• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transparansi dan Aturan Rekrutmen Aparat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Transparansi dan Aturan Rekrutmen Aparat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Transparansi dan Aturan Rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) Melalui Lelang Jabatan Terbuka

Awwal Nur Waqil Hawasal

Ilmu Pemerintahan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Istilah lelang jabatan dapat dikatakan masih baru dari kalangan pemerintahan.

Istilah lelang biasanya digunakan dalam proses pengadaan barang maupun jasa

pemerintahan tidak dalam penggunaan pengisian jabatan. Sehingga mengherankan jika

masyarakat maupun di kalangan pemerintah itu sendiri masih asing dengan istilah lelang

jabatan. Lelang jabatan secara sederhana bias dimaknai sebagai pengisian jabtan yang

kosong dengan mekanisme seleksi terbuka atau dalam arti keterbukaan bagi aparatur sipil

negara di lingkungan pemerintahan yang akan mengisi jabatan kosong dengan

persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh pejabat berwenang dengan secara adil dan

didasakarkan prinsip – prinsip tertentu.

Metode lelang jabatan dianggap sebgai salah satu langkah solutif bagi pemerintah

dalam menyikapi permasalahan yang ada di dalam birokrasi saat ini. Pasalnya, sebagian

pemerintah dikeluhkan oleh masyarakat karena memiliki kualitas pelayanan yang buruk

ataupun patologi – patologi birokrasi lainnya. Maka dari itu harapan masyarakat dengan

danya lelang jabatan atau seleksi terbuka ini kualitas kinerja pemerintah dapat meningkat

dan dilakukan secara akuntabel karena lelang jabatan menjaring pegawai – pegawai yang

berkualitas untuk menempati posisi- posisi jabatan yang strategis dengan melalui proses – proses dan dinilai obyektif oleh unsur- unsur di setiap seleksi hingga nantinya penempatan posisi jabatan dilakukan secara kompetitif terhadap basic yang dimiliki oleh peserta lolos lelang jabatan.

Meski menuai polemik yang berkepanjangan lelang jabatan ini harus melalui

proses perundang – undangan agar harapannya lelang jabatan ini tidak memunculkan

masalah baru. Untuk itu perlu kita kembali ke Undang-undang sebagai dasar pengaturan

(2)

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural merupakan

salah satu dari manajemen PNS sebagai aparatur negara yang diatur oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan

Pegawai Negeri Sipil Dalam Jahatan Struktural. Inilah peraturan yang berlaku umum di

seluruh nusantara.

Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo kini peran serta fungsi dari Pegawai

Negeri Sipil makin menjadi sorotan sehingga perlu adanya pembenahan mulai dari

rekrutmen serta proses pengangkatan jabatan. Hal ini menjadi sorotan pasalnya

masyarakat mulai mempertanyakan kinerja PNS yang notabenenya adalah pelayan

masyarakat cenderung kurang produktif dan berkesan kurang di manage oleh pemerintah.

Maka dari itu pada tahun 2014 rapat Paripurna DPR RI akhirnya mengesahkan

Rancangan Undang-undang (RUU) Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi Undang –

Undang No. 5 Tahun 2014 dengan PNS akan menjadi suatu profesi dan berubah menjadi

aparatur Sipil Negara dan dengan berubahnya nama PNS menjadi ASN maka semoga saja

bisa membawa dampak perubahan bagi birokrasi di Indonesia.dan bergeser dari pola lama

dilayani menjadi pelayan masyarakat.

Dalam UU tersebut terjadi beberapa perubahan mendasar yg akan berdampak

secara meluas diberbagai wilayah di Indonesia dampak tersebut antara lain jika selama

ini Walikota atau Bupati menjadi Pembina seluruh pegawai negeri yg ada didaerahnya

masing masing, maka dengan undang-undang ASN ini kewenangan bupati dilucuti dan

dipangkas sebagai Pembina pegawai negeri sipil dan kewenangan sebagai Pembina PNS

atau ASN akan beralih kepada Sekertaris Daerah (Sekda) atau Sekertaris Kota (Sekkot).

Akibat perpindahan ini maka segalah hal yg terkait dengan kepegawaian

berpindah kesekda atau sekkot dan sekda atau sekkot merupakan jabatan tertinggi dalam

karir aparatur sipil Negara dan semua aparatur sipil Negara didaerah wajib taat dan patuh

(3)

UU No 5 Tahun 2014

Pegawai Negeri Sipil sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara dalam pengelolaannya

diatur dalam manajemen Aparatur Sipil Negara yaitu Sistem Manajemen Kepegawaian yang

meliputi sistem perencanaan, pengembangan karier, penggajian, dan batas usia pension. ASN

tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, sebab sekarang ada komisi aparatur

sipil negara (KASN).

