PENUNJANG
DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
Wismanto, SPd, S Ft, M Fis.
PERTEMUA
N
1
PENGANTAR
Penunjang Diagnosis
Pendahuluan
Data-data penunjang diagnosis
hendaknya digunakan setelah FT’s
melakukan tahapan asesmen
fsioterapi dengan benar.
Misal :
Seorang penderita LBP melalui MRI dapat terlihat adanya tekanan pada sisi
posterolateral, akan tetapi gejala nyeri yang dirasakan tidak mutlak hanya pada gerakan ke feksi saja.
Informasi dari MRI tidak dapat
menggantikan pemeriksaan Fisioterapi
dimana informasi tentang gerakan profokasi nyeri, ekspresi, endfeel of movement, dll
hanya di peroleh melalui asesmen fsioterapi. Informasi tersebut menjadi pertimbangan
Peran Data Penunjang Diagnosis
Sebagai verifkasi hasil temuan dari
asesmen fsioterapi
Memberikan data-data dalam bentuk
ukuran tertentu
Mempertegas Diagnosis yang dibangun
Menjadi pertimbangan dalam
penetapan program
Menunjang diferential diagnose
Latar Belakang
Peran Penunjang diagnosis Fisioterapi dalam
pelayanan masih sangat rendah.
Kompetensi FT’s memanfaatkan data
pendukung untuk menentukan diagnosis fsioterapi yang masih belum terpenuhi.
Perkembangan teknologi bidang pemeriksaan
dan diagnostik yang semakin maju tidak diikuti dengan pemanfaatannya di Bidang Pelayanan Fisioterapi
Perlunya penyegaran INTRODUKSI
I. INTRODUKSI MENEGEMENT PELAYANAN
FISIOTERAPI:
Input, proses, output , outcome
Himpunan yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam sistem
setidaknya ada komponen input, proses, dan out put
input proses output
Sistem Proses Fisioterapi
input proses output
Pasien PT is Pandai
II. INTRODUKSI KONSEP PROSES FISIOTERAPI :
Asesmen, diagnosis, planning, intervensi, evaluasi
Physical Therapy Process
Proses Fisioterapi adalah bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh atau
dibawah pengarahan dan superfsi
oleh
Fisioterapis
termasuk
KEPMENKES 1363 Pasal 12
Fisioterapis dalam melaksanakan
praktik
fsioterapi
berwenang
untuk melakukan ;
a.
Asesmen fsioterapi yang meliputi
pemeriksaan dan evaluasi
b. Diagnosa fsioterapi
c.
Perencanaan fsioterapi
d. Intervensi fsioterapi
ASESSMENT
DIAGNOSE
PLANNING
INTERVENTION
REEVALUATION
COORDINATION, COMMUNICATION, DOCUMENTATION
PROSES FISIOTERAPI
A. ASESMEN
( PENGKAJIAN )
Assessment
includes
both
the
examination
of individuals or groups
with actual or potential impairments,
functional limitations, disabilities, or
other conditions of health by history
taking, screening and the use of
specifc tests and measures and
evaluation
of the results of the
examination through
analysis and
synthesis
within a process of
clinical
reasoning
.
Asesmen termasuk
pemeriksaan
dan
evaluasi
pada
perorangan
atau
kelompok,
nyata
atau
yang
berpotensi untuk terjadi kelemahan,
keterbatasan
fungsi,
ketidakmampuan
atau
kondisi
kesehatan
lain
dengan
cara
pengambilan
perjalanan
penyakit
(history
taking),
skreening,
test
khusus, pengukuran dan
evaluasi
dari
hasil pemeriksaan melalui analisis
dan sintesa dalam sebuah proses
pertimbangan klinis.
E X A M I N A T I O N
Asesmen termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history taking), skreening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa
PEMERIKSAAN
examination
of
individuals
or
groups with actual or potential
impairments, functional limitations,
disabilities, or other conditions of
health by
history taking,
screening and
EVALUASI
evaluation
of the results of the
examination through
analysis and
synthesis
within a process of
clinical reasoning.
Pengumpulan
Data - data
Pemeriksaan
•
Analisis
•
Sintesis
Evaluasi
Pemeriksaan & evaluasi hasil
pemeriksaan
Pemeriksaan :
history taking : Riwayat penyakit,
anamnese
screening : Penyaringan : ada vs tidak ada the use of specifc tests : mis. mc murray measurements : pengukuran -
pengukuran
Evaluasi
analisa - mengurai,
PEMERIKSAAN
- History Taking - Screening - Specifc test - Measurement
EVALUASI
DATA PENUNJANG
-Pemeriksaan lab Kimia - Imaging (X-ray, MRI) - Ultrasonography
- Electromyography - Electrocardiography - Spirometri, dll
ASSESMENT FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
TERPILIH
Active Passive Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi = inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi fisik sesuai hipotesis awal)
Quick test
Tes Gerak aktif, gerak pasif,
isometrik.
