EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN
MURABAHAH
PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
CERLI SURYANININGSIH
F3308035
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya
kamu berharap”
(QS: Al-Insyirah 6-8)
DO what you love! LOVE what you do!
Pilihlah apa yang kamu cintai untuk kamu lakukan. Tapi, kalau kamu tidak
berkesempatan untuk berbuat demikian, cintailah apa yang kamu
lakukan (Young on Top_Billy Boen)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sehingga kaum itu berusaha mengubah
nasibnya sendiri”
(Ar-Ra’du : 11)
Kupersembahkan :
Teruntuk ibu dan (alm) ayah yang telah membesarkan dan mendidik
dengan penuh syukur
commit to user
iv
Untuk keluarga besar yang selalu mendukungku
Dan
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “EVALUASI SISTEM
PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL
SURAKARTA”. Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin terselesaikan
dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai
pihak selama penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Santoso T H, Msi, Ak selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak selaku ketua Program Diploma III
commit to user
vi
4. Bapak Drs. Jaka Winarna, Msi., Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir yang
telah memberikan saran, nasehat, teguran dan motivasi yang membangun
kepada penulis.
5. Bapak Ibu Dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
6. Ibu Nimri Rohmi, SE selaku Manajer yang telah membimbing dan
memberikan ilmu di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil.
7. Mbak Alma selaku Teller di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan
Kamil yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini.
8. Seluruh karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil.
9. (Alm) Bapak dan Ibuku tercinta penulis ucapkan terimakasih atas segala doa,
cinta, kasih sayang, kesabaran, perhatian, dukungan dan motivasi baik moril
maupun materiil yang tak pernah putus. Semoga penulis selalu dapat
memberikan yang terbaik dan menjadi anak yang berbakti.
10. Kakakku yang terbaik Dwi Suryanto terimakasih untuk nasehat dan dukungan
yang tiada hentinya kepada penulis. Yakin penulis akan menjadi adik terbaik
buatmu dan membuat bangga untuk Ibu tercinta.
11. Pacarku tersayang Henry Cahyo Nugroho terimakasih untuk dukungan,
bantuan, dan nasehat yang selama ini diberikan kepada penulis. Penulis tidak
commit to user
vii
12. Kakak tingkatku Mas Aat terimakasih atas dukungan moral, informasi yang
diberikan, dan bimbingannya kepada penulis.
13. Teman-teman dekatku Dyah, Yuni, Amin terimakasih atas segala bantuan,
saran, dukungan dan persahabatan yang sangat berharga bagi penulis.
14. Sahabat-sahabatku “Weksur” Dian, Citra, Destia, Dhita, Selvi, Dwi, Nisa,
Marita, terimakasih atas pengalaman suka dukanya, dan persahabatan yang
dibina sampai saat ini. Sukses Selalu. Keep Contact Whereever We Are!
15. Teman-teman Akuntansi 2008 terimakasih atas berbagai perjuangan,
kebersamaan dan kekeluargaannya selama dibangku kuliah.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan tugas akhir ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh
dari kesempunaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas
akhir ini bermanfaat bagi akademi, perusahaan, dan para pembaca yang budiman.
Surakarta, 16 Juni 2011
Penulis
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN . ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... ... 1
1. Pengertian BMT .. ... 1
2. Sejarah KJKS BMT Insan Kamil ... 2
3. Visi, Misi, dan Tujuan KJKS BMT Insan Kamil ... ... 4
4. Sifat dan Fungsi KJKS BMT Insan Kamil ... ... 5
5. Struktur Permodalan KJKS BMT Insan Kamil ... 6
6. Produk Layanan KJKS BMT Insan Kamil ... .. 7
7. Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil ... .. 11
commit to user
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka ... ... 28
B. Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil ... ... 43
1. Syarat Pengajuan Permohonan Pembiayaan ... 43
2. Fungsi yang Terkait ... 44
3. Dokumen yang Digunakan ... 47
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan ... 50
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 51
6. Bagan Alir Dokumen Pembiayaan Murabahah ... 57
7. Sistem Pengendalian Intern ... 64
C. Evaluasi Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil …..……….. ... 69
commit to user
x
2. Dokumen yang Digunakan ... 70
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan ... 70
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 71
5. Sistem Pengendalian Intern ... 71
BAB III TEMUAN A. Kelebihan ... ... 73
B. Kelemahan …... ... 74
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 76
B. Saran ... ... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Bagan Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil ... 12
2.1 Diagram Akad Murabahah …………... 36
2.2 Bagan Alir Dokumen Sistem Pembiayaan Murabahah
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Permohonan Pembiayaan.
2. Formulir Hasil Survey.
3. Akad Pembiayaan Murabahah.
4. Surat Tanda Terima Agunan.
5. Kartu Angsuran Pembiayaan.
6. Bukti Realisasi Pembiayaan.
commit to user
ABSTRACT
EVALUATION SYSTEM OF MURABAHAH FINANCING ON KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA
Cerli Suryaniningsih F3308035
The purpose of this research is to know and evaluate the murabahah financing system on KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. The step of this research is done by comparing between theory with Standard Operational Procedure (SOP) carried out by KJKS BMT Insan Kamil.
The results of this research are found strenght and weaknesses of the murabahah financing system implemented by KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. The advantages of this system include murabahah financing transactions involving operational functions, analyzer functions, financial functions, as well as accounting functions, existence a distinct of functions separation between finance functions and accounting functions, all documents which used have been authorized by the parties or the authorities. In addition to these advantages, there are also some disadvantages of not optimal by any other section granting authority to replace the marketing of the financing contract document made, document evidence of the realization of financing has not been made a double.
The conclusion of this research is the murabahah financing system implemented by KJKS BMT Insan Kamil has been running properly and adequately. Based on the results of research, the researchers give some suggestion on KJKS BMT Insan Kamil to give briefing to the accounting section to replace a part in making contract financing marketing and use of documents which duplicate the proof of the realization of the financing documents.
ABSTRAKSI
EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA
Cerli Suryaniningsih F3308035
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. Langkah dari penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara teori dengan Standar Operasional Prosedur yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil.
Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dari sistem pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. Kelebihan dari sistem ini antara lain transaksi pembiayaan murabahah
melibatkan fungsi operasional, fungsi penganalisis, fungsi keuangan, serta fungsi akuntansi, adanya pemisahan fungsi yang tegas antara fungsi keuangan dan fungsi akuntansi, semua dokumen yang digunakan telah diotorisasi oleh pihak atau bagian yang berwenang. Selain kelebihan tersebut, juga ada beberapa kelemahan yaitu belum optimalnya pemberian wewenang oleh bagian lain untuk menggantikan bagian marketing dalam membuatkan dokumen akad pembiayaan, dokumen bukti realisasi pembiayaan belum dibuat rangkap.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil telah berjalan dengan baik dan memadai. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran pada KJKS BMT Insan Kamil untuk memberikan pembekalan pada bagian akuntansi untuk menggantikan bagian marketing dalam membuat akad pembiayaan dan penggunaan dokumen yang rangkap pada dokumen bukti realisasi pembiayaan.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil
Baitul Maal wat Tamwil adalah kelompok swadaya masyarakat
sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan
usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil (profit sharing)
untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dalam upaya
pengentasan kemiskinan (Sumiyanto, 2008:15).
Menurut Muhamad (2000:113) menjelaskan bahwa Baitul Maal wat
Tamwil adalah lembaga yang terdiri atas dua lembaga yaitu Baitul Maal
dan Baitut Tamwil. Baitul Maal adalah lembaga yang kegiatannya
menerima dan menyalurkan dana zakat, infak, dan sadaqah. Sedangkan
Baitut Tamwil adalah lembaga yang kegiatannya mengembangkan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha-usaha
ekonomi pengusaha kecil bawah dan mikro dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.
Menurut Sholahuddin dan Lukman (2008: 202) menjelaskan bahwa
secara konseptual Baitul Mall wat Tamwil memiliki dua fungsi yaitu
Baitut Tamwil dan Baitul Maal. Baitut Tamwil berasal dari kata Bait yang
Baitut Tamwil dapat berarti melakukan kegiatan pengembangan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Sedangkan
Baitul Maal berasal dari kata Bait yang berarti rumah dan Maal yang
berarti harta, sehingga Baitul Maal dapat berarti menerima titipan dana
zakat, infaq, dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai
dengan peraturan dan amanahnya.
Jadi, Baitul Mal wat Tamwil merupakan perpaduan fungsi antara
Baitul Mal dan Baitul Tamwil untuk mendukung kegiatan masyarakat
golongan bawah yang berlandaskan syari’ah. Disamping BMT
mempunyai tujuan sosial untuk membantu sesama juga berperan serta
menggerakkan perekonomian umat yang dibangun dengan asas manfaat,
amanah, dan adil, dengan prinsip saling percaya, saling membantu, dan
mengacu pada kaidah syari’ah.
2. Sejarah KJKS BMT Insan Kamil
Kehidupan ekonomi masyarakat kebanyakan terdiri dari masyarakat
yang bermata pencaharian pedagang kecil dan menengah. Pada umumnya,
mereka membutuhkan dana untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha produktif yang dimilikinya. Selama ini lembaga keuangan yang ada
commit to user
menengah. Lembaga keuangan saat ini hanya mengakses golongan
tertentu saja seperti kelompok masyarakat yang hanya mempunyai usaha
besar yang bisa mendapatkan tambahan modalnya dari lembaga keuangan
baik perbankan maupun lainnya. Sedangkan kelompok pedagang kecil
dan menengah dalam memperbesar modalnya berasal dari
rentenir-rentenir yang mematok bunga yang sangat tinggi. Sehingga, hal ini sangat
memberatkan bagi kelompok pedagang kecil dan menengah dalam
memperluas dan meningkatkan usahanya.
Menyadari akan hal tersebut, timbul kesadaran untuk mendirikan
sebuah lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syari’ah islam. Hal
ini menjadi suatu gagasan karena lembaga keuangan umumnya dalam
menjalankan operasionalnya berdasarkan sistem bunga. Sistem tersebut
sangat memberatkan usaha mikro kecil menengah yang akan memperluas
modalnya. Oleh karena itu, didirikanlah BMT Insan Kamil sebagai
lembaga pengelola dana (mudhorib) dari umat dan milik umat. BMT
Insan Kamil didirikan pada tanggal 19 Mei 2004. Pendirian BMT Insan
Kamil pada awalnya berasal dari dana yang dikumpulkan oleh para
anggota pendiri BMT Insan Kamil. Dana yang terkumpul digunakan
sebagai modal awal yang didasarkan atas akad wadiah yang merupakan
titipan yang dijamin keamanannya dan atas izin penyimpan dana tersebut
dimanfaatkan untuk pembiayaan produktif guna pengembangan ekonomi
BMT Insan Kamil secara resmi berbadan hukum pada tanggal 12
Juli 2004 dengan Nomor 14046/BH/KD.II/VII/2004. Pada awalnya BMT
Insan Kamil berbentuk Koperasi Serba Usaha (KSU) yang kemudian lebih
dikenal dengan nama KSU BMT Insan Kamil. KSU BMT Insan Kamil
terletak di Jalan Kalilarangan No.153 Jayengan Surakarta. Namun seiring
dengan berjalannya waktu, pada tanggal 12 Januari 2010 secara resmi
BMT Insan Kamil berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
(KJKS). Perubahan menjadi KJKS didasarkan pada perubahan anggaran
dasar dengan Nomor 01/PAD/KDK.II/I/I/2010. Perubahan ini disebabkan
karena semakin kompleksnya permasalahan dalam BMT. Dengan
berubahnya badan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah yang
ditetapkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, BMT
Insan Kamil lebih mudah dalam menyelesaikan masalah-masalah intern
maupun ekstern. Hal ini karena telah memiliki aturan resmi yang khusus
mengatur KJKS BMT Insan Kamil.
3. Visi, Misi, dan Tujuan KJKS BMT Insan Kamil
Sebagaimana lembaga keuangan lainnya KJKS BMT Insan Kamil
juga mempunyai Visi, Misi, dan Tujuan. Adapun visi, misi, dan tujuan
commit to user
a. Visi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:Meningkatkan kualitas ibadah anggota untuk menjadi
khalifatullah dalam memakmurkan dan meningkatkan taraf
kehidupan.
b. Misi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:
Meningkatkan kualitas usaha ekonomi rakyat kecil dengan
sistem syari’ah.
c. Tujuan KJKS BMT Insan Kamil yaitu:
Meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian berdasarkan konsep syari’ah
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dalam
ridho Allah SWT.
