PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LEMBAGA
PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dikerjakan Dikerjakan Dikerjakan Dikerjakan oleh :oleh :oleh :oleh :
LUGUT TRI HERNOWO PRAMUDO NIM : I 8508058
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Hal
HALAMAN JUDUL
... i
HALAMAN PENGESAHAN
... ii
HALAMAN PERSETUJUAN
... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
... iv
KATA PENGANTAR
. ... vi
DAFTAR ISI
. ... vii
DAFTAR GAMBAR
... xiii
DAFTAR TABEL
... xvi
DAFTAR LAMPIRAN
... xviii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
... xix
BAB 1 PENDAHULUAN
... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Maksud dan Tujuan. ... 1
1.3.
Kriteria Perencanaan ... 2
1.4.
Peraturan-Peraturan Yang Berlaku ... 3
BAB 2 DASAR TEORI
... 4
2.1.
Dasar Perencanaan ... 4
2.1.1. Jenis Pembebanan... 4
2.1.2. Sistem Bekerjanya Beban ... 7
2.1.3. Provisi Keamanan... 7
2.2.
Perencanaan Atap ... 10
2.2.1. Perencanaan Kuda-Kuda... 10
2.2.2. Perhitungan Alat Sambung ... 11
2.3.
Perencanaan Tangga ... 12
2.4.
Perencanaan Plat Lantai ... 14
viii
2.6.
Perencanaan Portal ... 16
2.7.
Perencanaan Pondasi ... 18
BAB 3 PERENCANAAN ATAP
... 20
3.1.
Rencana Atap ... 20
3.2.
Dasar Perencanaan ... 21
3.3.
Perencanaan Gording ... 21
3.3.1. Perencanaan Pembebanan ... 21
3.3.2. Perhitungan Pembebanan ... 22
3.3.3. Kontrol Terhadap Tegangan ... 25
3.3.4. Kontrol Terhadap Lendutan ... 26
3.4.
Perencanaan Jurai ... 27
3.4.1. Perhitungan Panjang Batang Jurai ... 27
3.4.2. Perhitungan Luasan Jurai ... 28
3.4.3. Perhitungan Pembebanan Jurai ... 30
3.4.4. Perencanaan Profil Jurai ... 38
3.4.5. Perhitungan Alat Sambung ... 40
3.5.
Perencanaan Setengah Kuda-Kuda ... 43
3.5.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda ... 43
3.5.2. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda ... 44
3.5.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda ... 48
3.5.4. Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda ... 56
3.5.5. Perhitungan Alat Sambung ... 58
3.6.
Perencanaan Kuda-Kuda Trapesium ... 61
3.6.1. Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Trapesium ... 61
3.6.2. Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Trapesium ... 63
3.6.3. Perhitungan Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium ... 66
3.6.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda Trapesium ... 73
3.6.5. Perhitungan Alat Sambung ... 75
3.7.3. Perhitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama A ... 82
3.7.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda A ... 91
3.7.5. Perhitungan Alat Sambung ... 93
3.8.
Perencanaan Kuda-Kuda Utama B (KKB) ... 96
3.8.1. Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Utama B ... 96
3.8.2. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama B... 97
3.8.3. Perhitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama B ... 99
3.8.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda B ... 108
3.8.5. Perhitungan Alat Sambung ... 110
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA
... 113
4.1.
Uraian Umum ... 113
4.2.
Data Perencanaan Tangga ... 113
4.3.
Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan ... 115
4.3.1. Perhitungan Tebal Plat Equivalen ... 115
4.3.2. Perhitungan Beban ... 116
4.4.
Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes ... 117
4.4.1. Perhitungan Tulangan Tumpuan ... 117
4.4.2. Perhitungan Tulangan Lapangan ... 117
4.5.
Perencanaan Balok Bordes ... 121
4.5.1. Pembebanan Balok Bordes ... 121
4.5.2. Perhitungan Tulangan Lentur... 122
4.5.3. Perhitungan Tulangan Geser ... 125
4.6.
Perhitungan Pondasi Tangga ... 126
4.7.
Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi ... 127
4.7.1. Perhitungan Tulangan Lentur... ..128
4.7.2. Perhitungan Tulangan Geser ... 130
x
5.1.1. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai ... 131
5.1.2. Perhitungan Momen ... 132
5.1.3. Penulangan Tumpuan Arah X ... 136
5.1.4. Penulangan Tumpuan Arah Y ... 137
5.1.5. Penulangan Lapangan Arah X ... 138
5.1.6. Penulangan Lapangan Arah Y ... 139
5.1.7. Rekapitulasi Tulangan Plat Lantai ... 141
5.2.
Perencanaan Plat Atap ... 142
5.2.1. Perhitungan Pembebanan Plat Atap ... 142
5.2.2. Perhitungan Momen ... 142
5.2.3. Penulangan Tumpuan Arah X ... 144
5.2.4. Penulangan Tumpuan Arah Y ... 145
5.2.5. Penulangan Lapangan Arah X ... 146
5.2.6. Penulangan Lapangan Arah Y ... 148
5.2.7. Rekapitulasi Tulangan Plat Atap ... 149
BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK
... 150
6.1.
Perencanaan Balok Anak ... 150
6.1.1. Perhitungan Lebar Equivalen ... 151
6.1.2. Perhitungan Lebar Equivalen Balok Anak ... 151
6.2.
Perencanaan Balok Anak As 1
’
( A-I) ... 152
6.2.1. Pembebanan ... 152
6.2.2. Perhitungan Tulangan Balok Anak As 1
’
( A-I) ... 153
6.3.
Perencanaan Balok Anak As E
’
=As D
’
=(6-6
’
),(8
’
-9) ... 158
6.3.1. Pembebanan ... 158
6.3.2. Perhitungan Tulangan Balok Anak As E
’
=As D
’
=(6-6
’
),(8
’
-9) ... 159
6.4.
Perencanaan Balok Anak As 6
’
(D-E) ... 163
6.4.1. Pembebanan ... 163
6.4.2. Perhitungan Tulangan Balok Anak As 6
’
(D-E) ... 163
6.6.
Perencanaan Balok Anak Atas Kanopi ... 175
6.7.
