KINERJA ROUTER PADA JARINGAN NIRKABEL
UNTUK PENENTUAN JARAK JANGKAUAN SINYAL
Mohamad Subchan*1, Ritzkal2, Arief Goeritno3
1Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Muhammadiyah Banten
2Laboratorium Net-Centric Computing, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas
Ibn Khaldun Bogor
3Laboratorium Instrumentasi dan Otomasi, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Ibn Khaldun Bogor
Kontak Person :
Mohamad Subchan, Ritzkal, Arief Goeritno
e-mail: Moh.subhan@gmail.com*1, ritzkal@ft.uika-bogor.ac.id2, arief.goeritno@uika-bogor.ac.id3
Abstrak
Teknologi Wireless Fidelity atau WiFi merupakan teknologi jaringan komunikasi aktif untuk penggunaan berbagai macam situasi, terutama pada wilayah terpencil (rural) yang belum terjangkau jaringan fixed cable atau fiber optic dan kondisi para pengguna bersifat semi-nomadic dan mobile. Keberadaan WiFi dapat digambarkan, bahwa ketika terdapat banyak redaman dan penghalang, berakibat lingkup area jangkauan sinyal menjadi tidak terlalu luas, sehingga sinyal yang dihasilkan perangkat radio pada base station tidak mampu terjangkau perangkat WiFi milik pengguna jaringan yang berada pada jarak yang relatif jauh dari titik pemancar. Model tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar penentu dalam peningkatan daya yang ditransmisikan oleh perangkat router melalui antena. Peningkatan daya perangkat router tersebut, dihasilkan melalui modifikasi perangkat router dengan penggunaan sebuah perangkat USB Wireless Adapter yang dikendalikan melalui firmware OpenWRT. OpenWRT merupakan sebuah firmware yang dibangun dari sebuah kernel Linux dengan lisensi publik berukuran sangat kecil hingga dapat disimpan dalam sebuah FlashROM. Pengaturan sistem (firmware) perangkat router untuk parameter TXpower hingga pada nilai -50 dBm, berkisar 22,64%-35% dengan jarak jangkauan sinyal maksimum, sepanjang 114 m.
Kata kunci:router, jaringan nirkabel, jarak jangkauan sinyal
1. Pendahuluan
catu daya listrik, perangkat, dan biaya yang lebih banyak. Perangkat lain yang dapat digunakan, yaitu
boosteratauamplifierkonvensional yang pada umumnya berbentuk sebuah modul siap pakai dengan daya pancar yang sangat tinggi dan konstan, tersedia di pasaran, tetapi dengan harga cukup mahal.
Perangkat amplifier dapat digunakan untuk peningkatan jumlah daya pancar yang diperlukan, agar terjadi penjalaran gelombang sinyal dan mampu menembus halangan menuju ke penerima/pengguna [5]. Untuk kondisi pada penelitian ini, digunakan perangkatWireless USB Dongle
untuk komputerdesktopsebagai pengganti perangkatamplifier.Wireless USB Dongleuntuk komputer
desktop saat ini telah banyak beredar dalam tipe produk berdaya pancar tinggi (high power) dengan perangkat yang digunakan berupa perangkat yang sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan daya dan dilengkapi perangkat pengontrol jaringan (network controller) yang sesuai dengan kebutuhan sistem pada penelitian ini. Untuk penentuan besar daya pada gelombang, agar terjadi perambatan pada udara bebas pada jarak jauh, diperlukan perhitungan denganlink budgetuntuk perkiraan daerah dan daya jangkauan pemancar [7]. Penentuan kisaran nilai redaman atau halangan yang ikut berkontribusi pada penyerapan kekuatan sinyal terhadap perambatan yang bebas, diperlukan peningkatan akurasi melalui penghitunganfree space lossatauFSL[6].
