• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Resume Bab 11 docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Resume Bab 11 docx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 11 AUDITING KECURANGAN

SKANDAL AKUNTANSI MENGGOYAHKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT Profesi Akuntansi menghadapi gempuran. Sepanjang Musim panas yang terasa lama, Koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi korporasi. Salah satu perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di Amerika serikat tertangkap basah menggelembungkan laba serta aktiva dengan memanipulasi aturan-aturan akuntansi secara terang-terangan. Ribuan investor dan karyawan menanggung akibatnya. Kongres diminta mengadakan dengar pendapat untuk memeriksa dan memahami kecurangan itu, dan semua orang bertanya, “Dimana para auditor? “ Profesi akuntansi mendapat tekanan politik yang berat dari kalangan legislator yang menghendaki reformasi, dan publisitas negative yang mengelilingi dugaan kegagalan audit memberi semua akuntan public citra yang sangat tidak menguntungkan.

Kejadian adalah pada tahun 1938. Skandal akuntansi korporasi tersebut adalah Mckesson Robbins, dan dapat dikatakan bahwa skandal ini menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap cara pelaksanaan audit ketimbang semua skandal sesudahnya, termasuk Enron dan Worldcom.

Pada tahun 1924, Philip Musica, yang tidak lulus sekolah menengah atas dan pernah dinyatakan bersalah melakukan penipuan dan dihukum penjara, menyebut dirinya sendiri sebagai F Donald Coster dan menganugerahi dirinya sendiri gelar dokter.

Kecurangan klasik di Mckesson-Robbins mengilustrasikan bahwa kecurangan Laporan Keuangan bukanlah hal yang baru. Sebagai buntut dari skandal itu, profesi auditing menanggapi dengan menetapkan standar-standar tersebut mengharuskan dilakukannnya konfirmasi piutang dan konfirmasi piutang dan observasi atau persediaan fisik, yang sekarang merupakan prosedur stadar, ditambah pedoman mengenai tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan.

JENIS-JENIS KECURANGAN

(2)

Pelaporan Keuangan yang Curang

Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu. Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.

Meskipun kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya melebihsajikan laba, perusahaan juga mungkin sengaja merendahsajikan laba ketika laba itu tinggi untuk membentuk cadangan laba atau “cookie jar reserve”. Praktik semacam ini disebut income smoothing ( perataan laba) dan earnings manajement (pengaturan laba). Pengaturan laba (earnings manajement) menyangkut tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba. Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara periodeperiode untuk mengurangi fluktuasi laba. Salah satu teknik untuk meratakan laba adalah dengan mengurangi nilai persediaan dan aktiva lain perusahaan yang diperoleh pada saat akuisisi, yang menghasilkan laba yang lebih tinggi ketika aktiva tersebut nanti dijual.

Penyalahgunaan Aktiva

Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan sering kali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu.

Menurut perkiraan Association of Certified Fraud Examiners, perusahaan rata-rata kehilangan enam persen pendapatannya akibat kecurangan. Penyalahgunaan aktiva biasanya dilakukan pada tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun, dalam beberapa kasus yang heboh, manajemen puncak terlibat dalam pencurian aktiva perusahaan.

KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN

Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Ketiga kondisi ini disebut sebagai segitiga kecurangan (fraud triangle).

1. Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.

(3)

3. Sikap/Rasionalisasi. Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur.

Faktor Risiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang

Salah satu pertimbangan penting yang dilakukan auditor dalam mengungkap kecurangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko kecurangan. Dalam segitiga kecurangan, pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva terbagi tiga kondisi yang sama, tetapi faktor-faktor risikonya berbeda.

Segitiga Kecurangan

Insentif/Tekanan. Insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Perusahaan juga mungkin memanipulasi laba untuk memenuhi prakiraan atau tolak ukur para analis seperti laba tahun sebelumnya. Dalam beberapa kasus, manajemen akan memanipulasi laba hanya demi menjaga reputasi mereka.

Kesempatan. Meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja menjadi sasaran manipulasi, risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan pertimbangan dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar. Perputaran personil akuntansi atau kelemahan lain dalam proses akuntansi dapat menciptakan kesempatan terjadinya salah saji.

