PERATURAN MENTERI
AGAMA
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
36
TAHUN
2OO9TENTANG
RENCANA STRATEGIS DEPARTEh,IEN
AGAMA
TAHUN
2005-
2009DENGAN
RAFIMAT
TUHAN
YANG
MAHA
ESA
MENTERI AGAN,IA REPUBLIK
INDONESIA,
Menimbang
a.Mengingat
1.c.
bahwa
dengan memperhatil<au perkembangan
masalahdan
tantangan
dalam
pembangunan
bidang
agama
ciankeagamaan
dalam
3
tahun
':erakhir
irri,
maka
RencauaStrategis Departemen
Agama
sebagairnana
telah
ditetapkan
berdasarkan Pei'aturan
Menteri
Agama
Nomor
32
Tahun
2-005
tanggal
i3
Desetnber
2005,
perlu
clisempurnakan;
bahn'a
r,rntuk
tn.-'rrj.tn,itt
(rBar
Perellcanatlll
StrateSiisDeparternen
ltgama
'fahun
2005
-
2009 berjalan efektif
dan
efisien,
maka
diperlukan
penvemPul'naan
rencanastrategis Departemen Agama.
bahlva
be rd.rsarkan
pertirrrl:an garn seba ga inr ana
cl-i ma l'.s u dpacla
huruf
a
c'lan
huruf
lr
perlu
ditetapkan
Peraturan
Menteri
Agama
tentang Rencana Strategis
Departemcn
Agarna Tahun
2005 - 2049;Undang-Undang Notnor
17 T'ahun 2003tentang Keuangan
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
lrr<.]onesia'fahun
2003
Nomor
47,-l'arnbahan Lemtraran Negara Republik
Indonesia
lJomor
4286);Unclang-Untlang
Nomor 1 l'ahun
20[')4
tt'ntang
Perbcrrrlaharaan (l,embaran
i'.\legaraltepublik
ln'jlrnesra
Tahun
2(104
Nomot'
5,
Ianrbarhan Lernbar';rn
Ncgara
Republik
lt tc.lonesi.r Nonror'1355);
Unrlang-Untlang
Nomor
25
Tahun
2004 tentarrl;
SistemPerettcanaan
Pembangunan i.lasional (Lembaran
Negara
I{epublik
tnilonesia
Tahun
2004
Nornor
104,
TambahanI-enrbaran
Ncg,aralRepublik Inclonesia
Nomor
4121);2.
peraturan
Pemerintah
Nomor 20 Tahun
2004
tentang
Rencana
Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2004
Nomor
74, Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor
4405);peraturan
Pemerintah
Nomor 27 Tahun
2004
tentang
Penyusunan
Rencana
Keria dan Anggaran
Kemente_rian-Lembaga (Lembaran Negara
Republik
Indonesia Tahun
2004
Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor
4406);Peraturan Pemerintah Nomor
39Tahun
2006tentang
TataCara
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencanapembangunan (Lembaran
Negara Republik
Indonesia
Tahun
IOOONomor 96,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia
Nomor
4663);peraturan
Presiden
Nomor
20
Tahun
2008
tentang
Perubahan Keempat
Atas
Peraturan Presiden
Nomor
9Tahun
2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan
Organisasi, dan Ta[a Keria Kementerian Negara Republik
Indonesia;
peraturan
Presiden
Nomor
50
Tahun
2008
tentang
Perubahan
Ketiga Atas
Peraturan
Presiden
Nomor
10Tahun
2005
tentang
Unit
organisasi
dan Tugas Eselon I
Kementerian
Negara
Republik
Indonesia;
g.
Peraturan
Menteri
Agama
Nomor 3
Tahun
2006
tentang
Susunan
Organisasi
dan Tata Keria Departemen
Agama'
MEMUTUSKAN:
Dengan mencabut Peraturan
Menteri
Agama
Nomor
32Tahun
2005:
PERATURAN MENTERI
AGAMA
REPUBLIK
NDONESIA
TENTANGRENCANASTRATEGISDEPARTEMEN
AGAMA
TAHUN
2OO5-
2009.:MenetapkanRencanaStrategisDepartemenAgama2005-2009
sebagaimana
dimaksud
dalam
lampiran peraturan
ini
danme.ipakan
bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini;4. 5. .7 8.