Link budgetmerupakan suatu model perhitungan awal dalam rancangan suatu sistem komunikasi
wireless yang digunakan untuk penghitungantotal loss antara transmitterdanreceiver [5,6,2]. Model tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk penentuan dalam peningkatan daya yang ditransmisikan oleh perangkat router melalui antena pada base station kepada perangkat receiver
pengguna sebagaiclientjaringan tersebut. Proses peningkatan area jangkauan sinyal dapat diketahui dengan nilai equivalent/effective isotropically radiated power (EIRP), total loss (free space loss dan halangan lain), danreceived signal level (RSL) melalui penghitungan dengan persamaanlink budget
[6,7,8]. Data hasil penghitunganlink budgettersebut berupa besaran dayaEIRPyang dapat digunakan untuk penentuan batasan tingkat kebisingan di udara terbuka yang dihasilkan oleh perangkat. Penerapan cara tersebut, yaitu dibuat nilai minimal dari tingkat kekuatan sinyal yang diterima client
kemudian dibandingkan terhadap sebuah persamaan yang diperoleh dari hasil penghitungan dengan persamaanEIRP,total loss, danRSL.
Secara konseptual, terdapat 4 (empat) faktor dalamlink budget yang harus diperhitungkan [6], yaitu daya pancar, penguatan antena, rugi-rugi pada kabel, dan nilai received signal level (RSL) minimal. Daya pancar merupakan nilai daya terpancarkan oleh perangkat pemancar (access point) yang ditandai dengan satuan dBm atau mBm. Penguatan antena merupakan keuntungan yang diberikan oleh antena dalam bentuk penguatan daya pancar sinyal sesuai dengan bentuk penampang. Rugi-rugi pada kabel merupakan kerugian akibat keberadaan nilai resistans pada kabel penghantar yang digunakan sebagai penghubung perangkat radio dan antena. NilaiRSLminimal merupakan nilai minimal yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan tingkat penerimaan dengan kualitas baik oleh perangkat radio penerima yang ditandai dengan kecepatan transfer minimal sebesar 1 Mbps pada kisaran nilaiRSL-73 hingga -93 dBm.
Berdasarkan konsepsi tersebut, diperoleh sejumlah persamaan [1,2,7], yaitu EIRP, FSL,
Isotropic Signal Level(ISL, minus dBm atau mBm), danRSL.
(i) NilaiEquivalent/Effective Isotropic Radiated Power(EIRP) dihitung dengan persamaan (1), yaitu:
= − . + . (1),
dengan:
=Power on Transmiter(daya pada perangkat radio pemancar/pengirim), [dBm atau mBm],
. = Losses on Cable of Transmitter (rugi-rugi pada kabel penghubung antara perangkat pemancar/pengirim dan antena), [dBm atau mBm],
. = Gain on Antenna of Transmitter (penguatan pada antena perangkat radio
pemancar/pengirim), [dBi];
(ii) NilaiFree Space Lossdihitung dengan persamaan (2), yaitu:
= 32,44 + 20 log + 20 log (2),
dengan:
(iii) NilaiIsotropic Signal Leveldihitung dengan persamaan (3), yaitu:
= − (3),
dengan:
ISL=Isotropic Signal Level(Level Sinyal Isotropis), [minus dBm atau mBm];
(iv) Nilai Received Signal Level dihitung dengan persamaan (4), yaitu:
= + . − . (4),
dengan:
. =Losses on Cable of Receiver(rugi-rugi pada kabel perangkat radio penerima), [dBm atau mBm],
. =Gain on Antenna of Receiver(penguatan pada antena perangkat radio penerima), [dBi].
Diagram skematis konsepsilink budget, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1Diagram skematis konsepsilink budget
Berkenaan dengan uraian tentang komunikasi data dengan wireless diketahui, bahwa sekat tembok atau beton sebagai penyebab sinyal elektromagnetik kehilangan daya dan sekaligus sebagai penyebab sinyal menjadi bias dan terpantul ke segala arah. Hal itu berpengaruh terhadap kestabilan koneksi jaringan yang seharusnya terjaga selama sambungan data berlangsung. Sejumlah alat atau perangkat diperlukan untuk perkuatan sinyal dan arah sinyal terfokuskan, sehingga sinyal dapat diterima oleh pengguna secara tepat. Perangkat radio sebagai pengirim sinyal yang diperkuat oleh perangkat penguat (amplifier) selanjutnya dilaluikan melalui perangkat antena sebagai media penguatan terhadap aliran daya listrik dalam bentuk gelombang [6].