Insentif /Tekanan

(4)

Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan faktor risiko yang sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan keuangan yang curang. Karakter manajemen atau serangkaian nilai-nilai etis juga mungkin mempermudah analis merasionalisasi tindakan yang curang.

MENILAI RISIKO KECURANGAN

SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. Auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan serangkaian informasi yang luas, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan , untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan.

Skeptisime Profesional

SAS 1 menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisisme profesional (profesional skepticisme), auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran absolut.” Sebagian besar auditor tidak akan pernah menemui kecurangan yang material selama karirnya.

Pikiran yang Selalu Mempertanyakan SAS 99 menekankan agar mempertimbangkan kerentanan klien terhadap kecurangan, tanpa mempedulikan bagaimana keyakinan auditor tentang kemungkinan kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen

Evaluasi Kritis atas Bukti Audit Ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat kecurangan, auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti tambahan sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor juga harus berhati-hati jangan sampai merasionalisasikan atau mengasumsikan salah saji itu adalah kejadian yang berdiri sendiri.

Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan

Komunikasi di antara Tim Audit SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi untuk berbagai wawasan di antara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk “curah pendapat” menyangkut hal-hal berikut :

(5)

2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang curang.

3. Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva entitas.

4. Bagaimana auditor menanggapi kerentanan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan.

Pengajuan Pertanyaan kepada Manajemen SAS 99 mengharuskan auditor untuk mengajukan pertanyaan spesifik tentang kecurangan dalam setiap audit. Auditor harus menanyakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau mencurigai adanya kecurangan dalam perusahaan. Auditor juga harus menanyakan tentang proses yang ditempuh manajemen dalam menilai risiko kecurangan, sifat risiko kecurangan yang diidentifikasikan oleh manajemen, setiap pengendalian internal yang diimplementasikan untuk mengatasi risiko itu, serta setiap informasi tentang risiko kecurangan dan pengendalian terkait yang telah dilaporkan oleh manajemen kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, seperti komite audit.

SAS 99 mengharuskan auditor menanyakan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai pandangan terhadap risiko kecurangan, dan apakah mereka mengetahui kecurangan atau mencurigai adanya kecurangan.

SAS 99 juga mengharuskan auditor mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak lain dalam entitas yang tugasnya berada di luar garis tanggung jawab pelaporan keuangan yang normal.

Faktor-faktor Risiko SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang digunakan untuk membenarkan tindakan yang curang.

Prosedur Analitis Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap perencanaan dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau peristiwa tidak biasa yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan.

(6)

Informasi Lain. Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang diperoleh dalam setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan. Kebanyakan prosedur penilaian risioko yang dilakukan auditor untuk menilai risiko salah saji yang material selama tahap perencanaan dapat mengindikasikan risiko kecurangan yang lebih tinggi.

Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan

 Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material

 Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informais yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material

 Risiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta uraian tentang respons auditor terhadap risiko tersebut

 Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko yang signifikan atas pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material

 Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen

 Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan prosedur auditing tambahan atu respon lainnya, serta tindakan yang diambil oleh auditor

 Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite audit, atau pihak lainnya

MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN

Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam upaya memerangi kecurangan, AICPA, bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan: Pedoman untuk Membantu Mencegah, Menghalangi, dan Mendeteksi Kecurangan. Pedoma ini mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan:

1. Budaya jujur dan etika yang tinggi

2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan 3. Pengawasan oleh komite audit

(7)

Menetapkan Tone at the Top. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab utnuk menetapkan “Tone at the Top” terhadap perilaku etis dalam perusahaan. Tone at the Top yang dilandasi kejujuran dan integritas akan menjadi dasar bagi perilaku yang lebih terinci, yang dapat dikembangkan untuk memberikan pedoman yang lebih khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif. Dari riset yang dilakukan terlihat bahwa pelanggaran lebih jarang terjadi bila karyawan mempunyai perasaan positif tentang atasan mereka ketimbang bila mereka merasa diperalat, diancam, atau diabaikan. Tempat kerja yang positif dapat mendongkrak semangat karyawan, yang dapat mengurangi kemungkinan karyawan melakukan kecurangan terhadap perusahaan.

Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat. Agar berhasil mencegah kecurangan, perusahana yang dikelola dengan baik mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan mempromosikan orang-orang yang tingkat kejujurannya rendah, terutama yang akan menduduki jabatan yanng bertanggung jawab atau penting. Kebijakan ini mencakup pengecekan latar belakang orang-orang yang dipertimbangkan akan dipekerjakan atau dipromosikan menduduki jabatan yang bertanggung jawab atau penting.

Pelatihan. Semua pegawai harus dialtih tentang ekspektasi perusahaan menyangkut perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberitahu tentang tugasnya untuk menyampaikan kecurangan aktual atau yang dicurigai serta cara yang tepat untuk menyampaikannya.

Konfirmasi. Konfirmasi akan membantu mengokohkan kebijakan kode perilaku dan juga membantu menghalangi pegawai melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya.

Disiplin. Pegawai harus mengetahui bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban jika tidak mengikuti kode perilaku perusahaan. Penekanan pada pelanggaran kode perilaku, tanpa memeperhatikan tingkat pegawai yang melakukan perbuatan itu.

(8)

Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Kecurangan. Pengawasan yang efektif atas kecurangan dimulai dengan pengakuan manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi, dan hampir semua pegawai sanggup melakukan perbuatan tidak jujur bila situasinya memnungkinkan.

Mengurangi Risiko Kecurangan. Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan mengimplemntasikan program serta pengendalian untuk mengurangi risiko kecurangan, dan dapat mengubah aktivitas serta proses bisnis yang rentan terhadap kecurangan utnuk mengurangi insentif dan kesempatan untuk melakukan kecurangan.

Memantau Program dan Pengendalian Pencegahan Kecurangan. Untuk bidang-bidang risiko kecurangannya tinggi, manajemen harus mengevaluasi secara periodik apakah program dan pengendalian antikecurangan yang tepat telah diimplementasikan serta berjalan efektif.

Pengawasan oleh Komite Audit

Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi. Pengawasan oleh komite audit juga berfungsi sebagai penghalang dilakukannya kecurangan oleh manajemen senior. Pengawasan mencakup:

 Pelaporan langsung temuan-temuan penting oleh audit internal kepada komite audit  Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistle-blowing

 Laporan lain tentnag tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang dicurigai

MERESPONS RISIKO KECURANGAN

Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi:

1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan

2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko kecurangan 3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian pengendalian

oleh manajemen

(9)

mendatangi lokasi persediaan atau menguji akun-akun yang belum diuji dalam periode sebelumnya. Auditor juga harus memperhitungkan pengujian yang berhubungna dengan penyalahgunaan aktiva, meskipun jumlahnya tidak material.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit untuk Menangani Risiko Kecurangan. Prosedur audit yang tepat yang digunakan utnuk menangani risiko kecurangan tertentu tergantung pada akun yang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang diidentifikasi. Auditor juga harus mempertimbangkan prinsip akuntansi yang dipilih manajemen. Perhatian yang cermat harus ditujukan pada prinsip-prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuran yang subjektif atau transaksi yang kompleks.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur untuk Menangani Pengabaian Pengendalian oleh Manajemen

 Memeriksa ayat jurnal dan penyesuaian lainnya untuk mencari bukti salah saji yang mungkin akibat kecurangan

Kecurangan sering kali timbul dari penyesuaian jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, meskipun pengendalian internal yang ada berjalan efektif selama proses pencatatan selebihnya. SAS 99 mengharuskan pengujian atas ayat jurnal dan penyesuaian laporan keungan lainnya. Luas pengujian ini dipengaruhi oelh efektivitas pengendalian dan hasil dari pengujuan pertanyaan tersebut.

 Mereview estimasi akuntansi untuk mengetahui adanya bias

SAS 99 mengharuskan auditor untuk memperhitungkan potensi bias manajemen ketika mereview estimasi tahun berjalan. Auditor juga diharuskan melihat estimasi tahun sebelumnya yang signifikan guna mengidentifikasi setiap perubahan proses perusahaan atau pertimbangan dan asumsi manajemen yang mungkin mengindikasi potensi bias.  Mengevaluasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak biasa yang signifikan.

