• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi manusia dan pendidikan ipi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Psikologi manusia dan pendidikan ipi "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah mahkluk sempurna yang diciptakan Allah dalam bentuk rupa yang lebih baik dari mahkluk ciptaan Allah yang lainnya. Tidak hanya bentuk fisik manusia yang diberi kelebihan tetapi juga diberikan akal yang menjadikan manusia itu istimewa. Dengan adanya akal inilah manusia menginginkan sebuah perubahan pada dirinya, salah satunya yaitu dengan proses pendidikan atau belajar. Proses pendidikan inilah yang menjadi sorotan penting karena pola pendidikan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.

Pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, tidak akan mungkin dapat dilepaskan dari psikologi. Karena dalam pendidikan berhubungan erat dengan manusia. Jika kita membicarakan tentang manusia, maka akan banyak ilmu pengetahuan yang muncul berkaitan dengan eksistensi manusi. Dalam dunia pendidikan ilmu psikologi sangat penting dimiliki oleh seorang guru, hal ini karena banyaknya karakter pada anak didik sehingga untuk mencari jalan keluarnya dengan mempelajari karakter anak didik tersebut maka diperlukanlah ilmu psikologi agar dalam materi pelajaran dapat disampaikan dengan baik kepada anak didik.

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. MANUSIA DALAM PSIKOLOGI BARAT

Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Sampai dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis, Behavioristik, Humasnistik, Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.

1) Psikoanalisis (SIGMUND FRUED 1856-1939)

Ketika aliran-aliran penting dalam psikologi sedang berkembang dengan pesatnya mengadakan penelitian-penelitian psikologis secara eksperimental, disaat itu pula muncul pandangan psikologiyang dikembangkan melalui dasar-dasar tinjauan klinis-psikiatris oleh aliran psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Frued, seorang yang berkebangsaan Jerman keturunan Yahudi yang dilahirkan pada tanggal 6 Mai 1856 di Moravia dan meninggal pada 23 september 1939 di London.

Dasar pendapat dan pandangan Frued berangkat dari keyakinan bahwa pengalaman mental manusia tidak ubahnya seperti gunung es yang terapung di samudra yang hanya sebagian terkecil yang tampak, sedankan sembilan persepuluhnya dari padanya yang tidak tampak, itulah yang merupakan bagian /lapangan ketidak sadaran mental manusia berupa pikiran kompleks,perasan dan keinginan-keinginan bawah sadar yang tidak dialami secara langsung tetapi ia terus mempengarui tingkah laku manusia.

(3)

pengalaman-pengalaman mental dalam kesadaran sekarang. Ketidaksadaran yang merupakan bagian terbesar dari pikiran adalah gudang dari insting-insting dasar, seperti seks dan agresi (Semiun, 2006).

Surya (2004) mengatakan bahwa Psikoanalisa lebih mengutamakan hal-hal yang berada di bawah kesadaran individu dan menganggap bahwa perilaku individu dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Suryabrata (1998) menyebutkan bahwa menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga aspek yaitu :

a). Id (das-es), aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya (The true psychic reality). Pedoman dalam berfungsinya das Es menurut Freud adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan, pedoman ini disebut “prinsip kenikmatan”. Untuk menghilangkan ketidakenakan itu das Es mempunyai dua cara (alat proses), yaitu :

i. Refleks dan reaksi-reaksi otomsatis, seperti misalnya bersin, berkedip dan sebagainya.

ii. Proses primer (primair vorgang), seperti misalnya orang lapar membayangkan makanan.

b). Ego (das-ich), aspek ini adalah aspek psikologis dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitat). Di dalam berfungsinya das Ich berpegang pada “prinsip kenyataan”. Harus selalu di ingat, bahwa das Ich adalah derivat dari das Es dan bukan untuk merintanginya, peran utamanya ialah menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan organisme.

(4)

i. Merintangi ilmpuls-impuls das Es, terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat. ii. Mendorong das Ich untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis

daripada realistis. iii. Mengejar kesempurnaan

Kemudian Frued memfokuskan diri bahwa Id terbesar yang dimiliki manusia dan sangat menentukan kepribadian manusia itu sendiri adalah dorongan seks. Frued yakin setiap orang sudah memiliki naluri seks sejak ia dilahirkan. Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.

Menurut Freud (dalam Djaali, 2006) menekankan bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah libido seksualitas. Pembentukan pribadi seseorang terjaid dari lahir sampai usia 20 tahun. Freud mengemukakan adanya enam tahap perkembangan fisiologis manusia, yaitu sebagai berikut :

a) tahap oral: 0-1 tahun,

Dalam tahap ini,mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang dinamis pada manusia.

b) tahap anal: 1-3 tahun,

Dalam tahap ini, dorongan dan aktivitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.

c) tahap palus: 3-6 tahun,

Dalam tahap ini alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting dalam pendorong aktivitas.

d) tahap laten: 6-12 tahun,

Dalam tahap ini, dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.

