Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 1
PENGARUH KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA PADA
SISWA KELAS XI SMAN 1 DONGGO Oleh: Andang
Abstrak: Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan ilmu yang lain. Matematika dapat dijadikan sebagai sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh para siswa untuk mengembangkan cara berpikir logis, yaitu cara pikir yang berkesesuaian antara sebab dan akibat. Jenis ini adalah penelitian korelasional dengan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh kemampuan menyelesaikan soal-soal persamaan linier satu variabel terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita pada siswa kelas XI SMAN 1 Donggo tahun pelajaran 2014/2015. Hubungan ini diberikan oleh garis regresi dengan persamaan Y = 34,871 + 0,410X dan besar pengaruhnya ditunjukan oleh r2 = 0,213 yaitu sebesar 21,3%.
Kata Kunci: Kemampuan, Soal Persmaan Linear Satu Variabel, Soal Cerita.
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita terapkan matematika terutama untuk perhitungan-perhitungan dari yang sederhana sampai yang tersulit. Hal utama yang dilakukan guna mempermudah pemahaman siswa terhadap soal cerita adalah menyusun model matematika, menerjemahkan data yang terdapat dalam soal cerita ke dalam satu atau beberapa persamaan (Tanpomas. 2002: 199)
Dilain pihak ada keluhan guru terhadap siswa tentang penyelesaian soal cerita yang kurang memuaskan. Nampaknya hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan linear satu variabel dan menerjemahkan soal cerita kedalam bentuk kalimat matematika, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbentuk cerita. Hal ini dapat dilihat dari nilai tugas persamaan Linier satu variabel dan soal cerita yang diperoleh siswa pada semester I.
Tabel 01. Distribusi nilai persamaan linier satu variabel (X) dan tugas soal cerita (Y) yang diperoleh siswa
Nilai Interval Frekuensi Porsentase
X Y X Y 1 10 – 15 - - - - 2 16 – 25 - 15 - 3.06 3 26 – 35 36 25 7.36 5.11 4 36 – 45 50 39 10.22 7.97 5 46 – 55 30 33 6.13 6.74 6 56 – 65 108 9 22.08 18.40 7 66 – 75 96 89 17.58 18.20
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 2
8 76 – 85 79 100 16.15 20.44
9 86 – 95 70 63 14.31 12.88
10 96 – 100 20 35 6.13 7.15
JUMLAH 489 489
Memperhatikan tabel 01 di atas menunjukan bahwa masih cukup banyak siswa yang memperoleh nilai yang dikatagorikan kurang yaitu 86 atau sebesar 17,58% untuk persamaan linier satu variabel dan untuk soal cerita sebanyak 79 atau sebesar 16,14%.
Bertitik tolak dari uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Persamaan Linier Satu Variabel Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Cerita Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Donggo.
Hakikat Matematika
Hakikat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang akan diatur menurut urutan yang logis, jadi berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak. Kerja matematika terdiri dari observasi, menebak, dan merasa, mengetes hipotesis, mencari analog dan sebagaimana telah dikemukakan diatas. Akhirnya merumuskan teorema-teorema yang mulai dari asumsi dan unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Hal ini benar-benar merupakan aktifitas mental (Hudoyo, 1979:96)
Pendapat lain mengatakan bahwa hakekat metematika dapat diteliti dari metode pembuktiannya, bidang yang ditelaahnya, dan bahasa yang dipakainya (Suriasumantri, 1978:175). Jadi kegiatan matematika lebih banyak menuntut aktifitas mental dari pada aktifitas fisik, sehingga kemampuan mengabstraksi dan ketentuan berpikir sangat diperlukan dalam upaya meneliti pembuktian dan menelaah bahasanya.
Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika ada dua yaitu (1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang belajar, dan (2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.
1. Faktor Internal
Faktor internal dibedakan atas tiga bagian yaitu faktor inteligensi, faktor perhatian, dan faktor minat.
Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi rendah. Walaupun begitu siswa yang berinteligensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 3 intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, dan sebaliknya dicapai seseorang dalam belajar.
Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang minati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti oleh rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti oleh rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari luar yang meliputi kondisi keluarga, sekolah, masyarakat atau intinya yaitu kondisi lingkungan yang baik, dalam arti sempit maupun luas, disamping itu kondisi pengalaman juga berpengaruh. (Slameto, 1995:54)
Soal Cerita
Secara umum tehnik penyelesaian soal cerita tidak jauh beda dengan tehnik penyelesaian soal yang lain. Konsep penunjang dalam penyelesaiannya tidak bergantung pada satu konsep matematika dan yang perlu diketahui sebelum kita mencoba untuk menyelesaikan soal cerita adalah konsep awal sebagai penunjang harus dikuasai dengan pas. Seperti yang dibicarakan disini misalnya soal cerita yang berhubungan dengan persamaan linier satu variabel.
Seperti yang dikemukan oleh Dinner dalam Lisnawati (1993) mengatakan agar pemahaman akan konsep-konsep matematika dapat dipahami oleh anak lebih mendasar harus didahulukan pendekatan belajar dan mengajar yaitu: “Materi pelajaran yang akan diajarkan harus ada hubugannnya atau pengaitan dengan yang sudah dipelajari” atau dengan kata lain bahwa pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang berikutnya harus ada kaitannya. Dalam hal ini yaitu soal cerita yang berhubungan dengan persamaan linier satu variabel.
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 4 Untuk menyelesaikan soal-soal bentuk cerita kita harus merubah soal yang berbentuk cerita tersebut ke bentuk kalimat matematika, setelah itu ganti variabel dengan konstanta yang sesuai sehingga menjadi kalimat matematika yang bernilai benar. Dalam hal ini dituntut suatu kemampuan untuk melakukan operasi hitung, sehingga siswa mampu merubah kalimat matematika yang berbentuk cerita tersebut menjadi kalimat matematika yang bernilai benar.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal-soal kalimat terbuka yang berbentuk cerita adalah sebagai berikut:
1. Terjamahkan kalimat cerita itu kedalam kalimat matematika yang berbentuk persamaan jika diperlukan gunakan gambar.
2. Selesaikan persamaan tersebut dengan cara subsitusi (Sukino. 1997). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum menyelesaikan soal dalam bentuk cerita terlebih dahulu harus menguasai persamaan linier satu variabel dan mampu menerjemahkan soal kalimat terbuka yang berbentuk cerita kedalam bentuk model matematika.
Metode Penelitian
Dalam rancangan ini akan diuraikan langkah-langkah yang akan dilakukan di dalam penelitian, langkah-langkah ini erat sekali hubungannya dengan data yang akan dikumpulkan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Donggo Tahun 2014/2015 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 89 orang. Adapun tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik random sampling. Random sampling adalah suatu tehnik penentuan sampel di mana semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Arikunto, 2002). Dengan demikian supaya siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel maka digunakan cara undian. Arikunto mengatakan bahwa jika jumlah populasi kurang dari 100 maka diambil semua sebagai sampel total, dan apabila lebih dari 100 maka besar sampel antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau tergantung dari kebutuhan peneliti. Berdasarkan pendapat di atas dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil yaitu sampel populasi sebanyak 89 orang siswa
Adapun bentuk tes yang akan digunakan adalah tes essay yang ada dalam buku paket kelas XI yang sesuai dengan kurikulum yang ada, dengan banyaknya soal 10 (sepuluh) nomor terdiri dari 5 soal tentang persamaan linier satu variabel dan 5 soal tentang kalimat terbuka yang berbentuk cerita. Adapun analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana.
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 5 Hasil Penelitian
Hasil Observasi
Tahapan observasi ini dilaksanakan dengan penyusunan proposal, adapun hal-hal yang di observasi yaitu meliputi :
a. Jumlah siswa SMAN 1 Donggo Kelas XI yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian, yaitu sebanyak 89 orang siswa yang terbagi dalam 3 kelas.
b. Mendata nilai-nilai tugas persamaan linear satu variabel dan nilai soal cerita yang diperoleh siswa SMAN 1 Donggo Kelas, hal ini di maksudkan untuk mengetahui prestasi atau kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan linear satu variabel dan soal cerita.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Donggo Kelas XI tahun pelajaran 2014/2015, yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juli sampai 9 Juli 2015 selama 4 hari yang diikuti oleh siswa sebanyak 89 orang yang terbagi dalam 3 kelas dan di awasi oleh satu orang pengawas.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes yaitu kemampuan menyelesaikan soal-soal persamaan linear satu variabel dan tes kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika, yaitu dengan cara membagikan lembaran soal kepada peserta tes yang sudah di bagi dalam tiga kelas. Untuk sampai pada tujuan data yang di peroleh di olah dengan menggunakan analisis statistik.