Perencanaan Balok Anak As B
’
=As G
’
= (7-8) ... 175
6.7.1. Pembebanan ... 175
6.7.2. Perhitungan Tulangan Balok Anak As C
’
(7-10) ... 176
BAB 7 PERENCANAAN PORTAL
... 180
7.1.
Perencanaan Portal ... 180
7.1.1. Dasar Perencanaan ... 181
7.1.2. Perencanaan Pembebanan ... 181
7.1.3. Perhitungan Luas Equivalen Untuk Plat Lantai ... 182
7.2.
Perhitungan Pembebanan Portal... 183
7.2.1. Perhitungan Pembebanan Portal Memanjang ... 183
7.2.2. Perhitungan Pembebanan Portal Melintang ... 186
7.3.
Penulangan Ring Balk ... 188
7.3.1. Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk ... 188
7.3.2. Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk ... 192
7.4.
Penulangan Balok Portal ... 194
7.4.1. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal ... 200
7.5.
Penulangan Sloof ... 221
7.5.1. Perhitungan Tulangan Lentur Sloof ... 223
7.5.2. Perhitungan Tulangan Geser Sloof... 228
7.6.
Penulangan Kolom ... 229
7.6.1. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom ... 231
7.6.2. Perhitungan Tulangan Geser Kolom ... 233
BAB 8 PERENCANAAN PONDASI
... 234
8.1.
Perencanaan Pondasi Untuk Kolom 40 cm x 40 cm ... 234
8.1.1. Data Perencanaan ... 234
xii
BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA
... 239
9.1.
Rencana Anggaran Biaya... 239
9.2.
Langkah Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 239
9.3.
Volume Pekerjaan ... 240
9.4.
RAB ... 245
9.5.
Rekapitulasi ... 248
BAB 10 REKAPITULASI
... 249
10.1. Rekapitulasi Konstruksi Kuda-Kuda ... 259
10.2. Rekapitulasi Tulangan Beton ... 254
10.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ... 256
PENUTUP ...257
DAFTAR PUSTAKA...258
LAMPIRAN – LAMPIRAN...259
Hal
Gambar 3.1 Rencana Atap ... 20
Gambar 3.2 Skema Pembebanan Mati ... 22
Gambar 3.3 Skema Pembebanan Hidup ... 23
Gambar 3.4 Skema Pembebanan Angin ... 23
Gambar 3.5 Rangka Batang Jurai . ... 27
Gambar 3.6 Luasan Atap Jurai . ... 28
Gambar 3.7 Luasan Plafon Jurai. ... 29
Gambar 3.8 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati ... 31
Gambar 3.9 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin ... 36
Gambar 3.10 Rangka Batang Setengah Kuda-Kuda. ... 43
Gambar 3.11 Luasan Atap Setengah Kuda-Kuda . ... 44
Gambar 3.12 Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda . ... 46
Gambar 3.13 Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati ... 49
Gambar 3.14 Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin ... 54
Gambar 3.15 Rangka Batang Kuda-Kuda Trapesium ... 61
Gambar 3.16 Luasan Atap Kuda-Kuda Trapesium . ... 63
Gambar 3.17 Luasan Plafon Kuda-Kuda Trapesium . ... 64
Gambar 3.18 Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Akibat Beban Mati ... 66
Gambar 3.19 Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Akibat Beban Angin ... 71
Gambar 3.20 Rangka Batang Kuda-Kuda Utama ... 78
Gambar 3.21 Luasan Atap Kuda-Kuda Utama . ... 79
Gambar 3.22 Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama . ... 80
Gambar 3.23 Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Mati . ... 82
Gambar 3.24 Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Angin ... 88
Gambar 3.25 Panjang Batang Kuda-Kuda B . ... 96
xiv
Gambar 3.28 Pembebanan Kuda-Kuda Utama B Akibat Beban Mati. ... 99
Gambar 3.29 Pembebanan Kuda-Kuda Utama B Akibat Beban Angin . ... 104
Gambar 4.1 Tangga Tampak Atas. ... 113
Gambar 4.2 Tangga Tampak Samping. ... 114
Gambar 4.3 Tebal Equivalen... 115
Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga. ... 117
Gambar 4.5 Pondasi Tangga. ... 126
Gambar 5.1 Denah Plat lantai ... 131
Gambar 5.2 Plat Tipe A ... 132
Gambar 5.3 Plat Tipe B. ... 133
Gambar 5.4 Plat Tipe C. ... 133
Gambar 5.5 Plat Tipe D. ... 134
Gambar 5.6 Perencanaan Tinggi Efektif ... 135
Gambar 5.7 Tipe Plat Atap. ... 142
Gambar 6.1 Denah Rencana Balok Anak ... 150
Gambar 6.2 Lebar Equivalen Tipe 1 ... 151
Gambar 6.3 Lebar Equivalen Tipe 2. ... 151
Gambar 6.4 Lebar Equivalen Balok Anak As 1
’
(A-I)... 152
Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak E
’
=As D
’
=(6-6
’
),(8;-9). ... 158
Gambar 6.6 Lebar Equivalen Balok Anak As 6
’
(D-E) ... 163
Gambar 6.7 Lebar Equivalen Balok Anak As 8
’
(D-F). ... 168
Gambar 6.8 Lebar Equivalen Balok Anak As B
’
=As G
’
=(7-8) ... 175
Gambar 7.1 Areal Pembebanan Balok Portal ... 180
Gambar 7.2 Lebar Equivalen Balok Portal As C (1-3). ... 183
Gambar 7.3 Lebar Equivalen Balok Portal As G (1-13) ... 184
Gambar 7.4 Lebar Equivalen Balok Portal As B (7-8). ... 186
Gambar 7.5 Lebar Equivalen Balok Portal As 2 (A-K)... 186
Gambar 7.6 Lebar Equivalen Balok Portal As 8 (B-J) ... 187
Gambar 7.7 Bidang Momen Lapangan dan Tumpuan Ring Balk H (3-13) ... 188
Gambar 7.11 Bidang Momen Tumpuan Portal Melintang Panjang ... 194
Gambar 7.12 Bidang Geser Lap.dan Tumpuan Portal Melintang Panjang ...192
Gambar 7.13 Bidang Momen Lap. Dan Tumpuan Portal Melintang Pendek... .. 195
Gambar 7.14 Bidang Geser Lapangan Portal Melintang Pendek ... 196
Gambar 7.15 Bidang Geser Tumpuan Portal Melintang Pendek ... 196
Gambar 7.16 Bidang Momen Lap. Dan Tumpuan Portal Memanjang Panjang. 197
Gambar 7.17 Bidang Geser Lapangan Portal Memanjang Panjang ... 197
Gambar 7.18 Bidang Geser Tumpuan Portal Memanjang Panjang ... 198
Gambar 7.19 Bidang Momen Lap.dan Tumpuan Portal Memanjang Pendek. ... 198
Gambar 7.20 Bidang Geser Lapangan Portal Memanjang Pendek ... 199
Gambar 7.21 Bidang Geser Tumpuan Portal Memanjang Pendek ... 199
Gambar 7.22 Tulangan Lapangan dan Tumpuan Portal Melintang Panjang. ... 204
Gambar 7.23 Tulangan Lapangan dan Tumpuan Portal Melintang Pendek ... 208
Gambar 7.24 Penulangan Lap. Dan Tumpuan Portal Memanjang Pendek... 216
