konsumenlah yang pada umumnya akan

merasakan dampaknya. Dengan demikian, upaya-upaya untuk memberikan

perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatu

hal yang sangat penting dan mendesak untuk segera dicari solusinya, terutama di

Indonesia. Mengingat sedemikian kompleksnya permasalahan yang menyangkut

perlindungan konsumen, lebih-lebih untuk menghadapi era perdagangan bebas

yang akan datang.4

Selain itu keperluan adanya hukum untuk memberikan perlindunagn

konsumen di Indonesia merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakkan sejalan

dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia seuutuhnya.5

Adanya Undang-Undang yang mengatur perlindungan konsumen tidak

dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha. Undang-Undang

Perlindungan Konsumen justru bisa mendorong iklim usaha yang sehat serta

4

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal 5.

5Sudaryatmo, Masalah Perlindungan Konsumen di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,

(5)

mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan

yang ada dengan menyediakan barang dan atau jasa yang berkualitas. Didalam

penjelasan umum Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dijelaskan bahwa

dalam pelaksanaannya, undang-undang tersebut akan tetap memperhatikan hak

dan kepentingan para pelaku usaha.

Menurut Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, maka faktor utama yang menjadi penyebab eksploitasi

terhadap konsumen masih sering terjadi adalah masih rendahnya tingkat

kesadaran konsumen akan haknya dan masih minimnya informasi yang diperoleh

konsumen dari pelaku usaha.

Konsumen ternyata tidak hanya dihadapkan kepada persoalan lemahnya

kesadaran dan ketidakmengertian mereka terhadap hak-haknya sebagai konsumen.

Mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy pernah mengemukakan

empat hak dasar konsumen, yaitu :6

1. the right to safe products;

2. the right to be informed about products;

3. the right to definite choices in selecting products;

4. the right to be heard regarding consumer interest.

Sedangkan menurut ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen, sebagai konsumen ada hak-hak yang

6Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan

(6)

menjadi milik dari konsumen. Diantaranya adalah hak atas informasi yang benar,

jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.7

7Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal.27-29.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 3 huruf d Undang-Undang Perlindungan

Konsumen bahwa salah satu tujuan dari perlindungan konsumen adalah

menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian

hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.

Kebebasan memperoleh informasi merupakan bagian dari Hak Asasi

Manusia (HAM) dan secara global sudah diakui secara universal dalam

Declaration of Human Rights and Convenant on Civil and Political Rights.

Hak atas memperoleh informasi merupakan salah satu kewenangan yang

diberikan oleh hukum kepada setiap orang (konsumen) atas suatu kepentingan,

yang dilindungi oleh hukum itu sendiri. Oleh karena itu, masalah kebebasan

informasi masuk dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 F serta

TAP MPR Nomor.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.

Informasi yang benar dan lengkap dapat membantu konsumen untuk

menentukan pilihannya terhadap barang dan atau jasa yang akan dipilihnya sesuai

dengan kebutuhannya. Oleh karena itu secara hukum memberikan informasi yang

salah, menyesatkan dan tidak jujur adalah melanggar hak konsumen yang dalam

hal ini melanggar hak atas informasi. Dengan kata lain hal ini dikatakan sebagai

(7)

Tanpa informasi yang benar dan jelas mengenai harga dan kualitas dari

suatu produk, maka hal ini dapat melemahkan dan mengurangi keuntungan

konsumen.

Tujuan informasi dari suatu produk, tidak hanya untuk perluasan pasar,

tetapi juga menyangkut informasi secara keseluruhan akan kelebihan dan

kekurangan dari produk tersebut, terutama keamanan dan keselamatan konsumen.

Tahun 2015 Indonesia memasuki babak baru dalam konteks persaingan

usaha dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic

Community). Pelaksanaan AEC secara otomatis akan mendorong perdagangan

menjadi semakin terbuka. Lalu lintas barang dan jasa dari berbagai negara di

ASEAN berpotensi untuk membanjiri pasar Indonesia. Pemerintah juga dituntut

untuk semakin memperhatikan perlindungan kepada konsumen.8

Hukum perlindungan konsumen memberikan hak konsumen atas informasi

yang benar, yang didalamnya tercakup juga hak atas informasi yang diberikan

secara tidak diskriminatif dan diberikan secara proporsional. Hal ini dilakukan Indonesia akan menjadi target pasar bagi produk-produk para pelaku usaha

dari berbagai negara di kawasan ini. Dengan adanya pelaksanaan AEC, maka

semakin tinggi juga penggunaan teknologi dalam produksi barang dan atau jasa

yang dapat menyebabkan semakin banyaknya informasi yang harus dikuasai oleh

masyarakat selaku konsumen.

