• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN

MURABAHAH

PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh :

CERLI SURYANININGSIH

F3308035

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

iii 

 

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila

kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya

kamu berharap”

(QS: Al-Insyirah 6-8)

DO what you love! LOVE what you do!

Pilihlah apa yang kamu cintai untuk kamu lakukan. Tapi, kalau kamu tidak

berkesempatan untuk berbuat demikian, cintailah apa yang kamu

lakukan (Young on Top_Billy Boen)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,

sehingga kaum itu berusaha mengubah

nasibnya sendiri”

(Ar-Ra’du : 11)

Kupersembahkan :

Teruntuk ibu dan (alm) ayah yang telah membesarkan dan mendidik

dengan penuh syukur

(3)

commit to user

iv 

Untuk keluarga besar yang selalu mendukungku

Dan

(4)

commit to user

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “EVALUASI SISTEM

PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL

SURAKARTA”. Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi

sebagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin terselesaikan

dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai

pihak selama penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso T H, Msi, Ak selaku Ketua Program Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak selaku ketua Program Diploma III

(5)

commit to user

vi 

4. Bapak Drs. Jaka Winarna, Msi., Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir yang

telah memberikan saran, nasehat, teguran dan motivasi yang membangun

kepada penulis.

5. Bapak Ibu Dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

6. Ibu Nimri Rohmi, SE selaku Manajer yang telah membimbing dan

memberikan ilmu di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil.

7. Mbak Alma selaku Teller di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan

Kamil yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.

8. Seluruh karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil.

9. (Alm) Bapak dan Ibuku tercinta penulis ucapkan terimakasih atas segala doa,

cinta, kasih sayang, kesabaran, perhatian, dukungan dan motivasi baik moril

maupun materiil yang tak pernah putus. Semoga penulis selalu dapat

memberikan yang terbaik dan menjadi anak yang berbakti.

10. Kakakku yang terbaik Dwi Suryanto terimakasih untuk nasehat dan dukungan

yang tiada hentinya kepada penulis. Yakin penulis akan menjadi adik terbaik

buatmu dan membuat bangga untuk Ibu tercinta.

11. Pacarku tersayang Henry Cahyo Nugroho terimakasih untuk dukungan,

bantuan, dan nasehat yang selama ini diberikan kepada penulis. Penulis tidak

(6)

commit to user

vii 

 

12. Kakak tingkatku Mas Aat terimakasih atas dukungan moral, informasi yang

diberikan, dan bimbingannya kepada penulis.

13. Teman-teman dekatku Dyah, Yuni, Amin terimakasih atas segala bantuan,

saran, dukungan dan persahabatan yang sangat berharga bagi penulis.

14. Sahabat-sahabatku “Weksur” Dian, Citra, Destia, Dhita, Selvi, Dwi, Nisa,

Marita, terimakasih atas pengalaman suka dukanya, dan persahabatan yang

dibina sampai saat ini. Sukses Selalu. Keep Contact Whereever We Are!

15. Teman-teman Akuntansi 2008 terimakasih atas berbagai perjuangan,

kebersamaan dan kekeluargaannya selama dibangku kuliah.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan tugas akhir ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh

dari kesempunaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi sempurnanya tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas

akhir ini bermanfaat bagi akademi, perusahaan, dan para pembaca yang budiman.

Surakarta, 16 Juni 2011

Penulis

 

(7)

commit to user

viii 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN . ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... ... 1

1. Pengertian BMT .. ... 1

2. Sejarah KJKS BMT Insan Kamil ... 2

3. Visi, Misi, dan Tujuan KJKS BMT Insan Kamil ... ... 4

4. Sifat dan Fungsi KJKS BMT Insan Kamil ... ... 5

5. Struktur Permodalan KJKS BMT Insan Kamil ... 6

6. Produk Layanan KJKS BMT Insan Kamil ... .. 7

7. Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil ... .. 11

(8)

commit to user

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka ... ... 28

B. Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil ... ... 43

1. Syarat Pengajuan Permohonan Pembiayaan ... 43

2. Fungsi yang Terkait ... 44

3. Dokumen yang Digunakan ... 47

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan ... 50

5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 51

6. Bagan Alir Dokumen Pembiayaan Murabahah ... 57

7. Sistem Pengendalian Intern ... 64

C. Evaluasi Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil …..……….. ... 69

(9)

commit to user

2. Dokumen yang Digunakan ... 70

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan ... 70

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 71

5. Sistem Pengendalian Intern ... 71

BAB III TEMUAN A. Kelebihan ... ... 73

B. Kelemahan …... ... 74

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 76

B. Saran ... ... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

commit to user

xi 

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.1 Bagan Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil ... 12

2.1 Diagram Akad Murabahah …………... 36

2.2 Bagan Alir Dokumen Sistem Pembiayaan Murabahah

(11)

commit to user

xii 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Permohonan Pembiayaan.

2. Formulir Hasil Survey.

3. Akad Pembiayaan Murabahah.

4. Surat Tanda Terima Agunan.

5. Kartu Angsuran Pembiayaan.

6. Bukti Realisasi Pembiayaan.

(12)

commit to user

ABSTRACT

EVALUATION SYSTEM OF MURABAHAH FINANCING ON KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

Cerli Suryaniningsih F3308035

The purpose of this research is to know and evaluate the murabahah financing system on KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. The step of this research is done by comparing between theory with Standard Operational Procedure (SOP) carried out by KJKS BMT Insan Kamil.

The results of this research are found strenght and weaknesses of the murabahah financing system implemented by KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. The advantages of this system include murabahah financing transactions involving operational functions, analyzer functions, financial functions, as well as accounting functions, existence a distinct of functions separation between finance functions and accounting functions, all documents which used have been authorized by the parties or the authorities. In addition to these advantages, there are also some disadvantages of not optimal by any other section granting authority to replace the marketing of the financing contract document made, document evidence of the realization of financing has not been made a double.

The conclusion of this research is the murabahah financing system implemented by KJKS BMT Insan Kamil has been running properly and adequately. Based on the results of research, the researchers give some suggestion on KJKS BMT Insan Kamil to give briefing to the accounting section to replace a part in making contract financing marketing and use of documents which duplicate the proof of the realization of the financing documents.

(13)

ABSTRAKSI

EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH

PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

Cerli Suryaniningsih F3308035

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. Langkah dari penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara teori dengan Standar Operasional Prosedur yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil.

Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dari sistem pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. Kelebihan dari sistem ini antara lain transaksi pembiayaan murabahah

melibatkan fungsi operasional, fungsi penganalisis, fungsi keuangan, serta fungsi akuntansi, adanya pemisahan fungsi yang tegas antara fungsi keuangan dan fungsi akuntansi, semua dokumen yang digunakan telah diotorisasi oleh pihak atau bagian yang berwenang. Selain kelebihan tersebut, juga ada beberapa kelemahan yaitu belum optimalnya pemberian wewenang oleh bagian lain untuk menggantikan bagian marketing dalam membuatkan dokumen akad pembiayaan, dokumen bukti realisasi pembiayaan belum dibuat rangkap.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil telah berjalan dengan baik dan memadai. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran pada KJKS BMT Insan Kamil untuk memberikan pembekalan pada bagian akuntansi untuk menggantikan bagian marketing dalam membuat akad pembiayaan dan penggunaan dokumen yang rangkap pada dokumen bukti realisasi pembiayaan.

 

(14)

commit to user

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil

Baitul Maal wat Tamwil adalah kelompok swadaya masyarakat

sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil (profit sharing)

untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dalam upaya

pengentasan kemiskinan (Sumiyanto, 2008:15).

Menurut Muhamad (2000:113) menjelaskan bahwa Baitul Maal wat

Tamwil adalah lembaga yang terdiri atas dua lembaga yaitu Baitul Maal

dan Baitut Tamwil. Baitul Maal adalah lembaga yang kegiatannya

menerima dan menyalurkan dana zakat, infak, dan sadaqah. Sedangkan

Baitut Tamwil adalah lembaga yang kegiatannya mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha-usaha

ekonomi pengusaha kecil bawah dan mikro dengan antara lain mendorong

kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.

Menurut Sholahuddin dan Lukman (2008: 202) menjelaskan bahwa

secara konseptual Baitul Mall wat Tamwil memiliki dua fungsi yaitu

Baitut Tamwil dan Baitul Maal. Baitut Tamwil berasal dari kata Bait yang

(15)

Baitut Tamwil dapat berarti melakukan kegiatan pengembangan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi

pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Sedangkan

Baitul Maal berasal dari kata Bait yang berarti rumah dan Maal yang

berarti harta, sehingga Baitul Maal dapat berarti menerima titipan dana

zakat, infaq, dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai

dengan peraturan dan amanahnya.

Jadi, Baitul Mal wat Tamwil merupakan perpaduan fungsi antara

Baitul Mal dan Baitul Tamwil untuk mendukung kegiatan masyarakat

golongan bawah yang berlandaskan syari’ah. Disamping BMT

mempunyai tujuan sosial untuk membantu sesama juga berperan serta

menggerakkan perekonomian umat yang dibangun dengan asas manfaat,

amanah, dan adil, dengan prinsip saling percaya, saling membantu, dan

mengacu pada kaidah syari’ah.

2. Sejarah KJKS BMT Insan Kamil

Kehidupan ekonomi masyarakat kebanyakan terdiri dari masyarakat

yang bermata pencaharian pedagang kecil dan menengah. Pada umumnya,

mereka membutuhkan dana untuk meningkatkan dan mengembangkan

usaha produktif yang dimilikinya. Selama ini lembaga keuangan yang ada

(16)

commit to user

menengah. Lembaga keuangan saat ini hanya mengakses golongan

tertentu saja seperti kelompok masyarakat yang hanya mempunyai usaha

besar yang bisa mendapatkan tambahan modalnya dari lembaga keuangan

baik perbankan maupun lainnya. Sedangkan kelompok pedagang kecil

dan menengah dalam memperbesar modalnya berasal dari

rentenir-rentenir yang mematok bunga yang sangat tinggi. Sehingga, hal ini sangat

memberatkan bagi kelompok pedagang kecil dan menengah dalam

memperluas dan meningkatkan usahanya.

Menyadari akan hal tersebut, timbul kesadaran untuk mendirikan

sebuah lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syari’ah islam. Hal

ini menjadi suatu gagasan karena lembaga keuangan umumnya dalam

menjalankan operasionalnya berdasarkan sistem bunga. Sistem tersebut

sangat memberatkan usaha mikro kecil menengah yang akan memperluas

modalnya. Oleh karena itu, didirikanlah BMT Insan Kamil sebagai

lembaga pengelola dana (mudhorib) dari umat dan milik umat. BMT

Insan Kamil didirikan pada tanggal 19 Mei 2004. Pendirian BMT Insan

Kamil pada awalnya berasal dari dana yang dikumpulkan oleh para

anggota pendiri BMT Insan Kamil. Dana yang terkumpul digunakan

sebagai modal awal yang didasarkan atas akad wadiah yang merupakan

titipan yang dijamin keamanannya dan atas izin penyimpan dana tersebut

dimanfaatkan untuk pembiayaan produktif guna pengembangan ekonomi

(17)

BMT Insan Kamil secara resmi berbadan hukum pada tanggal 12

Juli 2004 dengan Nomor 14046/BH/KD.II/VII/2004. Pada awalnya BMT

Insan Kamil berbentuk Koperasi Serba Usaha (KSU) yang kemudian lebih

dikenal dengan nama KSU BMT Insan Kamil. KSU BMT Insan Kamil

terletak di Jalan Kalilarangan No.153 Jayengan Surakarta. Namun seiring

dengan berjalannya waktu, pada tanggal 12 Januari 2010 secara resmi

BMT Insan Kamil berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

(KJKS). Perubahan menjadi KJKS didasarkan pada perubahan anggaran

dasar dengan Nomor 01/PAD/KDK.II/I/I/2010. Perubahan ini disebabkan

karena semakin kompleksnya permasalahan dalam BMT. Dengan

berubahnya badan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah yang

ditetapkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, BMT

Insan Kamil lebih mudah dalam menyelesaikan masalah-masalah intern

maupun ekstern. Hal ini karena telah memiliki aturan resmi yang khusus

mengatur KJKS BMT Insan Kamil.

3. Visi, Misi, dan Tujuan KJKS BMT Insan Kamil

Sebagaimana lembaga keuangan lainnya KJKS BMT Insan Kamil

juga mempunyai Visi, Misi, dan Tujuan. Adapun visi, misi, dan tujuan

(18)

commit to user

a. Visi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Meningkatkan kualitas ibadah anggota untuk menjadi

khalifatullah dalam memakmurkan dan meningkatkan taraf

kehidupan.

b. Misi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Meningkatkan kualitas usaha ekonomi rakyat kecil dengan

sistem syari’ah.

c. Tujuan KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta

membangun tatanan perekonomian berdasarkan konsep syari’ah

dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dalam

ridho Allah SWT.

4. Sifat dan Fungsi KJKS BMT Insan Kamil

Sifat dan fungsi KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

a. Sifat KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Sebagai pendukung usaha ekonomi rakyat kecil dengan

melakukan semua kegiatan dengan konsep dan sistem syari’ah.

b. Fungsi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

1) Membangun dan mengembangkan potensi ekonomi untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

2) Membentuk dan mengembangkan jaringan antar anggota dan asas

(19)

5. Struktur Permodalan KJKS BMT Insan Kamil

Pada awalnya struktur permodalan untuk kegiatan operasional pada

KJKS BMT Insan Kamil berasal dari simpanan pokok anggota pendiri.