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka ditetapkan tujuan penelitian, yaitu a) memperoleh hasil penghitungan nilaiRSLteoritis dengangainpada antenna dan b) memperoleh nilai ukur pada hasil penguatan terhadaprouteryang difungsikan sebagaiaccess pointyang dibuat dengan dua kondisi: (i) kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan ke antena
omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi, (ii) perangkat radio-1 dihubungkan ke antena omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi dan radio-2 dihubungkan ke antena omni-slottedtipeoutdoordengan penguatan isotropis sebesar 15 dBi, dan dilakukan perbandingan terhadap kedua hasil tersebut.
2. Metode Penelitian Bahan dan alat
* Wireless Router
Perangkat jaringan jeniscustomer wireless routersebagaiaccess pointdengan merek TP-Link tipe TL-MR3420 yang digunakan sebagaiDevelopment Board. Penampang dalamboardpadacustomer wireless router, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2Penampang dalamboardpadacustomer wireless router
Rekayasa terhadapboardbawaan untuk kegunaan fungsi atau keperluan tertentu, sebagaimana perlakukan pada perangkat modulasi-demodulasi (modem) untuk jaringanAutomatic Position Reporting System (APRS) yang lebih dikenal dengan Terminal Node Controller (TNC) untuk perolehan jalur masukan (input) tambahan [9]. Rekayasa dilakukan melalui sambungan langsung terhadap patch
internalICMC68HC11F1 yang terdapat padaTNC. Patchinternal pada mikroposesor tersebut dengan akurasi ADC 8 bit dan berfungsi sebagai pengontrol dan mampu dalam penanganan instruksi yang terdapat diTNC[9].
* USB Wireless Adapter 802.11n(USB WiFi 11n Adapter)
Penggunaan perangkat lain untuk perolehan peningkatan kemampuanWi-Fisebagai perangkat
router dengan kapasitas daya transmisi tinggi, diperoleh dengan penggunaan wireless network controllertambahan, yaituwireless adapter dengan penggunaanUniversal Serial Bus(USB) sebagai konektorinterfacedata.
* Antena
Informasi tentang antenaomni-directional(disebut antena omni terdiri) atas 2 jenis, yaitu jenis Omni-Dipole dan Omni-Collinear [10,11,12]. Jenis Collinear lebih dengan keunggulan dalam hal penguatan dari jenis dipole. Dasar pada antena omni, yaitu pola penyebaran sinyal yang sama pada kurva azimuth. Keberadaan kurva azimuth tersebut, jika disandingkan dengan kurva elevation, dihasilkan citra pola radiasi 360° dari antena omni tersebut [10,11,12].
* Firmware
Penggunaanfirmware[13,14] untuk modifikasiboard, berupafirmware OpenWRT, yaitu sebuah
firmware yang dibangun dari sebuah kernelLinuxdengan lisensi publik berukuran sangat kecil yang dapat disimpan dalam sebuahflashROM[13].
Pelaksasanaa penelitian
Pelaksanaan penelitian diawali dengan perakitan perangkat yang dilanjutkan dengan observasi dan pengukuran.
* Perakitan
Gambar 3Penampang fisis rangkaianwireless routerdan catu daya
Berdasarkan Gambar 3 dapat dijelaskan, bahwa jalur sinyal atau data saat pelaksanaan penelitian dapat digambarkan dengan bentuk diagram skematis. Diagram skematis aliran transfer sinyal atau data, seperti ditunjukkan padaGambar 4.
