• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan

bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil

belajar peserta didik. Penjelasan lebih lanjut tentang

penilaian hasil belajar khususnya penilaian hasil belajar

oleh pendidik terdapat pada pasal 64 yang menyatakan

bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan

secara berkesinambungan untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

dan ulangan kenaikan kelas. Disamping itu penilaian ini

juga digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi

peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil

belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penegasan

tersebut juga termaktub dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang

selama ini digunakan sebagai dasar bagi pendidik dan juga

sekolah untuk mengetahui lingkup penilaian, tujuan

penilaian, prinsip penilaian, bentuk penilaian, mekanisme

(2)

2

Penilaian hasil belajar merupakan salah satu

kegiatan dalam dunia pendidikan yang sangat penting.

Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang

dilakukan dengan baik dapat diketahui tingkat kemajuan

belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan posisi siswa

dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil

belajar yang baik dapat menjadi feed back bagi guru untuk

mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar

mengajarnya. Menurut Sumiati dan Asra (2007: 200)

evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen

sistem pembelajaran. Pengembangan alat evaluasi

merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem

pembelajaran. Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui

apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, evaluasi

merupakan salah satu faktor penting dalam proses

pembelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan perubahan dan

pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu

kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan). Perubahan ini berimplikasi pada perubahan

model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik

khususnya dalam implementasi kurikulum 2013 untuk

jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Salah satu hal

yang berubah dalam Kurikulum 2013 adalah pola penilaian

rapor siswa yang tidak hanya menggunakan angka,

(3)

3 deskriptif. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan

penjelasan secara deskriptif kepada orangtua/wali murid

tentang apa yang telah siswa kerjakan selama

pembelajaran di sekolah. Dalam rapor tersebut, guru

diharapkan dapat memberikan penilaian tentang kelebihan

dan kekurangan anak. Penilaian semacam ini dilakukan

mengingat dalam Kurikulum 2013, siswa tidak dinilai dari

hasilnya saja, melainkan proses siswa menuju pencapaian

hasil juga sangat dipertimbangkan. Penilaian pencapaian

kompetensi merupakan proses sistematis dalam

mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi

informasi untuk menentukan sejauh mana peserta didik

telah mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian yang

dilakukan oleh pendidik merupakan suatu proses yang

meliputi langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat

penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti

yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik,

pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang

pencapaian kompetensi peserta didik (Fadlillah, 2014: 16).

Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah

kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil

pengukuran. Pada kurikulum 2013, penilaian hasil belajar

oleh pendidik dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti

ulangan harian, pengamatan, penugasan, dan atau bentuk

lain yang diperlukan. Cara-cara penilaian tersebut

(4)

4

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pola penilaian

semacam ini diyakini dapat menilai secara utuh seluruh

kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang

standar proses menyatakan bahwa “penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur

tingkat pencapaian kompetensi siswa serta digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar

dan memperbaiki proses pembelajaran”.

Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kurikulum 2013 pada tingkat SMP pada tahun 2014

menunjukan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam

mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam

melaksanakan penilaian. Sekitar 60% responden pendidik

menyatakan bahwa mereka belum dapat merancang,

melaksanakan, mengolah, melaporkan, dan memanfaatkan

hasil penilaian dengan baik. Kesulitan umum lainnya yang

dialami oleh para guru adalah dalam mengolah data

penilaian dan melaporkan/menuliskan hasil penilaian

dalam rapor. Kesulitan lain yang banyak dikeluhkan

pendidik berkaitan dengan penulisan deskripsi capaian

aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

Pernyataan ini diambil dari bagian latarbelakang pada

buku “Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)” yang

(5)

5 Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tahun 2017

(Kemdikbud, 2017: 1).

