• Tidak ada hasil yang ditemukan

Observasi Diagnostik Kesulitan Belajar d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Observasi Diagnostik Kesulitan Belajar d"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar, setiap peserta didik memiliki hak untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Namun pada kenyataannya, peserta didik kerap kali mengalami kendala dalam pembelajarannya. Dimana guru akan memberikan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan biasanya melakukan penyamarataan pembelajaran yang diberikan kepada setiap anak, namun kita tidak tahu bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda, ada peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dan juga peserta didik dengan kemampuan yang kurang. Sehingga dengan adanya penyamarataan pembelajaran yang dilakukan guru akan mengakibatkan adanya kesulitan belajar peserta didik-peserta didik yang berkemampuan lebih dan berkemampuan kurang.

Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik tentunya harus segera diketahui oleh guru, sehingga guru bisa melaksanakan diagnosis belajar. Diagnostik kesulitan belajar adalah suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.

Berkaitan dengan diagnostik kesulitan belajar penulis melakukan observasi mengenai diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar kepada Guru IPS dan peserta didik di SMP Negeri 46 Bandung.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum, Silabus dan Standar Kelulusan bagi tingkat SMP khususnya dalam pelajaran IPS?

2. Bagaimanakah konsep diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar?

(2)

3. Bagaimana peran aktif guru IPS SMP Negeri 46 Bandung dalam diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar?

4. Bagaimana pendapat murid SMP Negeri 46 Bandung mengenai kesulitan belajar yang dialaminya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari Kurikulum, Silabus dan Standar Kelulusan bagi tingkat SMP khususnya peajaran IPS

2. Untuk mengetahui konsep diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar

3. Untuk mengetahui pendapat guru IPS SMP Negeri 46 Bandung mengenai diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar

4. Untuk mengetahui pendapat murid SMP Negeri 46 Bandung mengenai kesulitan belajar yang dialaminya.

D. Manfaat

(3)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Peran kurikulum dalam pendidikan dan dalam kehidupan manusia yang sangat penting, maka dalam penyusunannya harus dilakukan dengan dukungan pemahaman konsep dasar dari kurikulum itu sendiri.

Secara etimologis, kurikulum dalam bahasa Inggris yaitu “curriculum” yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari” dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah kurikulum tersebut pda awalny digunakan dalam dunia olahraga. Namun secara istilahnya dapat diartikan “jarak yang ditempuh oleh seorang pelari muda dari start sampai finish untuk menghasilkan medali atau penghargaan”, yang kemudi pengertian istiah tersebut diadaptasikan kedalam dunia penidikan dan diartikan sebagai “sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah”.

Menurut Murray Print Kurikulum adalah suatu program kegiatan yang terencana, sebagai hasil belajar yang diharapkan, sebagai reproduksi kultural. Sedangkan definisi kurikulum menurut Hilda Taba bahwa kurikulum adalah tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pebelajran dan adanya evaluasi. Orlosky dan smith

mengatakan bahwa kurikulum adalah bagian dari program sekolah. Kurikulum berisi apa yang diharapkan siswa dalam pembelajaran. Dan Beauchamp

mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).

Jadi, kurikulum adalah suatu dokumen tertulis yang isinnya berkaitan dengan dunia pendidikan, didalamnya terdapat tujuan, mata pelajaran, berisikan apa yang diharapkan siswa dalam pembelajaran dan merupakan program yang terencana.

B. Pengertian Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang didalamnya terdapat komponen-komponen silabus yang mencakup Standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator hasil belajar, penilaian hasil belajar, alokasi waktu dan sumber atau alat atau media belajar. Silabus merupakan penjabaran SK dan KD kedalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Dapat diatakan juga jika silabus adalah sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, silabus juga bersumber dari kurikulum. Silabus yang berisikan komponen-komponen yang terdapat di dalam silabus dapat menjawab pertanyaan berikut:

1. Kompetensi apakah yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran

2. Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik

(5)

Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan menteri Pendidikan.

Nasional No. 23 Tahun 2006. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL):

1. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan.

2. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

4. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

D. Konsep Diagnostik Remedial Kesulitan Belajar

1. Pengertian Diagnosis

Diagnosis, merupakan istilah teknis yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (1995:530-532), diagnosis dapat diartikan sebagai

a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan

(6)

b. Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;

c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat kita maklumi bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tersimpul pula konsep prognosisnya. Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostik bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

2. Pengertian Kesulitan Belajar

Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Seseorang diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat perkembangannya).

