• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004 dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih rendah sebagaimana dilansir Kompas tertanggal 13 mei 2014 menyatakan :

“Hasil pendidikan di Indonesia tetap buruk menurut penilaian internasional. Berdasarkan penilaian Pearson pada 2014, Indonesia menduduki posisi terakhir dari 40 negara. Berdasarkan The Learning Curve terbaru Pearson yang menggambarkan indeks global kemampuan kognitif dan hasil pendidikan, posisi Indonesia tidak bergeser dari penilaian pada 2012. Buruknya pencapaian pendidikan Indonesia sejalan dengan sejumlah penilaian internasional lainnya. Penilaian internasional salah satu perusahaan pendidikan dunia ternama itu juga mempertimbangkan hasil dari studi matematika, sains, dan membaca pada Progress in International Reading

Literacy Study (PIRLS), Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMMS), serta Programme for International student Assesment (PISA).”

Perkembangan mutu pendidikan sangat tergantung dengan kinerja dari guru, hal tersebut dikarenakan berdasarkan UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru Pasal 1 Ayat 2, guru adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

(2)

Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) 27 Bandung berdiri pada tahun 2006, dimana awal berdirinya SMA Negeri 27 berada dilingkungan SMAN 2 yang berada di Jalan Cihampelas kecamatan Coblong. Sesuai dengan perkembangan dan kebijakan pemerintah daerah kota Bandung di tahun ke 6 lokasi berpindah ke alamat yaitu Jalan Usman Bin Affan No. 1 Kelurahan Rancanumpang Kecamatan Gedebage Bandung. Permasalahan yang terjadi di SMAN 27 Bandung adalah menurunnya kinerja guru hal tersebut didasari oleh menurunnya nilai rata-rata NEM/UN dimana NEM/UN merupakan hasil evaluasi pembelajaran. Melihat kinerja guru berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran sesuai dengan penelitian Nurmiati ( 2013 ) dengan judul penelitian “Pengaruh Kinerja guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMPN 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman” hal tersebut dikarenakan menurut Yamin (2009) menyatakan

“Peran guru di sekolah memiliki peran ganda, di pundak merekalah terletak mutu pendidikan. guru juga seorang manajerial yang akan mengelola proses pembelajaran, merencana pembelajaran, mendesain pembelajaran, melaksanakan aktifitas pembelajaran bersama siswa dan melakukan pengontrolan atau kacakapan prestasi siswa-siswa.”

Adapun penurunan nilai rata-rata NEM/UN SMA Negri 27 Bandung terlihat pada tabel 1.1 dan grafik 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata NEM/UN SMAN 27 Bandung

Tahun Pelajaran Program IPA Program IPS

2009/2010 8,3 7,3

2010/2011 8,8 8,0

2011/2012 7,9 7,4

(3)

2013/2014 6,7 6,4 Sumber : Data SMAN 27 Bandung

Grafik 1.1

Nilai Rata-Rata NEM/UN SMAN 27 Bandung

Sumber : Data SMAN 27 Bandung

Kinerja Guru merupakan suatu hal yang penting dalam instansi pendidikan, sebagaimana Djamarah (2011) menyatakan Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagai besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja guru, selain itu Simanjuntak (2005: 1) mengartikan kinerja adalah:

“Tingkat pencapaian hasil atau pelaksanaan tugas tertentu. Berdasarkan definisi tersebut kinerja dosen adalah tingkat pencapaian hasil atau pelaksanaan tugas seorang dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga fungsional akedemik pada suatu program studi.”

Pengertian lainnya mengenai kinerja menurut Sedarmayanti (1996: 144) mengartikan: 0 2 4 6 8 10 Program IPA Program IPS NEM/UN IPS NEM/UN IPA

(4)

“Kinerja (individu) adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja. Kata unjuk kerja menggambarkan bahwa kinerja individu dapat dilihat dari semangat atau keseriusan individu dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.”

Adapun menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas (2001), secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu:

“Variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut memengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya memengaruhi kinerja personel. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.”

Adapun diagram teori perilaku dan kinerja digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1

Diagram Teori Perilaku Dan Kinerja

Sumber : Gibson yang dikutip oleh Ilyas (2001)

Menurunnya kinerja guru diduga dikarenakan menurunnya disiplin kerja guru,Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa inggris “disciple” yang berarti pengikut atau penganut pengajaran. Latihan dan sebagainya. Dispilin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkannya. Sebagaimana pernyataan Dharmawan (2011: 9) yaitu

(5)

“Kedisiplinan merupakan sifat seorang karyawan yang secara sadar dalam mematuhi peraturan organisasi tertentu yang pada akhirnya sangat mempengaruhi kinerja karyawan, disiplin sepatutnya dipandang sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan. Semakin disiplin, maka semakin tinggi kinerja karyawan dan mempermudah organisasi dalam pencapaian tujuannya.”

Pengertian disiplin kerja sendiri menurut Amran (2009: 2398) adalah

“Sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.”

Sedangkan pengertian lainnya mengenai disiplin kerja menurut Wirjo Surachmad (1993) adalah:

“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.

