• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISI (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 114 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

Nurlela1 Heri Suprapto2

1,2

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Gunadarma

1,2

Jalan Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat

1

nurlela@student.gunadarma.ac.id

Abstrak

Keberhasilan pelaksanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa konstruksi dikaitkan dengan sejauh mana sasaran proyek (tepat waktu, mutu dan biaya) dapat terpenuhi. Denga n melakuka n ma na jemen risiko diharapka n sa sara n proyek ya ng tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu dala m pemba nguna n infra struktur ba ngunan gedung bisa terwujud. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi risiko dan agen penyebab risiko yang ada pada Proyek Pembangunan Infrastruktur Bangunan Gedung Bertingkat dan memberikan usulan penanganan pada agen risiko yang paling berpengaruh dengan menggunakan metode House of Risk (HOR). Terdapat 18 kejadian risiko dan 12 agen/penyebab risiko yang diidentifikasi. Dari hasil perhitungan, agen risiko yang paling berpengaruh adalah Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum dijadwal ulang. Aksi mitigasi yang yang berada pada urutan teratas dari risk response adalah pembuatan jadwal yang realistis dan membuat system pengawasan dan sanksi.

Kata kunci: Manajemen risiko, Sasaran Proyek, penyimpangan biaya, House Of Risk (HOR)

IDENTIFICATION AND RISK MANAGEMENT ANALYSIS ON INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT STOREY BUILDING PROJECT

Abstract

The successful implementation of a project undertaken by the construction company associated with the extent to which the project objectives (on time, quality and cost) can be met. By doing risk management is expected to target the right project cost, timely, and appropriate quality in the construction of the building infrastructure can be realized. The purpose of this study was the identification of the causative agent of risk and risk of the Infrastructure Development Project Storey Building and propose an agent handling the most influential risk using the House of Risk (HOR). There are 18 events and the risk of 12 agents / causes of the identified risks. From the calculation, the most influential risk agents are resource procurement process is stopped and has not been rescheduled. Mitigation actions that are at the top of the risk response is the manufacture of a realistic schedule and create a system of monitoring and sanctions.

(2)

115 Nurlela, Suprapto, Identifikasi dan… PENDAHULUAN

Pelaksanaan Proyek pada bidang jasa konstruksi dihadapkan dalam tiga kendala yaitu biaya, waktu dan mutu. Ketiga kendala ini dapat diartikan sebagai sasaran proyek, yang didefinisikan sebagai tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu. Keberhasilan pelak-sanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa konstruksi dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat terpenuhi.

Permasalahan yang dihadapi perusa-haan jasa kosntruksi apabila tidak segera diselesaikan, maka keberhasilan pelaksanaan suatu proyek akan terganggu. terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi, salah satunya ialah dalam hal manajemen produksi dan operasional. Permasalahan manajemen pro-duksi dan operasional terutama adalah dalam hal ketidakmampuan melakukan manaje-men proyek dan pengelolaan risiko-risiko proyek.

Manajemen Proyek adalah proses pengelolaan proyek yaitu melalui pengelo-laan, pengalokasian, dan penjadwalan sum-berdaya dalam proyek untuk mencapai sa-saran. Sebagai bagian dari proses Mana-jemen Proyek, perencanaan dan pengen-dalian yang baik belum menjamin terwu-judnya sasaran proyek. Selalu terdapat kemungkinan tidak tercapainya suatu tujuan atau selalu terdapat ketidakpastian atas keputusan apapun yang diambil, untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengolah dan mempelajari risiko yang ada. Manajemen risiko merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah di-ketahui, untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi Selanjutnya dapat di-ketahui akibat buruknya yang tidak diharapkan (Cooper dan Chapman, 1993) dan dapat dikem-bangkan rencana respon yang sesuai untuk mengatasi risiko-risiko potensial tersebut. Oleh karena itu, analisis manajemen risiko dalam pembangunan bangunan gedung menjadi penting untuk dilakukan. Dengan melakukan manajemen risiko diharapkan pembangunan

infra-struktur gedung terwujud sasaran proyek yang tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu.