4. Sifat dan Fungsi KJKS BMT Insan Kamil
Sifat dan fungsi KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:
a. Sifat KJKS BMT Insan Kamil yaitu:
Sebagai pendukung usaha ekonomi rakyat kecil dengan
melakukan semua kegiatan dengan konsep dan sistem syari’ah.
b. Fungsi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:
1) Membangun dan mengembangkan potensi ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
2) Membentuk dan mengembangkan jaringan antar anggota dan asas
5. Struktur Permodalan KJKS BMT Insan Kamil
Pada awalnya struktur permodalan untuk kegiatan operasional pada
KJKS BMT Insan Kamil berasal dari simpanan pokok anggota pendiri.
Namun seiring dengan perkembangannya, struktur permodalan pada KJKS
BMT Insan Kamil ini juga diperoleh dari penghimpunan dana baik dari
anggota, calon anggota maupun dari pihak lain. Adanya peningkatan dana
yang dihimpun oleh KJKS BMT Insan Kamil dapat memperbesar modal,
memperbesar aset, dan memperbesar operasi pembiayaan. Berikut ini
sumber dana yang dihimpun oleh KJKS BMT Insan Kamil yaitu:
a. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
Penyertaan modal di KJKS BMT Insan Kamil berasal dari
simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota. Simpanan pokok
dibayar pada saat menjadi anggota dan tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Sedangkan simpanan
wajib dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah yang sama untuk setiap
bulannnya. Atas penyertaan dana tersebut anggota maupun KJKS BMT
Insan Kamil memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).
b. Simpanan Pokok Khusus
Simpanan pokok khusus merupakan sumber dana yang berasal
dari simpanan para anggota pendiri KJKS BMT Insan Kamil. Oleh
karena itu, simpanan ini menjadi salah satu dasar terbentuknya KJKS
commit to user
pendiri sebagai pengurus maupun pengawas dalam mengelola KJKS
BMT Insan Kamil.
c. Cadangan
Cadangan merupakan sumber dana yang diperoleh dan
dikumpulkan dari penyisihan sebagian Sisa Hasil Usaha (SHU) tiap
tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan dapat menutup
kerugian dan keperluan dalam memupuk permodalan.
6. Produk Layanan KJKS BMT Insan Kamil
Produk yang dihasilkan oleh KJKS BMT Insan Kamil dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Baitul Mal
Baitul mal merupakan salah satu jenis produk yang memberikan
pelayanan dalam bentuk menerima titipan zakat, infaq, shodaqoh dari
para wajib zakat (muzakki) dan menyalurkannya kepada orang yang
berhak menerima zakat (mustahiq) serta menjalankan peraturan dan
amanahnya.
b. Baitut Tamwil
Baitut tamwil merupakan salah satu jenis produk yang
memberikan pelayanan dalam bentuk penghimpunan dana berupa
1) Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon
anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam
bentuk simpanan/tabungan dan simpanan berjangka. Simpanan yang
dikelola dalam KJKS BMT Insan Kamil berdasarkan prinsip wadiah
yadhamanah dan mudharabah mutlaqah. Simpanan yang
berdasarkan prinsip wadiah yadhamanah adalah simpanan anggota
pada koperasi dengan akad wadiah/titipan, namun dengan seizin
penyimpan dapat digunakan oleh KJKS BMT Insan Kamil untuk
kegiatan operasionalnya, dengan ketentuan penyimpan tidak
mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya, tetapi bisa
dikompensasi dengan imbalan bonus yang besarnya ditentukan
sesuai kebijakan KJKS BMT Insan Kamil. Sedangkan, simpanan
yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah adalah simpanan
anggota pada koperasi dengan akad mudharabah mutlaqah yang
penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan
dengan koperasi yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis simpanan
yang dikelola oleh KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:
a) Si Inka (Simpanan Insan Kamil)
Si Inka adalah jenis simpanan yang sistem penyetoran dan
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan nisbah
commit to user
b) Si Haj (Simpanan Haji)Si Haj adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi yang
ingin menunaikan ibadah haji dan umroh.
c) Si Qurban (Simpanan Qurban)
Si Qurban adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi
anggota yang ingin memberikan qurban.
d) Si Dik (Simpanan Pendidikan)
Si Dik adalah jenis simpanan yang diperuntukkan untuk
biaya pendidikan. Simpanan ini hanya bisa diambil pada waktu
tertentu saja seperti pada saat tahun ajaran baru.
e) Si Jaka (Simpanan Berjangka)/Deposito
Si Jaka adalah jenis simpanan yang sistem penarikannya
hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang
disepakati, dengan nisbah 65:35 dari pendapatan BMT. Simpanan
ini berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Pihak yang
melakukan investasi ini mendapatkan bagi hasil sesuai dengan
perjanjiannya.
f) Si Ama (Simpanan Amanah)
Si Ama adalah jenis simpanan untuk rekening khusus infaq,
zakat, dan shodaqoh serta lainnya juga diperuntukkan bagi
2) Pembiayaan
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi
atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon
anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan
penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang
diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan
pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari
kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.
Adapun jenis-jenis pembiayaan di KJKS BMT Insan Kamil meliputi:
a) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama permodalan usaha
dimana KJKS BMT Insan Kamil sebagai pemilik modal (shohibul
maal) menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota,
koperasi lain, dan atau anggotanya sebagai pengusaha (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan ketentuan
pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan
(nisbah) dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan kelalaian penerima pembiayaan.
b) Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha, dimana masing-masing pihak
commit to user
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
c) Murabahah
Murabahah adalah akad pembiayaan yang diberikan kepada
anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan
modal kerja atau tagihan atas transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon
anggota, koperasi lain dan atau anggotanya). Atas transaksi jual
beli tersebut mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya
sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan
berupa margin (keuntungan) yang disepakati di muka sesuai akad.
d) Al Ijarah
Al ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa melalui pembayaran upah sewa dalam jangka waktu
tertentu yang disepakati. Pada akhir waktu sewa dapat diberikan
pilihan hak kepemilikan barang ditangan penyewa atau nasabah
dengan kesepakatan.
7. Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil
Struktur organisasi merupakan suatu urutan manusia atau orang
yang disusun menurut tugas dan kewajibannya. Struktur organisasi
masing-masing disuatu organisasi perusahaan, otoritas peraturan tertentu guna
mencapai tujuan dan akuntabilitas perusahaan (James, 2007:22). KJKS
BMT Insan Kamil menggunakan struktur organisasi garis yang
menunjukkan suatu rangkaian dari kekuasaan perintah dari manajemen ke
bawah melalui bermacam-macam bagian sampai pada tingkat kekuasaan
atau tanggung jawab terendah. Adapun struktur organisasi pada KJKS
BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH
BMT INSAN KAMIL
Gambar 1.1
Bagan Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil Rapat Anggota
Tahunan
Pengurus
Pengawas
Manajer
Teller Akuntansi Marketing Administrasi
commit to user
8. Deskripsi JabatanDeskripsi jabatan untuk pembagian wewenang, tugas, dan tanggung
jawab dalam KJKS BMT Insan Kamil antara lain:
a. Pengawas
Pengawas berfungsi sebagai lembaga struktural yang secara
fungsional melakukan kepengawasan teknis operasional di lingkungan
KJKS BMT Insan Kamil.
Adapun tugas pengawas adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan fungsional leadership puncak sebagai panutan
(teladan), berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil,
tegas, dan objektif.
2) Melaksanakan fungsi supervisor yaitu memberikan arahan, saran,
bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian, dan
pengawasan kepada pejabat/staf bawahannya.
3) Mengadakan pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali
mengenai hal uang, surat berharga, persediaan barang, alat
perlengkapan, dan mengenai kebenaran pembukuan serta
kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan organisasi dan
Koperasi.
4) Menyampaikan laporan secara tertulis dalam Rapat Anggota
b. Pengurus
Pengurus berfungsi sebagai lembaga struktural di lingkungan
KJKS BMT Insan Kamil yang dipilih dan diangkat melalui RAT yang
secara fungsional sebagai pengendali visi dan misi di lingkungan KJKS
BMT Insan Kamil.
Tugas pokok pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai
berikut:
1) Melaksanakan fungsi leadership yaitu sebagai panutan (teladan),
berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan
objektif.
2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu melaksanakan planning,
budgeting, organizing, actuating, decissioning, controlling,
reporting, evaluating.
3) Melaksanakan fungsi administrator tertinggi seperti
menandatangani surat, perjanjian/akad, memvalidasi, otorisasi
laporan dan keuangan.
4) Melaksanakan fungsi public relation seperti menjalin hubungan
dengan masyarakat, anggota, lembaga sejenis, instansi, dan institusi
terkait.
5) Melaksanakan fungsi supervisor seperti memberi arahan, saran,
bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian, dan
commit to user
Wewenang pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai
berikut:
1) Membuat keputusan dan kebijakan operasional yang tidak
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, anggaran
dasar, anggaran rumah tangga, dan prosedur operasional baku.
2) Mengangkat, memberhentikan, memutasi, memberi promosi,
sangsi, dan penghargaan kepada pengelola dengan sepengetahuan
dan sepersetujuan pengawas.
3) Melakukan perjanjian/kontrak dan kerja sama kelembagaan.
4) Membatalkan dan mengoreksi keputusan, tindakan, dan kebijakan
yang dilakukan oleh bawahannya bila bertentangan dengan
perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar, anggaran
rumah tangga, prosedur operasional baku, keputusan serta
ketentuan dan kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Tanggung jawab pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil
sebagai berikut:
Pengurus bertanggung jawab atas seluruh aspek operasional
KJKS BMT Insan Kamil baik secara normatif, formatif, dan material
kepada anggota, pengawas, masyarakat, dan pemerintah.
c. Manajer
Manajer berfungsi sebagai pimpinan operasional di kantor KJKS
Tugas manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan fungsi leadership yaitu sebagai panutan, berprakarsa
(berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan objektif.
2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu melaksanakan planning
(harian, mingguan, bulanan, dan tahunan), budgeting, organizing,
actuating, controlling, reporting, evaluating.
3) Melaksanakan fungsi administrator yaitu menandatangani
surat/perjanjian/akad, memvalidasi, dan otorisasi laporan keuangan.
4) Melaksanakan fungsi public relation yaitu menjalin hubungan
dengan masyarakat, nasabah, lembaga sejenis, instansi dan institusi
terkait.
5) Melaksanakan fungsi supervisor yaitu memberi arahan, saran,
bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian dan
pengawasan kepada staf bawahannya.
Wewenang manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai
berikut:
1) Menerima atau menolak pengajuan permohonan sebagai anggota
KJKS BMT Insan Kamil sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
2) Menerima atau menolak pengajuan permohonan membuka
rekening simpanan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
commit to user
3) Menerima atau menolak pengajuan pembiayaan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
4) Memberikan persetujuan atau penolakan realisasi pembiayaan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
5) Melakukan akad pembiayaan sesuai dengan syarat, prosedur, dan
ketentuan yang berlaku.
Tanggung jawab manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah
sebagai berikut:
Manajer betanggung jawab atas seluruh aspek operasional kantor
yang dipimpinnya baik secara normatif, formatif, dan material kepada
pengurus.
d. Teller
Teller berfungsi sebagai pelaksana teknis front office yang
meliputi pelaksanaan teknis kasir, teller, dan front office.
Tugas teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai
berikut:
1) Melayani dan memberikan informasi tentang produk-produk KJKS
BMT Insan Kamil kepada nasabah.
2) Melayani transaksi funding maupun financing.
3) Meneliti secara cermat alat dan bukti transaksi tentang
kelengkapannya, keabsahannya, kebenarannya dan legalitasnya.
4) Membuat laporan transaksi funding, financing, kas dan lainnya
5) Mengajukan otorisasi, persetujuan pencairan kas, dan penerimaan
kas yang diluar kewenangannya kepada pejabat yang berwenang
dan memiliki otoritas untuk itu.
Wewenang teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai
berikut:
1) Berwenang menolak transaksi yang tidak memenuhi syarat dan
prosedur baku KJKS BMT Insan Kamil.
2) Berwenang menolak transaksi yang tidak terbukti atau diragukan
keabsahannya, kebenarannya, dan legalitasnya.
3) Berwenang menolak transaksi yang telah ditentukan tidak
mendapat persetujuan atau otorisasi dari pejabat yang berwenang.