3. Diagnostik Kesulitan Belajar

(7)

4. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinjerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering kabur dari sekolah. secara garis besar, factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam.

a. Faktor Intern Siswa

Faktor intern siswa meliputi gangguan dan kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni:

1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau inteligensi siswa;

2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;

3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga).

b. Faktor Ekstern Siswa

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam, yaitu:

1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga;

2) Lingkungan perkampuan atau masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.

(8)

E. Aplikasi Diagnostik Remedial Kesulitan Belajar

Dalam pengaplikasiannya, diagnostik kesulitan belajar dan diagnostik remedial kesulitan belajar ini juga dilakukan oleh guru IPS di SMPN Negeri 46 Bandung terhadap peserta didik, cara yang beliau lakukan adalah dengan melihat apakah terdapat peserta didik yang memiliki masalah dengan nilai akademiknya, setelah itu beliau akan memeriksa latar belakang dari keluarga peserta didik, jika masalah yang dialami oleh peserta didik terdeteksi, maka selanjutnya beliau akan mencari alternatif-alternatif jalan keluarnya.

Menurut Weener & Serif (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

3. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal internal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

(9)

BAB III PROFIL SEKOLAH

Nama Sekolah : Sekolah Menegah Pertama Negeri 46 Bandung

Alamat : Jln Cigagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Bandung 40614, Jawa Barat, Indonesia.

NPSN : 20219383

No.Tlp : 022-7807214

E-mail : smpnempatenambandung@gmail.com Blog : http://smpnegeri46bandung.blogspot.co.id

Akreditasi : A

Kepala Sekolah : Endang Iwan, S.Pd.

Sejarah :

(10)

Visi dan Misi :

Visi : Mewujudkan sekolah yang berkarakter serta berwawasan lingkungan.

Indikator Visi :

1. Terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAIKEM)

2. Terwujudnya prestasi peserta didik yang membanggakan baik akademis maupun nonakademis.

3. Terwujudnya sarana dan prasarana sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan.

4. Terwujudnya sumber daya pendidikan dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar nasional kependidikan.

5. Terwujudnya budaya sekolah yang bersih, hijau dan produktif.

6. Terwujudnya budaya sekolah yang disiplin, sehat, agamis, harmonis dan kondusif.

Misi :

1. Mengembangkan kurikulum sekolah yang meliputi pemetaan SK<KD< Indikator, pengembangan silabus dan RPP.

2. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Mengikuti kegiatan lomba/ olimpiade mapel, OR dan kesenian di sekolah dan di luar sekolah.

4. Mengikuti lomba sekolah berbasis lingkungan tingkat kota Bandung dan Propinsi.

5. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai SNP.

6. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan melalui pendidikan, pelatihan dan Work Shop.

(11)

8. Melaksanakan penghijauan lingkungan sekolah.

9. Meningkatkan pembuatan biopori.

10.Menerapkan pola hidup sehat, disiplin dan bernuansa agamis.

11.Menciptakan iklim yang kondusif bagi tenaga edukatif, administratif serta peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

12.Membina masyarakat sekolah yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah

13.Menerapkan pendidikan yang berwawasan gender.

Jumlah Guru : 47 Orang

Jumlah Siswa :1106 siswa

1. Kelas VII : 341 orang, 158 orang siswi dan 183 orang siswa 2. Kelas VIII : 347 orang, 159 orang siswi dan 188 orang siswa 3. Kelas IX : 418 orang, 189 orang siswi dan 229 orang siswa

Fasilitas :

1. Masjid

2. Perpustakaan

3. Ruang Kelas

4. Laboratorium Komputer

5. Laboratorium Bahasa

6. Laboratorium IPA

7. Ruang Piket

8. Ruang Kelas

(12)

10. Ruang Wakil Kepala Sekolah

11. Ruang Guru

12. Ruang Bimbingan Konseling

13. Ruang Kesehatan (UKS)

14. Ruang Kesenian

15. Ruang Ekstra Kulikuler

16. Ruang Serba Guna

17. Mading

18. Koperasi

19. Kantin

(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aplikasi Diagnostik Remedial dan Kesulitan Belajar

Dari wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru IPS di SMP Negeri 46 Bandung yaitu Bapak Ikin Sodikin, S.Pd. mengenai Diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar, sebagai contoh bahwa terdapat siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata nilai yang didapatkan oleh siswa lain, setelah ditanyakan ternyata diketahui bahwa murid tersebut mengalami kesulitan dalam belajar, lalu guru tersebut memeriksa latar belakang keluarga murid yang mengalami kesulitan belajar dan ternyata murid tersebut selalu kurang diperhatikan oleh orangtuanya, ketika pagi murid tersebut tidak dibangunkan oleh orangtuanya, sehingga murid tersebut selalu datang ke sekolah kesiangan dan menjadi kebiasaan, walaupun rumah murid tersebut dengan sekolah tidak begitu jauh.