Tujuan dari penelitian ini adalah meng-identifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dan identifikasi agen/penyebab risiko dalam kegiatan konstruksi bangunan gedung bertingkat, memberikan peringkat agen risi-ko apa saja yang paling berpengaruh kemu-dian memberikan usulan penanganan (aksi mitigasi).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, kerangka berpikir (penelitian) seba-gaimana diagram alur pada Gambar 1. Metode HOR (House Of Risk)

Metode Huse of Risk (HOR) adalah me-tode untuk memanage risiko secara proaktif, dimana risk agent yang teridentifikasi sebagai penyebab risk event dapat dikelola dengan cara memberikan urutan berdasarkan besarnya dampak yang mungkin ditimbul-kan. Berdasarka urutan tersebut dapat ditentukan pula langkah proaktif yang efektif untuk dapat mengurangi kemungki-nan terjadinya risiko.

Model dalam metode HOR terbagi menjadi dua tahapan, yaitu:

1. HOR 1

Model HOR 1 untuk menetukan prioritas risk agent sebagai penyebab terjadinya risiko guna pengambilan langkah pence-gahan.

Langkah-langkah dalam HOR 1: a. Mengidentifikasi terjadinya risiko

(risk event, Ej) dan menilai tingkat keparahannya (severity, Sj)

b. Mengidentifikasi risk agent (Aj) dan menilai tingkat keseringannya (Oj) untuk kemungkinan terjadi

c. Memberikan nilai korelasi (Rij) antara

risk event dan risk

d. Menghitung aggregate risk potential

(3)

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 116 dampak dari risk event yang

ditim-bulkan

j j j ij

ARP O

S R

e. Membuat prioritas risk agent ber-dasarkan potensi risiko agregat 2. HOR 2

Model HOR2 memberikan prioritas langkah proaktif yang efektif mengu-rangi terjadinya risiko didasarkan ke-mampuan keuangan dan resources lainnya.

Langkah-langkah dalam HOR 2:

a. Menentukan beberapa risk agent

dengan rangking teratas untuk di-jadikan penyebab risiko yang akan diprioritaskan untuk ditangani

b. Mengidentifikasi langkah proactive action (PAk) yang relevan untuk mencegah risk agent

c. Menentukan tingkat hubungan antara masing-masing PA dan risk agent (Ejk)

d. Menghitung total efektifitas masing-masing proactive action

TEk

ARP Ej. jk

e. Menilai tingkat kesulitan (Dk) dalam melaksanakan PA

f. Menghitung rasio total efektifitas dengan tingkat kesulitan

k k

k

TE ETD

D 

g. Memberikan rangking prioritas pada proactive action yang paling efektif mengurangi terjadinya risi-ko sesuai kemampuan perusahaan

MULAI

Menentukan Topik (Infrastruktur bangunan gedung)

Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan

Studi Literatur

· Pengkajian jurnal penelitian terdahulu · Pengkajian teori

· Pengumpulan data sekunder (penelusuran internet)

Survey Lapangan

Pengolahan Risiko dengan Metode House of risk

Menentukan Judul Penelitian

(IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PROYEK

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG)

Pengumpulan Data dari Lapangan

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Rekomendasi

SELESAI

(4)

117 Nurlela, Suprapto, Identifikasi dan …

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Kejadian Risiko

Proyek adalah kegiatan yang melibat-kan sumberdaya berupa tenaga kerja, peralatan konstruksi, material, uang, dan metode. Sasaran proyek adalah diselesai-kannya konstruksi fisik bangunan dengan tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu. Pada proses tersebut dapat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan yang disebut sebagai risiko. Jika risiko-risiko tersebut terjadi maka proyek tidak dapat mewu-judkan sasarannya yaitu tepat biaya atau tepat waktu atau tepat. Risiko yang poten-sial adalah risiko yang memiliki frekuensi terjadi yang tinggi dan memiliki pengaruh besar bagi pencapaian sasaran proyek

Bagian-bagian pada operasional proyek yang memiliki risiko tinggi menunjukkan bahwa bagian tersebut kurang ditangani dengan baik karena kurangnya kapabilitas sumberdaya, baik dari manajer proyeknya maupun organisasi proyek. Disamping itu, juga dapat disebabkan oleh tingginya ting-kat kesulitan aspek teknis proyek yang disusun pada tahap desain atau pengem-bangan.

Pada statistik nonparametrik, usaha mendeskripsikan data dilakukan untuk lebih memahami pola data tersebut. Data yang di-gunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal, sehingga digunakan median sebagai pusat pengukuran datanya.