Alfa AWUSO36NH
antenaomni-directional tipeindoor diberi penguatan isotropis3 dBi
antenaomni- slotted tipeoutdoor
Socket AR7241
sinyal Internal Wi-Fi
AR9287
antenaomni-directional tipeindoor
diberi penguatan isotropis3 dBi
* Prosesflashing ROM
Dalam prosesflashing ROM, sekurang-kurangnya terdapat 2 (dua) cara umum yang digunakan, yaitu melalui halamanweb/web Interfacemelalui koneksiLANatauWireless LAN(sangat disarankan dengan LAN) dan penggunaan Putty-serial melalui koneksi kabel serial (atau perangkat USB to TTL/UART Programmer) yang dipasangkan melaluiportuntuktx-rxpadaboard_3420.
* Penyetelan (setting)firmware
Setelah proses flashing, tampilan web dari router menjadi berbeda, karena seluruh komponen
root original pabrik telah digantikan olehroot milik OpenWrt, termasuk aplikasi dan driver perangkat yang sedang digunakan. Maka dari itu pastikan bahwa perangkat-perangkat tambahan yang terpasang melaluiport USBtelah terpasang dengan baik sejak prosesbooting.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian sesuai tujuan penelitian ini, meliputi (i) hasil penghitungan nilai RSL teoritis digunakan sebagai standar/pedoman untuk dibandingkan terhadap hasil pengukuran kinerja perangkat dan (ii) nilai pengukuran kinerja melalui pemberian penguatan terhadaprouteryang difungsikan sebagai
access point.
3.1 Hasil penghitungan nilaiRSLteoritis dengangainpada antena
Seluruh fungsi persamaan yang telah diuraikan pada bagian metode penelitian, yaitu persamaan (1) sampai (4) dikombinasikan untuk pembentukan satu fungsi yang dapat digunakan untuk pencarian jarak maksimal setiap kanal (channel)Wi-Fisecara teoritis pada nilai 20 dBm, 33 dBm, dan 50 dBm. Perolehan hasil penghitungan data digunakan sebagai standar/pedoman untuk dibandingkan terhadap hasil pengukuran kinerja perangkat. Hasil penghitungan nilai RSL dengan gain pada antena, seperti ditunjukkan padaTabel 1.
Tabel 1Hasil penghitungan nilaiRSLdengangainpada antena #1>Power
NilaiRSLdenganGainpada Antena (dBm)
3 dBi 5 dBi 10 dBi 15 dBi
Rata-rata
12 -78,7607 -76,7607 -71,7607 -66,7607 -73,5107
18 -82,2826 -80,2826 -75,2826 -70,2826 -77,0326
24 -84,7813 -82,7813 -77,7813 -72,7813 -79,5313
30 -86,7195 -84,7195 -79,7195 -74,7195 -81,4695
36 -88,3032 -86,3032 -81,3032 -76,3032 -83,0532
42 -89,6421 -87,6421 -82,6421 -77,6421 -84,3921
48 -90,8019 -88,8019 -83,8019 -78,8019 -85,5519
54 -91,825 -89,825 -84,825 -79,825 -86,575
60 -92,7401 -90,7401 -85,7401 -80,7401 -87,4901
66 -93,568 -91,568 -86,568 -81,568 -88,318
72 -94,3238 -92,3238 -87,3238 -82,3238 -89,0738
78 -95,019 -93,019 -88,019 -83,019 -89,769
84 -95,6627 -93,6627 -88,6627 -83,6627 -90,4127
90 -96,262 -94,262 -89,262 -84,262 -91,012
96 -96,8225 -96,8225 -89,8225 -84,8225 -91,5725
102 -97,3491
-9753491
-90,3491 -85,3491 -92,0991
108 -97,8456 -95,8456 -90,8456 -85,8456 -92,5956
114 -98,3152 -96,3152 -91,3152 -86,3152 -93,0652
#2>Power
NilaiRSLdenganGainpada Antena (dBm)
3 dBi 5 dBi 10 dBi 15 dBi
Rata-rata
12 -65,6712 -63,6712 -58,6712 -53,6712 -60,4212
18 -69,193 -67,193 -62,193 -57,193 -63,943
24 -71,6918 -69,6918 -64,6918 -59,6918 -66,4418
30 -73,63 -71,63 -66,63 -61,63 -68,38
GHz.: 2412 MHz.