(8)

karena tidak semua masyarakat selaku konsumen memiliki kemampuan dan

kesempatan akses atas informasi suatu produk barang dan atau jasa.

Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan pemerintah dan para

pengusaha nasional untuk memperkuat daya saing pelaku usaha dalam negeri.

Diantaranya dengan menggunakan energi yang lebih efisien dan sumbernya

tersedia sangat besar di Indonesia yaitu gas bumi.

Dengan harga gas bumi yang lebih murah dibandingkan dengan harga

bahan bakar minyak (BBM), selain para pelaku usaha mampu menekankan beban

biaya sehingga harga produknya ketika sampai di pasar masih sangat kompetitif,

penggunaan gas bumi juga mempunyai tingkat polusi dan emisi yang rendah.

Dalam proses produksi maupun pengolahannya, penggunaan gas bumi juga

mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.9

9Pikiran Rakyat, Memperkuat Daya Saing Industri Dengan gas Bumi.

Perusahaan Gas Negara (PGN) adalah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan untuk

membangun ekonomi nasional dengan mengutamakan kebutuhan rakyat menuju

masyarakat yang adil dan makmur secara materiil dan spiritual. Sesuai Peraturan

Pemerintah No. 19 tahun 1965 tentang Pembubaran Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Listrik Negara Dan Pendirian Perusahaan Listrik Negara (P.L.N) Dan

Perusahaan Gas Negara (P.G.N) maka dilahirkannya PGN.

(9)

Selaku BUMN dan juga merupakan sebagai salah satu pelaku ekonomi,

PGN harus memenuhi hak-hak dari para konsumen seperti yang tertulis di dalam

Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Diantaranya adalah hak atas

informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

dan/atau jasa.

PGN adalah merupakan salah satu BUMN dalam bidang gas yang banyak

memperoleh penghargaan. Hal ini terbukti dengan diterimanya beberapa

penghargaan yang ditujukan kepada PGN khususnya dalam hal-hal yang berkaitan

dengan memperoleh informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa PGN senantiasa

memperhatikan hak-hak dari konsumen. Khususnya hak memperoleh informasi.

Hal tersebut diatas yang menjadi alasan penulis memilih judul :

“PERLINDUNGAN KONSUMEN PERUSAHAAN GAS NEGARA DALAM

MEMPEROLEH HAK INFORMASI (STUDI DI PT. PERUSAHAAN GAS

NEGARA (PERSERO) Tbk DISTRIBUSI WILAYAH III).

Penelitian ini diangkat menjadi sebuah penulisan skripsi dikarenakan

perlindungan terhadap konsumen yang diberikan pelaku usaha terkadang tidak

dilakukan secara optimal. Terlebih konsumen itu sendiri tidak mengetahui apa

saja haknya selaku konsumen, misalnya mengenai hak atas informasi yang benar,

jelas, dan jujur yang akan dibahas dalam pembahasan skripsi ini.

(10)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalan

dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Sejauh Mana Pentingnya Hak Atas Informasi Yang Benar, Jelas, dan Jujur

Bagi Konsumen Perusahaan Gas Negara ?

2. Bagaimana Peranan Perusahaan Gas Negara Dalam Memenuhi Hak Atas

Informasi Yang Benar, Jelas, dan Jujur Bagi Konsumen ?

3. Apakah Hambatan yang Timbul dari Pihak PT PGN (PERSERO) Tbk dalam

Memberikan Pelayanan yang Optimal Terhadap Konsumen serta Upaya yang

Dilakukan PT PGN (PERSERO) Tbk dalam Memenuhi Hak Konsumen ?

C.Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya hak atas informasi yang benar,

jelas, dan jujur terhadap konsumen, khususnya konsumen di Perusahaan Gas

Negara.

2. Untuk mengetahui apa saja peran Perusahaan Gas Negara dalam memenuhi

hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur bagi konsumen.

3. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi Perusahaan Gas Negara

dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen dan juga

bagaimana upaya yang dilakukan dalam memenuhi hak konsumen tersebut.

Berangkat dari perumusan masalah dan tujuan penulisan skripsi ini,

(11)

1. Diharapkan masyarakat selaku konsumen dan sebagai pemohon dan/atau

pengguna informasi publik pada Perusahaan Gas Negara dapat mengetahui apa

saja yang menjadi hak-haknya, khususnya hak atas informasi yang benar, jelas,

dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa yang akan

digunakan.