Terdapat 18 item risiko yang diiden-tifikasi, 18 item risiko dan hasil penilaian responden dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Identifikasi Risiko dan Hasil Penilaian Dampak Risiko

Kode Risiko Skor

E1 Masalah dalam penyediaan sumberdaya (material; tenaga kerja; alat) 4.00

E2 Kondisi owner yang kurang mendukung 4.00

E3 Kondisi perusahan /cabang yang kurang baik 3.00

E4 Kondisi keuangan proyek yang buruk 3.00

E5 Kondisi waktu pelaksanaan proyek yang buruk 3.00

E6 Kondisi SDM proyek yang kurang baik 4.00

E7 Kecurangan; kelalaian; ketidakjujuran 3.00

E8 Kerusakan alat; properti; fisik proyek 3.00

E9 Tidak dipenuhinya spesifikasi teknis 4.00

E10 Hal-hal teknis proyek yang mengalami perubahan dari owner 3.00

E11 Masalah teknologi/metode konstruksi 3.00

E12 Masalah kondisi fisik aktual yang ditemui di lapangan 2.00

E13 Keterlambatan dari jadwal 3.00

E14 Kualitas pekerjaan yang buruk 3.00

E15 Perubahan Jadwal Pelaksanaan 3.00

E16 Masalah pada koordinasi pelaksanaan 3.00

E17 Pemogokan tenaga kerja 3.00

E18 Kualitas material yang buruk 2.00

Dari Tabel 1 diketahui sebanyak 4 kejadian risiko yang mempunyai nilai 4 yang artinya berdampak besar, 12 kejadian risiko dengan nilai 3 ini berarti berdampak sedang dan 2 kejadian risiko dengan nilai 2 yang berdampak sedang. Nilai dampak ini

akan digunakan dalam perhitungan

(5)

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 118 Identifikasi Agen/Penyebab Risiko

Setelah mengidentifikasi kejadian ri-siko, kemudian menilai tingkat keparahan terhadap dampak yang ditimbulkannya,

langkah selanjutnya adalah identifikasi agen/ penyebab risiko dan menilai seberapa sering kemungkinan terjadi pada agen/ penyebab risiko. Penilaian responden terhadap ke-mungkinan terjadinya risiko dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penilaian Responden TerhadapProbabilitas Agen Risiko

Kode Agen/Penyebab Risiko Rata Rata

A1 Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum dijadwal ulang 4.00

A2 Koordinasi dengan owner yang kurang baik 3.00

A3 Pengawasan dan sanksi terhadap pemenuhan personil belum ketat 2.00 A4 Pada saat pengadaan tidak dilakukan pengecekan terhadap peralatan yang

akan dimobilisasi 2.00

A5 Tambahan lingkup kerja 3.00

A6 Perselisihan terhadap pasal-pasal kontrak 2.00

A7 Survei yang dilakukan pada saat desain tidak akurat 2.00

A8 Kelangkaan produksi material 3.00

A9 Pendanaan proyek tidak lancar 3.00

A10 Komunikasi kurang efektif 2.00

A11 Waktu pelaksanaan yang kurang memadai 2.00

A12 Kurang matangnya manajemen proyek 2.00

Nilai probabilitas ini juga akan diguna-kan dalam perhitungan Aggregate Risk Potential (ARP), yaitu untuk menentukan agen/penyebab risiko yang paling ber-pengaruh berdasrkan perhitungan.

Penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP)

Nilai ARP ini diperoleh dari penjumla-han hasil perkalian tingkat severity dengan tingkat occurrence.

j j j ij

ARP O

S R

Terdapat 18 kejadian risiko yang telah diidentifikasi. agen/penyebab risiko yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya terdapat 12. Satu agen risiko dapat memun-culkan satu atau lebih kejadian risiko dan sebaliknya, satu kejadian risiko dapat disebabkan oleh satu atau lebih agen risiko.

Urutan peringkat agen risiko dari yang paling tinggi bisa dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Peringkat Agen Risiko

No Kode Agen/Penyebab Risiko ARP

1 A1 Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum dijadwal ulang 101.256

2 A2 Koordinasi dengan owner yang kurang baik 70.068

3 A5 Tambahan lingkup kerja 62.694

4 A9 Pendanaan proyek tidak lancar 59.49

5 A3 Pengawasan dan sanksi terhadap pemenuhan personil belum ketat 52.84

6 A10 Komunikasi kurang efektif 49.166

(6)

119 Nurlela, Suprapto, Identifikasi dan …

No Kode Agen/Penyebab Risiko ARP

8 A6 Perselisihan terhadap pasal-pasal kontrak 48.2

9 A7 Survei yang dilakukan pada saat desain tidak akurat 38.152

10 A12 Kurang matangnya manajemen proyek 36.578

11 A11 Waktu pelaksanaan yang kurang memadai 35.028

12 A4 Pada saat pengadaan tidak dilakukan pengecekan terhadap

peralatan yang akan dimobilisasi 34.678

Berdasarkan Tabel 3, 3 peringkat agen risiko teratas adalah :

1. Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum dijadwal ulang (A1), dengan nilai ARP sebesar 101.256.