Analisa Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini, berasal dari hasil tes persamaan linear satu variabel dan soal cerita. Data tersebut di analisa dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana. Dengan rumus ini peneliti gunakan untuk mengkaji hipotesis ada tidaknya pengaruh kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan linear satu variabel dan kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita pada siswa kelas SMAN 1 Donggo tahun pelajaran 2014/2015.
Hasil tes persamaan linier satu variabel
Berdasarkan data yang diperoleh terlihat hasil penelitian yaitu nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata sebesar 62,95.
Tabel 02. Distribusi hasil tes persamaan linier satu variabel . Nilai Interval f fr Persentase
1 10 – 15 - - - 2 16 – 25 - - - 3 26 – 35 - - - 4 36 – 45 - - - 5 46 – 55 17 0.2213 22.13 6 56 – 65 35 0.4508 45.08 7 66 – 75 20 0.2459 24.59
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 6
8 76 – 85 17 0.0819 8.19
9 86 – 95 - - -
10 96 – 100 - - -
JUMLAH 89
Pada tabel 02 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai dalam kategori hampir cukup sebanyak 17 orang, kategori cukup 35 orang, kategori lebih dari cukup 20 orang, dan kategori baik 17 orang.
Hasil tes soal cerita
Berdasarkan data yang terkumpul terlihat hasil bahwa hasil tes soal cerita menunjukan angka tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan angka terendah adalah 45 dengan nilai rata-rata sebesar 60,73. Distribusi nilai selengkapnya dapat dilihat pada tabel (tabel 02)
Tabel 03. Distribusi hasil tes soal cerita
Nilai Interval f fr P (%) 1 10 – 15 - - - 2 16 – 25 - - - 3 26 – 35 - - - 4 36 – 45 - - - 5 46 – 55 11 0.2540 25.40 6 56 – 65 24 0.5245 52.45 7 66 – 75 31 0.1721 17.21 8 76 – 85 23 0.0327 3.27 9 86 – 95 - - - 10 96 – 100 - - - JUMLAH 89
Pada tabel 03 juga dapat dilihat siswa yang memperoleh nilai dalam kategori hampir cukup 11 orang, kategori cukup 24 orang, kategori lebih dari cukup 31 orang, dan kategori baik 23 orang.
Uji Hipotesis
Data yang terkumpul dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan rumus analisa regresi sederhana. Hasil analisa data diperoleh F-hitung = 32,477 lebih besar dari F-tabel = 3,92 artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu pengaruh kemampuan menyelesaikan soal-soal persamaan linier satu variabel terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika. Dari persamaan regresi Y = 34,871 + 0,410X artinya bahwa nilai Y akan dipengaruhi oleh X, karena koefisien X positif bila nilai X bertambah maka nilai Y juga akan bertambah, dan berdasarkan persamaan Y = 34,871 + 0,410X menunjukan bahwa setiap kenaikan satu nilai X terjadi kenaikan Y sebesar 0,410 ditambah dengan koefisien a sebesar 34,871. Nilai koefisien korelasi r = 0,462 dengan r2 = 0,213 artinya besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel X terhadap variabel Y adalah 21,3 %, dengan kata lain kemampuan
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 7 menyelesaikan soal cerita matematika dipengaruhi sebesar 21,3% oleh kemampuan menyelesaikan persamaan linier satu variabel .
Kriteria ujinya adalan F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka Ha diterima dan ditempat lain F-tabel lebih besar dari F-hitung, maka Ho diterima.
Tabel 04: Hasil analisa regresi linier sederhana antara kemampuan menyelesaikan soal-soal persamaan linier satu variabel dengan kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika.