Namun seiring dengan perkembangannya, struktur permodalan pada KJKS

BMT Insan Kamil ini juga diperoleh dari penghimpunan dana baik dari

anggota, calon anggota maupun dari pihak lain. Adanya peningkatan dana

yang dihimpun oleh KJKS BMT Insan Kamil dapat memperbesar modal,

memperbesar aset, dan memperbesar operasi pembiayaan. Berikut ini

sumber dana yang dihimpun oleh KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

a. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib

Penyertaan modal di KJKS BMT Insan Kamil berasal dari

simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota. Simpanan pokok

dibayar pada saat menjadi anggota dan tidak dapat diambil selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Sedangkan simpanan

wajib dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan

tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah yang sama untuk setiap

bulannnya. Atas penyertaan dana tersebut anggota maupun KJKS BMT

Insan Kamil memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).

b. Simpanan Pokok Khusus

Simpanan pokok khusus merupakan sumber dana yang berasal

dari simpanan para anggota pendiri KJKS BMT Insan Kamil. Oleh

karena itu, simpanan ini menjadi salah satu dasar terbentuknya KJKS

(20)

commit to user

pendiri sebagai pengurus maupun pengawas dalam mengelola KJKS

BMT Insan Kamil.

c. Cadangan

Cadangan merupakan sumber dana yang diperoleh dan

dikumpulkan dari penyisihan sebagian Sisa Hasil Usaha (SHU) tiap

tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan dapat menutup

kerugian dan keperluan dalam memupuk permodalan.

6. Produk Layanan KJKS BMT Insan Kamil

Produk yang dihasilkan oleh KJKS BMT Insan Kamil dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Baitul Mal

Baitul mal merupakan salah satu jenis produk yang memberikan

pelayanan dalam bentuk menerima titipan zakat, infaq, shodaqoh dari

para wajib zakat (muzakki) dan menyalurkannya kepada orang yang

berhak menerima zakat (mustahiq) serta menjalankan peraturan dan

amanahnya.

b. Baitut Tamwil

Baitut tamwil merupakan salah satu jenis produk yang

memberikan pelayanan dalam bentuk penghimpunan dana berupa

(21)

1) Simpanan

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon

anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam

bentuk simpanan/tabungan dan simpanan berjangka. Simpanan yang

dikelola dalam KJKS BMT Insan Kamil berdasarkan prinsip wadiah

yadhamanah dan mudharabah mutlaqah. Simpanan yang

berdasarkan prinsip wadiah yadhamanah adalah simpanan anggota

pada koperasi dengan akad wadiah/titipan, namun dengan seizin

penyimpan dapat digunakan oleh KJKS BMT Insan Kamil untuk

kegiatan operasionalnya, dengan ketentuan penyimpan tidak

mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya, tetapi bisa

dikompensasi dengan imbalan bonus yang besarnya ditentukan

sesuai kebijakan KJKS BMT Insan Kamil. Sedangkan, simpanan

yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah adalah simpanan

anggota pada koperasi dengan akad mudharabah mutlaqah yang

penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan

dengan koperasi yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis simpanan

yang dikelola oleh KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

a) Si Inka (Simpanan Insan Kamil)

Si Inka adalah jenis simpanan yang sistem penyetoran dan

penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan nisbah

(22)

commit to user

b) Si Haj (Simpanan Haji)

Si Haj adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi yang

ingin menunaikan ibadah haji dan umroh.

c) Si Qurban (Simpanan Qurban)

Si Qurban adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi

anggota yang ingin memberikan qurban.

d) Si Dik (Simpanan Pendidikan)

Si Dik adalah jenis simpanan yang diperuntukkan untuk

biaya pendidikan. Simpanan ini hanya bisa diambil pada waktu

tertentu saja seperti pada saat tahun ajaran baru.

e) Si Jaka (Simpanan Berjangka)/Deposito

Si Jaka adalah jenis simpanan yang sistem penarikannya

hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang

disepakati, dengan nisbah 65:35 dari pendapatan BMT. Simpanan

ini berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Pihak yang

melakukan investasi ini mendapatkan bagi hasil sesuai dengan

perjanjiannya.

f) Si Ama (Simpanan Amanah)

Si Ama adalah jenis simpanan untuk rekening khusus infaq,

zakat, dan shodaqoh serta lainnya juga diperuntukkan bagi

(23)

2) Pembiayaan

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi

atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon

anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan

penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang

diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan

pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari

kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.

Adapun jenis-jenis pembiayaan di KJKS BMT Insan Kamil meliputi:

a) Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama permodalan usaha

dimana KJKS BMT Insan Kamil sebagai pemilik modal (shohibul

maal) menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota,

koperasi lain, dan atau anggotanya sebagai pengusaha (mudharib)

untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan ketentuan

pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan

(nisbah) dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik

modal selama kerugian itu bukan kelalaian penerima pembiayaan.

b) Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha, dimana masing-masing pihak

(24)

commit to user

keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.

c) Murabahah

Murabahah adalah akad pembiayaan yang diberikan kepada

anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan

modal kerja atau tagihan atas transaksi penjualan barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang

disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon

anggota, koperasi lain dan atau anggotanya). Atas transaksi jual

beli tersebut mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya

sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan

berupa margin (keuntungan) yang disepakati di muka sesuai akad.

d) Al Ijarah

Al ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang

atau jasa melalui pembayaran upah sewa dalam jangka waktu

tertentu yang disepakati. Pada akhir waktu sewa dapat diberikan

pilihan hak kepemilikan barang ditangan penyewa atau nasabah

dengan kesepakatan.

7. Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil

Struktur organisasi merupakan suatu urutan manusia atau orang

yang disusun menurut tugas dan kewajibannya. Struktur organisasi

(25)

masing-masing disuatu organisasi perusahaan, otoritas peraturan tertentu guna

mencapai tujuan dan akuntabilitas perusahaan (James, 2007:22). KJKS

BMT Insan Kamil menggunakan struktur organisasi garis yang

menunjukkan suatu rangkaian dari kekuasaan perintah dari manajemen ke

bawah melalui bermacam-macam bagian sampai pada tingkat kekuasaan

atau tanggung jawab terendah. Adapun struktur organisasi pada KJKS

BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH

BMT INSAN KAMIL

Gambar 1.1

Bagan Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil Rapat Anggota

Tahunan

Pengurus

Pengawas

Manajer

Teller Akuntansi Marketing Administrasi

(26)

commit to user

8. Deskripsi Jabatan

Deskripsi jabatan untuk pembagian wewenang, tugas, dan tanggung

jawab dalam KJKS BMT Insan Kamil antara lain:

a. Pengawas

Pengawas berfungsi sebagai lembaga struktural yang secara

fungsional melakukan kepengawasan teknis operasional di lingkungan

KJKS BMT Insan Kamil.