Jika proses pengadaan sumberdaya, baik peralatan, material maupun tenaga kerja berhenti, Risko yang mungkin terjadi adalah :

a. Perubahan jadwal pelaksanaan, dampak yang ditimbulkannya adalah keterlambatan proses konstruksi, bia-ya proyek bertambah.

b. Kualitas pekerjaan yang buruk, ketika dilapangan sangat membutuh-kan alat konstruksi, tetapi karena pengadaan alat terhenti, akibatnya akan berpengaruh pada bagaimana hasil dari pekerjaan, sehingga kua-litas pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.

c. Masalah dalam penyediaan sumber-daya (material; tenaga kerja; alat), sehingga dampak yang terjadi ada-lah terlambatnya pelaksanaan kons-truksi dan biaya proyek jadi ber-tambah.

Pengadaan Sumber daya (Material, Alat, Tenaga kerja)

berhenti dan belum dijadwal ulang (A1)

Kualitas pekerjaan yang buruk (E14)

Perubahan Jadwal Pelaksanaan (E15)

Masalah dalam penyediaan sumberdaya (material;

tenaga kerja; alat) (E1)

Keterlambatan konstruksi

Biaya Proyek bertambah

Mutu hasil pekerjaan tidak sesuai dengan rencana Agen/Penyebab

Risiko

Risiko yang mungkin

terjadi Dampak

(7)

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 120

Koordinasi dengan owner yang kurang baik (A2)

Masalah pada koordinasi pelaksanaan (E16) Kondisi keuangan proyek yang buruk

(E7)

Kondisi owner yang kurang mendukung

(E2)

Keterlambatan konstruksi

Biaya Proyek bertambah

Mutu hasil pekerjaan tidak sesuai dengan rencana

Agen/Penyebab Risiko

Risiko yang mungkin

terjadi Dampak

Gambar 3. Akibat dari A2

2. Koordinasi dengan owner yang kurang baik (A2), nilai ARP 70.068. Risiko yang mungkin terjadi jika koordinasi dengan owner kurang baik adalah:

a. Kondisi keuangan proyek yang buruk, dampak yang akan ditimbulkannya adalah keterlambatan konstruksi, biaya proyek bertambah

b. Masalah pada koordinasi pelaksanaan, akan berdampak pada keterlambatan

konstruksi, mutu pekerjaan tidak sesuai dengan yang direncanakan.

c. Kondisi owner yang kurang mendu-kung, karena kurang koordinasi, maka akan terjadi kesalahfahaman informasi mengenai spesifikasi pekerjaan, sehing-ga mutu hasil pekerjaan tidak sesuai dan keterlambatan pelaksanaan konstruksi.

Tambahan lingkup kerja (A5) Keterlambatan dari

jadwal (E16) Perubahan Jadwal Pelaksanaan (E15)

Masalah teknologi/ metode konstruksi

(E7)

Keterlambatan konstruksi

Biaya Proyek bertambah

Mutu hasil pekerjaan tidak sesuai dengan rencana

Agen/Penyebab Risiko

Risiko yang mungkin

terjadi Dampak

Gambar 4. Akibat A5

3. Tambahan lingkup kerja, dengan nilai ARP 62.69. Tambahan lingkup kerja akan berakibat pada terganggunya jadwal pe-laksanaan pekerjaan. Selain itu akan

(8)

121 Nurlela, Suprapto, Identifikasi dan … Tabel 4. Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kesulitan Aksi Mitigasi

Kode Aksi Mitigasi Nilai

PA1 Membuat sistem pengawasan dan sanksi 3

PA2 Membuat prosedur pengawasan dan sanksi 3

PA3 Membuat jadwal yang realistis 3

PA4 Membuat check list yang komprehensif 4

PA5

Melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan owner

4

PA6 Pemenuhan persyaratan pendanaan 3

PA7 Membuat prosedur pembuatan dan perubahan desain 3

PA8 Melakukan Pengawasan Terhadap Penjadwalan 3

Aksi Mitigasi Untuk Penanganan Risiko

Proses perancangan strategi dilakukan menggunakan matriks House of Risk (HOR) fase kedua untuk menyusun aksi-aksi mitigasi dalam menangani risiko yang berpotensi timbul pada rantai pasok. Pe-nilaian aksi mitigasi dilakukan berdasar-kan tingkat kesulitan dalam melakukan masing-masing aksi mitigasi tersebut. Seperti halnya pada penilaian dampak mitigasi dan probabilitas agen risiko, untuk mengkuanti-fikasikan penilaian, maka digunakan skala ordinal.