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
•Palpasi •Joint play
movement, tes provokasi, kinerja otot,
•Tes stabilisasi sendi. •Muscle strength
test, length test.
•Tes sensasi •Balance test,
coordination test.
•Strength Duration
Curve
•dll
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif obyektif: mis nyeri dgn VAS/VRS,
Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM,
Manual Muscle Test
Fragment ASSESMENT Diagnose
Anamnesis Inspeksi Pemeriksaan fungsi
Tes khusus & P’ukuran Stat fungsi dan tingkat aktifitas
Pem. fungsi gerak dasar: Tes cepat, grk aktif, pasif dan isometrik
Palpasi, JPM, Provokasi, status kes famili
Pekerjaan-sosial
ASSESMENT FISIOTERAPI
NEUROMUSKULAR
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
TERPILIH
Active Passive Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi = inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi fisik sesuai hipotesis awal)
Quick test Tes provokasi
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
•Palpasi •Test CRS
•Muscle strength
test.
•Tes sensasi •Balance test
•Coordination test. •Pemeriksaan refex •dll
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif
obyektif: mis: Nyeri VAS, NRS dll
Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM,
Manual Muscle Test
Nyeri tekan Algometer Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale Aktiftas sehari-hari/IADL
Fragment ASSESMENT Diagnose
History
Taking Inspeksi Pemeriksaanfungsi Tes khusus & P’ukuran
Neuro muskuler
Kel utama, Riw sakit. riwy medik fungsi dan tingkat
Pem. fungsi gerak dasar
-Nyeri tekan
-ROM
-Test CRS
-Test provokasi
-Test Koordinasi
-Balance test
Jaringan Patologi Gg gerak
Pengobatan status kes famili
Pekerjaan-sosial
ASSESMENT FISIOTERAPI
CARDIOVASKULOPULMONAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI
Pemerksaan fungsi faal paru
Pemeriksaan fungsi faal jantung Pemeriksaan vital sign
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi = inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi fisik sesuai hipotesis awal)
Tes vital sign
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
•Tes spirometri •Test jalan 6 menit •Treadmill
•dll
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif obyektif: mis:
Pemeriksaan Anthropometri Rongga dada.
Fragment ASSESMENT Diagnose
History
Taking Inspeksi Pemeriksaanfungsi Tes khusus & P’ukuran
Cardio fungsi dan tingkat
Pem. fungsi Faal paru status kes famili
Pekerjaan-sosial
PENDUKUNG PROSES FISIOTERAPI
ASESMEN
DIAGNOSA & PROGNOSA
PERENCANAAN
PENDUKUNG ASESMEN
Riwayat pasien/klien
Telaah sistem
Uji & pengukuran
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Muskuloskeletal
2. Neuromuskuler
3.
Kardiovaskuler-pulmoner
4. Integumen
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Kardiovaskuler-pulmoner : ratio denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, pembengkakan.
2. Muskuloskeletal : simetri, gerak sendi, kekuatan, tinggi, berat.
3. Neuromuskuler : koordinasi gerak (balance, lokomosi, transfer, transisi)
4. Integumen : integritas kulit, warna kulit, keadaan jaringan ikat.
5. Kemampuan komunikasi : afeksi, kognisi, bahasa,
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fsioterapi:
1. Kapasitas erobik /daya tahan
2. Antropometri
3. Arousal, atensi dan kognisi
4. Alat bantu & adaptasi
5. Sirkulasi
6. Integritas sy kranial&perifer 7. Hambatan
lingkungan
8. Ergonomi & bodi mekanik
9. Langkah, gerak& balance
10.Integritas integumen 11.Integritas &mobilitas
sendi
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fsioterapi:
14.Perkembangan
neromotorik & integrasi sensorik
15.Ortotik, prostetik & penopang
16.Nyeri 17.Sikap
18.Keperluan prostetik
19.Jarak gerak & kekuatan otot
20.Integritas refeks
21.Pemeliharaan diri & manajemen rumah 22.Integritas sensorik 23.Ventilasi & respirasi 24.Integrasi masy &
ASSESSMENT TO DIAGNOSE
DIAGNOSIS
Data Pemeri
ksaan
B. DIAGNOSIS
Diagnosis arises from the
examination
and
evaluation
and
represents
the outcome of the
process of clinical reasoning
. This
may be expressed in terms of
movement dysfunction
or may
encompass categories of
impairments, functional limitations,
abilities/disabilities or syndromes
.
