PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DENGAN METODE FOCUS
GROUP DISCUSION DI SMK NEGERI TEPUS
Oleh : RIS RIYADI NIP. 19630228 198902 1 001
SMK N TEPUS GUNUNGKIDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru mempunyai tugas yang sangat mulia, masa depan bangsa ini banyak ditentukan
oleh guru, sehingga para guru tidaklah ringan memikul tanggungjawab yang besar
ini.Diyakini bahwa maju mundurnya pendidikan sangat berkaitan dengan
kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Pada saat ini pekerjaan
guru diakui sebagai suatu profesi, diharapkan guru memiliki, menguasai ketrampilan
yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru yang memiliki
kemampuan adalah guru yang professional, yang senantiasa dituntut dapat
menjalankan tugas utamanya dengan mendidik, mengajar, membimbing
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Bahkan pemerintah
telah memberikan perhatian yang luar biasa kepada guru dengan memberikan
tunjangan profesi guru bagi yang sudah memiliki sertifikasi sebagai guru sebesar satu
kali gaji pokok setiap bulannya.
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kemampuan atau
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial.
Diantara kewajiban sebagai guru yang harus dikerjakan untuk melayani peserta didik
dalam setiap awal semester yaitu merencanakan pembelajaran, tidak sedikit guru
dalam merencanakan pembelajaran ini belum memahami secara utuh, sehingga
dan bahkan ada yang tidak menyusun. Tentu hal ini sangat terkait dengan kesadaran
kemauan dan kemampuan diri pribadi guru. Perencanaan pembelajaran dituangkan
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti
desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat KD, indikator yang akan
dicapai, materi yang akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar serta penilaian.
Berdasarkan pengamatan pada saat kepala sekolah mengadakan supervisi
kelengkapan administrasi guru di SMK N TEPUS, terutama dalam menyusun RPP
target para guru hanya memenuhi sebatas mengumpulkan menurut waktu yang telah
ditentukan batas pengumpulannya. Ada beberapa guru yang tidak mengumpulkan
karena berbagai alasan diantaranya; tidak mau membuat, tidak sempat membuat,
terlalu pendek jangka waktu mengumpulkan; padahal kegiatan belajar mengajar
dengan tatap muka sudah harus dilaksanakan.
Oleh karena itu kemampuan guru-guru di SMK N TEPUS dalam menyusun
perencanaan pembelajaran atau RPP dapat ditingkatkan dengan baik sesuai
kaidah-kaidah penyusunan RPP yang disesuaikan dengan kondisi disekolah. Berdasarkan
hasil pemikiran, apabila dalam merencanakan pembelajaran dapat dibuat dengan
baik, maka dalam proses pelaksanaan pembelajaran juga akan baik, sehingga
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka rumusan
1. Apakah dalam menyusun RPP dengan cara diskusi, guru tidak mengalami
kesulitan?
2. Apakah guru meningkat kemampuannya menyusun RPP ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui proses pelaksanaan diskusi guru SMK N TEPUS dalam
menyusun RPP.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan guru untuk menyusun RPP.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan
penelitian tindakan sekolah
b. Sebagai motivasi bagi peneliti dalam membuat karya tulis ilmiah.
2. Bagi Guru
a. Dapat mengetahui cara yang mudah dan efektif dalam menyusun RPP
b. Dapat meningkatkan kemampuan guru untuk menyusun RPP yang baik
dan dapat diterapkan dalam mengajar.
2. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
c. Akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru lebih lengkap
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Guru
Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan, ”pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukanpenelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”
PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan, ”pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
2. Kompetensi Guru
Menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, bahwa Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak” .
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Keprofesionalan seorang guru akan ditunjukan dalam kemampuannya atau penguasaan kompetensi dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa, ada empat kompetensi yang harus dikuasi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1) kompetensi pedagogis; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi professional.
3. Motivasi
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan factor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan factor-faktor lain kearah peningkatan kinerja pegawai atau guru. Callahan and Clark (dalam Mulyasa,2002: 120) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu. Dari pendapat itu dapat dikemukakan bahwa motivasi yang positif dapat mendorong minat, perhatian, dan keinginan untuk meningkatkan kinerja.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan atau daya pendorong yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tugas guru dalam merencanakan pembelajaran adalah menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, ini bagian dari administrasi guru.
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20 menyatakan bahwa, RPP minimal memuat sekurang-kurangnya lima komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun RPP yaitu sebagai berikut: (a) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) kegiatan pembelajaran dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e) satu indikator dapat dibuat untuk lebih dari satu kali pertemuan.
5. Kerangka berfikir
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik perlu menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik pula, yaitu menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Guru seharusnya memahami mengenai tugasnya dan mempunyai tanggungjawab dalam mencapai keberhasilan peserta didiknya, motivasi harus selalu tumbuh dan ditingkatkan agar dalam melaksanakan tugasnya dapat berhasil dengan baik. Kemauan dan kemampuan menyusun RPP dengan cara diskusi diharapkan akan diperoleh RPP yang baik dan menjadi acuan dalam mengajarnya.
Penelitian ini didesain agar guru dalam menyusun RPP dengan berdiskusi, sehingga saling memperoleh pendapat dan masukan, karena selama ini guru dalam menyusun RPP dilakukan mandiri tanpa ada masukan dari guru lain.
METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam PTS ini adalah 6 guru di SMK N TEPUS.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMK N TEPUS Kabupaten Gunungkidul, dimana tempat peneliti melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah.
3.Waktu Penelitian
PTS ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 selama kurang lebih satu setengah bulan mulai Juli sampai dengan September 2011.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah, yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam menyusun RPP. Selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.”
Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan diskusi.
1. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pemahaman guru terhadap RPP.
2. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap.
3. Diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru. b. Alat Pengumpulan Data
Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I
Alat pengumpulan data dalam PTS ini sebagai berikut.
1. Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki guru tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2. Observasi menggunakan lembar observasi atau angket untuk mengetahui komponen RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru . 3. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk saling berbagi pendapat antara
peneliti dengan guru.
5. Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu: 1. Siklus Pertama (Siklus I )
a).Peneliti merencanakan tindakan pada siklus I (membuat format/instrumen wawancara, penilaian RPP, rekapitulasi hasil penyusunan RPP).
c). Peneliti memberikan waktu untuk berdiskusi dalam menyusun RPP. d). Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap proses
penyusunan RPP dengan cara guru berdiskusi. e). Peneliti dan guru melakukan refleksi.
2. Siklus Kedua (Siklus II)
a). Peneiti merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada hasil penyusunan RPP dan pada refleksi siklus I.
b). Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada siklus II. c). Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap penyusunan RPP