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

saat ini, kini komputer sudah banyak digunakan di

perusahaan, instansi dan dunia pendidikan dalam berbagai

aktivitas dan pekerjaan. Dengan komputer pemberian

layanan dalam berbagai bidang menjadi lebih baik, cepat

dan efisien. Dalam kegiatan pendidikan pun diperlukan

adanya suatu sistem komputerisasi dalam berbagai

keperluan. Pentingnya pemanfaat teknologi informasi dan

komunikasi juga disampaikan oleh Direktorat pembinaan

SMA dalam bukunya tentang juknis pemanfataa TIK dalam

penilaian yang menyatakan bahwa: “Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam

dunia pendidikan saat ini sudah tidak bisa ditawar lagi

karena telah menyatu dengan perkembangan setiap

aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia

pendidikan. Demikian halnya guru sebagai tenaga

profesional, harus mampu mengimbangi laju perubahan

tersebut. Sikap yang harus direfleksikan oleh guru

diantaranya melalui apresiasi, inovasi, dan kreasi untuk

memanfaatkan TIK seperti yang dinyatakan dalam

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

(6)

6

Kompleksnya model penilaian pada kurikulum 2013

menjadikan pendidik merasa kesulitan dalam pengolahan

nilai, terutama penilaian secara kualitatif atau deskriptif.

Selama ini guru hanya memberikan penilaian secara

numerik, sementara pada kurikulum 2013 guru harus

memberikan penilaian secara kualitatif atau deskriptif.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan

Mohammad Nuh saat itu yang dimuat pada berita

kompas.com. Selain itu banyaknya data yang harus diolah

menyebabkan kurangnya waktu bagi pendidik untuk

melaporkan hasil penilaiannya. Hal ini berdampak serius

jika tidak segera ada tindakan maka akan menimbulkan

permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum 2013

terutama terkait dengan pelaporan hasil penilaian. Oleh

karena itu diperlukan suatu sistem informasi yang mampu

mendukung pengolahan data nilai siswa dengan sistem

terkomputerisasi. Keprihatinan inilah yang dirasakan oleh

waka kurikulum SMP Negeri 5 Salatiga saat ini. Sebagian

besar guru masih belum menguasai teknologi komputer

khususnya untuk memanfaatkannya dalam mengolah hasil

penilaian.

Menanggapi kesulitan guru dalam pengolahan nilai

ini peneliti melakukan pre-research terhadap berbagai

kendala terhadap pemahaman kurikulum 2013,

penggunaan TIK dalam pengolahan nilai dan pentingnya

sebuah aplikasi penilaian. Pre-research yang dilakukan

terhadap 30 orang guru sebagai sampel di SMP Negeri 5

(7)

7 Tabel 1.1.

Hasil Pre-research Pemahaman Kurikulum 2013

NO Aspek

(8)

8

Keterangan:

Kriteria Interpretasi Skor: Angka 0 - 30 = Tidak Baik Angka 31 - 60 = Kurang Baik Angka 61 - 90 = Cukup

Angka 91 - 120 = Baik

Angka 121 - 150 = Sangat Baik

Berdasarkan pada tabel 1.1. diatas, dapat

disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap penilaian

kurikulum 2013 masih perlu peningkatan, hal ini

ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata dari 30 orang

guru yang dijadikan sampel hanya mendapatkan skor

rata-rata 72 dari 150 skor maksimal atau 72/150 x 100% =

48,17% dan tergolong pada capaian kategori cukup.

Diantara beberapa point penting dalam pemahaman

kurikulum 2013 yang tercantum dalam tabel, kemampuan

mendeskripsikan hasil penilaian adalah point yang paling

sedikit capaian skornya. Hal ini membuktikan bahwa

kemampuan guru SMP Negeri 5 Salatiga dalam

mendeskripsikan hasil pengolahan nilai dalam bentuk

kalimat yang mencerminkan capaian anak dalam setiap

kompetensi masih kurang. Disamping pemahaman guru

terhadap kurikulum 2013 masih kurang, peneliti juga

melakukan pre-research terhadap penggunaan teknologi

informasi dalam hal ini program Ms. Excel yang biasa

digunakan untuk mengolah nilai. Hasil pre-research

tentang penggunaan teknologi informasi ditunjukan pada

(9)

9 Tabel 1.2.

Hasil Pre-research Terhadap Penggunaan Teknologi Informasi tugas, nilai PTS dan nilai PAS menjadi Nilai Rapor.