Gambar 7.25 Tulangan Lapangan dan Tumpuan Portal Memanjang Panjang.... 221
Gambar 7.26 Bidang Momen Lapangan Sloof As A (1-3). ... 221
Gambar 7.27 Bidang Momen Tumpuan Sloof As K (1-3)... 222
Gambar 7.28 Bidang Geser Lapangan Sloof As K (1-3). ... 222
Gambar 7.29 Bidang Geser Tumpuan Sloof As A (1-3)... 223
Gambar 7.30 Tulangan Lapangan dan Tumpuan Sloof. ... 229
Gambar 7.31 Bidang Aksial Kolom. ... 229
Gambar 7.32 Bidang Momen Kolom... 230
Gambar 7.23 Bidang Geser Kolom... 230
Gambar 7.34 Penulangan Kolom ... 233
Gambar 8.1 Perencanaan Pondasi Untuk Kolom 40 cm x 40 cm ... 234
xvi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup. ... 6
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U ... 8
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan
ø
. ... 9
Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording ... 24
Tabel 3.2 Panjang Batang Pada Jurai ... 27
Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Jurai ... 35
Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Jurai ... 37
Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai ... 37
Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai ... 42
Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda-Kuda ... 43
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda ... 53
Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda ... 55
Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda ... 55
Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda ... 60
Tabel 3.12 Rekapitulasi Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Trapesium ... 61
Tabel 3.13 Rekapitulasi Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium ... 70
Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Kuda-Kuda Trapesium ... 72
Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Trapesium ... 72
Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencaan Profil Kuda-Kuda Trapesium ... 77
Tabel 3.17 Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama ... 78
Tabel 3.18 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-Kuda Utama ... 87
Tabel 3.19 Perhitungan Beban Angin Kuda-Kuda Utama ... 89
Tabel 3.20 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama ... 90
Tabel 3.21 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama ... 95
Tabel 5.1 Perhitungan Momen Plat Lantai . ... 134
Tabel 10.2 Rekapitulasi Jurai. ... 250
Tabel 10.3 Rekapitulasi Kuda-Kuda Trapesium... 251
Tabel 10.4 Rekapitulasi Kuda
–
Kuda Utama A. ... 252
Tabel 10.5 Rekapitulasi Kuda
–
Kuda Utama B. ... 253
Tabel 10.6 Rekapitulasi Tulangan Beton. ... 254
Tabel 10.7 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya. ... 256
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data SAP
Lampiran 2 Kurva S
Lampiran 3 Spesifikasi Proyek
Lampiran 4 Analisa Pekerjaan
Lampiran 5 Harga Upah dan Bahan
Lampiran 6 Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)
Lampiran 7 Gambar
A
= Luas penampang batang baja (cm
2)
B
= Luas penampang (m
2)
AS
’
= Luas tulangan tekan (mm
2)
AS
= Luas tulangan tarik (mm
2)
B
= Lebar penampang balok (mm)
C
= Baja Profil Canal
D
= Diameter tulangan (mm)
Def
= Tinggi efektif (mm)
E
= Modulus elastisitas(m)
e
= Eksentrisitas (m)
F
’
c
= Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
Fy
= Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa)
g
= Percepatan grafitasi (m/dt)
h
= Tinggi total komponen struktur (cm)
H
= Tebal lapisan tanah (m)
I
= Momen Inersia (mm
2)
L
= Panjang batang kuda-kuda (m)
M
= Harga momen (kgm)
Mu
= Momen berfaktor (kgm)
N
= Gaya tekan normal (kg)
Nu
= Beban aksial berfaktor
P
’
= Gaya batang pada baja (kg)
q
= Beban merata (kg/m)
q
’
= Tekanan pada pondasi ( kg/m)
S
= Spasi dari tulangan (mm)
Vu
= Gaya geser berfaktor (kg)
W
= Beban Angin (kg)
xx
f
= Diameter tulangan baja (mm)
q
= Faktor reduksi untuk beton
r
= Ratio tulangan tarik (As/bd)
s
= Tegangan yang terjadi (kg/cm
3)
w
= Faktor penampang
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini, menuntut
terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang
ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa
Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan
semakin siap menghadapi tantangannya.
Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya
manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Negeri Sebelas
Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat
dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya tinggi dan
mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2
Maksud Dan Tujuan
Dalam menghadapi pesatnya perkembangan zaman yang semakin modern dan
berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan
seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam hal ini adalah teknik sipil, sangat
diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya.
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan
bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab,
kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan
nasional di Indonesia.
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab I Pendahuluan
Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan :
1.
Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana
sampai bangunan bertingkat.
2.
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
merencanakan struktur gedung.
3.
Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam
perencanaan suatu struktur gedung.
1.3
Kriteria Perencanaan
1.
Spesifikasi Bangunan
a.
Fungsi bangunan
: Bangunan Lembaga Pendidikan
b.Luas bangunan
:
±
898 m
2c.
Jumlah lantai
: 2 lantai
d.Tinggi lantai
: 4,0 m
e.