Adapun tugas pengawas adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan fungsional leadership puncak sebagai panutan

(teladan), berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil,

tegas, dan objektif.

2) Melaksanakan fungsi supervisor yaitu memberikan arahan, saran,

bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian, dan

pengawasan kepada pejabat/staf bawahannya.

3) Mengadakan pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali

mengenai hal uang, surat berharga, persediaan barang, alat

perlengkapan, dan mengenai kebenaran pembukuan serta

kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan organisasi dan

Koperasi.

4) Menyampaikan laporan secara tertulis dalam Rapat Anggota

(27)

b. Pengurus

Pengurus berfungsi sebagai lembaga struktural di lingkungan

KJKS BMT Insan Kamil yang dipilih dan diangkat melalui RAT yang

secara fungsional sebagai pengendali visi dan misi di lingkungan KJKS

BMT Insan Kamil.

Tugas pokok pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai

berikut:

1) Melaksanakan fungsi leadership yaitu sebagai panutan (teladan),

berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan

objektif.

2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu melaksanakan planning,

budgeting, organizing, actuating, decissioning, controlling,

reporting, evaluating.

3) Melaksanakan fungsi administrator tertinggi seperti

menandatangani surat, perjanjian/akad, memvalidasi, otorisasi

laporan dan keuangan.

4) Melaksanakan fungsi public relation seperti menjalin hubungan

dengan masyarakat, anggota, lembaga sejenis, instansi, dan institusi

terkait.

5) Melaksanakan fungsi supervisor seperti memberi arahan, saran,

bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian, dan

(28)

commit to user

Wewenang pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai

berikut:

1) Membuat keputusan dan kebijakan operasional yang tidak

bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, anggaran

dasar, anggaran rumah tangga, dan prosedur operasional baku.

2) Mengangkat, memberhentikan, memutasi, memberi promosi,

sangsi, dan penghargaan kepada pengelola dengan sepengetahuan

dan sepersetujuan pengawas.

3) Melakukan perjanjian/kontrak dan kerja sama kelembagaan.

4) Membatalkan dan mengoreksi keputusan, tindakan, dan kebijakan

yang dilakukan oleh bawahannya bila bertentangan dengan

perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar, anggaran

rumah tangga, prosedur operasional baku, keputusan serta

ketentuan dan kesepakatan yang telah disetujui bersama.

Tanggung jawab pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil

sebagai berikut:

Pengurus bertanggung jawab atas seluruh aspek operasional

KJKS BMT Insan Kamil baik secara normatif, formatif, dan material

kepada anggota, pengawas, masyarakat, dan pemerintah.

c. Manajer

Manajer berfungsi sebagai pimpinan operasional di kantor KJKS

(29)

Tugas manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai

berikut:

1) Melaksanakan fungsi leadership yaitu sebagai panutan, berprakarsa

(berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan objektif.

2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu melaksanakan planning

(harian, mingguan, bulanan, dan tahunan), budgeting, organizing,

actuating, controlling, reporting, evaluating.

3) Melaksanakan fungsi administrator yaitu menandatangani

surat/perjanjian/akad, memvalidasi, dan otorisasi laporan keuangan.

4) Melaksanakan fungsi public relation yaitu menjalin hubungan

dengan masyarakat, nasabah, lembaga sejenis, instansi dan institusi

terkait.

5) Melaksanakan fungsi supervisor yaitu memberi arahan, saran,

bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian dan

pengawasan kepada staf bawahannya.

Wewenang manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai

berikut:

1) Menerima atau menolak pengajuan permohonan sebagai anggota

KJKS BMT Insan Kamil sesuai dengan prosedur dan ketentuan

yang berlaku.

2) Menerima atau menolak pengajuan permohonan membuka

rekening simpanan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang

(30)

commit to user

3) Menerima atau menolak pengajuan pembiayaan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

4) Memberikan persetujuan atau penolakan realisasi pembiayaan

sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

5) Melakukan akad pembiayaan sesuai dengan syarat, prosedur, dan

ketentuan yang berlaku.

Tanggung jawab manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah

sebagai berikut:

Manajer betanggung jawab atas seluruh aspek operasional kantor

yang dipimpinnya baik secara normatif, formatif, dan material kepada

pengurus.

d. Teller

Teller berfungsi sebagai pelaksana teknis front office yang

meliputi pelaksanaan teknis kasir, teller, dan front office.

Tugas teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai

berikut:

1) Melayani dan memberikan informasi tentang produk-produk KJKS

BMT Insan Kamil kepada nasabah.

2) Melayani transaksi funding maupun financing.

3) Meneliti secara cermat alat dan bukti transaksi tentang

kelengkapannya, keabsahannya, kebenarannya dan legalitasnya.

4) Membuat laporan transaksi funding, financing, kas dan lainnya

(31)

5) Mengajukan otorisasi, persetujuan pencairan kas, dan penerimaan

kas yang diluar kewenangannya kepada pejabat yang berwenang

dan memiliki otoritas untuk itu.

Wewenang teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai

berikut:

1) Berwenang menolak transaksi yang tidak memenuhi syarat dan

prosedur baku KJKS BMT Insan Kamil.

2) Berwenang menolak transaksi yang tidak terbukti atau diragukan

keabsahannya, kebenarannya, dan legalitasnya.

3) Berwenang menolak transaksi yang telah ditentukan tidak

mendapat persetujuan atau otorisasi dari pejabat yang berwenang.

Tanggung jawab teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah

sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab secara moral, material dan administratif atas

pekerjaan yang menjadi tugasnya.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administratif

teller, kasir, dan customer service.

3) Bertanggung jawab atas validasi dan akurasi data transaksi funding,

financing, dan kas.

4) Bertanggung jawab kepada manajer.

e. Akuntansi

(32)

commit to user

Tugas bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah

sebagai berikut:

1) Melakukan verifikasi, validasi data-data, dan bukti-bukti transaksi

serta kebenaran faktualnya.

2) Melakukan pembukuan akuntatif dan membuat laporan keuangan

serta laporan lainnya yang diperlukan oleh lembaga.

3) Bersama manajer melakukan koordinasi untuk mengendalikan dan

menjaga kesehatan rasio keuangan.