SAS 99 lebih berfokus pada pemahaman yang melandasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak biasa yang signifikan, yang mungkin berada di luar lini bisnis normal ketimbang yang disyaratkan pda tahun-tahun sebelumnya.

Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko. Penialian risiko salah saji yang material akibat kecurangan harus terus dilakukan auditor sepanjang audit dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan audit:

(10)

 Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara auditor dan manajeme

 Hasil dari prosedur substantif atau prosedur analitis pada tahap review akhir yang mengindikasikan risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui

 Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas pertanyaan yang diajukan selama audit atau yang menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya

BIDANG-BIDANG RISIKO KECURANGAN YANG SPESIFIK Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang atas Pendapatan

SAS 99 yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board secara khusus mengharuskan auditor mengidentifikasi pengakuan pendapatan sebagai risiko kecurangan dalam kebanyakan audit. Alasan utama yang membuat pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah bahwa pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga satu salah saji yang hanya merupakan persentase yang kecil dari pendapatan masih bisa berdampak besar terhadap laba. Alasan lainnya mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah sulitnya menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam banyak situasi. Tiga jenis utama manipulasi pendapatan adalah:

1. Pendapatan fiktif

2. Pengakuan pendapatan prematur

3. Manipulasi atas penyesuaian pendapatan

Pendapatan Fiktif. Bentuk kecurangan pendapatan yang paling mncolok melibatkan penciptaan pendapatan-pendapatan fiktif. Pelaku kecurangan sering kali bersedia bersusah payah mendukung pendapatan fiktif.

Pengakuan Pendapatan Prematur yaitu pengakuan pendapatan sebelum persyaratan GAAP untuk mencatat pendapatan dipenuhi, harus dibedakan dari kekeliruan pisah batas, di mana transaksi tanpa sengaja dicatat dalam periode yang salah dalam bentuk pengakuan pendapatan dipercepat yang paling sederhana, penjualan yang seharusnya dicatat dalam periode berikutnya dicatat sebagai penjualan periode berjalan.

(11)

dapat meningkatkan laba yang dilaporkan. Dalam hal ini, kenaikan aktiva diakui melalui perhitungan fisik persediaan, tetapi penurunan dlam saldo piutang usaha yang terkait tidak dicatat

Tanda-tanda Peringatan Kecurangan Pendapatan Ada banyak tanda peringatan atau gejala yang mengindikasikan kecurangan pendapatan. Dua diantaranya yang paling bermanfaat adalah prosedur analitis dan perbedaan documenter.

Prosedur Analitis Sering kali mengisyaratkan adanya kecurangan pendapatan, terutama persentase margin kotor dan perputaran piutang usaha.pendapatan fiktif akan melebih sajikan presentase marjin kotor, dan pengakuan pendapatan premature juga melebih sajiakan marjin kotor jika harga pokok penjualan yang terkait tidak diakaui. Dalam beberapa kecurangan, manajemen menciptakan pendapatan fiktif agar hasil prosedur analitis, seperti marjin kotor, sama dengan tahun sebelumnya.dalam kecurangan seperti ini, prosedur analitis biasanya tidak membantu untuk mengisyaratkan adanya kecurangan.

Perbedaan Dokumenter Meski para pelaku kecurangan sudah berusaha sebisanya, transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumenter pada tingkat yang sama seperti dalam transaksi yang sah.Auditor harus mewaspadai ciri-ciri dan pelaporan yang tidak biasa dalam dokumen, dan mereka harus menggunakan dokumen yang asli, bukan yang salinan. Karena para pelaku kecurangan, bahkan satu transaksi saja yang tidak biasa dalam sampel auditor harus dianggap sebagai indicator yang potensial tentang adanya kecurangan yang harus diselidiki.

Penyalahgunaan Penerimaan yang Melibatkan Pendapatan Meskipun penyalahgunaan peneriama kas jarang semetarial pelaporan pendapatan yang curang, kecurangan semacam ini bisa berdampak buruk terhadap organisasi karena aktiva langsung hilang. Penyalahgunaan Penerimaan yang Melibatkan Pendapatan Meski penyalahgunaan penerimaan kas jarang terjadi pelaporan pendapatan yang curang, kecurangannya semacam ini bisa berdampak buruk terhadap organisasi karena aktiva langsung hilang.