(5)

Dalam tahap ini, dorongan aktif kembali, kelenjar endokrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan ke arah kematangan.

f) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja. Dalam tahap ini,pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.

2) Behaviorisme (JHON BROADE 1878-1958)

Behaviorisme adalah aliran yang terdapat di Amerika Serikat. Aliran ini di temukan oleh Jhon Broade Watson 1878-1958, ia menentang pandangan yang berlaku saat itu bahwa dalam eksperimen-eksperimen psikologi diperlukan instropeksi. Introspeksi yang berarti mengamati perasaan sendiri, digunakan dalam eksperimen-eksperimen di laboraturium Wundt untuk mengetahui ada atau tidak adanyaperasaan-perasaan tertentu dalam diri orang yang diperiksa. Bagi aliran ini manusia dipandang sebagai hasil dari jumlah kondisi-kondisi yang mempengaruhinya. Bagi Watson psikologi harus menjadi ilmu yang objektif.

Dan bagi aliran ini manusia di pandang sebagai hasil dari jumlah kondisi-kondisi yang mempengaruhinya,behavorisme memandang manusia dari segi yang nampak (badaniah), tidak memandang manusia dari segi rohaniah. Di samping itu kaum behaviorisme memiliki semboyan the trust is in the making, kebenaran adalah apa yang dapat di praktekan dengan tepat dan menguntungkan, dan tidak ada pula dalam praktek yang tidak memberi hasil. Pandangan behaviorisme ini banyak mempengaruhi psikologi modern, salah satunya adalah “B.F.SKINNER” yang berpendapat bahwa “lingkungan merupakan kunci penyebab terjadinya tingkah laku”. Tingkah laku biasanya timbul atau terjadi dan dikendalikan oleh sebab dan akibat lingkungan.

Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :

(6)

anjing lama kelamaan akan menimbulkan air liur pada anjing itu sekalipun tidak diberikan makanan. Hal ini terjadi karena adanya asosiasi antara kedua rangsang tersebut.

b). Law of Effect Perilaku yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.

c). Operant Conditioning Suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguat negatif). Di lain pihak suatu pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku tersebut mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau mangakibatkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).

d). Modelling Munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan penaladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi (model). Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan proses belajar yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru.

3) Humanistik (ABRAHAM MASLOW)

Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) (Kuntjojo, 2009). Tokoh lain pada aliran ini yang terkenal diantaranya adalah Carl Rogers dan aliran ini dikembangkan sebagi bantahan atas kekurangan yang mereka lihat pada pendapat aliran Behaviorisme dan Psikoanalisis.

(7)

maka manusia bisa mengatur dirinya sendiri dan tidak perlu diatur oleh sesuatu diluar dirinya, bahkan Tuhan pun tidak perlu mengatur (Purwanto, 2007).

Bagi aliran ini manusia pada dasarnya baik dan memiliki kebebasan (free will) untuk menentukan dirinya. Humanisme menolak gagasan Frued yang menyatakan bahwa kepribadian itu diatur oleh kekuatan bawah sadar manusia dan menolak ide pendapat behavioris bahwa kita dikuasai/dikendalikan oleh lingkungan pada dasarnya Humanisme juga mengakui bahwa pengalaman masa lalu itu mempengaruhi kepribadian, tetapi harus diakui pentingnya kedudukan. Salah satu teori Abraham Maslow yang terkenal dan banyak diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan adalah teori “Hierarki kebutuhan manusia”.

Tirtahardja dan Sulo (2005) mengemukakan kategorisasi kebutuhan-kebutuhan menjadi enam kelompok, mulai dari yang paling sederhana dan mendasar meliputi :

a). Kebutuhan fisiologis : kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan, istirahat, dan sebagainya).

b). Kebutuhan rasa aman : kebutuhan untuk secara terus-menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan.

c). Kebutuhan akan cinta dan pengakuan : kebutuhan berkaitan dengan kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain.

d). Kebutuhan harga diri : kebutuhan berkaitan dengan perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik.

e). Kebutuhan untuk aktualisasi diri : kebutuhan untuk melakukan sesuatu dan mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyatakan pendapat, perasaan dan sebagainya).

f). Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami : kebutuhan yang berkaitan dengan penguasaan IPTEK.