2. Agar masyarakat pada umumnya mengetahui apa saja peran Perusahaan Gas

Negara dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen dalam

hal memenuhi hak-hak dari konsumen seperti diatur dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

3. Diharapkan Perusahaan Gas Negara semakin menyadari kewajibannya selaku

pelaku usaha dalam memenuhi apa saja yang menjadi hak konsumen

khususnya hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur. Dan juga diharapkan

pelaku usaha semakin memberikan pelayanan yang optimal dalam memenuhi

hak-hak konsumen.

D.Metode Penelitian

Suatu penulisan skripsi haruslah dimulai dengan mengumpulkan data-data

untuk sebagai bahan dalam menyelesaikan skripsi. Untuk mendukung

penyelesaian skripsi ini, penulis mengumpulkan data dengan melakukan

penelitian.

Didalam dunia penelitian, termasuk penelitian hukum dikenal berbagai

jenis/macam dan tipe penelitian. Pembedaan jenis ini didasarkan dari sudut mana

(12)

dipandang penting karena ada kaitan erat antara jenis penelitian itu dengan

sistematika dan metode serta analisis data yang harus dilakukan untuk setiap

penelitian. Hal demikian perlu dilakukan guna mecapai nilai validitas yang tinggi,

baik data yang dikumpulakn maupun hasil akhir penelitian yang dilakukan.10

1. Jenis penelitian

Adapun metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah:

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian yuridis empiris (yuridis sosiologis). Penelitian yuridis empiris, adalah

metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan

menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif dan

kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk melakukan

proses induksi dan pengujian kebenaran secara koresponden adalah fakta yang

mutakhir.11

Penelitian yuridis sosiologis adalah penelitian yang didasarkan pada data

primer dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian di lapangan dengan

didukung oleh penelitian kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.12

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.PGN (PERSERO) Tbk SBU III Medan,

dengan pertimbangan bahwa tempat penelitian itu adalah yang menjadi sorotan

10Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2014, hal 44. 11

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian, CV.Mandar, Bandung, 2002, hal 23.

12Ronitijo Soemitro, Methodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalatia Indonesia,

(13)

dalam penulisan skripsi ini sehingga didapat data-data dan bahan tertulis

mengenai masalah yang akan diteliti.

3. Sumber data

Dalam penelitan hukum empiris penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asalnya yan belum

pernah diolah oleh orang lain. Untuk memperoleh data primer penulis

melakukan studi lapangan, yaitu dengan teknik pengumpulan data dengan

cara mengadakan wawancara. Metode wawancara sering dianggap sebagai

metode yang paling efektif dalam pengumpulan data primer di lapangan.

Hal ini dikarenakan pewawancara dapat bertatap muka langsung dengan

responden di lapangan untuk menanyakan segala hal yang menjadi isi atau

materi wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui segala

sesuatu yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dalam memperoleh

hak informasi pada PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk SBU III.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis yang sebelumnya sudah

pernah diolah oleh orang lain. Untuk memperoleh data sekunder, penulis

melakukan studi kepustakaan. Dalam penelitian hukum empiris (sosiologis),

(14)

bersama dengan metode lain seperti wawancara. Studi kepustakaan adalah

penelitian terhadap bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan

permasalahan sebagai bahan untuk mendukung keberhasilan penelitian.

Studi kepustakaan atau data sekunder terdiri dari:

1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang berasal dari norma dan

kaidah dasar yaitu pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, peraturan

perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi, peraturan pemerintah yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1965 tentang Pembubaran Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara Dan Pendirian Perusahaan

Listrik Negara ( P.L.N ) Dan Perusahaan Gas Negara ( P.G.N ) dan

peraturan lainnya yang setaraf.

2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer berupa keterangan, kajian,

analisis tentang hukum positif seperti makalah, skripsi, tesis, atau

seminar serta pendapat pakar hukum.

3) Bahan Hukum Tersier, yaitu merupakan bahan yang mendukung,

memberikan penjelasan bagi bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder seperti kamus hukum.

(15)

Dalam penulisan skripsi ini digunakan dua metode penelitian yaitu :

Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan melakukan analisis data

sekunder dalam bentuk bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan

hukum tersier yang berkaitan dengan skripsi ini, serta melakukan penelitian

lapangan (Field Reseacrh), yaitu penelitian secara langsung melalui wawancara

kepada pihak-pihak yang terkait dengan skripsi penulis. Yakni Abirul Trison

Syahputra selaku staf bagian perwakilan hukum pada PT PGN (persero) Tbk SBU

Wilayah III dan Anisya Nesiyanti selaku staf bagian perwakilan Human Capital

Management pada PT PGN (persero) Tbk Pusat.