(10)

10

Keterangan:

Kriteria Interpretasi Skor: Angka 0 - 30 = Tidak Baik Angka 31 - 60 = Kurang Baik Angka 61 - 90 = Cukup

Angka 91 - 120 = Baik

Angka 121 - 150 = Sangat Baik

Berdasarkan hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi

keterlaksanaan RSKM/KTSP, ditemukan bahwa

pemanfaatan TIK (baik hard ware maupun software) oleh

guru di satuan pendidikan masih amat terbatas. TIK lebih

banyak dimanfaatkan terbatas pada fungsi administratif.

Pemanfaatannya sebagai media atau alat bantu

pembelajaran dan penilaian masih belum tereksplorasi

secara mendalam, apalagi pemanfaatan berbagai fasilitas

dan aplikasi yang ada. Salah satunya belum optimal

pemanfaatan Microsoft Excel (Ms excel) aplikasi bagian dari

Microsoft Office dalam penilaian (Direktorat pembinaan

SMA, 2010: 135).

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

(TIK) dalam mengolah nilai merupakan sesuatu yang tidak

bisa ditinggalkan oleh guru dalam menjalankan tugasnya.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan

yang mendesak di abad 21. Tidak dapat dipungkiri bahwa

dalam satuan pendidikan seorang guru memiliki peranan

yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah

hendaknya dimulai dari titik pangkal yang strategis pula

yaitu guru (Miarso, 2004: 496). Penggunaan TIK oleh guru

di SMP Negeri 5 dalam mengolah hasil penilaian secara

umum dapat dilihat pada tabel 1.2 diatas. Dari tabel

(11)

11 TIK guru dalam mengolah hasil penilaian berada pada

ketegori masih belum baik. Dari data di atas, hal yang

paling sulit adalah dalam merumuskan deskripsi capaian

kompetensi siswa. Berdasarkan dua hasil pre-research

diatas, peneliti juga melakukan pre-research yang lain yaitu

pentingnya sebuah aplikasi penilaian di SMP Negeri 5

Salatiga. Pre-research ini bertujuan untuk menggali

informasi tentang kebutuhan dan pentingnya sebuah

aplikasi penilaian yang harapannya dapat mengatasi

semua masalah guru terkait dengan pemahaman penilaian

pada kurikulum 2013 dan juga penggunaan TIK untuk

pengolahan hasil penilaian. Hasil dari pre-research ini

ditunjukan pada tabel 1.3 di bawah ini.

Tabel 1.3

Hasil Pre-research Terhadap Pentingnya Sebuah Aplikasi Penilaian

(12)

12

Keterangan:

Kriteria Interpretasi Skor:

Angka 0 - 30 = Tidak Penting Angka 31 - 60 = Kurang Penting Angka 61 - 90 = Cukup

Angka 91 - 120 = Penting

Angka 121 - 150 = Sangat Penting

Data pre-research pada tabel 1.3 menunjukan

perolehan skor rata-rata yang sangat tinggi yaitu 90,44

menunjukan sangat pentingnya sebuah aplikasi penilaian

yang ada di SMP Negeri 5 Salatiga. Keberadaan sebuah

aplikasi menjadi sangat mendesak ketika masuk pada

akhir semester. Karena pada saat ini guru dituntut untuk

segera mengolah dan melaporkan dalam bentuk rapor.

Pengolahannya meliputi pengolahan aspek nilai sikap,

aspek nilai pengetahuan dan aspek nilai ketrampilan. Dari

masing-masing aspek penilaian ini untuk aspek nilai

pengetahuan guru mengolah nilai mulai dari entri nilai

ulangan harian, nilai tugas, nilai PAS (Penilaian Akhir

Semester) baik PAS gasal maupun genap. Setelah entri

masing-masing nilai kemudian guru merumuskan menjadi

nilai akhir dalam bentuk angka, predikat dalam bentuk

huruf A - D dan deskripsi capaian dari masing-masing

kompetensi dasar dalam bentuk kalimat yang menunjukan

capaian kompetensi yang sudah baik dan kompetensi yang

masih perlu ditingkatkan. Belum lagi untuk aspek nilai

(13)

13 yang hampir sama. Hal ini menjadi sangat rumit bagi guru

yang mengajar dengan banyak kelas.