(8)

Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

4) Transpersonal

Deswita (2009) menjelaskan bahwa psikologi transpersonal sebenarnya merupakan kelanjutan atau lebih tepatnya pengembangan dari psikologi humanistik. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I Shapiro dan Denise H. Lajoie (1992) menggambarkan psikologi tranpersonal sebagai berikut : “Transpersonal Psychology is concerned with the study of humanities, highest potential, and with there cognation , Understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent states of consciousness” psikologi Transpersonal memiliki fokus pada kajian tentang harkat kemanusiaan, berusaha memahami potensi luhur kemanusiaan yang berhubungan dengan fenomena/gejala tentang kesaatuan spiritual sebagai sebuah bentuk kesadaran terpanting dari derajat kemanusiaan. Definisi ini mengarahkan untuk menarik kesimpulan bahwa fokus psikologi transpersonal memaandang manusia dari dua segi, yaitu: Potensi-potensi luhur (the highest potential) dan Fenomena kesadaran (state of consciousness)

(9)

transpersonal lebih tertarik untuk meneliti pengalaman subjektif-transendental serta pengalaman luar biasa dari dimensi spiritual manusia.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003) mengemukakan bahwa dalam perkembangan manusia ada beberapa aliran atau pendapat yaitu :

a). Aliran konvergensi, bahwa perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh faktor dasar dan ajar. Aliran ini dipelopori oleh W. Stern.

b). Aliran nativisme, yaitu bahwa yang membentuk pribadi manusia itu berbentuk atau berasal dari faktor-faktor dari dalam. Aliran ini dipelopori oleh Yean Yaques Rousseau.

c). Aliran empirisme, yaitu pribadi manusia itu ditentukan oleh faktor luar. Teorinya disebut tabularasa. Pandangan ini dipelopori oleh John Locke.

B. MANUSIA DALAM PSIKOLOGI ISLAM

Manusia dalam perspektif psikologi Islam berbeda dengan konsep manusia menurut Freud. Penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan substansi manusia, sebab dengan pembahasan substansi tersebut dapat diketahui hakikat dan dinamika prosesnya. Pada umumnya para ahli membagi subtansi manusia atas jasad dan ruh, tanpa memasukkan nafsu. Masing-masing aspek yang berlawanan ini pada prinsipnya saling membutuhkan, jasad tanpa ruh merupakan substansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi, karena saling membutuhkan maka diperlukan perantara yang dapat menampung kedua naluri yang berlawanan, yang dalam terminologi psikologi Islam disebut dengan nafsu. Pembagian substansi tersebut seiring dengan pendapat Khair al-Din al-Zarkaly yang di rujuk dari konsep Ikhwan al-Shafa. 1) Substansi jasmani Jasad adalah substansi manusia yang terdiri atas struktur

(10)

2) Substansi rohani Ruh merupakan substansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism latief), ada yang substansi sederhana (jaubar basiib), dan ada juga substansi ruhani (jaubar ruhani). Ruh yang menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi makhluk lain. Ruh adalah substansi yang memiliki natur tersendiri. Menurut Ibnu Sina, ruh adalah kesempurnaan awal jisim alami manusia yang tinggi yang memiliki kehidupan dengan daya. Sedang bagi al-Farabi, ruh berasal dari alam perintah (amar) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad. Dengan roh ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri, dan mengenal Tuhannya serta menyadari keberadaan orang lain (kepribadiam, ber-ketuhanan dan berperikemanusiaan), serta bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya

Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengmbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri.

C. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan upaya dalam mempengaruhi individu agar berkembang menjadi manusia yang sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam pendidikan, terjadi proses pengembangan potensi manusiawi dan proses pewarisan kebudayaan (Surya, 2004).

Pendidikan menurut John Dewey, Pendidikan adalah suatu

(11)

Pendidikan menurut Edgar Dalle, menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

Driyarkara dalam Suwarno (2008) berpendapat bahwa inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda ke taraf insani. Langgulung (1995) menyatakan bahwa Pendidikan bukan hanya berarti pewarisan nilai-nilai budaya berupa kecerdasan dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda, tetapi juga berarti pengembangan potensi-potensi individu untuk kegunaan individu itu sendiri dan selanjutnya untuk kebahagiaan masyarakat.

Dari defenisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik serta mempersiapkan diri peserta didik untuk dapat terus mengembangkan potensi-potensi yang mereka miliki.

D. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

(12)

Witherington dalam bukunya Educational Psychology terjemahan M. Buchori (1978) memberikan defenisi psikologi pendidikan sebagai A Systematic study of the process and factors involved in the educational of human being is called educational psychology, yakni bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia (Syah, 2010)

Psikologi pendidikan ialah cabang ilmu psikologi yang secara khusus mengkaji berbagai perilaku individu dalam kaitan dengan situasi pendidikan, tujuan psikologi pendidikan ialah menemukan berbagai fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan yang efektif (Surya, 2004).

Psikologi pendidikan sebagai bagian integral dari disiplin ilmu psikologi berupaya menggunakan konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan (Hadis, 2008).