Dengan kasus yang dialami oleh murid tersebut, Bapak Ikin Sodikin, S.Pd. selaku guru IPS pun memberikan suatu pencegahan dengan cara meminta orangtuanya untuk lebih memerhatikan anaknya, dan juga meminta murid tersebut untuk menulis kembali pelajaran atau mengulang pelajaran di rumah untuk mengingat-ingat.

Sedangkan konsep langkah diagnostik kesulitan belajar menurut Weener & Serif (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut.

1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

3. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal internal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

(14)

5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khusunya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.

Jika kita kaitkan langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar yang dilakukan oleh Bapak Ikin Sodiki, S.Pd. dengan langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar menurut Weener dan Serif, maka hampir semua langkah diikuti oleh Bapak Ikin Sodikin, S.Pd. hanya saja beliau tidak melakukan pemerisksaan penglihatan, pendengaran dari murid tersebut melainkan langsung bertanya pada orangtua mengenai kondisi keluarga yang dikiranya dapat mempengaruhi kondisi murid. Beliau juga tidak memberikan tes intelegensi pada murid, karena dirasa masalah kesulitan belajar yang dialami oleh murid tersebut memang berasal dari kondisi keluarga yang kurang memperhatikan murid tersebut.

B. Pendapat Mengenai Pembelajaran IPS

IPS merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan di jenjang sekolah dasar, mengenah bahkan perkuliahan. Untuk mengetahui pendapat para peserta didik mengenai pembelajaran IPS, diagnostik remedial dan kesulitan belajar, dan kinerja guru bersangkutan, maka penulis melakukan observasi melalui wawancara terhadap 5 orang peserta didik di SMP Negeri 46 Bandung yaitu Sofiyah, Hisrotun, Haida, Muhammad fariz dan Daffa.

Pelajaran dianggap menyenangkan bagi sebagian narasumber dengan alasan mereka menyenangi beberapa pelajaran tertentu dari IPS dan juga menurut mereka ketika mempeajari IPS kita lebih mengenai dunia, ada pula yang tidak begitu menyukainnya dikarenakan materi yang terlalu banyak.

(15)

C. Pendapat Mengenai Remedial dan Kesulitan Belajar

Dalam pelaksanaan pembelajaran narasumber mengaku bahwa terkadang mereka juga pernah mengalami kesulitan dalam belajar seperti kesulitan ketika menghapal materi yang begitu banyaknya ataupun suasana hati yang tidak mendukung. Kesulitan yang dialami juga mengakibatkan para narasumber mengaku pernah mendapatkan nilai dibawah rata-rata, adapun yang mengatakan bahwa beliau mendapatkan nilai dibawah KKM ketika semester awal-awal saja. Sepengakuan para narasumber, ketika nilai mereka dibawah KKM maka gurupun memberikan remedial dan ketika mereka gagal, remedialpun kembali dilakukan, bahkan para narasumberpun mengatakan bahwa mereka bisa 2 sampai 3 kali remedial. Mereka juga mengatakan bahwa sebelum remedial dilakukan, maka jika ada waktu luang maka guru IPS akan mengulang pembelajaran yang dikiran belum kita mengerti.

Lalu pendapat para narasumber mengenai guru yang dapat membuat mereka nyaman dikelas adalah guru yang humoris, dengan begitu maka pelajaran tidak akan membosankan, ada juga yang mengatakan tidak terlalu humoris, dan tegas.

D. Persentasi dan Pengolahan Nilai Kelas VIII G SMP Negeri 46 Bandung

Tabel 4.1 berikut menampilkan nilai peserta didik kelas VIII G SMP Negeri 46 Bandung, nilai yang tertera adalah rata-rata nilai UAS semester 1, UAS semester 2 dan UAS semester 3 dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, TIK, Bahasa Sunda dan Keterampilan.

(16)

PELAJARAN 1 2 3

(17)

yaitu PAI, B.Indonesia, B.Inggris, Matematika, IPA, Seni Budaya, Penjas dan B.Sunda mengalami penaikan rata-rata nilai pada setiap semester.