Undang Undang ASN ini juga mengamanatkan pemerintah untuk melaksanakan

penyesuaian terhadap ketentuan yang telah diatur, seperti masalah penggajian, pensiun

dan jaminan.

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS dilakukan

penyetaraan:

1. Jabatan eselon Ia Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian setara dengan

jabatan Pimpinan Tinggi Utama;

2. Jabatan eselon Ia dan Ib setara dengan jabatan Pimpinan Tinggi Madya;

3. Jabatan eselon II setara dengan jabatan Pimpinan Tinggi Pratama;

4. Jabatan eselon III setara dengan jabatan Administrator;

5. Jabatan eselon IV setara dengan jabatan Pengawas; dan

6. Jabatan eselon V dan Fungsional Umum setara dengan jabatan Pelaksana.

Dari sisi kelembagaan, Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan yang

tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi dan manajemen ASN. Dalam

penyelenggaraan kekuasaannya, Presiden dibantu oleh Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Lembaga Administrasi Negara

(LAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

UU ASN mempunyai misi memindahkan Aparatur Sipil Negara dari zona nyaman

ke zona kompetitif melalui sistem “Merit”. Sistem Merit adalah kebijakan dan

(4)

adil dan wajar, tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal

usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Perencanaan Pengembangan SDM berdasarkan kebutuhan kompetensi dan

jumlah pegawai yang tertuang di dalam human capital development plan; Pola karir, yang

mewajibkan adanya standar kompetensi jabatan dan job person match, penilaian prilaku

dan kinerja serta rekam jejak pegawai dan dilakukan seleksi dan promosi secara adil,

pelaksanaan sistem rewards and punishment, serta standar integritas dan perilaku.

Proses lelang jabatan atau lebih tepat disebut promosi jabatan sebetulnya memiliki

dasar hukum yang sangat kuat. Dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sudah diatur mengenai wewenang kepala daerah untuk menentukan

struktur Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) dan pengisian jabatannya.

Pada masa berlakunya Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Perubahan Atas Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok

Kepegawaian juga sudah mengatur tentang persyaratan pengisian jabatan bagi Pegawai

Negeri Sipil (PNS). Pada pasal 17 ayat 2 disebutkan bahwa Pengangkatan Pegawai

Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan. berdasarkan prinsip profesionalisme

sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk

jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama,

ras atau golongan.

Di dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN dipertegas pula pasal Pasal

68 (1) PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah. (2)

Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan

persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan

persyaratan yang dimiliki oleh pegawai. (3) Setiap jabatan tertentu sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan

(5)

antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi

Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.

Untuk menjamin terpilihnya orang-orang yang profesional dan kompeten sesuai

dengan standar kompetensi jabatan, misalnya Jokowi/Ahok melakukannya dengan

promosi terbuka. Sebetulnya konsep lelang jabatan tidak jauh berbeda dengan fit and

proper test. Namun demikian, gebrakan ini cukup menyita perhatian publik, bahkan

menjadi topik aktual beberapa media massa bulan terakhir ini. Isu ini semakin menarik

karena banyak orang yang kurang memahami istilah lelang jabatan.

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(Kemenpan RB) telah meluncurkan program Grand Design Reformasi Birokrasi yang

dipertajam dengan rencana aksi 9 (Sembilan) Program Percepatan Reformasi Birokrasi

dan salah satu diantaranya adalah Program Sistem Promosi PNS secara terbuka. Program

ini bertujuan untuk menjamin tersedianya para pejabat struktural yang memiliki

kompetensi jabatan sesuai kompetensi dan persyaratan yang diperlukan oleh jabatan

tersebut. Untuk mencapai hal ini, perlu diadakan promosi jabatan struktural berdasarkan

sistem merit dan terbuka, dengan mempertimbangkan kesinambungan karier PNS yang

bersangkutan.

Untuk melakukan promosi jabatan struktural atau pengisian lowongan jabatan

dilakukan secara terbuka versi Jokowi- Ahok. Proses promosi jabatan dilakukan dengan

tahapan:

Pertama; pengumuman secara terbuka kepada instansi lain dalam bentuk surat

edaran melalui papan pengumuman,dan/atau media cetak, media elektronik (termasuk

media on-line/internet) sesuai dengan anggaran yang tersedia. Setiap pegawai yang telah

memenuhi syarat administratif berupa tingkat kepangkatan dan golongan, diperbolehkan

(6)

Kedua, mekanisme seleksi/ penilaian kompetensi manejerial dan kompetensi

bidang (substansi tugas) Penilaian kompetensi manejerial dilakukan dengan

menggunakan metodologi psikometri, wawancara kompetensi dan analisa kasus dan

presentasi. Sedangkan penilaian kompetensi bidang dilakukan dengan metode tertulis dan

wawancara (Standar kompetensi Bidang disusun dan ditetapkan oleh masing-masing

instansi sesuai kebutuhan jabatan dan dapat dibantu oleh assessor.