Pekerjaan guru yang juga menjadi wali kelas akan

menjadi lebih berat karena selain mengolah nilai untuk

mapel yang diajarkan, wali kelas masih menghimpun nilai

dari masing-masing guru untuk dimasukan dalam rapor,

dan kemudian mencetak rapor.

Berdasarkan permasalahan pengolahan nilai pada

kurikulum 2013 di SMP Negeri 5 pada saat ini bisa

digambarkan bahwa pengolahan nilai yang dilakukan

masih menggunakan perhitungan secara manual dengan

bantuan program Ms. Excel, dimana masing-masing guru

diharapkan dapat membuat rumusan penilaiannya mulai

dari penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian

keterampilan. Untuk penilaian sikap yang meliputi

penilaian sikap spiritual dan sosial masing-masing guru

diharapkan dapat mengolah penilaian tersebut yang

didapatkan dari jurnal observasi nilai sikap yang kemudian

diolah secara bersama-sama dengan wali kelas dan guru

Bimbingan Konseling menjadi sebuah predikat nilai sikap

SB (Sangat Baik), B (Baik) atau C (Cukup), yang kemudian

dirumuskan menjadi deskripsi capaian nilai sikap

berdasarkan beberapa aspek nilai sikap spiritual dan sosial

yang paling menonjol pada setiap siswa.

Pada penilaian pengetahuan setiap guru diharapkan

(14)

14

tugas, membuat rumus nilai akhir yang terdiri dari

Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS) dan

Penilaian Akhir Semester (PAS) rdengan pembobotan yang

berbeda yang kemudian membuat rumus fungsi dari nilai

akhir menjadi predikat A-D, membuat rumusan deskripsi

capaian dari masing-masing kompetensi dasar berdasarkan

hasil penilaian harian yang mencerminkan setiap

kompetensi yang diperoleh oleh setiap siswa.

Sedangkan pada ranah penilaian keterampilan

masing-masing guru harus mengolah perolehan nilai

keterampilan dari penilaian praktik, penilaian proyek,

penilaian produk dan penilaian portofolio yang kemudian

diolah menjadi nilai akhir berupa angka dan predikat A-D

dan juga merumuskan deskripsi capaiannya berdasarkan

kompetensi dasar yang diperoleh setiap siswa.

Begitu banyaknya rumusan penilaian yang harus

dibuat dari masing-masing aspek penilaian, maka sangat

dimungkinkan terjadinya kesalahan pembuatan rumus

disamping itu belum tentu setiap guru mampu membuat

rumusan yang sesuai dengan yang diharapkan. Begitu

kompleknya rumusan yang harus dibuat oleh

masing-masing guru ataupun urusan kurikulum, maka sangat

dimungkinkan akan terjadi banyak kesulitan dan masalah

yang ditimbulkan pada pengolahan penilaian ini.

Kesalahan yang fatal adalah penilaian tersebut tidak

(15)

15 siswa dan juga akan terjadi kesalahan dan kesulitan dalam

merumuskan deskripsi masing-masing siswa yang

mencerminkan kemampuan tiap-tiap siswa yang berbeda

pada tiap-tiap kompetensi yang diperoleh siswa. Bisa jadi

dengan predikat yang sama tetapi rumusan deskripsinya

berbeda sesuai dengan ketuntasan masing-masing

komptensi yang diperoleh siswa yang berbeda. Hal inilah

yang menjadikan penting dan gentingnya sebuah sistem

manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013

berbasis teknologi informasi yang mudah digunakan dan

dapat mengatasi semua permasalahan tentang penilaian

pada kurikulum 2013. Sistem ini diharapkan dapat

membantu meringankan tugas guru dalam pengolahan

nilai dan juga dalam melaporkannya menjadi sebuah rapor.

Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan di

atas, maka penulis mengajukan penelitian dengan judul

Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar Pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi”.

Penelitian ini dikembangkan dengan model pengembangan

4-D yaitu Define (Pendefinisian); Design (Perancangan);

Develop (Pengembangan); dan Disseminate (Penyebaran).