42 -76,5525 -74,5525 -69,5525 -64,5525 -71,3025
48 -77,7124 -75,7124 -70,7124 -65,7124 -72,4624
54 -78,7354 -76,7354 -71,7354 -66,7354 -73,4854
60 -79,6506 -77,6506 -72,6506 -67,6506 -74,4006
66 -80,4784 -78,4784 -73,4784 -68,4784 -75,2284
72 -81,2342 -79,2342 -74,2342 -69,2342 -75,9842
78 -81,9294 -79,9294 -74,9294 -69,9294 -76,6794
84 -82,5731 -80,5731 -75,5731 -70,5731 -77,3231
90 -83,1724 -81,1724 -76,1724 -71,1724 -77,9224
96 -83,733 -81,733 -76,733 -71,733 -78,483
102 -84,2595 -82,2595 -77,2595 -72,2595 -79,0095
108 -84,756 -82,756 -77,756 -72,756 -79,506
114 -85,2256 -83,2256 -78,2256 -73,2256 -79,9756
#3>Power
NilaiRSLdenganGainpada Antena (dBm)
3 dBi 5 dBi 10 dBi 15 dBi
Rata-rata
12 -48,6712 -46,6712 -41,6712 -36,6712 -43,4212
18 -52,193 -50,193 -45,193 -40,193 -46,943
24 -54,6918 -52,6918 -47,6918 -42,6918 -49,4418
30 -56,63 -54,63 -49,63 -44,63 -51,38
36 -58,2136 -56,2136 -51,2136 -46,2136 -52,9636
42 -59,5525 -57,5525 -52,5525 -47,5525 -54,3025
48 -60,7124 -58,7124 -53,7124 -48,7124 -55,4624
54 -61,7354 -59,7354 -54,7354 -49,7354 -56,4854
60 -62,6506 -60,6506 -55,6506 -50,6506 -57,4006
66 -63,4784 -61,4784 -56,4784 -51,4784 -58,2284
72 -64,2342 -62,2342 -57,2342 -52,2342 -58,9842
78 -64,9294 -62,9294 -57,9294 -52,9294 -59,6794
84 -65,5731 -63,5731 -58,5731 -53,5731 -60,3231
90 -66,1724 -64,1724 -59,1724 -54,1724 -60,9224
96 -66,733 -64,733 -59,733 -54,733 -61,483
102 -67,2595 -65,2595 -60,2595 -55,2595 -62,0095
108 -67,756 -65,756 -60,756 -55,756 -62,506
114 -68,2256 -66,2256 -61,2256 -56,2256 -62,9756
BerdasarkanTabel 1 ditunjukkan, bahwa hasil penghitungan nilaiRSLrata-rata teoritis dengan
gain pada antena untuk nilai daya pada transmitter 20 dBm, 33 dBm, 50 dBm terjadi penurunan jangkauan sinyal ke pengguna sebagai fungsi penambahan jarak. Saat penetapan daya pada
transmittersebesar 20 dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -73,5107 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -93,0652 dBm (pada jarak 114 meter). Saat penetapan daya padatransmittersebesar 33 dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -60,4212 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -79,97565 dBm (pada jarak 114 meter). Saat penetapan daya padatransmittersebesar 50 dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -43,4217 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -62,9756 dBm (pada jarak 114 meter).
3.2. Nilai ukur pada hasil penguatan terhadaprouteryang difungsikan sebagaiaccess point
Lokasi pengukuran dilakukan di daerah permukiman padat, terdapat kemungkinan terjadi interferensi sinyal radio uji diatur pada kanal 1 dengan frekuensi 2,4 GHz. terhadap beberapaaccess pointlain milik penduduk setempat. Waktu pengukuran berlangsung antara pukul 12.00-17.00 WIB dan kondisi cuaca cerah. Pengukuran dilakukan dalam 2 macam dengan penetapan kondisi pada radio berbeda, yaitu (i) kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan ke antena
a) Kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan ke antena omni-directionaltipeindoordengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi
Daya untuk perangkat radio-1 diatur dengan penguatan sebesar 21 dBm (pengaturan maksimum pada perangkat) dan daya untuk perangkat radio-2 dengan penguatan sebesar 50 dBm (pengaturan maksimum pada sistem). Nilai penguatan pada on Board AR9287 dan on External Wi-Fi RT3070 dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi, seperti ditunjukkan padaTabel 2.