Variabel Nilai Koefisien Keterangan
A 34,871 -
B 0,410 -
F-statistik 32,477 Signifikan
F-tabel 3,92 -
r2 0,213 -
Data pada tabel 4 menunjukan bahwa harga F-statistik 32,477 lebih besar dari F-tabel 3,92, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan besar nilai r2 (koefisien korelasi) sebesar 0,213
Jadi garis regresi Y = 34,871 + 0,410 X signifikan pada taraf signifikan 5%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai tertinggi untuk persamaan linier satu variabel adalah 80 dan nilai terendahnya 50 dengan nilai rata-rata 62,95 dan untuk soal cerita memperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 45 dengan rata-rata 60,73, hal ini dapat dikatakan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa belum tercapai karena hasil belajar dikatakan tuntas apabila siswa mampu memperoleh nilai lebih besar sama dengan 65.
Dari distribusi hasil tes persamaan linier satu variabel dapat dilihat bahwa 27 siswa mendapat nilai dalam kategori hampir cukup dengan porsentase 22,13%, 55 siswa dalam kategori cukup dengan porsentase 45,08%, 30 siswa dalam kategori lebih dari cukup dengan porsentase 24,59%, dan 10 siswa dalam kategori baik dengan porsentase 8,19%, dan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 52 orang siswa atau 42,61%. Sedangkan dari distribusi tes soal cerita dilihat bahwa 2 siswa mendapat nilai dalam kategori kurang dengan porsentase 1,63%, 31 siswa dalam kategori hampir cukup dengan porsentase 25,40%, 64 siswa dalam kategori cukup dengan porsentase 52,45%, 21 siswa dalam kategori lebih dari cukup dengan porsentase 17,21%, dan 4 siswa dalam kategori baik dengan porsentase 3,27%, siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 45 orang siswa atau sebesar 36,87%.
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh F-hitung = 32,477 lebih besar dari F-tabel = 3,92 artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu pengaruh kemampuan menyelesaikan soal-soal persamaan linier satu variabel terhadap kemampuan menyelesaikan
soal-Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Bima 8 soal cerita matematika. Dari persamaan regresi Y = 34,871 + 0,410X artinya bahwa nilai Y akan dipengaruhi oleh X, karena koefisien X positif bila nilai X bertambah maka nilai Y juga akan bertambah, dan berdasarkan persamaan Y = 34,871 + 0,410X menunjukan bahwa setiap kenaikan satu nilai X terjadi kenaikan Y sebesar 0,410 ditambah dengan koefisien a sebesar 34,871.
Nilai koefisien korelasi r = 0,462 dengan r2 = 0,213 artinya besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel X terhadap variabel Y adalah 21,3 %, dengan kata lain kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dipengaruhi sebesar 21,3% oleh kemampuan menyelesaikan persamaan linier satu variabel .
Dengan demikian pengaruh kemampuan menyelesaikan persamaan linier satu variabel dengan penyelesaian soal cerita sangat berarti dalam hal ini didukung oleh pendapat Dinner dalam Lisnawati (1993) yang mengatakan bahwa materi pelajaran yang akan diajarkan harus ada hubungannya atau kaitannya dengan pelajaran yang sudah dipelajari atau dengan kata lain bahwa pelajaran yang lalu dengan pelajaran berikutnya harus ada kaitannya. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan menyelesaikan soal-soal persamaan linier satu variabel terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita pada siswa kelas XI SMAN 1 Donggo tahun pelajaran 2014/2015. Hubungan ini diberikan oleh garis regresi dengan persamaan Y = 34,871 + 0,410X dan besar pengaruhnya ditunjukan oleh r2 = 0,213 yaitu sebesar 21,3%.
Daftar Pustaka
Arikunto. S, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Rineka Cipta
Arikunto. S, 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
Hudoyo. H, 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan
Pelaksanaannya di Depan Kelas. Jakarta. Usaha Nasional
Indun, 1986. Petunjuk Tehnik Penyusunan Skripsi. Mataram. IKIP Lisnawati, dkk, 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta. Rineka Cipta
Marzuki, 2000. Metodologi Riset. Yogyakarta. BPFE-UII
Poerwadarminta, 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta
Suharno, dkk, 1984. Testologi Pengantar. Jakarta. Bina Aksara Sugiyono, 2000. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta Sukino, dkk, 1989. Matematika SLTP. Jakarta. Erlangga
Volume 7 Nomor 2-Juli 2016 ISSN: 20864248