4) Melayani dan memberikan data/laporan dalam rangka pelaporan

rutin, pengawasan rutin, serta keperluan audit dan investigasi.

Wewenang bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan Kamil

adalah sebagai berikut:

1) Berwenang meminta data dan bukti-bukti pendukungnya yang

berkaitan dengan transaksi yang terjadi di kantor yang dilakukan

oleh manajer maupun seluruh staf KJKS BMT Insan Kamil.

2) Berwenang menolak melakukan transaksi kredit bila membuat

rasio keuangan menjadi tidak sehat.

3) Berwenang memberikan laporan, data, arsip maupun dokumen

yang diminta dengan sepengetahuan dan persetujuan manajer.

4) Tidak berwenang memberikan data, informasi, dan berkas kepada

pihak lain atau instansi lain tanpa persetujuan manajer atau

(33)

Tanggung jawab bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan

Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab secara moral, material, dan administrasi atas

pekerjaan yang menjadi tugasnya.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi.

3) Bertanggung jawab atas validitas dan akurasi transaksi funding,

financing, dan accounting.

4) Bersama manajer bertanggung jawab atas kesehatan rasio keuangan

dan performa keuangan.

5) Bertanggung jawab kepada manajer.

f. Marketing

Bagian marketing berfungsi sebagai agen, pemasaran, penagihan,

dan surveyor di KJKS BMT Insan Kamil.

Tugas bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah

sebagai berikut:

1) Bertugas melaksanakan kegiatan keagenan mewakili lembaga di

lapangan dalam melayani anggota yang membutuhkan transaksi

dengan lembaga seperti setoran atau penarikan simpanan sesuai

dengan syarat, prosedur yang telah ditetapkan dan berlaku serta

sesuai dengan kewenangannya.

2) Bertugas melaksanakan kegiatan pemasaran atas produk-produk

KJKS BMT Insan Kamil kepada masyarakat sesuai dengan target,

(34)

commit to user

3) Bertugas melakukan kegiatan survey bagi calon anggota debitur

yang mengajukan pembiayaan atas tugas/rekomendasi dari

manajer.

4) Bertugas melaksanakan kegiatan penarikan angsuran/pengembalian

pembiayaan, bagi hasil atau margin mark-up atas pembiayaan yang

diberikan oleh lembaga.

Wewenang bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil

adalah sebagai berikut:

1) Berwenang melakukan cross check data antara data di anggota dan

data di kantor.

2) Berwenang melakukan negoisasi dalam melaksanakan tugas-tugas

funding dalam berbagai aspek, seperti aspek jenis simpanan, jenis

akad, jangka waktu, dan nisbah bagi hasil/mark-up.

3) Berwenang melakukan negoisasi dan pendekatan yang dirasa tepat

dan efektif dalam melakukan penarikan/penagihan pembiayaan.

4) Berwenang membuatkan akad pembiayaan dalam KJKS BMT

Insan Kamil.

Tanggung jawab bagian marketing dalam KJKS BMT Insan

Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab secara moral, material, administratif atas

(35)

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan keagenan KJKS

BMT Insan Kamil.

3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemasaran atas

produk-produk KJKS BMT Insan Kamil.

4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan survey bagi calon

anggota pembiayaan yang mengajukan pembiayaan ke KJKS BMT

Insan Kamil.

5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penarikan

angsuran/pengembalian pembiayaan, bagi hasil/ margin mark-up

dari pembiayaan yang diberikan oleh KJKS BMT Insan Kamil.

6) Bertanggung jawab kepada manajer.

g. Administrasi Umum

Bagian administrasi umum berfungsi sebagai pelaksana teknis

administrasi umum di KJKS BMT Insan Kamil.

Tugas bagian administrasi umum dalam KJKS BMT Insan Kamil

adalah sebagai berikut:

1) Melakukan kegiatan teknis administrasi, personalia, dan kearsipan .

2) Melakukan kegiatan teknis inventaris dalam bentuk pengelolaan

dan pembelian inventaris kantor.

Wewenang bagian administrasi umum dalam KJKS BMT Insan

Kamil adalah berwenang untuk memberikan usulan tentang kebutuhan

(36)

commit to user

Tanggung jawab bagian administrasi umum dalam KJKS BMT

Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administrasi

umum dan personalia.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis kearsipan,

dokumentasi, dan inventarisasi.

3) Bertanggung jawab kepada manajer.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini tidak dipungkiri bank merupakan salah satu faktor

terpenting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Di Indonesia

telah berdiri banyak bank, namun kebanyakan bank tersebut masih

menerapkan sistem konvensional yaitu sistem dan kinerjanya masih belum

berpegang teguh pada prinsip dasar yang berlandaskan syari’ah. Seiring

dengan hal tersebut wacana mengenai lembaga keuangan syari’ah mulai

merebak ditengah masyarakat Indonesia yang memperbincangkan mengenai

pro dan kontra atas hukum bunga bank. Dengan adanya kontroversi mengenai

bunga bank, maka di Indonesia mulai melirik untuk mendirikan lembaga

keuangan yang berlandaskan syari’ah.

Perkembangan lembaga keuangan syari’ah ternyata mengalami

kemajuan pesat di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya

(37)

1992 yang mengatur tentang peraturan yang memperbolehkan setiap bank

konvensional membuka sistem pelayanan syari’ah (dual banking system) dan

perkembangan selanjutnya mengenai dikeluarkannnya fatwa tentang

haramnya bunga bank yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

pada tahun 2003.

Dalam perkembangannya sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan

syari’ah yaitu lembaga keuangan syari’ah berupa bank dan non bank.

Lembaga keuangan syari’ah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum

Syari’ah (BUS) dan Unit Usaha Syari’ah (UUS), sedangkan lembaga

keuangan syari’ah non bank antara lain berupa Baitul Mal Wat Tamwil

(BMT) dan Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS).

Fungsi lembaga keuangan syari’ah pada dasarnya sebagai lembaga

perantara antar intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang

kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Bank syari’ah

pada kenyataannya masih belum mampu menjangkau Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM). Padahal lapisan inilah yang merupakan penyedia

lapangan kerja terbesar di Indonesia. Kenyataan di lapangan membuktikan

bahwa layanan pembiayaan dengan menggunakan pendekatan perbankan sulit

dilakukan dan tidak menjangkau UMKM dikarenakan adanya faktor yang

membatasi hubungan UMKM dengan perbankan, seperti masalah agunan dan

formalitas. Namun demikian, telah ada lembaga keuangan syari’ah yang

(38)

commit to user

Lembaga keuangan syari’ah yang berbentuk Baitul Mal Wat Tamwil saat

ini mulai bermunculan. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga

keuangan syari’ah yang dalam kegiatan operasionalnya berlandaskan syari’ah

islam dengan menghimpun dana dari masyarakat, kemudian difungsikan

kembali secara profesional, amanah dan adil untuk membantu kepentingan

anggota maupun masyarakat yaitu dalam upaya mengembangkan usaha

produktif guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Salah satu dari

sekian banyak BMT yang ada di kota Surakarta adalah BMT Insan Kamil.