Konstruksi atap
: Rangka kuda-kuda baja
f.
Penutup atap
: Genteng
g.Pondasi
:
Foot Plat
2.
Spesifikasi Bahan
a.
Mutu baja profil
: BJ 37 (
σ
leleh= 2400 kg/cm
2)
(
σ
ijin= 1600 kg/cm
2)
b. Mutu beton (f
’
c)
: 25 MPa
c.
Mutu baja tulangan (fy)
: Polos : 240 Mpa
Ulir
: 320 MPa
2002.
b.
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG 1983 ).
c.
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
SNI
03-1729-2002
d.
Harga Satuan Pekerjaan (HSP) tahun 2011 dari DPU Pemkot Surakarta.
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
4
BAB 2
DASAR TEORI
2.1
Dasar Perencanaan
2.1.1
Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur
yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban
khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut
Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban - beban tersebut adalah :
1.
Beban Mati (qd)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian
–
penyelesaian, mesin
–
mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu.Untuk
merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan
bangunan dan komponen gedung adalah :
a) Bahan Bangunan :
1. Beton Bertulang ... 2400 kg/m
32. Pasir basah ... ... 1800 kg/m
3kering ... 1000 kg/m
33. Beton biasa ... 2200 kg/m
3b) Komponen Gedung :
1. Dinding pasangan batu merah setengah bata ... 250 kg/m
32. Langit
–
langit dan dinding (termasuk rusuk
–
rusuknya, tanpa penggantung
langit-langit atau pengaku),terdiri dari :
- semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm ... 11 kg/m
2- kaca dengan tebal 3
–
4 mm ... 10 kg/m
23. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk ... . 50 kg/m
4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal ... 24 kg/m
25. Adukan semen per cm tebal ... 21 kg/m
22.
Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna
suatu gedung, termasuk beban
–
beban pada lantai yang berasal dari barang
–
barang yang dapat berpindah, mesin
–
mesin serta peralatan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup
dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap
tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal
dari air hujan (PPIUG 1983).
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi
bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung ini terdiri dari :
Beban atap ... 100 kg/m
2Beban tangga dan bordes ... 300 kg/m
2Beban lantai ... 250 kg/m
2Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung
tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari
sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan
dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung
yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 2.1.
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
Tabel 2.1 Koefisien reduksi beban hidup
Penggunaan Gedung
Koefisien Beban Hidup untuk
Perencanaan Balok Induk
·
PERUMAHAN:
Rumah sakit / Poliklinik
·
PENDIDIKAN:
Sekolah, Ruang kuliah
·
PENYIMPANAN :
Gudang, Perpustakaan
·
TANGGA :
Pendidikan dan kantor
0,75
0,90
0,90
0,75
Sumber : PPIUG 1983
3.
Beban Angin (W)
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (kg/m
2).
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m
2ini ditentukan dengan
mengalikan tekanan tiup dengan koefisien
–
koefisien angin. Tekan tiup harus
diambil minimum 25 kg/m
2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai
sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m
2.
P =
16
2
V
( kg/m
2)
Di mana V adalah kecepatan angin dalam m/det, yang harus ditentukan oleh
instansi yang berwenang.
Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan
–
berarti isapan ), untuk gedung
tertutup :
1. Dinding Vertikal
b) Di belakang angin ... - 0,4
2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan
a
a) Di pihak angin :
a
< 65
°
... 0,02
a
- 0,4
65
°
<
a
< 90
°
... + 0,9
b) Di belakang angin, untuk semua
a
... - 0,4
2.1.2
Sistem Bekerjanya Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu
elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di
bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih
besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan
lebih kecil.
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen
–
elemen struktur
gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : beban pelat
lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal
didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar
melalui pondasi.
2.1.3
Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton PPIUG 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki
cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal.
Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (
Æ
), yaitu untuk
memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat
terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang
kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U
1
D 1,4 D2
D, L, A,R 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)3
D,L,W, A, R 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)4
D, W 0,9 D ± 1,6 W5
D,L,E
1,2 D + 1,0 L
± 1,0 E6
D,E
0,9 D ± 1,0 E7
D,F
1,4 ( D + F )
8
D,T,L,A,R
1,2 ( D+ T ) + 1,6 L + 0,5 ( A atau R )
Sumber : SNI 03-2847-2002
Keterangan :
D
= Beban mati
L
= Beban hidup
W = Beban angin
A = Beban atap
R = Beban air hujan
E
= Beban gempa
T
= Pengaruh kombinasi suhu, rangkak, susut dan perbedaan penurunan
F
= Beban akibat berat dan tekanan fluida yang diketahui dengan baik berat
jenis dan tinggi maksimumnya yang terkontrol.
Yang digunakan dalam perhitungan perencanaan ini adalah Faktor Pembebanan U
nomer 1,2, dan 3.
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan
Æ
No
GAYA
Æ
Æ
Æ
Æ
1.
2.
3.
4.
5.
Lentur tanpa beban aksial
Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
Geser dan torsi
Tumpuan Beton
0,80
0,80
0,65
–
0,80
0,60
0,70
Sumber : SNI 03-2847-2002
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat
kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut :
a.
Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d
batau 25 mm, dimana d
badalah diameter tulangan.
b.
Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan
jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a) Untuk pelat dan dinding
= 20 mm
b) Untuk balok dan kolom
= 40 mm
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
2.2
Perencanaan Atap
2.2.1. Perencanaan Kuda-Kuda
1.
Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah :
a.
Beban mati
b.
Beban hidup
c.
Beban angin
2.
Asumsi Perletakan
a.
Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi
b.
Tumpuan sebelah kanan adalah Rol
3. Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000 versi 8
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI-03-1729-2002
5. Perhitungan profil kuda-kuda
a. Batang tarik
ijin
λ
kontrol tegangan :
ijin
2.2.2. Perhitungan Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan adalah baut. Dalam PPBBI 1984 pasal 8.2 butir 1
dijelaskan bahwa tegangan-tegangan yang diijinkan dalam menghitung kekuatan
baut-baut adalah sebagai berikut :
a.Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser
= 0,6 .
s
ijin
Untuk menentukan jumlah baut tiap sambungan menggunakan kekuatan baut
terhadap tegangan geser atau desak yang memiliki hasil lebih kecil dengan cara
beban maksimal yang ditahan oleh batang dibagi dengan kekuatan baut yang
terkecil.