(12)

dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa semua penjualan sudah dicatat.

Pencurian Penerimaan Kas Setelah Penjualan Dicatat Untuk menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus mengurangi rekening pelanggan dengan salah satu dari tiga cara :

1. Mencatat suatu retur penjualan atau pengurangan harga 2. Menghapus rekening pelanggan

3. Mencatat pembayaran dari pelanggan lain dalam rekening pelanggan itu, yang disebut juga sebagai lapping.

Tanda-tanda Peringatan atas Penyalahgunaan Pendapatan dan Penerimaan Kas Pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang nilainya relative keecil dapat dicegah dan dideteksi dan penerimaan kas terkait yang nilainya relative kecil dapat dicegah dan dideteksi dengan baik oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimalkan kesempatan melakukan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih besar, prosedur analitis dan perbandingan lainnya mungkin bisa membantu.

Risiko Kecurangan Persediaan

Persediaan sering kali merupakan akun terbesar dalam neraca dan auditor sering merasa sullit memverifikasi eksistensi dan penilaian persediaan. Akibatnya persediaan rentan terhadap manipulasi oleh manajer yang ingin mencapai tujuan pelaporan keuangan tertentu.

Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Persediaan. Walaupun auditor diharuskan memverifikasi eksistensi persedian fisik, pengujian audit tetap dilakukan atas dasar sampel, dan biasanya tidak semua lokasi persediaan diuji.

Tanda-tanda Peringatan Kecurangan. Persediaan Serupa dengan penipuan yang melibatkan piutang usaha, banyak tanda peringatan atau gejala yang berpotensi menunjukan kecurangan persediaan.

(13)

Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha

Kasus pelaporan keuangan yang curang yang melibatkan utang usaha relatif umum ditemui meski lebih jarang bila dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan atau piutang usaha. Kurang saji yang disengaja atas utang usaha biasanya menghasilkan kurang saji pembelian dan HPP serta lebih saji laba bersih.

Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Utang Usaha Perusahaan mungkin melakukan upaya yang disengaja untuk merendasajikan utang usaha dan melebihsajikan laba. Hal ini dapat dicapai dengan tidak mencatat utang usaha sampai periode berikutnya, atau dengan mencatat penurunan fiktif utang usaha.

Penyalahgunaan dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran Kecurangan yang paling umum dalam siklus akuisisi adalah pelaku melakukan pembayaran kepada vendor fiktif dan menyimpan uang itu dalam rekening fiktif. Kecurangan ini dapat dicegah dengan menetapkan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan kepada vendor yang sudah disetujui dan dengan meneliti secara cermat dokumentasi yang mendukung akuisisi itu oleh personil yang berwenang sebelum pembayaran dilakukan.Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan yang lain, hampir semua akun dapat dimanipulasi.

Aktiva Tetap Aktiva Tetap Merupakan akun neraca yang besar sering kali didasarkan pada penilaian yang ditetapkan secara subjektif. Akibatnya aktiva tetap dapat menjadi sasaran manipulasi, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki piutang atau persediaan material.

Beban Penggajian Penggajian jarang menjadi bidang risiko yang signifikan bagi pelaporan keuangan yang curang. Akan tetapi perusahaan mungkin saja melebihsajikan persediaan dan laba bersih dengan mencatat biaya tenaga kerja berlebih dalam persediaan. Kecurangan penggajian yang melibatkan penyalahgunaan aktiva cukup umum terjadi, tetapi niali yang terlibat sering kali tidak material. Dua bidang Kecurangan yang paling umum adalah penciptaan pegawai fiktif dan lebih saji jumlah jam kerja pegawai.

(14)

Selama berlangsungnya audit, auditor terus mengevaluasi apakah bukti yang dikumpulkan serta observasi lain yang dilakukan mengindikasikan adanya salah saji yang material akibat kecurangan.

Jenis-jenis Teknik Pengajuan Pertanyaan Pengajuan pertanyaan dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif. Wawancara juga dapat membantu menidentifikasi masalah-masalah yang tidak tercantum dalam dokumentasi atau konfirmasi.

