41
LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian
Mulai
Merancang bentuk alat
Menggambar dan menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Mengukur bahan yang akan digunakan
Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar
Merangkai alat
Mengelas alat
Mengecat alat
a
Menggerinda permukaan alat yang kasar
a
Menguji alat
Data
Selesai b
Layak?
Mengukur parameter
Lampiran 2. Perhitungan perencanaan daya motor alat pencacah sampah organik
Perhitungan perencanaan daya :
A. Massa mata pisau pencacah
Diketahui : P = 14 cm
Mata pisau berjumlah 24 mata pisau sehingga total massa pisau menjadi
= 24 x 0,524 kg = 12,576 kg
F = m.g
= 12,576 kg x 9,8 m/s2
= 123,24 N
B. Massa poros pisau pencacah
Massa poros = 6,09x10-4m3 x 7800 kg/m3
= 4,75 kg
F = m.g
= 4.75 kg x 9,8 m/s2
= 46,55 N
C. Massa kipas penghisap
Massa kipas = 0,1246 m x 0,130 m x 0,002 m x 7800 kg/m3
Kipas pengisap berjumlah 3 sehingga total massa menjadi
= 3 x 0,25 kg = 0,75 kg
F = m.g
= 0,75 kg x 9,8 kg/s2
= 7,35 N
D. Massa bahan sebesar 1 kg
F = m.g
= 1 kg x 9,8 m/s2
= 9,8 N
Jadi total gaya keseluruhan, F = 186,94 N
E. Kecepatan sudut (rad/s)
Diketahui : Kec. Putaran = 1350 rpm
F. Perhitungan daya
= 2683,72 Watt
P = 2,68372 KW
0,7457
= 3,59 HP
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada alat pencacah sampah
organik maka motor bensin yang digunakan pada penelitian ini adalah motor
bensin yang memiliki daya 5,5 HP. Alasan pemilihan motor bensin yang lebih
besar dayanya untuk mengantisipasi jika dibutuhkan daya yang lebih besar pada
Lampiran 3. Gambar teknik mesin pencacah sampah organik
Lampiran 4. Gambar alat pencacah sampah organik
Tampak isometris
Tampak depan
Tampak samping
Lampiran 5. Gambar hasil penelitian
Pelepah kelapa sawit
Hasil pencacahan ulangan I
Hasil pencacahan ulangan II
Lampiran 6. Kapasitas efektif alatpencacah sampah organik pada pelepah kelapa sawit.
Ulangan Berat (kg)
1. Kapasitas efektif alat (KEA)
KEA =Berat bahan (kg ) Waktu kerja (jam )
= 4 kg 0,0362 jam
Lampiran 7. Rendemen alat pencacah sampah organik pada pelepah kelapa sawit
Lampiran 8. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 5.000.000
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan metode sinking fund
Dn = (P-S) (A/F, i, N) (F/P, i, n-1)
dimana:
Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
S = Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n = Tahun ke-n
Tabel Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
2. Bunga modal dan asuransi
I =i(P)(N+1)
2N
dimana:
i = Tingkat bunga modal dan asuransi (7,5% pertahun)
P = Harga awal (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
I = 7,5% (Rp. 5.000.000)(5+1)
2(5)
= Rp. 225.000/tahun
3. Pajak
= Rp. 100.000/tahun
Tabel Perhitungan biaya tetap tiap tahun 2 895.497,687 225.000 100.000 1.220.497,687 3 962.658,27 225.000 100.000 1.278.658,27 4 1.034.878,95 225.000 100.000 1.359.878,95 5 1.112.446,44 225.000 100.000 1.437.446,44
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat
Ppa =1,2%
100
x
P -S100 Jam
x
Wtdimana:
Ppa = Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat pertahun (Rp/tahun)
P = Harga awal alat (Rp)
S = Harga akhir alat, 10% dari harga pembelian (Rp)
Wt = Jam kerja pertahun (Jam/tahun)
Ppa = 1,2%
100
x
Rp. 5.000.000 – Rp.500.000
100 Jam x 1.800 Jam/tahun
= Rp. 972.000/tahun
2. Biaya bahan bakar
Jumlah pemakaian bahan bakar 1,92 L/jam
Jumlah pemakaian 1 hari = 6 jam
Biaya bensin per tahun = 1,92 L/jam x 1.500 jam/tahun x Rp. 7.300/L
= Rp. 25.228.800/tahun
3. Biaya operator
dimana:
Uop = Upah operator per jam (Rp/jam)
BO = Biaya operator pertahun (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)
Uop = Rp. 1.800 jam/tahun x Rp. 5.000/jam
= Rp. 9.000.000/tahun
Jumlah operator 2 orang = 2 x Rp. 9.000.000
= Rp. 18.000.000/tahun
Total biaya tidak tetap = Biaya perbaikan + biaya operator + biaya bahan bakar
= Rp. 972.000 + Rp. 18.000.000 + Rp. 25.228.800
= Rp. 44.200.800/tahun
c. Biaya total
BT = Bt + Btt
dimana:
BT = Biaya total (Rp/tahun)
Bt = Biaya tetap (Rp/tahun)
Btt = Biaya tidak tetap (Rp/tahun)
Tahun Biaya tetap (Rp/tahun)
Biaya tidak tetap (Rp/tahun)
Biaya total (Rp/tahun)
1 1.158.017,5 44.200.800 45.358.817,50
2 1.220.497,687 44.200.800 45.421.297,68
3 1.278.658,27 44.200.800 45.488.458,27
4 1.359.878,95 44.200.800 45.560.678,95
5 1.437.446,44 44.200.800 45.638.246,44
d. Biaya pokok pencacahan pada pelepah kelapa sawit
dimana:
BP = Biaya pokok (Rp/kg)
BT = Biaya total (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)
k = Kapasitas kerja alat (kg/jam)
TabelPerhitungan biaya pokok tiap tahun Tahun Biaya total
Lampiran 9.Break even point
P = Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas.