Menurut Arthur S. Reber (dalam Syah, 2010) berpandangan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna seperti dalam hal-hal penerapan prinsip-prinsip belajar didalam kelas, pengembangan dan pembaharuan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif serta penyelenggaraan pendidikan keguruan.

Reber menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:

1. Penerapan prinsip belajar dalam kelas.

2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum.

(13)

4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.

5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

Jadi meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak kalangan atau para ahli psikologi (termasuk psikologi pendidikan itu sendiri) sebagai subdisiplin psikologi yang bersifat terapan atau praktis, bukan teoritis, cabang psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori dan metode sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap sebagai subdisiplin, tetapi disiplin (cabang ilmu) yang berdiri sendiri.

Beberapa defenisi yang telah di ungkapkan oleh banyak pakar mengenai psikologi pendidikan memberikan gambaran jelas bahwa psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu dari psikologi yang fokus kajiannya adalah mempelajari perilaku individu terkait dengan dunia pendidikan. Peserta didik merupakan individu yang unik, karena antara satu dan yang lainnya memiliki ciri khas tersendiri, dengan demikian tentu dalam hal pengajaran pun tidak bisa disamaratakan begitu saja, untuk mengetahui karakter tiap peserta didik memang bukan lah hal yang mudah, meskipun demikian diharapkan dengan adanya pengetahuan guru tentang psikologi pendidikan dapat menentukan pola pendidikan dan pengajaran yang sesuai bagi tiap peserta didik.

E. KONTRIBUSI PSIKOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN

(14)

Dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari proses belajar-mengajar, dimana tugas utama seorang guru sebagai pendidik adalah memberikan pengetahuan kepada seluruh peserta didiknya. Proses mentransfer pengetahuan ini tentu saja tidak bisa seperti mentransfer uang dari satu rekening ke rekening yang lain, di dalam mentransfer pengetahuannya guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam membaca tiap karakter siswanya, hal ini adalah sebagai suatu cara agar guru tahu bagaimana memberikan perlakuan kepada masing-masing siswa.

Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangat besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang didalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantarnya peseta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua peseta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memeahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukan perilakunya secara efektif.

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peseta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

(15)

mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang murid untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.

Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi paedagogik. Muhibbin syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”.

Abimanyu dalam Hadis (2008) juga mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan dan pengajaran ialah bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan di dalam situasi proses belajar mengajar.

Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :

a) Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan

b) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.

c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

d) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.

e) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.

f) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.

(16)

h) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

i) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.

j) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.

k) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.

l) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 1. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sampai dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis, Behavioristik, Humasnistik, Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.

2. Manusia dalam persfektif psikologi islam dibagi menjadi dua substansi yaitu jasmaniah dan rohaniah.

(17)

4. Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu dari psikologi yang fokus kajiannya adalah mempelajari perilaku individu terkait dengan dunia pendidikan. Peserta didik merupakan individu yang unik, karena antara satu dan yang lainnya memiliki ciri khas tersendiri, dengan demikian tentu dalam hal pengajaran pun tidak bisa disamaratakan begitu saja, untuk mengetahui karakter tiap peserta didik memang bukan lah hal yang mudah, meskipun demikian diharapkan dengan adanya pengetahuan guru tentang psikologi pendidikan dapat menentukan pola pendidikan dan pengajaran yang sesuai bagi tiap peserta didik.

5. Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi.

B. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, masyarakat dengan ketaqwaan beragama yang tinggi akan semakin kuat dalam membentengi dirinya dari dekadensi moral yang seringkali merusak nilai-nilai yang

Justifikasi : Rencana kegiatan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air PT KJP tertuang dalam Dokumen Rencana Kelola Lingkungan (RKL) PT Karya Jaya Parakawan Tahun 2001. Beberapa

Keuntungan utama dari penerapan pelat sandwich dibandingkan dengan menggunakan pelat baja konvensional adalah sebagai berikut: (1) mengurangi kebutuhan penegar,

Dari 15 ekor sampel darah domba, semua DNA dapat diisolalsi dan kemurnian DNA yang dihasilkan berkisar antara 1,75 - 2,00 yang berarti sebagian besar sudah sesuai dengan

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelas dengan penerapan metode GI dan kelas dengan penerapan metode TGT terhadap hasil belajar

Suatu tempat jang sangat berlainan dengan Jerusalem sekarang ini jang di kaget oleh bom tetapi djuga tempat dimana Jesus akan mati.. Perdjalanan jang di tundjuk oleh Roh itulah

Kunci tersebut akan digunakan untuk menentukan apakah client yang terhubung saat ini adalah client yang benar dan berhak untuk mengirim dan menerima informasi dalam

Analisa Mikroskop Hasil Pengolahan Bahan Galian Pengujian Variasi Volume Putaran Mesin 1 Pemompaan dari Monitor 1 .... Analisa Mikroskop Hasil Pengolahan Bahan Galian Pengujian