PENUNJANG
DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
Wismanto SPd, SFt, M Fis.
PERTEMUA
N
Gangguan mobilitas sendi, fungsi motor, kinerja otot dan ROM yang berkaitan dengan
Cedera Jaringan Lunak.
Partisipasi dalam olahraga, kegiatan kebugaran fisik,bisa melukai jaringan lunak.
Kegiatan sehari-hari yang paling sederhana-pun dapat merusak
Jenis Cidera Jaringan lunak
Contusio (benturan pd jar lunak)
Sprain (over stretch capsule-ligament) Rupture (putusnya continuity jar lunak) Sore Muscle (nyeri otot krn cidera)
Muscle Cramp (spasm lokal pd jaringan otot) Strain (over stretch jaringan otot)
Tendinitis (radang tendon)
Avulsion (tercabutnya pelekatan tendon pd periost)
Busitis (radang bursa)
Contusio
Merupakan cidera kompresi tertutup
(benturan benda tumpul)
Terdapat haematome kulit dan
jaringan di bawahnya.
Cidera meliputi jaringan kulit, fascia
Sprain
(Cidera Ligament)
Kerusakan ligament sering disebut
sprain penguluran lig melebihi
elastisitasnya yg terjadi akibat gerak
sendi berlebihan scr fsiologis, → Bila
pemulihan tidak sempurna akan
terjadi ligament laxity →
hipermobilitas atau instabilitas.
Kerusakan yg berat berupa rupture
X-ray
Tes ini baik untuk tulang tetapi kurang efektif
memvisualisasikan jaringan lunak. Retakan kecil atau stres fractur pada mungkin kurang jelas .
Computerized tomography (CT)
CT scan sangat berguna karena dapat mengungkapkan lebih detail tentang sendi dan jaringan lunak yang
Complications
Chronic pain
Chronic joint instability
Awal-awal arthritis pada sendi yang
KNEE LIGAMENT INJURY
ACL Tear
PCL Tear
LCL Tear
MCL Tear
Meniscus Lesi / Meniscal Injuries
The aetiology, presentation and management of knee ligament injuries
Ligament and
aetiology Clinically Treatment (Complications)
ACL
More common in
males Incidence 1 in 3000/year Common sports injury
Valgus twisting,
hyperextension, foot rigid to ground, knee flexed
Associated ligament and menisci injury
History of trauma Efusion and pain Decreased ROM Positive anterior draw test
MRI or
arthroscopy
Rest and analgesia Physiotherapy
Immobilization if needed Ligament reconstruction
Repair meniscal tear (Chronic instability, OA)
PCL
Uncommon
Common following RTAs (knee flexed, tibia forced
posteriorly) Other ligament injury very common
History of trauma Inability to
weight bear, knee gives way Positive posterior draw test
MRI or
arthroscopy
Rest and analgesia Physiotherapy
Immobilization if needed Surgery for athletes
Ligament and
aetiology Clinically (Complications)Treatment
MCL
Most common
Associated ACL or medial meniscal injury
Lateral blow is common (valgus stress)
History of trauma Efusion
uncommon Tenderness Valgus testing positive (Grade 1– 3) MRI or
arthroscopy to confrm
Rest and analgesia Physiotherapy
Immobilization if needed Surgery if chronic
LCL
Uncommon Medial blow is common (valgus stress) Associated with ACL and PCL injury
Associated with biceps femoris
tendon, fascia lata and common
peroneal nerve injury
Instability less common
LCL not easily found
Varus testing
positive (Grade 1– 3) MRI or
arthroscopy to confrm
Rest and analgesia Physiotherapy
Immobilization if
medial
cruciate ligaments
collateral ligaments
MCL
The Knee
ACL Tear
Examination:
Lachman test: frm end point.
Anterior drawer test.
Pivot shift test.
Management:
Non surgical treatment:
Indication:
Old age –non professional
athlete
MRI dapat
menentukan
pengobatan cedera
ligamen anterior (ACL) dengan memastikan diagnosis dari
kerobekan ACL pada pasien dengan
temuan yang
Method of Non surgical
treatment :
Control pain and infammation.
Weight bearing as tolerated.
Range of motion exercise.
Muscle strengthening exercise.
Avoid cutting, jumping, twisting.
(Hindari memotong, melompat, memutar)
Surgical treatment:
Indications:
Young active patient.
Athlete.
Repairable meniscal lesion.
Associated lesions (LCL, MCL,
PCL).
PCL Tear
MRI adalah pemeriksaan disukai untuk
mengevaluasi injury ligamen posterior (PCL) .