Keberadaan BMT Insan Kamil di Kota Surakarta mulai banyak

dinikmati oleh masyarakat, hal ini tidak lain dikarenakan bentuk pelayanan

BMT yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada nasabah karena

dapat menghindarkan dari sistem riba. BMT tidak menerapkan sistem bunga

bank melainkan bagi hasil dan mark up (Jasa yang diberikan oleh nasabah atas

pembiayaan dari BMT sesuai dengan perjanjian awal atas dana yang

dipinjamnya).

Beberapa bentuk pelayanan yang dikeluarkan BMT Insan Kamil dalam

menarik dana dari masyarakat yaitu berupa simpanan dan deposito. Disamping

itu, BMT Insan Kamil juga mengeluarkan produk yang berupa pembiayaan

yang disalurkan kepada masyarakat maupun pengusaha kecil.

Dalam pemberian pembiayaan, produk-produk yang ditawarkan oleh

BMT Insan Kamil cukup variatif, sehingga mampu memberikan pilihan atau

(39)

produk pembiayaan yang dipraktikkan saat ini, pembiayaan murabahah

merupakan pembiayaan yang sering dijalankan dalam BMT Insan Kamil. Hal

ini disebabkan karena karakteristiknya yang profitable, mudah dalam

penerapan, dan dengan risiko yang ringan untuk diperhitungkan.

Dalam pemberian pembiayaan murabahah, mulai dari pengajuan sampai

dengan pencatatan akuntansiya telah sesuai dengan prosedur yang ada. Namun

demikian, dalam pelaksanaannya masih ada bagian yang merangkap fungsi.

Oleh karena itu, evaluasi terhadap sistem pembiayaan murabahah sangat

diperlukan agar dalam menjalankan operasional pembiayaan dalam BMT

Insan Kamil dapat berjalan secara lebih baik lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan Tugas Akhir

ini penulis mengambil judul “EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN

MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA”.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan tugas akhir ini

penulis merumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil

Surakarta?

2. Apakah sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil

(40)

commit to user

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan

Kamil Surakarta.

2. Mengevaluasi sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan

Kamil Surakarta.

E.

MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat membantu peneliti dalam memperoleh

pemahaman yang jelas mengenai sistem pembiayaan murabahah.

2. Bagi KJKS BMT Insan Kamil

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi

KJKS BMT Insan Kamil untuk memperbaiki sistem pembiayaan

murabahah.

3. Bagi Pembaca

Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan/wawasan tentang

sistem pembiayaan murabahah, serta dapat digunakan sebagai bahan

(41)

commit to user

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Sistem dan Prosedur

Sebuah sistem mempunyai peranan yang sangat besar bagi

perusahaan, karena dengan adanya sistem kinerja perusahaan akan lebih

teratur dan dapat dikoordinir, sehingga dapat memperkecil kemungkinan

adanya berbagai kecurangan dan penyelewengan dalam perusahaan. Oleh

karena itu, suatu sistem sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan

maupun instansi untuk membentuk jaringan kerja yang sistematis dan

terorganisir.

Menurut Mulyadi (2008:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur

yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan

pokok perusahaan.

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh

untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan

(Cole dalam Zaki Baridwan, 1990:1).

Menurut Mulyadi (2008:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan

klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi

(42)

commit to user

Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (klerikal),

biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih,

disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi (Cole dalam Zaki

Baridwan, 1990:1).

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem

terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan

kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan untuk mencatat informasi

akuntansi ke dalam formulir, buku jurnal dan buku besar yang meliputi

menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar,

memilih (mensortasi), memindahkan, dan membandingkan.

2. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Haryono Jusup (2003:395) menjelaskan bahwa sistem

akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan,

laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan

untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-hasilnya.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2008:3). Dari definisi sistem

akuntansi tersebut, Mulyadi (2008:3) membagi unsur-unsur pokok sistem

(43)

pembantu, dan laporan. Adapun penjelasan dari unsur-unsur pokok

sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

a) Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir juga sering disebut dengan istilah

dokumen. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan

transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam

catatan.

b) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan

untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dari

data lainnya. Sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah

formulir. Hasil dari jurnal ini akan di-posting ke rekening yang

bersangkutan dalam buku besar.

c) Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan

unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

Buku besar ini disatu pihak lain dipandang sebagai wadah untuk

menggolongkan data keuangan, dipihak lain dipandang sebagai

(44)

commit to user

d) Buku Pembantu

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam

buku besar. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan

akuntansi akhir, karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam

buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian

laporan keuangan.

e) Laporan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.

Laporan keuangan ini dapat berupa neraca, laporan rugi/laba, laporan

perubahan laba yang ditahan, dll. Laporan keuangan ini berisi

informasi yang merupakan keluaran dari sistem akuntansi.

Menurut Mulyadi (2008:19) tujuan umum pengembangan dari

sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur

informasinya.

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,

yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi

akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai

(45)

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi.

3. Pembiayaan dengan Prinsip Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi

atau kerjasama perrmodalan antara koperasi dengan anggota, calon

anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya, yang mewajibkan

penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang

diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan

pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari

kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut

(Keputusan Nomor 90/Kep/M.KUKM/IX/ 2004).

Menurut Sumiyanto (2008:165) pembiayaan adalah aktivitas

menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana,

memilih jenis usaha yang akan dibiayai, dan menentukan anggota

mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif,

menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan

bertanggung jawab.

Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan

harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan

harga yang lebih sebagai laba (Dewan Syariah Nasional dalam

(46)

commit to user

Pada saat ini, jenis transaksi murabahah sangat dominan

dijalankan oleh lembaga keuangan syari’ah yang berupa Baitul Mal

wat Tamwil (BMT). Berikut ini beberapa alasan mengapa transaksi

murabahah begitu dominan dalam pelaksanaan investasi di lembaga

keuangan syari’ah adalah sebagai berikut ini (Saeed dalam Wiroso,

2005:13).

1) Murabahah adalah mekanisme penanaman modal jangka

pendek dengan pembagian untung rugi atau bagi hasil/PLS

(profit and loss sharing).

2) Mark-up (keuntungan atau margin) dalam murabahah dapat

ditetapkan dengan cara yang menjamin bahwa lembaga

keuangan syari’ah mampu mengembalikan dibandingkan

dengan lembaga keuangan konvensional yang berbasis bunga.