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari :
Pemeriksan dan evaluasi dan
merupakan hasil dari alasan-alasan
klinis yang dapat menunjukkan
adanya
disfungsi gerak dan dapat
mencangkup:
Gangguan/kelemahan
(impairment)
,
Limitasi Fungsi
(functional
limitations)
, Ketidakmampuan
(disabilities )
,/
o
Diagnosis meliputi:
Gangguan gerak & fungsi (goal of intervension).
Pada struktur jaringan spesifik tertentu (tissue target).
Isi diagnosis Fisioterapi
Paling tidak berisikan :
Pernyataan masalah pasien
misalnya : Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM, gait, locomotion, balance, sensory integration, ventilasi, respirasi/ gas exchange, aerobic capacity/indurance
hubungan dengan sistem, terkait
misalnya : connective tissue, infamasi lokal, kerusakan spinal, fraktur, Arthroplasti sendi.
Contoh
Buatlah Diagnosis
Fisioterapi
MUSKULO SKELETAL
Fracture
Cedera jaringan lunak.
NEUROMUSKULAR
Stroke
Lesi plexus brachialis
KARDIVASKULOPULMONAL
COPD
C. PLANNING/ PERENCANAAN
Perencanaan dimulai dengan
pertimbangan kebutuhan intervensi
dan biasanya menuntun kepada
pengembangan rencana intervensi,
termasuk hasil sesuai dengan tujuan
yang terukur yang disetujui
pasien/klien, famili atau pelayan
kesehatan lainnya.
Dapat menjadi pemikiran
perencanaan alternatif untuk dirujuk
kepada pihak lain bila dipandang
DIAGNOSA FT
RENCANA INTERVENSI
1. Rencana Tujuan 2. Harapan Outcome 3. Intervensi
4. Komunikasi, Informasi, Edukasi
5. Informed Consent 6. Dokumentasi
Planning procedure for intervention
Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan evaluasi ), serta diagnosa.
Prognosis yang berhubungan peningkatan kondisi.
Rencana tindakan Fisioterapi, misalnya intensitas, frekwensi, durasi, urutan dll.
Selain itu dipertimbangkan komplesitas dan berat-ringannya kondisi klinis
o
Intervensi di-implementasikan dan
dimodifkasikan untuk :
o
Mencapai tujuan yang disepakati dan
dapat
termasuk penanganan secara manual:
o
Peningkatan gerakan; peralatan fsis,
peralatan
elektroterapuetis dan peralatan
mekanis;
pelatihan fungsional; penentuan
bantuan dan
peralatan bantu; instruksi dan konseling;
o
Dokumentasi
o
Koordinasi,
o
Komunikasi
.Intervensi dapat juga ditujukan
pada:
Pencegahan ketidak-normalan
(kelemahan),
Keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan cidera,
Peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan , kualitas hidup,
kebugaran
INTERVENSI
•
Coordination, Communication,
Documentation
•
Patient / client related intruction
Pemilihan intervensi
General defnition of each category
Clinical consideration
Intervention, method, prosedur,
tehnik
Coordination
Therapuetic Exercise, Functional traning, Manual terapy
Devices and equipment, Airways clearance, Integument
repair, Electro therapuetics modalities, Physical agent,
Coordination, Communication,
Documentation
Dokumentasi adalah sistem administrasi yang
menjamin pasien/klien menerima kualitas
pelayanan yang tepat, komprehensif, efsien dan efektif mulai dari kedatangan sampai selesai
Dokumentasi adalah pencatatan yang dibuat
selama pasien/klien menjalani proses Fisioterapi
Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang
tersangkut dengan pasien/klien
Komunikasi adalah adanya pertukaran informasi
Patient / client related instruction
Proses pemberian informasi,
pendidikan, atau pelatihan kepada
pasien/klien/famili
Instruksi berkaitan dengan: kondisi
saat ini, rencana asuhan, pentingnya
asuhan, transisi perubahan, Faktor
resiko, dll.
REEVALUASI
KEHARUSAN UNTUK
PEMERIKSAAN KEMBALI DENGAN
TUJUAN EVALUASI HASIL
Re-evaluasi
Efektif ?
Tingkat keberhasilan
Berhasil guna sesuai dengan rencana
Jangka waktu pencapaian target - goal
Efsien ?