Tanggung jawab teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah
sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab secara moral, material dan administratif atas
pekerjaan yang menjadi tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administratif
teller, kasir, dan customer service.
3) Bertanggung jawab atas validasi dan akurasi data transaksi funding,
financing, dan kas.
4) Bertanggung jawab kepada manajer.
e. Akuntansi
commit to user
Tugas bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan verifikasi, validasi data-data, dan bukti-bukti transaksi
serta kebenaran faktualnya.
2) Melakukan pembukuan akuntatif dan membuat laporan keuangan
serta laporan lainnya yang diperlukan oleh lembaga.
3) Bersama manajer melakukan koordinasi untuk mengendalikan dan
menjaga kesehatan rasio keuangan.
4) Melayani dan memberikan data/laporan dalam rangka pelaporan
rutin, pengawasan rutin, serta keperluan audit dan investigasi.
Wewenang bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan Kamil
adalah sebagai berikut:
1) Berwenang meminta data dan bukti-bukti pendukungnya yang
berkaitan dengan transaksi yang terjadi di kantor yang dilakukan
oleh manajer maupun seluruh staf KJKS BMT Insan Kamil.
2) Berwenang menolak melakukan transaksi kredit bila membuat
rasio keuangan menjadi tidak sehat.
3) Berwenang memberikan laporan, data, arsip maupun dokumen
yang diminta dengan sepengetahuan dan persetujuan manajer.
4) Tidak berwenang memberikan data, informasi, dan berkas kepada
pihak lain atau instansi lain tanpa persetujuan manajer atau
Tanggung jawab bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan
Kamil adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab secara moral, material, dan administrasi atas
pekerjaan yang menjadi tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi.
3) Bertanggung jawab atas validitas dan akurasi transaksi funding,
financing, dan accounting.
4) Bersama manajer bertanggung jawab atas kesehatan rasio keuangan
dan performa keuangan.
5) Bertanggung jawab kepada manajer.
f. Marketing
Bagian marketing berfungsi sebagai agen, pemasaran, penagihan,
dan surveyor di KJKS BMT Insan Kamil.
Tugas bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah
sebagai berikut:
1) Bertugas melaksanakan kegiatan keagenan mewakili lembaga di
lapangan dalam melayani anggota yang membutuhkan transaksi
dengan lembaga seperti setoran atau penarikan simpanan sesuai
dengan syarat, prosedur yang telah ditetapkan dan berlaku serta
sesuai dengan kewenangannya.
2) Bertugas melaksanakan kegiatan pemasaran atas produk-produk
KJKS BMT Insan Kamil kepada masyarakat sesuai dengan target,
commit to user
3) Bertugas melakukan kegiatan survey bagi calon anggota debitur
yang mengajukan pembiayaan atas tugas/rekomendasi dari
manajer.
4) Bertugas melaksanakan kegiatan penarikan angsuran/pengembalian
pembiayaan, bagi hasil atau margin mark-up atas pembiayaan yang
diberikan oleh lembaga.
Wewenang bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil
adalah sebagai berikut:
1) Berwenang melakukan cross check data antara data di anggota dan
data di kantor.
2) Berwenang melakukan negoisasi dalam melaksanakan tugas-tugas
funding dalam berbagai aspek, seperti aspek jenis simpanan, jenis
akad, jangka waktu, dan nisbah bagi hasil/mark-up.
3) Berwenang melakukan negoisasi dan pendekatan yang dirasa tepat
dan efektif dalam melakukan penarikan/penagihan pembiayaan.
4) Berwenang membuatkan akad pembiayaan dalam KJKS BMT
Insan Kamil.
Tanggung jawab bagian marketing dalam KJKS BMT Insan
Kamil adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab secara moral, material, administratif atas
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan keagenan KJKS
BMT Insan Kamil.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemasaran atas
produk-produk KJKS BMT Insan Kamil.
4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan survey bagi calon
anggota pembiayaan yang mengajukan pembiayaan ke KJKS BMT
Insan Kamil.
5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penarikan
angsuran/pengembalian pembiayaan, bagi hasil/ margin mark-up
dari pembiayaan yang diberikan oleh KJKS BMT Insan Kamil.
6) Bertanggung jawab kepada manajer.
g. Administrasi Umum
Bagian administrasi umum berfungsi sebagai pelaksana teknis
administrasi umum di KJKS BMT Insan Kamil.
Tugas bagian administrasi umum dalam KJKS BMT Insan Kamil
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan kegiatan teknis administrasi, personalia, dan kearsipan .
2) Melakukan kegiatan teknis inventaris dalam bentuk pengelolaan
dan pembelian inventaris kantor.
Wewenang bagian administrasi umum dalam KJKS BMT Insan
Kamil adalah berwenang untuk memberikan usulan tentang kebutuhan
commit to user
Tanggung jawab bagian administrasi umum dalam KJKS BMT
Insan Kamil adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administrasi
umum dan personalia.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis kearsipan,
dokumentasi, dan inventarisasi.
3) Bertanggung jawab kepada manajer.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini tidak dipungkiri bank merupakan salah satu faktor
terpenting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Di Indonesia
telah berdiri banyak bank, namun kebanyakan bank tersebut masih
menerapkan sistem konvensional yaitu sistem dan kinerjanya masih belum
berpegang teguh pada prinsip dasar yang berlandaskan syari’ah. Seiring
dengan hal tersebut wacana mengenai lembaga keuangan syari’ah mulai
merebak ditengah masyarakat Indonesia yang memperbincangkan mengenai
pro dan kontra atas hukum bunga bank. Dengan adanya kontroversi mengenai
bunga bank, maka di Indonesia mulai melirik untuk mendirikan lembaga
keuangan yang berlandaskan syari’ah.
Perkembangan lembaga keuangan syari’ah ternyata mengalami
kemajuan pesat di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya
1992 yang mengatur tentang peraturan yang memperbolehkan setiap bank
konvensional membuka sistem pelayanan syari’ah (dual banking system) dan
perkembangan selanjutnya mengenai dikeluarkannnya fatwa tentang
haramnya bunga bank yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tahun 2003.
Dalam perkembangannya sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan
syari’ah yaitu lembaga keuangan syari’ah berupa bank dan non bank.