Pengajuan Pertanyaan Informasional Untuk memperoleh informasi tentang fakta dan detail yang belum dimiliki auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari terwawancara mengenai peristiwa atau proses di masa lalu atau yng sedang berjalan saat ini. Auditor sering kali menggunakan pengajuan pernyataan informal ketika mengumpulkan bukti tindak lanjut mengenai program dan pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji atau kecurigaan kecurangan yang terungkap selama audit.

Pengajuan Pertanyaan Penilaian Untuk menguatkan atau menyangkal informasi sebelumnya.Auditor sering memulai pengajuan pernyataan penilaian dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya umum dan terbuka yang memungkinkan si terwawancara memberikan respons yang terinci, yang nantinya dapat ditindaklanjuti dengan pernyataan yang lebih khusus. Salah satu kegunaan pengajuan pernyataan penilaian yang biasa dilakukan adalah untuk memperkuat jawaban manajemen atas penajuan pernyataan sebelumnya dengan mengajukan pernyataan kepada pegawai lainnya.

Pengajuan Pertanyaan Interogatif Sering digunakan untuk memastikan apakah setiap individu berbohong atau sengaja tidak mengungkapkan pengetahuan penting tentang fakta, peristiwa atau situasi penting, terutama bila auditor curiga si terwawancara sedang mengelabuhi atau menyembunyikan informasi.

Mengevaluasi Respons Atas Pengajuan Pertanyaan Agar pengajuan pertanyaan efektif, auditor harus terampil menyimak dan mengevaluasi respons atau pertanyaan yang diajukan.Biasanya, respons awal pihak yang diwawancarai tidak mengandung informasi yang berguna. Pernyataan tidak lanjut yang efektif sering kali menghasilkan informasi yang lebih baik untuk menilai apakah memang ada kecurangan.

(15)

memperhatikan dengan mempertahankan kontak mata, mengangguk sebagai tanda setuju, atau memperlihatkan tanda-tanda pemahaman lain.

Mengamati Petunjuk Perilaku Auditor yang mahir dalam menggunakan pengajuan pertanyaan akan mengevaluasi petunjuk lisan dan nonlisan ketika mendengarkan pihak yang diwawancarai. Petunjuk-petunjuk lisan dapat mengindikasikan kegugupan, ketidaktahuan atau bahkan kebohongan responden.

Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan Apabila auditor curiga bahwa mungkin ada kecurangan, SAS 99 mengharuskan auditor memperoleh bukti tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material memang sudah terjadi. Auditor sering kali menggunakan pengajuan pertanyaan, seperti dibahas sebelumnya sebagai bagian dari proses pengukuran informasi itu. Auditor seringkali menggunakan perangkat lunak seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah mungkin ada kecurangan. Sebagai contoh, perangkat lunak dapat digunakan untuk mencari transaksi pendapatan fiktif dengan menyelidiki nomor faktur penjualan dengan database catatan pengiriman.

Mengawasi Petunjuk Nonlisan selama Pengajuan Pernyataan Contoh Petunjuk Nonlisan .

 Menunjukkan tanda-tanda mulutnya kering

 Sering menjilat lidah, menelan luda atau berdehem.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

(b) Kesalahan yang berlaku kepada lafaz ayat dan merosakkan makna (c) Kesalahan yang berlaku pada makna ayat dan hukum-hukum tajwid. Berapakah rukun utama

Puji syukur praktikan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan

oleh mahasiswa program kependidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan. jumlah 6

Arah, dalam operasi vektor didefinisikan lebih khusus adalah sudut yang dibentuk terhadap sumbu x positif atau arah timur dengan arah putaran berlawanan

Sumber energi utama berasal dari energi radiasi matahari, yang dipancarkan sesuai hukum radiasi benda hitam (black body) dengan temperatur 6000 0 K dan panjang

Skripsi berjudul “Studi Komparasi Motivasi Belajar Biologi Antara Siswa Kelompok Peminatan Dan Kelompok Lintas Minat Di SMA Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran

Praktik baik yang kami dapatkan dari proyek ini kiranya dapat menjadi kontribusi kecil bagi pengembangan Grand Design Pertanian Perkotaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengukur dan mengevaluasi kinerja sistem pengenalan suara otomatis berdasarkan hasil pengujian tersebut, sehingga dapat diperoleh himpunan alofon yang paling tepat untuk