Menurunnya disiplin kerja guru diperkuat dengan adanya data penurunan rata-rata persentase kehadiran guru sebagai berikut :

Tabel 1.2

Rata-rata Persentase Kehadiran Guru SMAN 27 Bandung Bulan/Tahun Rata-rata Persentase Kehadiran Guru

Juli/2014 99,7% Agustus/2014 80,8% September/2014 95,1% Oktober/2014 88,1% November/2014 88,2% Desember/2014 86,4% Januari/2015 77% Febuari/2015 91,3% Maret/2015 84% April/2015 84,7%

(6)

Sumber : Data SMAN 27 Bandung

Grafik 1.2

Rata-rata Persentase Kehadiran Guru SMAN 27 Bandung

Sumber : Data SMAN 27 Bandung

Selain disiplin kerja yang diduga mempengaruhi kinerja guru adalah lingkungan yang kurang baik. Lingkungan kerja yang buruk dipandang oleh banyak ahli sebagai hal yang tidak ekonomis, karena merupakan penyebab utama pemborosan waktu dan hal-hal lainnya yang berakibat hasil kerja (output) yang dihasilkan karyawan akan menurun. Setiap orang, baik secara individu maupun kelompok memberikan reaksi dengan sensitifitas atau kepekaan yang cukup tinggi terhadap iklim psikologis, misalnya cahaya lampu yang kurang terang, kamar yang pengap, kursi yang kurang enak diduduki, hal ini secara drastis dapat meruntuhkan moral kerja atau mengurangi efektifitas dan efisiensi kerja para karyawan. sebagaimana Siagian (2002) menyatakan

“Lingkungan kerja di dalam suatu instansi penting untuk diperhatikan, penyusunan suatu sistem produk dalam bekerja yang baik tidak akan di

0 20 40 60 80 100 120

Rata-rata Persentase Kehadiran Guru

Rata-rata Persentase Kehadiran Guru Linear (Rata-rata Persentase Kehadiran Guru)

(7)

laksanakan dengan efektif apabila tidak didukung dengan lingkungan kerja yang memuaskan di dalam perusahaan / instansi tersebut, dengan adanya lingkungan kerja yang memadai tentunya akan membuat karyawan betah bekerja, sehingga akan timbul semangat kerja dan kegairahan kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. kinerja karyawan akan meningkat. Sedangkan lingkungan kerja yang tidak memadai dapat mengggangu konsentrasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaaannya sehingga menimbulkan kesalahan dalam bekerja dan kinerja karyawan akan menurun.” Lingkungan kerja sendiri menurut Sedarmayati (2001) adalah:

“Lingkungan kerja merupakan kseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”

Sedangkan pengertian lainnya menurut Cardoso Gomes (2003:25) adalah :

“Lingkungan kerja adalah proses kerja dimana lingkungan saling berinteraksi menurut pola tertentu, dan masing-masing memiliki karakteristik dan/atau nilai-nilai tertentu mengenai organisasi yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu berada, dan manusianya yang merupakan sentrum segalanya”

Masih kurang baiknya lingkungan di SMAN 27 Bandung diperkuat dari hasil wawancara dengan kepala sekolah SMAN 27 beliau menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh SMAN 27 Bandung adalah terganggunya aktivitas belajar mengajar dikarenakan adanya aktivitas pembangunan gedung baru, tata letak serta desain ruangan guru yang belum baik hal tersebut juga diperkuat dengan kritikan mengenai kenyamanan lingkungan. Selain itu peneliti juga menemukan adanya pernyataan siswa saat melakukan praobservasi yang menyatakan ada beberapa guru yang memiliki sifat mudah terbawa emosi sehingga menyebabkan perasaan tidak nyaman dan takut. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat terlihat permahasalahan lingkungan kerja dari segi fisik dan non fisik.

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui apakah benar yang menyebabkan kinerja guru menurun pada SMAN 27 Bandung adalah disiplin kerja yang menurun serta lingkungan yang masih kurang baik berdasarkan penilaian dari siswa SMAN 27 Bandung. Adapun penelitian ini akan dikemas dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMAN 27 Bandung”.

(8)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi siswa SMAN 27 Bandung mengenai disiplin kerja, lingkungan kerja dan kinerja guru SMAN 27 Bandung ?

2. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru SMAN 27 Bandung? 3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMAN 27 Bandung? 4. Bagaimana pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMAN

27 Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berikut merupakan maksud dan tujuan penulis dalam melaksanakan penelitian ini : 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMAN 27 Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui persepsi siswa SMAN 27 Bandung mengenai disiplin kerja, lingkungan kerja dan kinerja guru SMAN 27 Bandung ?

2. Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru SMAN 27 Bandung 3. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMAN 27 Bandung 4. mengetahui pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMAN

(9)

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam proses penyusunan laporan skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Nasir (2003), tujuan metode penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau pelukisan secara sistematis, aktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang akan diteliti. Melalui metode deskriptif ini akan mendeskripsikan mengenai disiplin kerja, lingkungan kerja dan kinerja guru pada SMAN 27 Bandung berdasarkan penilaian siswa SMAN 27 Bandung.

Sedangkan menurut Marzuki (2002), metode riset atau metode verifikatif adalah “menguji suatu pengetahuan”. Metode verifikatif bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis, pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selain itu juga penelitian ini menggunakan metode survei, yang mengambil sampel data suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMAN 27 Bandung yang bertempat di Jalan Usman Bin Affan No. 1 Kelurahan Rancanumpang Kecamatan Gedebage Bandung. Adapun waktu penelitian di rencanakan dari mei 2015 sampai dengan selesai

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

(e&ikian surat per&oonan pende-egasian peserta, atas peratiann6a diaturkan teri&a kasi. Wallahul Muwafq Ilaa

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

(5) Pemasangan bantalan pada poros tidak menggunakan alat yang standard yaitu menggunakan sebuah pipa yang memiliki diameter yang sama dengan cincin bantalan

Marketing Event adalah sebuah pegkhususan kerja dalam bidang pemasaran yaitu dalam hal event marketing yang ditugaskan untuk merencanakan suatu pemasaran produk atau jasa

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

Dalam penelitian skripsi ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu dengan cara field reseach untuk memecahkan masalah yang dihadapi digunakan