Lembaga keuangan syari’ah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum
Syari’ah (BUS) dan Unit Usaha Syari’ah (UUS), sedangkan lembaga
keuangan syari’ah non bank antara lain berupa Baitul Mal Wat Tamwil
(BMT) dan Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS).
Fungsi lembaga keuangan syari’ah pada dasarnya sebagai lembaga
perantara antar intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang
kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Bank syari’ah
pada kenyataannya masih belum mampu menjangkau Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Padahal lapisan inilah yang merupakan penyedia
lapangan kerja terbesar di Indonesia. Kenyataan di lapangan membuktikan
bahwa layanan pembiayaan dengan menggunakan pendekatan perbankan sulit
dilakukan dan tidak menjangkau UMKM dikarenakan adanya faktor yang
membatasi hubungan UMKM dengan perbankan, seperti masalah agunan dan
formalitas. Namun demikian, telah ada lembaga keuangan syari’ah yang
commit to user
Lembaga keuangan syari’ah yang berbentuk Baitul Mal Wat Tamwil saat
ini mulai bermunculan. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga
keuangan syari’ah yang dalam kegiatan operasionalnya berlandaskan syari’ah
islam dengan menghimpun dana dari masyarakat, kemudian difungsikan
kembali secara profesional, amanah dan adil untuk membantu kepentingan
anggota maupun masyarakat yaitu dalam upaya mengembangkan usaha
produktif guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Salah satu dari
sekian banyak BMT yang ada di kota Surakarta adalah BMT Insan Kamil.
Keberadaan BMT Insan Kamil di Kota Surakarta mulai banyak
dinikmati oleh masyarakat, hal ini tidak lain dikarenakan bentuk pelayanan
BMT yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada nasabah karena
dapat menghindarkan dari sistem riba. BMT tidak menerapkan sistem bunga
bank melainkan bagi hasil dan mark up (Jasa yang diberikan oleh nasabah atas
pembiayaan dari BMT sesuai dengan perjanjian awal atas dana yang
dipinjamnya).
Beberapa bentuk pelayanan yang dikeluarkan BMT Insan Kamil dalam
menarik dana dari masyarakat yaitu berupa simpanan dan deposito. Disamping
itu, BMT Insan Kamil juga mengeluarkan produk yang berupa pembiayaan
yang disalurkan kepada masyarakat maupun pengusaha kecil.
Dalam pemberian pembiayaan, produk-produk yang ditawarkan oleh
BMT Insan Kamil cukup variatif, sehingga mampu memberikan pilihan atau
produk pembiayaan yang dipraktikkan saat ini, pembiayaan murabahah
merupakan pembiayaan yang sering dijalankan dalam BMT Insan Kamil. Hal
ini disebabkan karena karakteristiknya yang profitable, mudah dalam
penerapan, dan dengan risiko yang ringan untuk diperhitungkan.
Dalam pemberian pembiayaan murabahah, mulai dari pengajuan sampai
dengan pencatatan akuntansiya telah sesuai dengan prosedur yang ada. Namun
demikian, dalam pelaksanaannya masih ada bagian yang merangkap fungsi.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap sistem pembiayaan murabahah sangat
diperlukan agar dalam menjalankan operasional pembiayaan dalam BMT
Insan Kamil dapat berjalan secara lebih baik lagi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan Tugas Akhir
ini penulis mengambil judul “EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA”.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan tugas akhir ini
penulis merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil
Surakarta?
2. Apakah sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil
commit to user
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan
Kamil Surakarta.
2. Mengevaluasi sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan
Kamil Surakarta.
E.
MANFAAT PENELITIAN1. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat membantu peneliti dalam memperoleh
pemahaman yang jelas mengenai sistem pembiayaan murabahah.
2. Bagi KJKS BMT Insan Kamil
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi
KJKS BMT Insan Kamil untuk memperbaiki sistem pembiayaan
murabahah.
3. Bagi Pembaca
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan/wawasan tentang
sistem pembiayaan murabahah, serta dapat digunakan sebagai bahan
commit to user
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sebuah sistem mempunyai peranan yang sangat besar bagi
perusahaan, karena dengan adanya sistem kinerja perusahaan akan lebih
teratur dan dapat dikoordinir, sehingga dapat memperkecil kemungkinan
adanya berbagai kecurangan dan penyelewengan dalam perusahaan. Oleh
karena itu, suatu sistem sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan
maupun instansi untuk membentuk jaringan kerja yang sistematis dan
terorganisir.
Menurut Mulyadi (2008:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan.
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan
(Cole dalam Zaki Baridwan, 1990:1).
Menurut Mulyadi (2008:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau
lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi
commit to user
Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (klerikal),
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih,
disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi (Cole dalam Zaki
Baridwan, 1990:1).
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem
terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan untuk mencatat informasi
akuntansi ke dalam formulir, buku jurnal dan buku besar yang meliputi
menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar,
memilih (mensortasi), memindahkan, dan membandingkan.
2. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Haryono Jusup (2003:395) menjelaskan bahwa sistem
akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan,
laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan
untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-hasilnya.
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2008:3). Dari definisi sistem
akuntansi tersebut, Mulyadi (2008:3) membagi unsur-unsur pokok sistem
pembantu, dan laporan. Adapun penjelasan dari unsur-unsur pokok
sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
a) Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir juga sering disebut dengan istilah
dokumen. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan
transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam
catatan.
b) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dari
data lainnya. Sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah
formulir. Hasil dari jurnal ini akan di-posting ke rekening yang
bersangkutan dalam buku besar.
c) Buku Besar
Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan
unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Buku besar ini disatu pihak lain dipandang sebagai wadah untuk
menggolongkan data keuangan, dipihak lain dipandang sebagai
commit to user
d) Buku PembantuBuku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang
merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam
buku besar. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan
akuntansi akhir, karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam
buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian
laporan keuangan.
e) Laporan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan ini dapat berupa neraca, laporan rugi/laba, laporan
perubahan laba yang ditahan, dll. Laporan keuangan ini berisi
informasi yang merupakan keluaran dari sistem akuntansi.
Menurut Mulyadi (2008:19) tujuan umum pengembangan dari
sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,
yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
3. Pembiayaan dengan Prinsip Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi
atau kerjasama perrmodalan antara koperasi dengan anggota, calon
anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya, yang mewajibkan
penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang
diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan
pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari
kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut
(Keputusan Nomor 90/Kep/M.KUKM/IX/ 2004).