Perhitungan Rasio Total Efektifitas Dengan Tingkat Kesulitan

Tabel 5 menunjukan rangking (pering-kat) aksi mitigasi yang harus diprioritaskan, yaitu

Tabel 5. Peringkat Aksi Mitigasi

No Kode Aksi Mitigasi ETD

1 PA3 Membuat jadwal yang realistis 34.681

2 PA1 Membuat sistem pengawasan dan sanksi 19.749

3

PA5

Melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan owner

38.266

4 PA2 Membuat prosedur pengawasan dan sanksi 6.294

5 PA6 Pemenuhan persyaratan pendanaan 20.338

6 PA7 Membuat prosedur pembuatan dan perubahan desain 17.542

7 PA4 Membuat check list yang komprehensif 10.243

8 PA8 Melakukan Pengawasan Terhadap Penjadwalan 4.259

Berdasarkan Tabel 5, 3 peringkat aksi mitigasi teratas adalah :

1. Membuat jadwal yang realistis, maksud-nya adalah membuat jadwal yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan, sehingga progress aktual sesuai dengan progress rencana.

2. Membuat sistem pengawasan dan sanksi, membuat system bagaimana pengawasan dan sanksi diberikan apabila terjadi pencurian, kelalaian dsb.

(9)

se-Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2 Desember 2014 122 hingga pekerjaan konstruksi bisa berjalan

kembali dengan baik.

Berdasarkan Gambar 5. Aksi Mitigasi Untuk Tercapainya Sasaran Proyek, dapat diketahui aksi mitigasi untuk masing-masing agen risiko, yaitu:

1. Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum dijadwal ulang, dapat diselesaikan dengan membuat jadwal yang realistis dan membuat system pengawasan dan sanksi. Apabila ma-salah seperti pengadaan sumber daya terhenti bisa diprediksi sedini mungkin, karena pembuatan jadwal, dibuat dengan berdasarkan kondisi lapangan dan adanya system pengawasan dan

sanksi apabila masalah ini terjadi karena kecurangan pihak yang tidak ber-tanggungjawab.

2. Koordinasi dengan owner yang kurang baik, dapat diselesaikan dengan mela-kukan kembali komunikasi dan koor-dinasi yang baik dengan owner, sehing-ga masalah yang ada bisa terselesaikan dengan baik dan ketiga sasran proyek bisa tercapai.

3. Tambahan lingkup kerja. Apabila komu-nikasi dan koordinasi dengan owner di-lakukan dengan baik, maka ketika ada penambahan lingkup pekerjaan bisa di-kerjakan dengan baik, karena telah dikomunikasikan dengan baik.

Koordinasi dengan owner yang kurang

baik (A2) Proses pengadaan sumberdaya berhenti

dan belum dijadwal ulang (A1)

Membuat jadwal yang realistis (PA3)

Melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan

owner (PA5) Membuat sistem pengawasan

dan sanksi (PA1)

Gambar 5. Aksi Mitigasi Untuk Tercapainya Sasaran Proyek

SIMPULAN

1. Terdapat 18 risiko yang diidentifikasi penulis dalam proyek pembangunan ge-dung bertingkat.

2. Terdapat 12 agen/penyebab risiko yang telah diidentifikasi. Dari analisis data pada risiko-risiko tersebut maka dapat diperoleh hasil bahwa peringkat dari agen risiko yang paling besar dan aksi mitigasi untuk masing-masing agen risiko adalah :

(10)

123 Nurlela, Suprapto, Identifikasi dan … b. Koordinasi dengan owner yang

ku-rang baik, dapat diselesaikan dengan melakukan kembali komunikasi dan koordinasi yang baik dengan owner, sehingga masalah yang ada bisa terselesaikan dengan baik dan ketiga sasran proyek bisa tercapai.

c. Tambahan lingkup kerja. Apabila ko-munikasi dan koordinasi dengan owner dilakukan dengan baik, maka ketika ada penambahan lingkup pe-kerjaan bisa dikerjakan dengan baik, karena telah dikomunikasikan deng-an baik.