Produk dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan sebuah sistem manajemen penilaian hasil

belajar yang mudah digunakan (familier) dan dapat

mempercepat proses pengolahan nilai sampai

(16)

16

Penelitian dengan topik sistem penilaian hasil belajar

sudah pernah dilakukan oleh Lizda Iswari dan Wijaya

Kusuma (2007) dengan judul Sistem Elektronik Rapor di

SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Penelitian ini

menghasilkan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk

memasukkan data siswa dan guru, memasukkan nilai

siswa oleh guru, memasukkan kriteria dan bobot penilaian

oleh guru, perhitungan nilai siswa, pencetakan nilai rapor

siswa, dan pencarian data sejarah nilai siswa.

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh

Uliani, R. (2014) yang berjudul Pengembangan Sistem

Informasi Penilaian Berbasis Kurikulum 2013. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem informasi

penilaian berbasis kurikulum 2013 dikembangkan untuk

membantu guru dalam proses penilaian dan memberikan

informasi nilai hasil studi siswa. Sistem informasi penilaian

berbasis kurikulum 2013 dapat mempermudah guru dalam

memberikan deskripsi atau catatan untuk setiap aspek

mata pelajaran, serta membantu guru dalam perhitungan

nilai sehingga menjadi lebih cepat dan akurat

dibandingkan dengan perhitungan nilai secara manual.

Penelitian yang lainnya juga pernah dilakukan oleh

Tony Kurniawan, Migunani, dan Arief Hidayat (2013)

dengan judul Perancangan Sistem Pengolahan Nilai Rapor

Berbasis Web (Studi Kasus Pada SMA Kebon Dalem).

(17)

17 berbasis web. Sistem yang dikembangkan, data skor

disimpan dalam database terpusat. Subyek Guru tidak

perlu mengirimkan skor kepada wali kelas karena skor

tersebut dimasukkan langsung ke dalam sistem. Guru wali

kelas dapat mengakses data skor saat ini secara langsung

dari sistem. Perhitungan nilai dengan Pakar wali kelas

lebih cepat dan mudah karena dilakukan oleh sistem.

Perbedaan penelitian ini jika dibandingkan dengan

ketiga penelitian di atas adalah dalam penelitian ini

aplikasi yang dibuat berbasis program microsoft excel yang

dibuat dengan tampilan yang menarik dan lebih praktis,

sehingga lebih mudah difahami dan dianggap lebih familier

oleh para guru. Disamping itu aplikasi ini tidak

membutuhkan jaringan internet sehingga bisa dikerjakan

dimanapun dan kapanpun tanpa ketergantungan dengan

jaringan internet. Selain itu penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya adalah sistem pengolahan penilaian untuk

kurikulum sebelum kurikulum 2013 diterapkan, sehingga

kekomplekan sistem penilaian yang ada belum serumit

penilaian pada kurikulum 2013.

Sejak diberlakukan kurikulum 2013 sampai awal

tahun 2017 sistem penilaian pada kurikulum 2013 sudah

mengalami banyak sekali perubahan terkait dengan

diterbitkannya Permendikbud tentang penilaian yang selalu

berubah. Mulai dari Permendikbud no. 66 tahun 2013 yang

(18)

18

disusul dengan Permendikbud no. 104 tahun 2014,

Permendikbud no. 53 tahun 2015 dan yang terakhir adalah

Permendikbud no. 23 tahun 2016. Dengan perubahan itu

maka mau tidak mau cara guru memberikan penilaian juga

harus berubah mengikuti aturan yang baru. Hal ini pulalah

yang membedakan sistem penilaian yang penulis buat

dengan sistem-sistem penilaian sebelumnya yang belum

mengikuti perkembangan peraturan tentang sistem

penilaian yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana proses pendefinisian (define) dari pengembangan sistem manajemen penilaian hasil

belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi

informasi di jenjang SMP?

b. Bagaimana proses perancangan (design) dari

pengembangan sistem manajemen penilaian hasil

belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi

informasi di jenjang SMP?

c. Bagaimana proses pengembangan (develop) sistem

manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum

2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP?

d. Bagaimana proses penyebaran (disseminate) produk

hasil pengembangan sistem manajemen penilaian hasil

belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi

(19)

19 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sistem

manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013

berbasis teknologi informasi di jenjang SMP yang layak

digunakan. Tujuan ini dapat dicapai melalui proses:

a. Pendefinisian (define) pengembangan sistem manajemen

penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis

teknologi informasi di jenjang SMP.

b. Perancangan (design) dari pengembangan sistem

manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum

2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP.

c. Pengembangan (develop) sistem manajemen penilaian

hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi

informasi di jenjang SMP.

d. Penyebaran (disseminate) produk hasil pengembangan

sistem manajemen penilaian hasil belajar pada

kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang

SMP

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

(20)

20

dalam bidang pendidikan khususnya mengenai

pengolahan nilai pada kurikulum 2013.