MRI modalitas yang paling sensitif dan banyak
digunakan untuk mengevaluasi PCL dan struktur kartilaginosa.
MRI lebih unggul dalam pemeriksaan fsik dan telah
menggantikan CT dan arthrography karena
menawarkan resolusi superior jaringan lunak dan noninvasif.
Sensitivitas MRI telah mengesampingkan
penggunaan arthroscopy sebagai alat diagnostik untuk mengevaluasi cedera PCL (dan semua
Kerobekan Posterior Cruciatum
Ligamen (PCL)
MRI menunjukkan / memastikan
Pemeriksaan penunjang
X-ray :
Untuk mendeteksi avulsion tulang.
MRI:
Menunjukkan avulsi dan - atau kerobekan
Management:
Avulsion fracture:
open reduction internal fxation with screws.
Mid substance tear:
Grade I & II : conservative treatment.
immobilization followed by strengthening exercise.
Grade III & IV:
CT scan sangat baik untuk
mengidentifkasi patah tulang , termasuk patah tulang kecil .
CT scan memberikan kontras
suboptimal untuk menentukan cedera
ligamen, dengan demikian, CT telah
digantikan oleh MRI
Arthrography dapat memvisualisasikan
MCL Tear
Grade 1 - Microscopic tears
Grade 2 - Partial tears
Pemeriksaan penunjang
MCL Normal Injury
Plain Xray: to detect bone avulsion.
Diagnosis
Contusions on the medial aspect.
Clinical test:
Management:
Grade I:
use crutches.
Grade II:
use crutches &
hinged knee brace for
2-3 weeks.
Grade III:
hinged knee brace or
cast
Lateral Collateral Ligament
Tear
LCL tear adalah cedera olahraga
yang relatif umum yang
mempengaruhi lutut dan ditandai
oleh robeknya LCL.
Ligamen adalah sebuah band yang
Pemeriksaan penunjang:
X-Ray :
U
ntuk mendeteksi adanya avulsion
Diagnosis
Contusions on the lateral aspect. Hemoarthrosis, lateral pain.
Clinical test:
for LCL& posterolateral instability.Stress varus test: in 30 degree fexion. External rotation recurvatum test.
Reverse pivot shift test.
Assesment
Memar pada aspek lateral. Nyeri, Hemoarthrosis
lateral.
Uji Klinis:
Untuk LCL & ketidakstabilan posterolateral.
Manajemen:
Cedera akut sudut posterolateral:
harus diperbaiki melalui
pembedahan.
Jika ada genu varum: osteotomy
Grade 1 :
Hanya sedikit kerobekan serabut yang
robek sehingga timbul rasa sakit tetapi, masih berfungsi penuh.
Grade 2 :
Sejumlah besar serat yang robek dengan
diikuti gangguan fungsi.
Grade 3 :
Semua serat yang putus menyebabkan
MENISCAL INJURIES
Tes klinis (McMurray atau Apley
test ,positif ) s/d. 70%.
MRI dan Artroskopi dapat digunakan
untuk membantu menegakkan
diagnosis.
Meniscal injuries
History: flexion–rotation, effusion, locking
Examination: effusion, pain with hyperflexion,
pain at joint, McMurray, Apley test
Diagnosis: MRI
Treatment: conservative, surgery (partial
Knee Model
MRI of Normal Meniscus MRI of Torn Meniscus
Perhatikan sinyal hitam pada ujung panah merah
Treatment
RICE,
Analgesia
Physiotherapy.
Surgery (arthroscopy) involves either
repair or partial meniscectomy.
Strain
First Degree Strain atau mild strain yaitu
cidera unit musculo-tendinous ringan akibat penguluran yg berlebihan.
Gejala nyeri lokal dan meningkat bila
bergerak atau bila ada beban pd otot.
Spasme otot ringan, bengkak, tenderness
dan gangguan kekuatan otot dan fungsi ringan.
Komplikasi : strain berulang, tendonitis,
periostitis.
Perubahan pathologi: inflamasi ringan
Second Degree Strain atau moderate strain: cidera pada unit
musculotendinous akibat kontraksi atau penguluran yg berlebihan.
Gejala dan tanda-tanda : nyeri lokal dan
meningkat apabila bergerak atau bila ada beban pd otot. Spasme otot sedang,
bengkak, tenderness dan gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang.
Komplikasi: strain ulang, tendonitis,
periostitis.
Perubahan pathologi: robekan serabut
Third Degree Strain
atau strain
berat: tarikan/penguluran mendadak yg
cukup berat.
Gejala dan tanda-tanda: nyeri hebat dan
disabilitas, spasme kuat, bengkak,
haematoma, tenderness dan gangguan fungsi otot.