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
s1 = jarak antar baut dengan tepi sambungan
2.3
Perencanaan Tangga
1.
Pembebanan :
a.
Beban mati
b.
Beban hidup : 300 kg/m
22.
Asumsi Perletakan
a.
Tumpuan bawah adalah Jepit.
b.
Tumpuan tengah adalah Jepit .
c.
Tumpuan atas adalah Jepit.
3.
Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000 versi 8
4.
Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Perhitungan untuk penulangan tangga :
Mn =
r
b =
÷÷
Luas tampang tulangan
As =
r
xbxd
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
2.4
Perencanaan Plat Lantai
1.
Pembebanan :
a.
Beban mati
b.
Beban hidup : 250 kg/m
22.
Asumsi Perletakan : jepit penuh
3. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3.2 PPIUG 1983.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SKSNI T-15-1991-03.
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Mn =
Luas tampang tulangan
As =
r
xbxd
2.5
Perencanaan Balok
1.
Pembebanan :
a.
Beban mati
b.
Beban hidup : 300 kg/m
22.
Asumsi Perletakan : sendi sendi
3.
Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000 versi 8.
4.
Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
5. Perhitungan tulangan lentur :
f
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
b. Perhitungan tulangan geser :
Æ
= 0,75
V
c=
1
6
x
f
'
c
xbxd
Æ
Vc = 0,75 x Vc
Æ
.Vc
≤
Vu
≤
3
Æ
Vc
( perlu tulangan geser )
Vs perlu = Vu
–
Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada =
S d fy
Av. . )
(
( pakai Vs perlu )
Tetapi jika terjadi Vu <
Ø
Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser
minimum, kecuali untuk :
1.
Pelat dan fondasi telapak.
2.
Konstruksi pelat perusuk.
3.
Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250
mm, 2,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan.
2.6
Perencanaan Portal
1.
Pembebanan :
a.
Beban mati
b.
Beban hidup : 300 kg/m
22.
Asumsi Perletakan
a.
Jepit pada kaki portal.
b.
Bebas pada titik yang lain
3.
Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000 versi 8.
4.
Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
a.
Perhitungan tulangan lentur :
b. Perhitungan tulangan geser :
Æ
= 0,75
V
c=
1
6
x
f
'
c
xbxd
Æ
Vc = 0,75 x Vc
Æ
.Vc
≤
Vu
≤
3
Æ
Vc
( perlu tulangan geser )
Vs perlu = Vu
–
Vc
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 2 Dasar Teori
( pakai Vs perlu )
Tetapi jika terjadi Vu <
Ø
Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser
minimum, kecuali untuk :
1.
Pelat dan fondasi telapak.
2.
Konstruksi pelat perusuk.
3.
Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250
mm, 2,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan.
2.7
Perencanaan Pondasi
1.
Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat
beban mati dan beban hidup
2.
Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
q
ada=
r
b
=
÷÷
Luas tampang tulangan
As = Jumlah tungan x Luas
b. Perhitungan tulangan geser :
Æ
= 0,75
V
c=
1
6
x
f
'
c
xbxd
Æ
Vc = 0,75 x Vc
Æ
.Vc
≤
Vu
≤
3
Æ
Vc
( perlu tulangan geser )
Vs perlu = Vu
–
Vc
Tetapi jika terjadi Vu <
Ø
Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser
minimum, kecuali untuk :
1.
Pelat dan fondasi telapak.
2.
Konstruksi pelat perusuk.
3.
Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap 20
N
KK A
JR
JR G
SK KT KT SK
G G G G G
KK B KK B KK B KK B KK B KK A
JR
JR
300 300 400 400 400 400 400 400 300 300
300
300
300
300
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1. Rencana Atap
Gambar 3.1. Rencana Atap
Keterangan :
KK A = Kuda-kuda utama A
KK B = Kuda-kuda utama B G = Gording
KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok
SK = Setengah kuda-kuda utama
JR = Jurai
3.2. Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai
berikut :
a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar
b. Jarak antar kuda-kuda : 4 m
c. Kemiringan atap (a) : 30
d. Bahan gording : baja profil lip channels ( )
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( )
f. Bahan penutup atap : genteng
g. Alat sambung : baut-mur
h. Jarak antar gording : 1,73 m
i. Bentuk atap : limasan.
j. Mutu baja profil : Bj-37 ( ijin = 1600 kg/cm2 )
( leleh = 2400 kg/cm2 )
3.3. Perencanaan Gording
3.3.1. Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal
kait ( ) 150 x 75 x 20 x 4,5 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai
berikut :
a. Berat gording = 11 kg/m
b. Ix = 489 cm 4
c. Iy = 99,2 cm4
d. h = 150 mm
e. b = 75 mm
f. ts = 4,5 mm
g. tb = 4,5 mm
h. Zx = 65,2 cm3
i. Zy = 19,8 cm3
22
Tugas akhir 22
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
Kemiringan atap (a) = 30 Jarak antar gording (s) = 1,73 m
Jarak antar kuda-kuda utama = 4 m
Jarak antara KU dengan KT = 3 m
Pembebanan berdasarkan SNI 03-1727-1989, sebagai berikut :
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2
b. Beban angin = 25 kg/m2
c. Berat hidup (pekerja) = 100 kg
d. Berat penggantung dan plafon = 18 kg/m2
3.3.2. Perhitungan Pembebanan
a. Beban Mati (titik)
Gambar 3.2. Skema Pembebanan Mati
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = ( 1,73 x 50 ) = 86,5 kg/m
Berat plafon = ( 2 x 18 ) = 36 kg/m
q = 133,5 kg/m
qx = q sin a = 133,5 x sin 30 = 66,75 kg/m.
qy = q cos a = 133,5 x cos 30 = 115,6 kg/m.
Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 115,6 x (3)2 = 130,05 kgm.
y
a
q qy qx
x
+
Px
y x
Py
P
a
TEKAN HISAP
My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 66,75 x (3)2 = 75,09 kgm.
b. Beban hidup
Gambar 3.3. Skema Pembebanan Hidup
P diambil sebesar 100 kg.