DAFTAR PUSTAKA

Geraldine, Laudine Henriette et all. 2007.

“Manajemen Risiko dan Akdi Mitigasi

untuk Mneciptakan Rantai Pasok yang Robust”. Jurnal Teknologi dan Reka-yasa Teknik Sipil, Vol 1. No 53.

Mastura, Labambang. 2011. “Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi”,

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No 1. P. 39-46.

Ningrum, Ratna. 2008. Analisa Risiko Investasi Proyek Jalan Tol Depok Antasari. Tesis Program Magister Administrasi Bisnis, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung.

Prihandono, Endy. 2010. Analisis Risiko Kegiatan Operasional Bongkar Muat Petikemas di Dermaga Nilam Timur Multipurpose Pelabuhan Tanjung Pe-rak Surabaya. Tesis Program Pasca-sarjana Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Pusat Litbang Prasarana Transportasi. 2003.

Pengembangan Metode Analisis

Risiko Investasi Jalan Tol, Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Litbang Prasarana Transportasi Departemen Pekerjaan Umum.

Purwandono, Dewi Kurniasari. 2010.

Aplikasi Model House Of Risk (HOR)

untuk Mitigasi Risiko Proyek

Pembangunan Jalan Tol

Gempol-Pasuruan. Tesis Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Santoso, Indriani. 1999. “Analisa Overruns Biaya pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi”, Jurnal Dimensi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, Vol. 1 No. 1. p. 40 – 48.

Santoso, Singgih. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Elex Media Komputindo, Jakarta. Sari, Diana Puspita et all. 2010. “Pemenuhan

Kualitas Menggunakan Pendekatan

Quality Risk Management”, Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 15 No 2.

Sriyantono, Henky Eko. 2003. Pengaruh kualitas identifikasi resiko terhadap

kinerja waktu pelaksanaan

pem-bangunan/peningkatan jalan tol di Indonesia. Tesis Program Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Universitas Indonesia (UI) Depok.

Suharjo. 2011. Analisa Perencanaan Dan

Manajemen Risiko Pada Proyek

Pembangunan Bts Telkomsel Di Jawa Timur. Tesis Program Pascasarjana Manajemen Industri, Institut Tekno-logi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Uyanto, Stanislaus. 2006. Pedoman Analisis

Data dengan SPSS, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Winarsa, Dwi. 2005. Manajemen resiko pada kontrak kerja konstruksi dengan sistem Contractor Full Pre Financing: Kasus proyek pembangunan jalan tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang Tahap II. Tesis Program Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Universitas Indonesia (UI) Depok.

Wikipedia, Desember 2010. “Failure Mode

and Effect Analysis”, [Online]

Diunduh melalui:

http://en.wikipedia.org/wiki/FMEA [Diakses pada 10 Agustus 2012].

Wikipedia, Desember 2010. “Manajemen

Risiko”, [Online] Diunduh melalui:

(11)

Jurnal Desain Konstruksi, Volume 13, No. 2 Desember 2014 124 n_Risiko.htm, [Diakses pada 10

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Tabel 1.  Identifikasi Risiko dan Hasil Penilaian Dampak Risiko
Tabel 2.  Penilaian Responden TerhadapProbabilitas Agen Risiko
Gambar 2. Akibat dari A1
+4

Referensi

Dokumen terkait

(2) Sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarip retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk pelayanan rawat jalan rawat inap, rawat darurat,

dikarenakan banyaknya program Total lulusan mahasiswa bersertifikat kompetensi yang diikuti oleh lulusan kompetensi dan profesi TA 2018 : X mahasiswa Universitas Airlangga Total

Persamaan penelitian kali ini dengan penelitian Dian Pratiwi & Meiranto (2013) terletak pada data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah data

 Coordinating with Ministry of Finance-DJPK in establishing Physical SINKRON DAK Application as well as Non-Physical DAK Reporting Application especially related to

Lalu kaiwa (percakapan) tersebut direkam dalam bentuk video, kemudian ditayangkan di depan kelas. Kelompok yang lainnya menyimak dan setelah itu memberikan

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya

Garam rangkap adalah garam yang terdiri dari dua kation yang berbeda dengan sebuah Garam rangkap adalah garam yang terdiri dari dua kation yang berbeda dengan sebuah anion yang sama

Feed Box : 2 Feed point to 2 stainless steel gravity Feed Box incorporating with adjustable Feed Gate valve with shut - off assembly Of Unique design,Permits of uniform