Tabel 2Nilai penguatan padaon BoardAR9287 danon External Wi-FiRT3070 dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi
Jarak (m)
Wireless Controller:On Board
AR9287
Wireless Controller:On Ext. Wi-FiRT3070
BerdasarkanTabel 2ditunjukkan, bahwa rekayasa media akses jaringan dengan penggunaan
USB Wireless dongleini dihasilkan kualitas sambungan sinyal yang lebih baik dibandingkan perangkat
wireless controller onboard pada router, sehingga area jangkauan sinyal perangkat dapat lebih luas, sebesar 6,79-20,63%.
b) Perangkat radio-1 dihubungkan ke antena omni-directional tipeindoor dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi dan radio-2 dihubungkan ke antenaomni-slottedtipeoutdoordengan penguatan isotropis sebesar 15 dBi.
Penggunaan antena omni-slotted (berupa antena home-made dengan rancangan untuk
penguatan 15 dBi) dengan elemen inti antena berupagroundplaneuntuk 3 dBi. Daya untuk perangkat 1 diatur sebesar 21 dBm (pengaturan maksimum dari perangkat) dan daya untuk perangkat radio-2 diatur sebesar 50 dBm (pengaturan maksimum pada sistem). Nilai penguatan padaon BoardAR9287 danon ExternalWi-Fi RT3070 dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi pada perangkat radio-1 dan 15 dBi pada perangkat radio-2, seperti ditunjukkan padaTabel 3.
c) Perbandingan nilai penguatan
Berdasarkan Tabel 4 dibuat kurva perbandingan, bahwa keberadaan sinyal yang diterima pengguna sangat dipengaruhi jarak antara access point dan posisi pengguna. Hubungan sinyal diterima pengguna (rata-rata) sebagai fungsi jarak, seperti ditunjukkan padaGambar 5.
Tabel 3Nilai penguatan padaon BoardAR9287 danon ExternalWi-Fi RT3070 dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi pada perangkat radio-1 dan 15 dBi pada perangkat radio-2
Jarak (m)
Wireless Controller:On Board
AR9287
Wireless Controller:On Ext. Wi-FiRT3070
Tabel 4Perbandingan antara hasil pengukuran dan hasil penghitungan secara teoritis rata-rata
78
Maks. 19,50 20,63 11,26 15,32 7,17 11,87 (-) 9,83 (-) 22,64
Gambar 5Hubungan sinyal diterima pengguna (rata-rata) sebagai fungsi jarak
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sesuai tujuan penelitian tentang penghitungan nilaiRSLteoritis dengangainpada antenna dan nilai hasil ukur pada penguatan terhadaprouteryang difungsikan sebagaiaccess pointpada dua kondisi.
1) Hasil penghitungan nilai RSL rata-rata teoritis dengan gain pada antena untuk nilai daya pada
transmitter 20 dBm, 33 dBm, 50 dBm terjadi penurunan jangkauan sinyal ke pengguna sebagai fungsi penambahan jarak. Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 20 dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -73,5107 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -93,0652 dBm (pada jarak 114 meter). Saat penetapan daya pada transmittersebesar 33dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -60,4212 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -79,97565 dBm (pada jarak 114 meter). Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 50 dBm, terjadi penurunan nilai ratarata dari -43,4217 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -62,9756 dBm (pada jarak 114 meter).