Px = P sin a = 100 x sin 30 = 50 kg
Py = P cos a = 100 x cos 30 = 86,603 kg
Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 86,603 x 3,75 = 81,19 kgm
My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 50 x 3,75 = 46,875 kgm
c. Beban angin
Gambar 3.4. Skema Pembebanan Angin
24
Tugas akhir 24
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2
Koefisien kemiringan atap (a) = 30
1) Koefisien angin tekan = (0,02a 0,4) = 0,2 2) Koefisien angin hisap = 0,4
Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x x (1,5+1,5) = 7,5 kg/m
2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,4 x 25 x x (1,5+1,5) = -15 kg/m.
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 7,5 x (3)2 = 8,44 kgm
2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -15x (3)2 = -16,875 kgm
Kombinasi = 1,2D + 1,6L 0,8w
1. Mx
Mx (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8w
= 1,2(130,05 ) + 1,6(81,19) + 0,8(8,44) = 292,72 kgm
Mx (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8w
= 1,2(130,05 ) + 1,6(81,19) - 0,8(8,44) = 279,2 kgm
2. My
Mx (max) = Mx (min)
= 1,2(75,09 ) + 1,6(46,875) = 165,11 kgm
Tabel 3.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording
Momen Beban Mati
Beban Hidup
Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Minimum Maksimum Mx
My
130,05
75,09
81,19
46,875
8,44
-
-16,875
-
279,2
165,11
292,72
165,11
3.3.3. Kontrol Terhadap Tegangan
Kontrol terhadap momen Maximum
Mx = 292,72 kgm = 29272 kgcm.
My = 165,11 kgm = 16511 kgcm.
Asumsikan penampang kompak :
Mnx = Zx.fy = 65,2. 2400 = 156480 kgcm
Mny = Zy.fy = 19,8. 2400 = 47520 kgcm
Check tahanan momen lentur yang terjadi :
1
Kontrol terhadap momen Minimum
Mx = 279,2 kgm = 27920 kgcm.
My = 165,11 kgm = 16511 kgcm.
Asumsikan penampang kompak :
Mnx = Zx.fy = 65,2. 2400 = 156480 kgcm
Mny = Zy.fy = 19,8. 2400 = 47520 kgcm
Check tahanan momen lentur yang terjadi :
1
26
Tugas akhir 26
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
3.3.4. Kontrol Terhadap Lendutan
Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5
mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
3.4.Perencanaan Jurai
Gambar 3.5. Rangka Batang Jurai
`
3.4.1. Perhitungan Panjang Batang Jurai
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.2. Panjang Batang pada Jurai
Nomer Batang Panjang Batang (m) Nomer Batang Panjang Batang
1 2,12 12 2,74
2 2,12 13 2,60
3 2,12 14 3,35
4 2,12 15 3,46
5 2,29
6 2,29
7 2,29
8 2,29
9 0,87
10 2,29
11 1,73
28
Tugas akhir 28
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
a
3.4.2. Perhitungan luasan jurai
Gambar 3.6. Luasan Atap Jurai
Panjang j1 = . 1,5= 0,75 m =( 0,75 0,38)+( (1,89+1,13)1,5)+( (1,51+1,13)1,5)
a
Gambar 3.7. Luasan Plafon Jurai
Panjang j1 = . 1,5 = 0,75 m
30
Tugas akhir 30
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
= ( (1,13 +0,38) 2 . 0,75) + ( (2,64+2,89)2 . 0,75)
=5,28 m2
Luas ee omg gff = ( 4-5 . ee ) + ( (e o + g m) 3-5) + ( (ff + gg ) 3-5) =( 0,75 0,38)+ ( (1,89+1,13)1,5) + ( (1,5+1,13)1,5)
=4,38 m2
Luas gg mki i = ( (gg + ii ) 1-3) 2 = ( (1,13 +0,38) 2 . 0,75 ) 2
= 2,265 m2
Luas jii k = ( ii j1) 2
= ( 0,38 0,75) 2
= 0,285 m2
3.4.3. Perhitungan Pembebanan Jurai
Data pembebanan :
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m2
1 2 3 4 5
6
7
8
9 10 11
12 13 14
15 P 1
P 2
P 3
P 4
P 5
P 6 P 7
P 8 P 9
Gambar 3.8. Pembebanan jurai akibat beban mati
a. Beban Mati 1) Beban P1
a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording bb r
= 11 (1,5 +3,02) = 49,72 kg
b) Beban Atap = luasan aa sqc c berat atap
= 6,765 50 = 338,25 kg
c) Beban Plafon = luasan bb rqc c berat plafon
= 3,1085 18 = 55,953 kg
d) Beban Kuda-kuda = btg (1 + 5) berat profil kuda-kuda
= (2,12+ 2,29) 9,9
= 21,83 kg
e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 21,83 = 6,549 kg
f) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 21,83 = 2,183 kg
2) Beban P2
a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording dd p
= 11 (0,75+2,27) = 33,22 kg
32
Tugas akhir 32
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
= 4,53 50 = 226,5 kg
c) Beban Kuda-kuda = btg (5 + 9 + 10 + 6) berat profil kuda-kuda
= (2,29 + 0,87 + 2,29 + 2,29 ) 9,9
= 38,313 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 38,313 = 11,49 kg
e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 38,313 = 3,8313 kg
3) Beban P3
a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording ff n
= 11 (1,51+1,51) = 33,22 kg
b) Beban Atap = luasan ee omg gff berat atap
= 4,3875 50 = 219,375 kg
c) Beban Kuda-kuda = btg (6 + 11 + 12 + 7) berat profil kuda-kuda
= (2,29 + 1,73 + 2,74 + 2,29) 9,9
= 44,798 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 44,798 = 13,44 kg
e) Beban Bracing = 10 % beban kuda-kuda
= 10 % 44,798 = 4,4798 kg
4) Beban P4
a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording hh l
= 11 (0,76+0,76) = 16,72 kg
b) Beban Atap = luasan gg mki i berat atap
= 2,265 50 = 113,25 kg
c) Beban Kuda-kuda = btg (7 + 13 + 15 + 8) berat profil kuda-kuda
= (2,29 + 2,6 + 3,46 + 2,29) 9,9
= 52,67 kg
= 30 % 52,67 = 15,8 kg
e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 52,67 = 5,267 kg
5) Beban P5
a) Beban Atap = luasan jii k berat atap
= 0,285 50 = 14,25 kg
b) Beban Kuda-kuda = btg (8+15) berat profil kuda-kuda
= (2,29 + 3,46) 9,9
= 28,46 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 28,46 = 8,54 kg
d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 28,46 = 2,846 kg
6) Beban P6
a) Beban Plafon = luasan jii k berat plafon
= 0,285 18 = 5,13 kg
b) Beban Kuda-kuda = btg (15 + 14 + 4) berat profil kuda-kuda
= (3,46 + 3,35 + 2,12) 9,9
= 44,204 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 44,204 = 13,26 kg
d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 44,204 = 4,4204 kg
7) Beban P7
a) Beban Plafon = luasan gg mki i berat plafon
= 2,265 18 = 40,77 kg
34
Tugas akhir 34
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
= (2,12 + 2,74 + 2,6 + 2,12) 9,9
= 47,42 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 47,42 = 14,23 kg
d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 47,42 = 4,742 kg
8) Beban P8
a) Beban Plafon = luasan ee omg gff berat plafon
= 4,38 18 = 78,84 kg