5. Analisis Data

Terhadap data yang sudah dikumpul yang mencakup data bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier yang diperoleh

kemudian dianalisis secara kualitatif untuk menjawab permasalahan dalam skripsi

ini, yaitu dengan mempelajari secara utuh dan menyeluruh untuk memperoleh

jawaban yang akurat mengenai skripsi ini. Analisis kualitatif dilakukan jika

diantaranya :

a. Data yang terkumpul tidak berupa angka-angka yang dapat dilakukan

pengukuran;

b. Data tersebut sukar diukur dengan angka;

c. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan pengamatan.

Metode kualitatif tidak hanya bertujuan untuk mengungkap kebenaran

tetapi juga untuk memahami kebenaran tersebut dan latar belakang terjadinya

(16)

E.Keaslian Penulisan

Skripsi ini merupakan karya asli dari penulis. Sepanjang yang diketahui

berdasarkan penelusuran lebih lanjut dan informasi data uji bersih yang dilakukan

pada perpustakaan Fakultas Hukum USU, diketahui bahwa belum pernah ada

penelitian sebelumnya yang berjudul “Hukum Perlindungan Konsumen

Perusahaan Gas Negara Dalam Memperoleh Hak Informasi (Studi Di PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III”.

F. Sistematika Penulisan

Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab. Dimana masing-masing gambaran

umum mengenai substansi bahasan tiap bab, antara lain sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab Pendahuluan yang isinya antara lain

memuat Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat

Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN

Adapun yang dibahas di dalam bab dua ini adalah Tinjauan Umum

Tentang Perlindungan Konsumen yakni Pengertian Perlindungan

(17)

Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen serta Prinsip-prinsip

Hukum Perlindungan Konsumen, juga Hak dan Kewajiban

Konsumen dan Produsen Selaku Pelaku Usaha.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PT PGN (PERSERO) Tbk

Tinjauan Umum tentang PT PGN (persero) Tbk yang terdiri dari

Mengenai Perusahaan Gas Negara (PGN) di Indonesia, juga

tentang Bisnis Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk, serta

mengenai Aturan-Aturan Perlindungan Konsumen Dalam Bisnis

Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.

BAB IV : PERLINDUNGAN KONSUMEN PERUSAHAAN GAS

NEGARA DALAM MEMPEROLEH HAK INFORMASI (STUDI

KASUS DI PT PGN (PERSERO) Tbk

Bab ini merupakan bagian yang paling pokok dalam penulisan

skripsi ini, dalam bab ini akan dibahas tentang sejauh mana

Pentingnya Hak Atas Informasi Yang Benar, Jelas, dan Jujur Bagi

Konsumen Perusahaan Gas Negara, bagaimana Peranan

Perusahaan Gas Negara Dalam Memenuhi Hak Atas Informasi

Yang Benar, Jelas, Dan Jujur Bagi Konsumen, Dan Apa Saja

Hambatan Yang Timbul Dari Pihak PT PGN (Persero) Tbk Dalam

Memberikan Pelayanan Yang Optimal Terhadap Konsumen Serta

Bagaimana Upaya Yang Dilakukan PT PGN (Persero) Tbk Dalam

(18)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi Kesimpulan dan Saran yang ditarik berdasarkan apa yang

telah dijabarkan secara jelas di dalam BAB Pembahasan.

Berdasarkan kesimpulan ini kemudian diberikan saran yang

dianggap dapat memberikan masukan–masukan untuk memperluas

cakrawala pengetahuan dan pemikiran tentang Perlindungan

Referensi

Dokumen terkait

Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan yang

mekanisme rekrutmen calon hakim konstitusi yang telah dilakukan oleh DPR sebanyak 6 (enam) kali, antara lain: (a) telah ada partisipasi publik, walaupun dalam pelaksanaan

Additionally, recognizing the benefits of continued collaboration, the portal project manager is also leading a state-wide effort in conjunction with the Texas State Library

1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

19 Foramen ini umumnya terletak pada pertengahan batas superior dan inferior dari korpus mandibula pada kondisi bergigi, 5 dan lebih sering berada dibawah gigi premolar,

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui apakah benar yang menyebabkan kinerja guru menurun pada SMAN 27 Bandung adalah disiplin kerja yang

Secara praktis hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah agar dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam melakukan dakwah dengan model tertentu