3) Murabahah menghindarkan ketidakpastian yang dilekatkan

dengan perolehan usaha berdasarkan sistem PLS (profit and loss

sharing).

Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang dengan

harga yang disepakati antara penjual dan pembeli, setelah

sebelumnya penjual menyebutkan dengan sebenarnya harga

perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan yang

diperolehnya (Veithzal dan Andria, 2008:145).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

(47)

barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang disepakati oleh pihak penjual (koperasi) dan pembeli

(anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya), atas

transaksi jual beli tersebut mewajibkan pembeli untuk melunasi

kewajibannya sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan

pembayaran imbalan berupa margin keuntungan yang telah

disepakati di muka sesuai akad pembiayaan.

b. Unsur-Unsur Pembiayaan Murabahah

Menurut Veithzal dan Andria (2008:4) unsur-unsur yang

terdapat dalam pembiayaan adalah sebagai berikut:

1) Adanya dua pihak yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan

penerima pembiayaan (mudharib).

2) Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang

didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.

3) Adanya persetujuan berupa kesepakatan pihak shahibul mal

dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib

kepada shahibul mal.

4) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal

kepada mudharib.

5) Adanya unsur waktu (time element). Pembiayaan terjadi karena

unsur waktu, baik dilihat dari shahibul mal dan mudharib.

6) Adanya unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul mal

(48)

commit to user

c. Landasan Syari’ah Pembiayaan Murabahah

Menurut Wiroso (2005:46) dalam fatwa Nomor

04/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai

landasan syari’ah transaksi murabahah adalah sebagai berikut:

1) Al-Qur’an

“....Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba...”.(QS. Al- Baqarah [2]:275)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama suka diantara kamu...”. (QS. An-Nisa’ [4]:29)

“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka

berilah tangguh sampai ia berkelapangan....”

2) Al-Hadits

Dalam hadits Nabi riwayat Ibnu Majah bersabda, “Ada

tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,

muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan

jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual

(HR Ibnu Majah dari Shuhaib).

Hadits Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan

Ahmad: “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh

orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi

(49)

d. Diagram Akad Murabahah

Menurut Sumiyanto (2008:155) menjelaskan bahwa dalam

penerapan pembiayaan murabahah, KJKS BMT bertindak sebagai

pembeli sekaligus penjual barang halal tertentu yang dibutuhkan

anggota (nasabah). Secara umum prosedur pembiayaan murabahah

pada KJKS BMT dapat dijelaskan pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1

Diagram Akad Murabahah

Adapun penjelasan dari gambar 2.1 diatas adalah sebagai berikut:

1) Mula-mula KJKS BMT membeli barang kepada supplier

sebagaimana yang dimaksud oleh pihak ketiga (anggota) dengan

harga tertentu secara langsung.

2) Selanjutnya KJKS BMT menjual barang tersebut kepada

anggota dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan

(mark up) yang disepakati bersama pada akad murabahah.

Besarnya keuntungan yang diambil oleh KJKS BMT bersifat Jual Barang

SUPPLIER KJKS BMT Beli Tunai

Kirim Barang ANGGOTA

(50)

commit to user

konstan yaitu tidak berkembang dan tidak berkurang, serta tidak

ada kaitannya dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar.

3) Anggota membayarkan cicilan/angsurannya sesuai dengan

jumlah yang telah disepakati bersama sampai dengan akhir

pelunasan utang kepada pihak KJKS BMT.

4. Sistem Pembiayaan Murabahah

a. Sistem Pembiayaan Murabahah

Dalam sistem pembiayaan murabahah pada prinsipnya sama

dengan proses pemberian pembiayaan dengan prinsip yang lain,

yang membedakan adalah isi dari akadnya saja, yaitu margin dengan

prinsip jual beli.

b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengevaluasi Sistem

Pembiayaan Murabahah

a. Unit organisasi yang terkait dalam sistem pembiayaan

murabahah:

a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

fungsional secara tegas.

b) Sistem wewenang otorisasi dan proses pencatatan.

c) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap unit organisasi.

b. Dokumen yang digunakan dalam sistem pembiayaan

(51)

a) Pencamtuman nomor urut tercetak pada dokumen sehingga

pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh bagian

yang berwenang.

b) Dokumen yang digunakan tersebut harus sudah cukup

memadai dan merekam data-data kegiatan pembiayaaan

murabahah.

c) Dokumen yang digunakan dibuat rangkap agar tidak terjadi

penyelewengan.

c. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pembiayaan

murabahah:

a) Catatan akuntansi harus berdasarkan dokumen sumber dan

dokumen pendukung.

b) Catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi yang

benar-benar terjadi.

c) Catatan akuntansi harus mencatat transaksi dalam periode

akuntansi yang seharusnya.

d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembiayaan

murabahah:

a) Jaringan yang membentuk suatu sistem akuntansi harus

dapat membentuk sistem pembiayaan murabahah yang

sebenarnya.

b) Jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi

(52)

commit to user

e. Bagan alir yang terdapat dalam sistem pembiayaan murabahah:

a) Bagan alir yang terdapat dalam sistem pembiayaan

murabahah dapat menjelaskan analisis sistem dan

rancangan sistem kepada pemakai informasi.

b) Bagan alir telah mencerminkan aliran data dan dokumen

dalam sistem yang menggunakan simbol-simbol standar.

c) Prosedur sistem yang telah dirinci dengan yang

digambarkan saling berkesesuaian.

5. Sistem Pengendalian Intern

Dalam melaksanakan pemberian pembiayaan (kredit) kepada

masyarakat diperlukan suatu sistem pengendalian intern yang baik, agar

tidak terjadi kesalahan maupun penyelewengan dari masing-masing

bagian yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan maupun lembaga

keuangan. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern sangat penting

untuk diterapkan pada perusahaan maupun lembaga keuangan.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode,

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

(Mulyadi, 2008:163).

Menurut Mulyadi (2008:165-171) unsur pokok sistem

(53)

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas.

Struktur organisasi merupakan rerangka (frame work)

pembagian tugas tanggung jawab fungsional kepada unit-unit

organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam

organisasi didasarkan pada prinsip berikut:

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari

fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi

yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.

Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang mencatat

peristiwa keuangan perusahaan.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

Apabila suatu transaksi hanya dilakukan oleh unit tertentu

saja, maka dimungkinkan akan terjadi kecurangan. Pencatatan yang

seharusnya tidak terjadi tersebut, dapat mengakibatkan data

akuntansinya tidak dapat dipercaya kebenarannya dan kekayaan

(54)

commit to user

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, piutang, pendapatan dan

biaya.

Dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian

wewenang otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur

pencatatan yang baik menjamin data yang direkam dalam formulir

yang dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan

keandalannya yang tinggi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

Cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik

yang sehat adalah sebagai berikut:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya

harus dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang.

Formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya

transaksi, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan

nomor urut tercetak.

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak

dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak

yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. Jika dalam

organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak, maka akan dapat

mendorong karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang

(55)

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir

oleh satu orang atau satu unit organisasi. Apabila suatu transaksi

dilakukan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit

organisasi, maka akan dimungkinkan terjadi manipulasi data. Oleh

sebab itu setiap transaksi harus dilaksanakan dengan campur tangan

pihak lain, sehingga akan terjadi internal check terhadap

pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait.

4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan

secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka

dapat dihindari.

5) Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Hal

tersebut dimaksudkan seandainya terjadi kecurangan dalam

departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh

pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatannya, dengan maksud untuk menjaga kekayaan organisasi

dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Adanya

satuan pengawas dalam perusahaan akan menjamin efektivitas

(56)

commit to user

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Unsur mutu karyawan merupakan unsur pengendalian intern

yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang

kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi

sampai batas yang minimum, dan perusahaan mampu menghasilkan

pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Cara yang

ditempuh untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat

dipercaya adalah sebagai berikut:

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut

dalam pekerjaannya. Program yang baik dalam seleksi calon

karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang memiliki

kompetensi sesuai jabatan yang akan didudukinya.

2) Perkembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

B. Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil

Sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil adalah

sebagai berikut:

1. Syarat Pengajuan Permohonan Pembiayaan

Pengajuan permohonan pembiayaan pada KJKS BMT Insan Kamil

mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah atau calon

debitur. Syarat-syarat tersebut adalah:

(57)

b. Mengisi formulir permohonan pembiayaan.

c. Menyerahkan fotocopy:

1) KTP yang bersangkutan

2) KTP suami/istri

3) Kartu Keluarga/Surat Nikah

4) Rekening PLN/PDAM/PBB

5) Surat-surat agunan/jaminan

6) KTP pemilik agunan/jaminan

7) Surat gaji dari bendahara (bagi pegawai)

d. Menyerahkan jaminan pengajuan pembiayaan yang dapat berupa:

1) BPKB disertai gesekan nomor rangka dan mesin.

2) Sertifikat kepemilikan.

3) Apabila jaminan adalah milik orang lain harus disertai surat

kuasa dari pihak pemiliknya.

e. Menyerahkan denah rumah dan tempat usaha lengkap dengan

alamatnya.

2. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem pembiayaan murabahah adalah

sebagai berikut:

a. Fungsi Pelayanan Pembiayaan

Fungsi pelayanan pembiayaan dilaksanakan oleh bagian

(58)

commit to user

memberikan penjelasan mengenai pembiayaan dan persyaratan yang

harus dipenuhi dalam pengajuan pembiayaan murabahah, serta

memeriksa kelengkapan persyaratan.

b. Fungsi Operasional

Fungsi operasional dilaksanakan oleh bagian marketing yang

bertanggung jawab untuk melakukan survey lapangan dengan tujuan

untuk menguji kebenaran data yang tertulis dalam formulir

permohonan pembiayaan dengan kondisi di lapangan. Selain itu,

fungsi ini juga bertanggung jawab memberikan masukan mengenai

usaha calon debitur kepada manajer untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam pemberian keputusan pembiayaan.

c. Fungsi Penganalisis

Fungsi penganalisis dilaksanakan oleh manajer yang

bertanggung jawab untuk mengadakan analisis pembiayaan

berdasarkan formulir hasil survey yang diisi oleh fungsi operasional.

Analisis yang dilakukan oleh fungsi penganalisis harus mengacu

pada tiga faktor utama yaitu faktor internal, faktor koternal, dan

faktor eksternal.

d. Fungsi Pemberi Keputusan

Fungsi pemberi keputusan dilaksanakan oleh manajer yang

bertanggung jawab untuk memberi keputusan atas permohonan

pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur. Keputusan ini diambil

(59)

fungsi penganalisis dan fungsi operasional. Untuk pembiayaan

dibawah Rp 5.000.000 keputusan berada ditangan manajer,

sedangkan untuk pembiayaan diatas Rp 5.000.000 harus meminta

persetujuan dari pengurus.

e. Fungsi Administrasi Pembiayaan

Fungsi administrasi pembiayaan dilaksanakan oleh bagian

marketing yang bertanggung jawab melakukan semua kegiatan yang

berhubungan dengan administrasi pembiayaan. Kegiatan

administrasi pembiayaan ini terdiri dari membuat akad pembiayaan,

bukti realisasi pembiayaan, surat tanda terima jaminan dan

surat-surat yang berhubungan dengan administrasi pembiayaan.

f. Fungsi Keuangan

Fungsi keuangan dilaksanakan oleh bagian teller yang

bertanggung jawab untuk menerima pembayaran dari biaya

administrasi pembiayaan dan menyerahkan dana pembiayaan kepada

debitur berdasarkan slip realisasi pembiayaan dan bukti realisasi

pembiayaan yang telah diotorisasi oleh manajer.

g. Fungsi Akuntansi

Fungsi Akuntansi dilaksanakan oleh bagian akuntansi yang

bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi ke dalam jurnal,

buku besar, dan buku pembantu yang berasal dari

dokumen-dokumen pembiayaan yang diterima dari bagian teller serta

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 2.1 Diagram Akad Murabahah

Referensi

Dokumen terkait

program pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan pedesaan meliputi: - peningkatan kualitas lingkungan - pembangunan rusunawa - pembinaan teknis kegiatan perumahan

Bagi perusahaan angkutan umum (transmusi) hasil pengukuran pada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah masa kerja, nilai skor responden dengan pernyataan

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan Alat Peraga Sederhana Berbasis Teknologi Daur Ulang dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada materi vektor di SMKN

Kegiatan peningkatan budaya literasi perlu diadakan dalam rangka memberikan wawasan dan pembiasaan kepada berbagai kalangan masyarakat, khususnya anak - anak untuk gemar

hingga penuh tanpa memperhatikan standar kapasitas berat pada WT (23-32 kg/m2). Hal ini disebabkan karena penimbangan pucuk tidak dilakukan saat pembeberan, tetapi

• Jika jumlah parameter yang digunakan dalam definisi fungsi dan pada saat pemanggilan fungsi berbeda atau tidak sama, maka akan menunjukkan kesalahan. Sedangkan yang

Pada sub fokusKerjasama, peneliti melakukan pengamatan di kelas X A SMA Negeri 2 Pontianak, selama 3 hari penelitian, terlihat pada saat kerjasama antar siswa dalam mengerjakan

Dari variabel Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Company Size , Financial Leverage , dan Debt to Equity (DER) dapat diketahui bahwa variabel yang