Komplikasi: disabilitas yg lama.
Perubahan pathologi: robekan otot atau
Rotator Cuff Disease
The muscles of the rotator cuf are:
● Subscapularis (internal rotation)
● Infraspinatus (external rotation)
● Supraspinatus (abduction)
● Teres minor (external rotation and
Kelemahan dan stabilitas sendi
glenohumeral ditentukan oleh
stabilitas otot-otot dan selubung
tendon yang berhubungan .
Rotator cuf disease adalah
MRI
Partial-thickness tear seen better on angled oblique sagittal views.
Yoav Morag, MD Jon A. Jacobson, MD Bruce Miller, MD Michel● ● ● De Maeseneer, MD, PhD Gandikota Girish, MD David Jamadar, ● ● MD ,MRI of Rotator Cuff Injury: What the Clinician Needs to Know
Treatment of Rotator Cuf Tears
The goal in the treatment of rotator cuf injury is:
Pain relief with return of Shoulder strength and
Kerobekan rotator cuf awalnya diberikan secara konservatif.
Pembedahan dapat dipertimbangkan apabila pengobatan secara konservatif tidak berhasil.
Asimtomatik kerobekan rotator cuf
relatif umum, terutama pada orang tua, tetapi apakah intervensi bedah
diperlukan untuk menghindari
Status anatomi dari rotator cuf adalah
hanya salah satu dari sejumlah faktor yang harus diperhitungkan ketika
mempertimbangkan pengobatan bedah.
Faktor-faktor lain termasuk gejala
subyektif pasien, gerakan fungsional bahu dievaluasi.
Studi klinis telah menunjukkan
peningkatan fungsi dan kekuatan, nyeri menurun, dan peningkatan kinerja
Rotator cuf arthropathy.
Neurogenic injury to the deltoid
Medial tendon retraksi.
Kerobekan tendon supraspinatus, kerobekan tendon subskapularis (jarang terjadi).
Treatment
● Conservative:
Immobilization (e.g. collar and cuf) if
necessary
Physiotherapy
Corticosteroid injection of tendon or
subacromial bursa.
● Surgical:
Arthroscopic subacromial rotator cuf
decompression and debridement
Arthroscopic or open repair, often reserved
Muscle Cramp
Kontraksi otot skeletal secara tidak
terkontrol
Oleh refleks kontraksi akibat iritasi
bahan kimiawi (misal asam asetat)
dlm otot karena fatique.
Iritasi motorik sentral (misal histeria)
Gejala nyeri otot dengan hipertonia
Kerusakan jaringan tendon
Tendon relative sedikit mikrosirkulasi, shg perlu waktu cukup lama utk sembuh
kembali.
Inflamasi berupa tendinitis, tendosynovitis.
Cidera berat berupa putus (rupture) atau avulsion (tercabut dr tulang)
Prinsipnya kerobekan tendon harus dijahit shg tidak menimbulkan ‘triggering’.
Komplikasi akibat immobilisasi yg lama
ACHILES TENDON RUPTURE
Tendon ini adalah yang paling tebal dan terkuat dalam tubuh, dan sangat penting untuk
Gejala :
Kadang-kadang, tidak ada rasa sakit
sama sekali dan kesulitan
menggunakan pergelangan kaki dan berjalan merupakan satu-satunya
gejala.
Penyebab :
• Partisipasi dalam olahraga rekreasi • Jatuh dari ketinggian
Investigasi
Ada sejumlah tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosa achilles tendon
ruptur.
• Ultrasonograf.
Untuk ruptu yang parah, USG berguna untuk menunjukkan pemisahan
MRI-mungkin perlu untuk mengambil MRI dari pergelangan kaki yang terkena
Avulsion
Sudah dibahas pada Fraktur Avulsion
Bursitis
Bursa berfungsi sebagai bantalan
atau penyekat licin antar jaringan.
Akibat kompresi terjadi cidera.
Pada bursa dgn perlekatan pd tulang
dapat berlanjut sbg bursitis calcarea.
Gejala nyeri kompresi langsung atau
Trochanteric Bursitis
Bursa adalah kantung
cairan, yang berguna sebagai pelumas
Bursae ditemukan di
seluruh tubuh, biasanya antara area tulang atau tendon dan kulit.
Fungsi dari bursa adalah
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan klinis. Namun, dalam kasus di mana diagnosis mungkin tidak sepenuhnya jelas atau di mana konfrmasi lebih pasti diinginkan, maka penyelidikan pilihan adalah
Ultrasound dari pinggul.