Ketiga, Panitia Seleksi mengumumkan hasil dari setiap tahap seleksi secara

terbuka melalui papan pengumuman, dan/atau media cetak, media elektronik (termasuk

media online/internet).

Apa yang dilakukan oleh Jokowi/Ahok sebenarnya teinspirasi dari Kepeloporan

Jembrana dan Samarinda, artinya sebenarnya, sebelum Jokowi/Ahok memprogramkan

lelang jabatan, Bupati Jembrana, Bali Prof. I Gede Winasa dan Walikota Samarinda

Syaharie Ja’ang telah menerapkan promosi jabatan eselon II, III dan IV secara terbuka.

Di Kota Samarinda, seleksi dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota

Samarinda bekerjasama dengan PKP2A III LAN Samarinda yang dilaksanakan pada

tanggal 12-14 Pebruari 2013 yang lalu. Sebanyak 125 pelamar bersaing untuk

mendapatkan satu tempat pada 16 jabatan struktural lowong yang terdiri dari satu jabatan

untuk eselon II, empat jabatan untuk eselon III dan 11 jabatan untuk eselon IV. Dalam

lelang jabatan tersebut , setiap pegawai yang telah memenuhi syarat administratif berupa

tingkat kepangkatan dan golongan, diperbolehkan mendaftarkan diri untuk mengisi

lowongan yang tersedia. Penilaian akan dilakukan oleh tim penyeleksi yang

keputusannya ditentukan oleh Walikota. Sedangkan pelaksanaan fit and prover test

dilakukan tim dari Universitas Udayana Denpasar. Hasil dari fit and prover test akan

(7)

Daftar Pustaka

Dwiyanto Agus Dkk. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta :

GalangPrintika Yogyakarta

Agung Andi Anisa. 2014. Analisis Yuridis Mekanisme Pengisian Jabatan Struktural Secara Terbuka Di Lingkungan Instansi Pemerintahan (Dipublikasikan). UniversitasHasanudin, Makassar. (Diakses Tanggal 28 Juli 2018)

Eva Asnidah Purba. 2013. Apakah Lelang Jabatan Sesuai PEraturan Kepegawaian.

http://ib.ayobai.org/2013/04/lelang-jabatan-peraturan-kepegawaian.html.

(Diakses Tanggal 28 Juli 2018)

Diklat – BKD Sidoarjo. 2016. UU No 5 Tahun 2014 Mengkaji Model Pengisian Jabatan

Berdasarkan Lelang Jabatan.

https.://diklatbkdsidoarjo.wordpress.com/category/uu-no 5-tahun-2014

mengkaji-model-pengisian-jabatan-berdasarkan-lelang-jabatan.

(DiaksesTanggal 28 Juli 2018)

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri

Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran fast food lokal terbaik di Yogyakarta menurut konsumen dari 7 kriteria yang digunakan meliputi aspek pelayanan, dan aspek kenyamanan

Justru, berdasarkan survei yang lebih terbaru dan bahkan lebih besar, lebih dari 40% di antara 910 petugas layanan kesehatan yang diwawancarai berpendapat bahwa rekan kerja mereka

Di Desa Baturijal Hulu Kecamatan Peranap ada juga orangtua yang memiliki pandangan sangat penting terhadap pendidikan, namun tetap juga anaknya putus sekolah

Dengan demikian diharapkan pelaku pergerakan yang berdomisili di Kecamatan Bekasi Timur dapat memberikan informasi dari dua sudut pandang berbeda antara sudut pandang

Hasil yang diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan melakukan 5 simulasi, diperoleh rute terpendek dengan peluang crossover (Pc) = 0,9 dan peluang mutasi (Pm) = 0,05

Abstrak: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Penjamah Dalam Penanganan Makanan Pada Rumah Makan Di Kabupaten Banjar. Pada tahun 2015 terjadi kasus keracunan

Konsumen juga membayar harga yang tinggi untuk jeruk dan pisang, namun harga tidak berfluktuasi dengan tajam, karena komoditi tersebut tidak nyata dipengaruhi oleh

uraian secara rinci tentang permasalahan, Sasaran, arah kebijakan, dan program pembangunan nasional dalam berbagai bidang beserta tujuannya untuk jangka waktu lima