VC = Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
SP = Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
Biaya tidak tetap = Rp. 44.200.800/tahun
= Rp. 24.556/jam
Kapasitas produksi = 110,39 kg/jam
Maka, VC = Rp. 24.556/jam : 110,39 kg/jam
= Rp. 222,447/kg
SP = Rp. 300/kg (asumsi pengerjaan di lapangan)
P = 0 (dianggap nol untuk mendapat titik impas)
TabelPerhitungan BEP
2 1.220.497,687 300 222,447 15.737,594
3 1.278.658,27 300 222,447 16.603,590
4 1.359.878,95 300 222,447 17.534,833
5 1.437.446,44 300 222,447 18.535,020
Produksi mengalami titik impas (break even point) saat mesin menghasilkan
santan sebanyak:
Tahun 1 = 14.932 kg/tahun
Tahun 3 = 16.604 kg/tahun
Tahun 4 = 17.535 kg/tahun
Lampiran 10. Net present value
NPV = PWB - PWC
dimana:
PWB = Present worth of benefit
PWC = Present worth of cost
NPV > 0 artinya alat menguntungkan untuk digunakan/layak
NPV < 0 artinya alat tidak menguntungkan untuk digunakan
Maka,
Penerimaan dari tiap kg = Rp. 300kg
Kapasitas alat = 110,39 kg/jam
Penerimaan = 110,39kg/jam x Rp. 300/kg
= Rp. 33.117/jam
Pendapatan = Penerimaan× jam kerja per tahun
= Rp. 33.117/jam x 1.800 jam/tahun
= Rp.59.610.600/tahun
Pembiayaan = BTT x Jam kerja per tahun
= Rp. 24.556/jam × 1.800 jam/tahun
PWB (present worth of benefit) 7,5%
Pendapatan = Rp. 59.610.800/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 59.610.800/tahun(4,0459)
= Rp. 241.526.826,5/tahun
PWC (present worth of cost) 7,5%
Investasi = Rp. 5.000.000
Pembiayaan = Rp. 44.200.800/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 44.200.800/tahun (4,0459)
=Rp. 178.832.016,7
PWC = Rp. 5.000.000 +Rp. 178.832.016,7
= Rp. 183.832.016,7/tahun
NPV 7,5% = PWB - PWC
= Rp. 241.526.826,5 - Rp. 183.832.016,7
= Rp. 57.694.809,8/tahun
PWB (present worth of benefit) 9,5%
Pendapatan = Rp. 59.610.600/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp. 59.610.600/tahun(3,8397)
=Rp. 228.886.830,8/tahun
=Rp. 500.000(0,6352)
=Rp. 317.600/tahun
PWB = Rp. 228.886.830,8/tahun + Rp. 317.600/tahun
= Rp. 229.204.420,8/tahun
PWC (present worth of cost) 9,5%
Investasi = Rp. 5.000.000
Pembiayaan = Rp. 44.200.800/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp.44.200.800/tahun(3,8397)
=Rp. 169.717.811,8/tahun
PWC = Rp. 5.000.000 + Rp. 169.717.811,8
= Rp. 174.717.811,8/tahun
NPV9,5% = PWB - PWC
= Rp. 229.204.420,8 - Rp. 174.717.811,8
= Rp. 54.486.609/tahun
Jadi, besarnya NPV 7,5% adalah Rp.57.694.809,8/tahun dan NPV 9,5% adalah
Rp.54.486.609/tahun. Jadi nilai NPV dari alat ini > 0 maka mesin ini
Lampiran 11. Internal rate of return
Berdasarkan harga dari NPV=X (positif) atau NPV=Y (positif)
dihitunglah harga IRR dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
IRR = q% + X
Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan
Lampiran 12. Tabel suku bunga
1. Tingkat suku bunga 7,5%