b) Beban Kuda-kuda = btg (3 + 11 + 4 + 10) berat profil kuda-kuda
= (2,12+1,73+ 2,12 + 2,29) 9,9
= 40,89 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 40,89 = 12,27 kg
d) Beban Bracing = 10 % beban kuda-kuda
= 10 % 40,89 = 4,089 kg
9) Beban P9
a) Beban Plafon = luasan cc qoe e berat plafon
= 5,28 18 = 95,04 kg
b) Beban Kuda-kuda = btg (2 + 9 + 1) berat profil kuda-kuda
= (2,12 + 0,87 + 2,12) 9,9
= 25,29 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda
= 30 % 25,29 = 7,59 kg
d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda
= 10 % 25,29 = 2,529 kg
Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Jurai
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban Bracing (kg)
Beban Plat Penyambung
(kg)
Beban Plafon (kg)
Jumlah Beban (kg)
Input SAP 2000 ( kg ) P1 338,25 49,72 2,183 6,549 55,953 452,65 453
P2 226,5 33,22 3,83 11,49 - 275,02 276
P3 219,375 33,22 4,4798 13,44 - 270,51 271
P4 113,25 16,72 5,267 15,8 - 151,04 152
P5 14,25 - 2,846 8,54 - 25,64 26
P6 - - 4,4204 13,26 5,13 22,81 23
P7 - - 4,742 14,23 40,77 59,742 60
P8 - - 4,089 12,27 78,84 95,2 96
P9 - - 2,529 7,59 95,04 105,16 104
b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = 100 kg
36
Tugas akhir 36
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
1 2 3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
14 15 c. Beban Angin
Perhitungan beban angin :
Gambar 3.9. Pembebanan Jurai akibat Beban Angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
Koefisien angin tekan = 0,02a- 0,40
= (0,02 30) 0,40 = 0,2
a) W1 = luasan koef. angin tekan beban angin = 6,765 0,2 25 = 33,825 kg
b) W2 = luasan koef. angin tekan beban angin = 4,53 0,2 25 = 22,65 kg
c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin
= 4,3875 0,2 25 = 21,9375 kg
d) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin
= 2,265 0,2 25 = 11,34 kg
e) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 0,285 0,2 25 = 1,425 kg
Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Jurai Beban
Angin Beban (kg)
Wx W.Cos (kg)
(Untuk Input SAP2000)
Wy W.Sin (kg)
(Untuk Input SAP2000)
W1 33,825 29,29 30 16,912 17
W2 22,65 19,615 20 11,325 12
W3 21,94 18,99 19 10,97 11
W4 11,34 9,82 10 5,67 6
W5 1,425 1,234 2 0,712 1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut :
Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai
Batang kombinasi
Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg)
1 386,6
2 384,17
3 93,8
4 93,8
5 404,71
6 413,01
7 227,63
8 402,93
9 143,91
10 828,17
11 713,05
12 242,02
13 82,33
14 270,86
15 - -
38
Tugas akhir 38
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
3.4.4. Perencanaan Profil Jurai
a. Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 413,01kg
Dari tabel baja didapat data-data =
Ag = 6,31 cm2
x = 1,56 cm
An = 2.Ag-dt
= (2x631)-(17x6) = 1160 mm2
L =Sambungan dengan Diameter
= 3.12,7 =38,1 mm
Check kekuatan nominal
Fu
b. Perhitungan profil batang tekan
Periksa kelangsingan penampang :
Fy
40
Tugas akhir 40
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
3.3.5. Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( inches)
Diameter lubang = 14 mm
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . db
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm
Menggunakan tebal plat 8 mm
Tahanan geser baut
Pn = m.(0,4.fub).An
= 2.(0,4.825) . . p . 12,72 = 83606,73 kg/baut Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
=78381,31 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu.db.t)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8)
= 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 6766,56 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
122 , 0 6766,56
828,17 P
P n
tumpu
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 3d S 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 3 db = 3. 12,7
= 38,1 mm
= 40 mm
b) 1,5 d S2 (4t +100) atau 200 mm
Diambil, S2 = 1,5 db = 1,5 . 12,7
= 19,05 mm
= 20 mm
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( inches )
Diameter lubang = 13,7 mm
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . db
= 0,625 x 12,7 = 7,94 mm
Menggunakan tebal plat 8 mm
Tahanan geser baut
Pn = n.(0,4.fub).An
= 2.(0,4.825) . . p . 12,72 = 8356,43 kg/baut Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
=7833,9 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu. db t)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8)
= 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu 6766,56 kg
Perhitungan jumlah baut-mur,
0,061 6766,56
413,01 P
P n
tumpu
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan :2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 3d S 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 3 db = 3. 12,7
42
Tugas akhir 42
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
= 38,1 mm
= 40 mm
b) 1,5 d S2 (4t +100) atau 200 mm
Diambil, S2 = 1,5 db = 1,5 . 12,7
= 19,05 mm
= 20 mm
Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer
Batang Dimensi Profil Baut (mm)
1 55.55.6 2 12,7
2 55.55.6 2 12,7
3 55.55.6 2 12,7
4 55.55.6 2 12,7
5 55.55.6 2 12,7
6 55.55.6 2 12,7
7 55.55.6 2 12,7
8 55.55.6 2 12,7
9 55.55.6 2 12,7
10 55.55.6 2 12,7
11 55.55.6 2 12,7
12 55.55.6 2 12,7
13 55.55.6 2 12,7
14 55.55.6 2 12,7
15 55.55.6 2 12,7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
3.5. Perencanaan Setengah Kuda-kuda
Gambar 3.10. Rangka Batang Setengah Kuda-kuda
3.5.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Panjang Batang Nomer Batang Panjang Batang
1 1,5 12 2,29
2 1,5 13 2,60
3 1,5 14 3,00
4 1,5 15 3,46
5 1,73
6 1,73
7 1,73
8 1,73
9 0,87
10 1,73
11 1,73
44
Tugas akhir 44
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
a
3.5.2. Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda
Gambar 3.11. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda
Panjang b e = 6 m
Panjang atap b-z = 0,76 m
Luas atap mogi
= )
Luas atap sumo
= )
46
Tugas akhir 46
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
a
Gambar 3.12. Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda
Panjang plafond b e = 4 x 1,5 = 6 m
Panjang plafond bt = 2,26 m
Luas plafond giac
= )
Luas plafond mogi
= )
Luas plafond sumo
= )
Luas plafond y.a .su
= )
2 ' .