Di dalam tabel 4.2 dibawah ini, merupakan persentasi tabel diagram dari rata-rata nilai semester 1, semester 2 dan semester 3. Dengan diagram tersebut bisa lebih mudah membandingkan nilai satu sama lainnya. Untuk semester 1 mata pelajaran yang memiliki rata-rata nilai tinggi adalah PKN, Keterampilan dan PAI, dan untuk rata-rata nilai terendah adalah IPA, IPS dan Matematika. Pada semester 2 rata-rata nilai tertinggi adalah mata pelajaran PAI, Keterampilan dan Bahasa Sunda, sedangkan untuk rata-rata nilai terendah adalah mata pelajaran IPA, Matematika dan B.Inggris. Dan

untuk semester 3 rata-rata nilai tertinggi terdapat pada mata pelajaran Keterampilan, PAI dan PKN, sedangkan rata-rata nilai terendah terdapat pada mata pelajaran IPA, Matematika dan B.Inggris.

70 72 74 76 78 80 82 84 86

Semester 1 Semester 2 Semester 3

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Ipan Suherlan Muhamad Fahmy Kurniadi Muhamad Chandra Cahyana Reihan Zahran Fajriandi Alvanka Wiritanaya Santoso Maharani Putri Purwant Nur Rismala Muhammad Faris Shiddiq Muhamad Irvan Firdaus Maharani Putri Purwant Leyra Shintawat Sherly Fanesha Nur Rismala Feni Nur Septani

-6 -4 -2 0 2 4 6 8

TRENDY-1 TRENDY-2

Tabel 4.3 Pengolahan Data Mata Pelajaran PAI

(31)

Feni Nur Septani Leyra Shintawat Reihan Zahran Fajriandi Ridwan Agung Sukmawijaya Sherly Fanesha Erika Sani Luthfiyah Itsnaeni Shufroh Nisrina Putri Haniefa Fina Rahmawat Andika Muhamad Fauzian Yusuf Muhammad Faris Shiddiq Febry Yuska Kadarusyana Agniva Dwi Retnaningtyas Akhbar Gustar

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.4 Pengolahan Data Mata Pelajaran PKN

(32)

Erika Sani Kania Wulandari Leyra Shintawat Nur Rismala Satria Hadi Luhung Fina Rahmawat Muhamad Chandra Cahyana Maghfira Tama Cinta Muhamad Fahmy Kurniadi Muhammad Faris Shiddiq Feni Nur Septani Reihan Zahran Fajriandi Maharani Putri Purwant Luthfiyah Itsnaeni Shufroh

-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.5 Pengolahan Data Mata Pelajaran B.Indonesia

(33)

Maharani Putri Purwant Andika Muhamad Fauzian Yusuf Alvanka Wiritanaya Santoso Sherly Fanesha Aryolla Noerzein Fina Rahmawat Luthfiyah Itsnaeni Shufroh Febry Yuska Kadarusyana Muhamad Chandra Cahyana Muhammad Faris Shiddiq Rath Komalasari

-10 -5 0 5 10 15

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.6 Pengolahan Data Mata Pelajaran B.Inggris

(34)

Fina Rahmawat Andika Muhamad Fauzian Yusuf Aryolla Noerzein Alvanka Wiritanaya Santoso Andika Muhamad Fauzian Yusuf Gilang Maulana Ismail Maghfira Tama Cinta Maharani Putri Purwant Reihan Zahran Fajriandi Fina Rahmawat

-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.7 Pengolahan Data Mata Pelajaran Matematika

(35)

Andika Muhamad Fauzian Yusuf

Tabel 4.8 Pengolahan Data Mata Pelajaran IPA

(36)

Fina Rahmawat Maghfira Tama Cinta Maharani Putri Purwant Reihan Zahran Fajriandi Akhbar Gustar Feni Nur Septani Leyra Shintawat Alvanka Wiritanaya Santoso Luthfiyah Itsnaeni Shufroh Febry Yuska Kadarusyana Muhamad Chandra Cahyana Muhammad Faris Shiddiq Fina Rahmawat Reihan Zahran Fajriandi

-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.9 Pengolahan Data Mata Pelajaran IPS

(37)

Reihan Zahran Fajriandi Fina Rahmawat Andika Muhamad Fauzian Yusuf Maghfira Tama Cinta Alvanka Wiritanaya Santoso Erika Sani Nur Rismala Luthfiyah Itsnaeni Shufroh Maharani Putri Purwant Muhamad Irvan Firdaus Akhbar Gustar Leyra Shintawat Aryolla Noerzein Gilang Maulana Ismail

-6 -4 -2 0 2 4 6 8

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.10 Pengolahan Data Mata Pelajaran Seni Budaya

(38)

Gilang Maulana Ismail Muhamad Irvan Firdaus Feni Nur Septani Erika Sani Alvanka Wiritanaya Santoso Leyra Shintawat Muhamad Fahmy Kurniadi Gilang Maulana Ismail Muhamad Irvan Firdaus

-15 -10 -5 0 5 10 15

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.11 Pengolahan Data Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