Menurut Sumiyanto (2008:165) pembiayaan adalah aktivitas
menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana,
memilih jenis usaha yang akan dibiayai, dan menentukan anggota
mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif,
menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan
bertanggung jawab.
Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan
harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan
harga yang lebih sebagai laba (Dewan Syariah Nasional dalam
commit to user
Pada saat ini, jenis transaksi murabahah sangat dominan
dijalankan oleh lembaga keuangan syari’ah yang berupa Baitul Mal
wat Tamwil (BMT). Berikut ini beberapa alasan mengapa transaksi
murabahah begitu dominan dalam pelaksanaan investasi di lembaga
keuangan syari’ah adalah sebagai berikut ini (Saeed dalam Wiroso,
2005:13).
1) Murabahah adalah mekanisme penanaman modal jangka
pendek dengan pembagian untung rugi atau bagi hasil/PLS
(profit and loss sharing).
2) Mark-up (keuntungan atau margin) dalam murabahah dapat
ditetapkan dengan cara yang menjamin bahwa lembaga
keuangan syari’ah mampu mengembalikan dibandingkan
dengan lembaga keuangan konvensional yang berbasis bunga.
3) Murabahah menghindarkan ketidakpastian yang dilekatkan
dengan perolehan usaha berdasarkan sistem PLS (profit and loss
sharing).
Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang dengan
harga yang disepakati antara penjual dan pembeli, setelah
sebelumnya penjual menyebutkan dengan sebenarnya harga
perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan yang
diperolehnya (Veithzal dan Andria, 2008:145).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh pihak penjual (koperasi) dan pembeli
(anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya), atas
transaksi jual beli tersebut mewajibkan pembeli untuk melunasi
kewajibannya sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan
pembayaran imbalan berupa margin keuntungan yang telah
disepakati di muka sesuai akad pembiayaan.
b. Unsur-Unsur Pembiayaan Murabahah
Menurut Veithzal dan Andria (2008:4) unsur-unsur yang
terdapat dalam pembiayaan adalah sebagai berikut:
1) Adanya dua pihak yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan
penerima pembiayaan (mudharib).
2) Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang
didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.
3) Adanya persetujuan berupa kesepakatan pihak shahibul mal
dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib
kepada shahibul mal.
4) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal
kepada mudharib.
5) Adanya unsur waktu (time element). Pembiayaan terjadi karena
unsur waktu, baik dilihat dari shahibul mal dan mudharib.
6) Adanya unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul mal
commit to user
c. Landasan Syari’ah Pembiayaan MurabahahMenurut Wiroso (2005:46) dalam fatwa Nomor
04/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai
landasan syari’ah transaksi murabahah adalah sebagai berikut:
1) Al-Qur’an
“....Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba...”.(QS. Al- Baqarah [2]:275)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu...”. (QS. An-Nisa’ [4]:29)
“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai ia berkelapangan....”
2) Al-Hadits
Dalam hadits Nabi riwayat Ibnu Majah bersabda, “Ada
tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,
muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan
jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual”
(HR Ibnu Majah dari Shuhaib).
Hadits Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Ahmad: “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh
orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi
d. Diagram Akad Murabahah
Menurut Sumiyanto (2008:155) menjelaskan bahwa dalam
penerapan pembiayaan murabahah, KJKS BMT bertindak sebagai
pembeli sekaligus penjual barang halal tertentu yang dibutuhkan
anggota (nasabah). Secara umum prosedur pembiayaan murabahah
pada KJKS BMT dapat dijelaskan pada gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1
Diagram Akad Murabahah
Adapun penjelasan dari gambar 2.1 diatas adalah sebagai berikut:
1) Mula-mula KJKS BMT membeli barang kepada supplier
sebagaimana yang dimaksud oleh pihak ketiga (anggota) dengan
harga tertentu secara langsung.
2) Selanjutnya KJKS BMT menjual barang tersebut kepada
anggota dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan
(mark up) yang disepakati bersama pada akad murabahah.
Besarnya keuntungan yang diambil oleh KJKS BMT bersifat Jual Barang
SUPPLIER KJKS BMT Beli Tunai
Kirim Barang ANGGOTA
commit to user
konstan yaitu tidak berkembang dan tidak berkurang, serta tidak
ada kaitannya dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar.
3) Anggota membayarkan cicilan/angsurannya sesuai dengan
jumlah yang telah disepakati bersama sampai dengan akhir
pelunasan utang kepada pihak KJKS BMT.
4. Sistem Pembiayaan Murabahah
a. Sistem Pembiayaan Murabahah
Dalam sistem pembiayaan murabahah pada prinsipnya sama
dengan proses pemberian pembiayaan dengan prinsip yang lain,
yang membedakan adalah isi dari akadnya saja, yaitu margin dengan
prinsip jual beli.
b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengevaluasi Sistem
Pembiayaan Murabahah
a. Unit organisasi yang terkait dalam sistem pembiayaan
murabahah:
a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
b) Sistem wewenang otorisasi dan proses pencatatan.
c) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi.
b. Dokumen yang digunakan dalam sistem pembiayaan
a) Pencamtuman nomor urut tercetak pada dokumen sehingga
pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh bagian
yang berwenang.
b) Dokumen yang digunakan tersebut harus sudah cukup
memadai dan merekam data-data kegiatan pembiayaaan
murabahah.
c) Dokumen yang digunakan dibuat rangkap agar tidak terjadi
penyelewengan.
c. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pembiayaan
murabahah:
a) Catatan akuntansi harus berdasarkan dokumen sumber dan
dokumen pendukung.
b) Catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi yang
benar-benar terjadi.
c) Catatan akuntansi harus mencatat transaksi dalam periode
akuntansi yang seharusnya.
d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembiayaan
murabahah:
a) Jaringan yang membentuk suatu sistem akuntansi harus
dapat membentuk sistem pembiayaan murabahah yang
sebenarnya.
b) Jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi
commit to user
e. Bagan alir yang terdapat dalam sistem pembiayaan murabahah:
a) Bagan alir yang terdapat dalam sistem pembiayaan
murabahah dapat menjelaskan analisis sistem dan
rancangan sistem kepada pemakai informasi.
b) Bagan alir telah mencerminkan aliran data dan dokumen
dalam sistem yang menggunakan simbol-simbol standar.
c) Prosedur sistem yang telah dirinci dengan yang
digambarkan saling berkesesuaian.