2) Rekayasa media akses jaringan dengan USB Wireless Dongle dihasilkan kualitas sambungan sinyal yang lebih baik dibandingkan perangkat wireless controller onboard yang terdapat pada
power on transmitter20 dBm untuk perangkat router denganwireless controller onboarddiperoleh nilai masing-masing berkisar antara (-)5,76% sampai 11,87% dan (-)5,27% sampai 15,32%. Pemberian tanda negatif dimaksudkan untuk penandaan nilai pembanding teortis lebih kuat dari nilai yang diperoleh saat perangkat diukur kualitasnya. Untuk pengaturan sistem/firmware
perangkat router yang mampu dilakukan pengaturan parameter TXpower(power on transmitter) perangkat hingga 50 dBm ditunjukkan, bahwa perangkat tidak didukung daya sebesar itu, hal itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata perangkat USB Wireless dongle yang kurang dari target nilai teoritis untukpower on transmitter50 dBm sebesar (-)35% sampai (-)22,64%.
Ucapan terima kasih dan saran
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penelitian ini, khusus kepada Saudara Arief Goeritno yang telah berkontribusi dalam penyiapan naskah makalah dan penyempurnaannya. Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian untuk peningkatan area jangkauan jaringan nirkabel sebagai media akses jaringan, meliputi: i) perlu dilakukan pengujian lebih jauh terhadap penggunaan perangkat di sisi pengguna yang lebih stabil, penggunaan perangkat radio tambahan maupun antena tambahan dengan jenis sektoral untuk jarak yang lebih jauh (hingga diperoleh capaian lebih dari 500 meter) dan ii) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang antena-antena saat digunakan dengan polarisasi sinyal berbeda, misalnya seperti omni-slotted yang memiliki polarisasi horizontal dengan perangkat radio yang dapat dilakukan pengaturan jenis polarisasi antena yang digunakan.
Referensi
[1] M.S. Gast, 802.11 Wireless Networks: The Definitive Guide, 2nd Edition. O’Reilly Media, Sebastopol, CA, 2009.
[2] C. Beard, W. Stallings, Wireless Communication Networks and Systems. Pearson Education, Upper Saddle River, NJ, 2015.
[3] H.P. Ratih, M. Hani’ah, W. Ari, Perhitungan Link Budget pada Komunikasi GSM di Daerah Urban Cluster Central Business Distric (CBD), Residences, dan Perkantoran. Final Project, EEPIS PENS, Surabaya, hlm. 1–7, 2011.
[4] T.M. Cover and J.A. Thomas,Elements of Information Theory, Second Edition. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, NJ, 2006, pp. 524-548.
[5] V.V. Kadu, V.A. Gulhane, “An Overview of Wi-Fi Booster Antenna,” in IJAEST, Vol. 2, Issue 1, 2011, pp. 047–051.
[6] O.W. Purbo, P. Tanuhandaru, Jaringan Wireless di Dunia Berkembang: Panduan Praktis Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Komunikasi. Andi, Yogyakarta, 2011.
[7] E. Djaelani, “Menentukan Panjang Jangkauan Perangkat Jammer dengan Pendekatan Equivalent Isotropically Radiated Power (EIRP),” diJurnal INKOM, Vol. III, No. 1-2, hlm. (III) 22– 30, Nop 2009.
[8] F. Heereman, W. Joseph, E. Tanghe, “Path loss model and prediction of range, power and throughput for 802.11n in large conference rooms,” in International Journal Electronics and Communications, Vol. 66, Issue 7, July 2012, pp. 561-568.
[9] Goeritno, R. Yatim, D.J. Nugroho, “Modifikasi Modem pada Jaringan APRS untuk Pengiriman dan Penerimaan Data Paket Telemetri,” di Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri (RAPI) XIII 2014, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, 4 Desember 2014, hlm. E73-E84.
[10] C. Balanis,Antenna Theory, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, NJ, 1997.
[11] J.D. Kraus, R.J. Marhefka,Antennas for all Applications, McGraw-Hill, New York, 2002.
[12] CISCO, Reference Guide: Cisco Aironet Antennas and Accessories, Cisco Systems, Inc., San Jose, CA, 2007.
[13] T. Jin, OpenWrt Development Guide, Wireless Networks Laboratory, College of Computer Information Science, Northeastern, Boston, MA, February 13, 2012.