(y a +su xtz
48
Tugas akhir 48
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
= ) 1,5 2
26 , 2 76 , 0
( + x = 2,265 m2
Luas plafond b y.a = . ya'. b z
= . 0,76.0,76 =0,2888 m2
3.3.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Data pembebanan :
Berat gording = 11 kg/m (sumber : tabel baja dengan profil lip
channels 150 x 75 x 20 x 4,5 )
Jarak antar kuda-kuda = 4,00 m (sumber : gambar perencanaan)
Berat penutup atap = 50 kg/m2 (Genteng; sumber : PPIUG 1989)
Beban hujan = (40- 0,8 ) kg/m2
= 40 0,8.30 = 16 kg/m2
5
6
7
8
1 2 3 4
9 10
11 12
13 14 15
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
Gambar 3.13
.
Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat beban mati
Perhitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P1
a) Beban gording =Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 6 = 66 kg
b) Beban atap = Luasan atap giac x Berat atap
= 12,32x 50 = 616 kg
c) Beban kuda-kuda = (1+5) . berat profil kuda-kuda
= (1,73+1,5) x 9,9=15,99 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 15,99 = 4,79 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 10% x 15,99 = 1,599 kg
f). Beban plafon =Luasan plafond giac x berat plafon
50
Tugas akhir 50
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
= 10,6662 x 18 = 191,992 kg
2) Beban P2
a) Beban gording =Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 4,5 = 49,5 kg
b) Beban atap = Luasan atap mogi x berat atap
= 9,0651 x 50 = 453,255 kg
c). Beban kuda-kuda = (5+9+10+6) . berat profil kuda-kuda
= (1,73+0,87+1,73+1,73) x 9,9=29,97 kg
d). Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 29,97= 8,99 kg e). Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 10% x 29,97= 2,997kg 3) Beban P3
a) Beban gording =Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 3 = 33 kg
b) Beban atap = Luasan atap sumo x berat atap
= 6,0501 x 50 = 302,505 kg
c). Beban kuda-kuda = (6+11+12+7) . berat profil kuda-kuda
= (1,73+1,73+2,29+1,73) x 9,9=37,03 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 37,03 = 11,11 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 37,03 = 3,703 kg 4) Beban P4
a) Beban atap = Luasan atap ya su x berat atap
= 3,0351 x 50 = 151,755 kg
b). Beban kuda-kuda = (7+8+13+14) . berat profil kuda-kuda
= (1,73+1,73+2,6+3) x 9,9=44,87 kg
c). Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 44,87 = 4,487 kg
d). Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 44,87 = 13,45 kg
e) Beban gording =Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 1,5 = 16,5 kg
5) Beban P5
a). Beban kuda-kuda = (8+15) . berat profil kuda-kuda
= (1,73+3,46) x 9,9=23,69 kg
b) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 23,69 = 2,369 kg c) Beban atap =Luasan atap b y a x berat atap
= 0,33 x 50 = 16,5kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 23,69 = 7,71 kg 6) Beban P9
a). Beban kuda-kuda = (1+9+2) . berat profil kuda-kuda
= (1,5+0,87+1,5) x 9,9=19,16 kg
b) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 19,16 = 1,916 kg
c) Beban plafon =Luasan plafond mogi x berat plafon
= 6,7575 x 18 = 121,635 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 19,16 = 5,75 kg 7) Beban P8
a). Beban kuda-kuda = (2+10+11+3) . berat profil kuda-kuda
= (1,5+1,73+1,73+1,5) x 9,9=31,98 kg
b) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 31,98 = 3,198 kg
c) Beban plafon =Luasan plafond sumo x berat plafon
= 4,515 x 18 = 81,27 kg
52
Tugas akhir 52
Perencanaan Struktur Gedung Lembaga Pendidikan dan Keterampilan 2 lantai
Bab 3 Perencanaan Atap
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 31,98 = 9,59 kg 8) Beban P7
a). Beban kuda-kuda = (3+12+13+4) . berat profil kuda-kuda
= (1,5+2,29+2,6+1,5) x 9,9=39,06 kg
b) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 39,06 = 3,906 kg
c) Beban plafon =Luasan plafond ya su x berat plafon
= 2,265 x 18 = 40,77 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 39,06 = 11,7 kg 9) Beban P6
a). Beban kuda-kuda = (4+14+15) . berat profil kuda-kuda
= (1,5+3+3,46) x 9,9=39,402 kg
b) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 39,402 = 3,9402 kg
c) Beban plafon =Luasan plafond b y a x berat plafon
= 0,2888 x 18 = 5,1984 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 39,402 = 11,8 kg