5. Sistem Pengendalian Intern
Dalam melaksanakan pemberian pembiayaan (kredit) kepada
masyarakat diperlukan suatu sistem pengendalian intern yang baik, agar
tidak terjadi kesalahan maupun penyelewengan dari masing-masing
bagian yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan maupun lembaga
keuangan. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern sangat penting
untuk diterapkan pada perusahaan maupun lembaga keuangan.
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode,
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
(Mulyadi, 2008:163).
Menurut Mulyadi (2008:165-171) unsur pokok sistem
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka (frame work)
pembagian tugas tanggung jawab fungsional kepada unit-unit
organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam
organisasi didasarkan pada prinsip berikut:
1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi
yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.
Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang mencatat
peristiwa keuangan perusahaan.
2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Apabila suatu transaksi hanya dilakukan oleh unit tertentu
saja, maka dimungkinkan akan terjadi kecurangan. Pencatatan yang
seharusnya tidak terjadi tersebut, dapat mengakibatkan data
akuntansinya tidak dapat dipercaya kebenarannya dan kekayaan
commit to user
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, piutang, pendapatan dan
biaya.
Dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur
pencatatan yang baik menjamin data yang direkam dalam formulir
yang dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan
keandalannya yang tinggi.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik
yang sehat adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
harus dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang.
Formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan
nomor urut tercetak.
2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak
yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. Jika dalam
organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak, maka akan dapat
mendorong karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi. Apabila suatu transaksi
dilakukan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit
organisasi, maka akan dimungkinkan terjadi manipulasi data. Oleh
sebab itu setiap transaksi harus dilaksanakan dengan campur tangan
pihak lain, sehingga akan terjadi internal check terhadap
pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait.
4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan
secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka
dapat dihindari.
5) Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Hal
tersebut dimaksudkan seandainya terjadi kecurangan dalam
departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh
pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya, dengan maksud untuk menjaga kekayaan organisasi
dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.
7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Adanya
satuan pengawas dalam perusahaan akan menjamin efektivitas
commit to user
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Unsur mutu karyawan merupakan unsur pengendalian intern
yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang
kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi
sampai batas yang minimum, dan perusahaan mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Cara yang
ditempuh untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya adalah sebagai berikut:
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
dalam pekerjaannya. Program yang baik dalam seleksi calon
karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang memiliki
kompetensi sesuai jabatan yang akan didudukinya.
2) Perkembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
B. Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil
Sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil adalah
sebagai berikut:
1. Syarat Pengajuan Permohonan Pembiayaan
Pengajuan permohonan pembiayaan pada KJKS BMT Insan Kamil
mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah atau calon
debitur. Syarat-syarat tersebut adalah:
b. Mengisi formulir permohonan pembiayaan.
c. Menyerahkan fotocopy:
1) KTP yang bersangkutan
2) KTP suami/istri
3) Kartu Keluarga/Surat Nikah
4) Rekening PLN/PDAM/PBB
5) Surat-surat agunan/jaminan
6) KTP pemilik agunan/jaminan
7) Surat gaji dari bendahara (bagi pegawai)
d. Menyerahkan jaminan pengajuan pembiayaan yang dapat berupa:
1) BPKB disertai gesekan nomor rangka dan mesin.
2) Sertifikat kepemilikan.
3) Apabila jaminan adalah milik orang lain harus disertai surat
kuasa dari pihak pemiliknya.
e. Menyerahkan denah rumah dan tempat usaha lengkap dengan
alamatnya.
2. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem pembiayaan murabahah adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi Pelayanan Pembiayaan
Fungsi pelayanan pembiayaan dilaksanakan oleh bagian
commit to user
memberikan penjelasan mengenai pembiayaan dan persyaratan yang
harus dipenuhi dalam pengajuan pembiayaan murabahah, serta
memeriksa kelengkapan persyaratan.
b. Fungsi Operasional
Fungsi operasional dilaksanakan oleh bagian marketing yang
bertanggung jawab untuk melakukan survey lapangan dengan tujuan
untuk menguji kebenaran data yang tertulis dalam formulir
permohonan pembiayaan dengan kondisi di lapangan. Selain itu,
fungsi ini juga bertanggung jawab memberikan masukan mengenai
usaha calon debitur kepada manajer untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam pemberian keputusan pembiayaan.
c. Fungsi Penganalisis
Fungsi penganalisis dilaksanakan oleh manajer yang
bertanggung jawab untuk mengadakan analisis pembiayaan
berdasarkan formulir hasil survey yang diisi oleh fungsi operasional.
Analisis yang dilakukan oleh fungsi penganalisis harus mengacu
pada tiga faktor utama yaitu faktor internal, faktor koternal, dan
faktor eksternal.
d. Fungsi Pemberi Keputusan
Fungsi pemberi keputusan dilaksanakan oleh manajer yang
bertanggung jawab untuk memberi keputusan atas permohonan
pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur. Keputusan ini diambil
fungsi penganalisis dan fungsi operasional. Untuk pembiayaan
dibawah Rp 5.000.000 keputusan berada ditangan manajer,
sedangkan untuk pembiayaan diatas Rp 5.000.000 harus meminta
persetujuan dari pengurus.
e. Fungsi Administrasi Pembiayaan
Fungsi administrasi pembiayaan dilaksanakan oleh bagian
marketing yang bertanggung jawab melakukan semua kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi pembiayaan. Kegiatan
administrasi pembiayaan ini terdiri dari membuat akad pembiayaan,
bukti realisasi pembiayaan, surat tanda terima jaminan dan
surat-surat yang berhubungan dengan administrasi pembiayaan.
f. Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan dilaksanakan oleh bagian teller yang
bertanggung jawab untuk menerima pembayaran dari biaya
administrasi pembiayaan dan menyerahkan dana pembiayaan kepada
debitur berdasarkan slip realisasi pembiayaan dan bukti realisasi
pembiayaan yang telah diotorisasi oleh manajer.
g. Fungsi Akuntansi
Fungsi Akuntansi dilaksanakan oleh bagian akuntansi yang
bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi ke dalam jurnal,
buku besar, dan buku pembantu yang berasal dari
dokumen-dokumen pembiayaan yang diterima dari bagian teller serta