Selain itu, kadang-kadang tepat untuk
melakukan penyelidikan lebih lanjut seperti X-ray, untuk menentukan apabila berpotensi
osteoarthritis Hip, atau
Imaging of elbow pathology
Dengan perbaikan teknik diagnostik
maging, ahli radiologi dapat
memberikan diagnosis yang lebih
akurat pada patologi elbow.
Uraian ini akan memberikan gambaran tentang karakteristik imaging dari
beberapa proses penyakit yang dapat mempengaruhi siku, seperti trauma, arthropathy, dan infeksi.
Pemilihan modalitas imaging :-radiograf, USG, CT, atau
Tendon biseps
distal adalah tendon yang paling sering
Kerobekan parsial
di MRI terlihat menipis,
meningkatkan tanda
intratendinous, cairan
peritendinous, dan kadang-kadang
Meskipun cedera
trisep sering terjadi, tetapi
pecahnya tendon triceps jarang
Kerobekan parsial
digambarkan oleh penipisan
Cedera tendon
fleksor (Golfer
Radial Collateral Ligament (RCL)
Complex
terdiri dari Ulnar Collateral
ligament, RCL, dan Annular
Lateral ulnar
collateral ligament merupakan
stabilizer utama terhadap stres varus, dan
gangguan yang dapat
menyebabkan ketidakstabilan
Ulnar (medial)
collateral
Kerobekan
parsial lebih sulit didiagnosis
dengan X-Ray, kerobekan
permukaan sendi lebih akurat dinilai dengan MR
Gout juga dapat
MRI menyediakan
metode untuk deteksi dini
peradangan sinovial dan erosi tulang
Jumlah cairan dalam bursa
olecranon yang terinfeksi dan sejauh mana keterlibatan
jaringan lunak di sekitarnya dapat digambarkan
Pemeriksaan
Conclusion
Karakteristik imaging dari berbagai proses
penyakit yang melibatkan siku telah diuraikan didepan.
Ada keuntungan yang berbeda dari masing-masing modalitas pencitraan yang berbeda: radiograf, sonograf, arthrography, CT, dan MRI.
Pemilihan teknik imaging akan tergantung pada proses penyakit yang dicurigai,
ketersediaan imaging yang canggih dan preferensi pribadi dari ahli radiologi.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan
diagnosis yang paling akurat untuk setiap
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Carpal tunnel syndrome adalah
iskemia kompresi dari saraf median
karena penekanan pada ligamentum
karpal transversal.
Wanita paruh baya (8: 1) yang paling
Carpal tunnel syndrome adalah gangguan yang menyakitkan dari
tangan yang disebabkan oleh tekanan pada saraf median yang membentang dari lengan bawah ke tangan melewati terowongan karpal.
Gejala carpal tunnel syndrome
termasuk anaesthesia, parasthesia (pin dan jarum), dan nyeri (terutama pada malam hari).
Apa pun yang menyebabkan
pembengkakan di dalam pergelangan tangan dapat menyebabkan carpal
Klinis
Nyeri dan paraesthesia dari distribusi median (ibu jari, telunjuk, tengah dan dari jari manis), bertambah pada
Test
● Phalen’s test (hyperflexed wrist
for 2 mins
Carpal Tunnel Syndrome Imaging
Treatment
● Conservative: Rest
Immobilization (extension wrist splints) Corticosteroid injection (maximum of
three attempts advised).
Fisioterapi
Gangguan mobilitas sendi, fungsi motor, kinerja otot, ROM , gait, locomotion dan
balance yang berkaitan dengan Amputasi
Gambar 1. Diagram menggambarkan permukaan-bantalan Total
transtibial prostesis. Melapis silikon lembut tambahan dari berbagai ketebalan biasanya diposisikan pada permukaan socket untuk menjamin stabilitas,
Nyeri tulang tepi agresif pada pasien yang telah
menjalani amputasi bawah lutut akibat trauma.
Radiografi konvensional adalah metode pilihan dalam
mendiagnosis osifikasi,terutama dengan anteroposterior dan lateral menahan beban pandangan
(a) radiograf anteroposterior menunjukkan osifkasi pada akhir fbula (panah).
Osteomielitis pada pasien yang telah menjalani amputasi bawah lutut untuk trauma.
(a)radiograf anteroposterior menunjukkan kelainan osseous termasuk zona osteolitik dan kental dengan reaksi
periosteal.
(c) Aksial gadolinium-ditingkatkan lemak
jenuh-T1-tertimbang gambar MR menunjukkan abses intraosseous (panah putih) memperluas ke kulit melalui saluran sinus (panah hitam).
(d) Coronal direkonstruksi CT scan menunjukkan reaksi