Penggunaan peralatan
Biaya
Criteria for termination.
Discharge
proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
selama satu episode, bila tujuan telah tercapai.
Bersasarkan analysis fsioterapis tujuan telah tercapai.
Discontinue
Proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
dalam suatu episode, oleh kehendak pasien/klien
Pasien/klien tak dapat melanjutkan karena komplikasi,
keuangan dll
Prognosis
Sekali diagnosis telah ditegakkan,
fsioterapis menentukan prognosis dan
mengembangkan rencana pelayanan.
Prognosis adalah penentuan perkiraan
tingkat perbaikan optimal dalam fungsi
dan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tingkat tersebut, dan
juga
termasuk perkiraan tingkat perbaikan
Secara mandiri atau bersama-sama
dalam team, Fisioterapi memeriksa
pasien, kemudian merencanakan dan
memberikan pengobatan dan program
pendidikan kepada pasien dan
keluarganya.
Fisioterapi terlibat dalam
program-program skreening dan pencegahan,
pendidikan kesehatan maupun
penelitian. Fisioterapis dapat menjadi
konsultan pada lembaga-lembaga
pendidikan, kesehatan dan sosial yang
berkenaan dengan perawatan
III. INTRODUKSI DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
A. Muskuloskeletal,
B. Neuromuskular,
Introduksi Diagnosis Muskuloskeletal.
Serviced Function
• Cardiovascular system • Respiratory system • Digestive system • Renal system
• Reproductive system
•
Musculo-skeletal systemDIAGNOSIS
MUSKULOSKELETAL
1.
Prediksi gangguan
system muskulo
skeletal
2.Gangguan
Sikap
3.Gangguan
performans otot
4.Gangguan
mobilitas sendi
,
motor function
,
kinerja otot
, dan
ROM
yg disebabkan olehconnective tissue
.
5.Gangguan
mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM
yg disebabkan oleh
inflamasi lokal
.
DIAGNOSIS MUSKULOSKELETAL
6. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
kerusakan spinal.
7. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan fraktur.
8. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
Arthroplasti sendi.
9. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan bedah
tulang atau jaringan lunak.
10. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, ROM, gait, locomotion, balance
Introduksi Diagnosa Neuromuskular.
Service Functions
• Cardiovascular system • Respiratory system • Digestive system • Renal system
• Reproductive system
• Musculo-skeletal system
•
Nervous systemDIAGNOSIS
NEUROMUSKULAR
1. Prediksi gangguan kinerja system neuromuskuler
2. Gangguan Perkembangan Neuromotor
3. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan Non progressive
disorder CNS – congenital atau pada bayi
dan masa anak.
4. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan Non progressive
disorder CNS – pada usia dewasa
5. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan progressive
DIAGNOSIS NEUROMUSKULAR
5. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor function yg disebabkan Peripheral Nerve
Injury.
6. Gangguan fungsi motorik dan sensory
integration yg disebabkan Acute /Chronic Polyneuropathies.
8. Gangguan fungsi motorik dan Peripheral nerve integration yg disebabkan Non progressive disorder Spinal Cord.
Introduksi Diagnosa Kardiovaskulopulmonal
Service Functions
•
Cardiovascular system• Respiratory system • Digestive system • Renal system
• Reproductive system
• Musculo-skeletal system • Nervous system
DIAGNOSIS
CARDIOVASCULOPULMONAL
1.
Prediksi gangguan kinerja system cardiovascular-pulmonary2. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg disebabkan deconditioning syndrome
3. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance yg disebabkan
Airways clearance dysfunction.
4. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg disebabkan Cardiovascular Pump
DIAGNOSIS CARDIOVASCULOPULMONAL
5. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance yg disebabkan Ventilatory
Pump Dysfunction or Failure.
6. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance yg disebabkan Respiratory
Failure.
7. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance yg disebabkan Respiratory
Failure pada neonatus
8. Ganguan sirkulasi darah, anthropometric
Memahami konsep konsep menejemen pelayanan Fisioterapi dan proses fisioterapi.
Memahami konsep konsep dasar diagnosa Fisioterapi.
- I. Introduksi Menejemen pelayanan fsioterapi:
Input, proses, output outcome yan ft
II. Introduksi konsep proses fsioterapi ; Asesmen,
diagnosis, planning, intervensi, evaluasi
III. Introduksi Diagnosa Muskuloskeletal,
neuromuskular, kardiovaskulopulmonal.
Materi/Pokok Bahasan (Pertemuan 1-2)