Manfaat Praktis

a. Bagi pihak sekolah khususnya SMP Negeri 5

Salatiga dan seluruh SMP pada umumnya, hasil

penelitian ini dapat diterapkan dan digunakan

sehingga dapat mempermudah guru dalam

mengolah hasil belajarnya secara cepat, sehingga

dapat dilaporkan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pengembangan untuk penelitian yang sejenis.

1.5 Spesifikasi Produk Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah

dan tujuan penelitian diatas, spesifikasi produk dalam

penelitian pengembangan ini adalah sebuah sistem

manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum

2013 berbasis teknologi informasi berupa sistem

aplikasi daftar nilai dan sistem aplikasi rapor dengan

(21)

21 1.6 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memberikan suatu asumsi bahwa

hasil dari produk sistem manajemen penilaian hasil

belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi

informasi yang nantinya akan mampu memberikan

suatu kemudahan bagi guru, wali kelas, urusan

kurikulum dan juga sekolah dalam pengolahan nilai

pada kurikulum 2013. Adapun keterbatasan dalam

penelitian ini adalah: 1) Hanya dilaksanakan di SMP

Negeri 5 Salatiga, 2) Subyek penelitian terbatas yaitu

11 guru mata pelajaran, 12 orang wali kelas, seorang

kepala sekolah dan seorang wakil kepala

sekolah/koordinator urusan kurikulum. Produk akhir

dari penelitian ini adalah sebuah program aplikasi

pengolahan nilai yang nantinya dapat digunakan oleh

SMP Negeri 5 Salatiga pada khususnya dan SMP

lainnya pada umumnya. Keterbatasan produk ini

adalah: 1) program aplikasi pengolahan nilai ini hanya

untuk jenjang SMP, 2) program aplikasi ini belum bisa

menjadi satu kesatuan program yang utuh antara

program aplikasi untuk guru mapel dan program

aplikasi untuk wali kelas. Program ini terdiri dari 2

buah program yang terpisah yaitu program aplikasi

yang digunakan oleh guru mapel (program aplikasi

daftar nilai) dan program aplikasi yang digunakan oleh

(22)

Gambar

Tabel 1.1.  Pemahaman Kurikulum 2013
tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2.  Terhadap Penggunaan Teknologi
Tabel 1.3   Terhadap Pentingnya Sebuah

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, perbuatan yang dilakukan pihak yang menyalurkan atau meminjamkan uang dengan bunga (rentenir) tidak dilarang dalam UU Perbankan, sehingga demikian rentenir tidak

Konseling dan tes HIV dalam PPIA komprehensif dilakukan melalui pendekatan Konseling dan Tes atas Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK), yang merupakan komponen penting dalam

• Pada penutupan pasar Rabu (23/01), beberapa komoditas mengalami kenaikan seperti CPO naik menjadi sebesar 2.189 MYR/MT, Brent sebesar 61,54 USD/Barrel, WTI sebesar 53,07

Dalam konteks Indonesia, hukum Indonesia belum sepenuhnya berkesesuaian dengan prinsip-prinsip dan norma-norma instrumen hukum HAM Internasional khususnya

Perbaikan – perbaikan selama proses produksi mengakibatkan proses produksi mengalami penurunan dan membuang banyak waktu tunggu ( waiting time). Sama halnya

– SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis ”Kas Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis akrual,.. – Para Pengguna yang sudah terbiasa

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Secara khusus dalam penanganan perkara tindak pidana perdagangan orang, Jaksa melaksanakan peran yang diatur dalam Pasal 1 ayat 6a Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004