(39)

Fina Rahmawat Aryolla Noerzein Febry Yuska Kadarusyana Ipan Suherlan Muhamad Chandra Cahyana Maharani Putri Purwant Nisrina Putri Haniefa Kania Wulandari Nur Rismala Alvanka Wiritanaya Santoso Fina Rahmawat

-15 -10 -5 0 5 10 15

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.12 Pengolahan Data Mata Pelajaran TIK

(40)

Kania Wulandari Nur Rismala Muhamad Chandra Cahyana Agniva Dwi Retnaningtyas Feni Nur Septani Nisrina Putri Haniefa Muhamad Fahmy Kurniadi Muhammad Faris Shiddiq Febry Yuska Kadarusyana Fina Rahmawat Muhamad Irvan Firdaus Andika Muhamad Fauzian Yusuf Kania Wulandari

-15 -10 -5 0 5 10 15

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.13 Pengolahan Data Mata Pelajaran Bahasa Sunda

(41)

Nisrina Putri HaniefaLeyra Shintawat Muhammad Faris ShiddiqFebry Yuska Kadarusyana Fina Rahmawat Maharani Putri PurwantMuhamad Irvan Firdaus Aryolla Noerzein Andika Muhamad Fauzian YusufKania Wulandari Nur Rismala Kania WulandariErika Sani Muhamad Chandra Cahyana Reihan Zahran Fajriandi Alvanka Wiritanaya SantosoIpan Suherlan

-15 -10 -5 0 5 10 15

Trendy-1 Trendy-2

Tabel 4.14 Pengolahan Data Mata Pelajaran Keterampilan

(42)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap murid atau peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap pembelajaran di sekolah, sehingga tidak di pungkiri bahwa di setiap ssekolah pasti ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran, begitupun dengan para peserta didik di SMP Negeri 46 Bandung dimana penulis melaksanakan observasi mengenai diagnostik remedial dan kesulitan belajar.

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menunjukan seorang peserta didik menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk mengetahui dan juga memecahkan masalah kesulitan belajar yang dialami peserta didik oleh guru yang bersangkutan, baik wali kelas ataupun guru mata pelajaran. Cara yang dilakukan guru untuk mengetahui dan juga memecahkan masalah kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik disebut dengan diagnostik kesulitan belajar.

B. Saran

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Aeni. (2015). Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar (Definisi Dan Prosedur Atau Langkah-Langkah Diagnostik Kesulitan Belajar). [Online]. Diakses dari http://yuni nuraeniyna.blogspot.co.id/2015/06/konsep-dasar-diagnostik-kesulitan.html.

Prawijaya. (2015). Resume “Konsep Kurikulum”. [Online]. Diakses dari.

http://wisnucorner. blogs.uny.ac.id/2015/09/28/resume-konsep-kurikulum/. Wulandari. (2012). Pengertian Silabus dan RPP. [Online]. Diakses dari

Gambar

Tabel 4.1Di dalam tabel 4.1 diatas terdapat angka berwarna merah yang menunjukan
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Pengolahan Data Mata Pelajaran PAI
Tabel 4.4 Pengolahan Data Mata Pelajaran PKN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil analasis kandungan mineral (Fe, Ca, Mg, Mn, dan Zn) dan logam berat (Pb dan Cu) disajikan dalam bentuk tabulasi dan histogram, dan dianalisis secara

Jumlah Kaunselor Sekolah Mengikut Pecahan Negeri Pecahan Bilangan Kaunselor Mengikut Pejabat Pendidikan Daerah Saiz sampel berdasarkan populasi Taburan Item Soal Selidik

Informasi- informasi ini juga masih belum diintegrasikan dengan peta perkebunan dan data infrastruktur sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dan ketidakakuratan

Web 2.0 kini dominan, juga dikenali sebagai web sosial, yang terdiri daripada kumpulan longgar teknologi generasi baru sosial di mana pengguna terlibat secara

Untuk dapat melakukan analisis dan injection molding Fe-2%Ni dengan Moldflow maka feedstock Fe-2%Ni tersebut harus dikarakterisasi terlebih dulu untuk mendapatkan berbagai

Ide pengetahuan konten mencakup pedagogi dan mirip dengan gagasan Shulman mengenai pengetahuan pedagogi dan konten yang berlaku untuk pengajaran konten secara

Proses pengasapan adalah metode pengasapan tradisional yang menggunakan asap sebagai media untuk mengasapi, pengasapan tradisional merupakan proses yang sifat khas

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990 – 2015.. Penyediaan PMT pemulihan bagi balita gizi buruk dan Ibu hamil KEK