Menetapkan
KE,SATUKEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Rencana Strategis sebagaimana
dimaksud pada
diktum
KESATU
merupakan pedoman
bagi
para pejabat satuan organisasidan
atausatuan kerja
di
lingkungan Departemen Agama;Hal-hal yang belum diatur
dalam peraturan
ini
akan
diatur
dan ditetapkan kemudian melalui petunjuk pelaksanaan;Peraturan tersebut mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan
di Jakarta
pada
tanggal 19 tr'ebrur:;ri
2009
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
RENCANA STRATEGIS DEPARTBMEN AGAMA
TAHUN
2005
-
2009
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Agama dalam kehidupan
bangsa Indonesiamempunyai
kedudukanyang
penting'Falsafah
dan
dasar negara
Pancasila
menyerap
nilai-nilai
keagamaan
yangberkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara' Sila penama dari Pancasila' Ketuhanan Yang Maha Esa, secara tegas merefleksikan kepercayaan bangsa terhadap
Tuhan dan menjadi
landasanpokok
dari
berbagai agama
yang
berkembang di kalanganwarga
masyarakat. Dengandemikian
kehidupan beragama telah tumbuhkembang
dan berakar dalam masyarakat'Sejalan dengan realitas
kehidlpan
beragama yang telah berkembangdi
masyarakat'maka peningkatan kualitas kehidupan beragama menjadi tema pokok dalam
BAB
31Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 bidang agama'
Dalam kaitan
tersebut
ada dua
sasaranutama yang
hendak
dicapai'
yakni
I )peningkatan
kualitas
pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama'dan
2).peningkatan
kerukunanintern
dan antar umat beragama' Pencapaian keduasasaran
itu
diharapkan
dapat
mengantar bangsa tersebut
pada
peningkatankesejahteraan
lahir
dan batin'Upaya
mewujudkan
kesejahteraanbagi
manusia pada dasarnya merupakan cita-cita agama. Kesejahteraantersebut
mencakupdimensi
lahir
dan batin,
material
danspiritual. Lebih dari
itu,
agamamenghendaki agar pemeluknya merasakan kehidupanyang
damai
di dunia
dan
di
akhirat
kelak'
Seialan
dengan
hal
itu"
makapembangunan
bidang
agama diharapkandapat memberi
kontribusi
nyata
dalam mewujudkan Indonesia yang aman,damai,
dan sejahteralahir
dan batin.Agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
memiliki
peranpenting'
Agama'sebagaimana
diyakini
pemeluknya, mengajarkan kebaikandan memberi
doronganperlu
memperoleh
pelayanandalam
menjalankantuntunan
agamanya'Selain itu'
upayapeningkatanpemahamanagamadikalanganpemeluknyajugaperlu
dikembangkan dengan sebaik-baiknya, sebab
hal
itu
akan mempengaruhi kualitaspengamalan dan kehidupan beragama secara umum'
Pemahaman terhadap ajaran agama secara
mendalam.
luas dan mantapdi
kalanganpemeluknya akan melahirkan ketaatan, sikap brjaksana, luwes, moderat, dan toleran'
Pemahaman
agama
yang
demikian diharapkan
dapat
membantu
terciptanyakehidupan
beragamayang maju dan
harmonis,
baik
intern
maupun
antar
umatberagama.
Kondisi yang
aman, damai,
dan
harmonis amat diperlukan
untukmendukung kelancaran
pembangunansekaligus
menjadi
sasaranyang
hendak dicapai.Pencapaian sasaran pembangunan bidang agama
tidak
hanyaterkait
dengan faktor agama semara,melainkan
berkaitan dengan berbagaifaktor
yang
lain'
Sebaliknya'pembangunan
bidang
agama diharapkan
dapat
memberikan dukungan
terhadappembangunan bidang
lain.
Pembangunan agama yang terpadu dengan bidang-bidangterkait
diharapkan mampu memriudkan
manusiadan
masyarakat Indonesia yangmaju, demokratis
dan
sejahtera'Arti
dan kegunaan
rencana strategis(Renstra)
Departemen Agama 2005-2009Renstra Departemen Agama Tahun 2005-2009 merupakan penjabaran
dari
RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN)
2004-
2009, dan dimaksudkan sebagai acuanbagi
penyusunanprogram
pada seluruhunit kerja
dan
pelaksanaan programdi
lingkungan Departemen Agama untuk jangka waktu lima tahun'Rencana
strategis
disusun
dengan
melibatkan
semua
unit
kerja yang ada
dilingkungan Departemen Agama tingkat pusat. Masing-masing
unit
memberi masukandan
menjabarkan sasarandan program
pembangunanbidang
agamayang
terkaittugas masing-masing. Selain
itu,
Renstra tersebut menjabarkan pembangunan bidangagamadan bidang
terkait
yang menyangkut kepentingan berbagai pemeluk agama di Indonesia serta memperhatikan potensi dankondisi
umat beragama yang beragam diberbagai daerah.
Prinsip
proporsionalitas
dan
keseimbangandijadikan
landasan dalam penjabaran program, pembiayaan' dan pelaksanaannya'BAB
II
DASAR
KBBIJAKAN
PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA
pembangunan
bidang
agamadan
Rencana Strategis Departemen Agama disusun dengan mengacu pada aturan-aturan atau landasan hukum sebagai berikut:A. Undang-Undang
DasarTahun
1945pembangunan bidang agama merupakan upaya
untuk
memenuhi salah satu hak dasarbagi
rakyat.
Pembangunanbidang
agamamemiliki
landasanyang kokoh
dalamUndang-Undang
Dasar
1945. Dalam BabX
tentang Agama, Pasal29
menyatakan:(1)
Negara berdasar atas
Ketuhanan
Yang Maha
Esa,
(2)
Negara
menjaminkemerdekaan
tiap-tiap
pendudukuntuk
memeluk
agamanya
dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu'Selain
itu, BAB
X A
yang mengatur tentangHak
Asasi Manusiajuga terkait
denganagama. Pasal
28
E menyatakan:(1)
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadatmenurut
agaman)'a,memilih
pendidikan dan pengajaran,memilih
kewarganegaraan,memilih
tempat tinggaldi
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali,(2)
Setiaporang
berhak atas kebebasanmeyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya'pasal 28 J menyatakan:
(l)
Setiap orangwajib
menghormati hak asasi manusia oranglain
dalam
tertib
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,dan
bernegara,(2)
Dalam menjalankanhak
dan
kebebasannya, setiaporang
wajib
tunduk
kepada pembatasanyang
ditetapkan
undang-undang
dengan maksud
semata-mata
untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan oranglain
dan untuk memenuhituntunan
yang
adil
sesuai dengan pertimbanganmoral,
nilai-nilai
agam4 keamanan' dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.B.
Undang-Undang
RI Nomor
1Tahun
1974 tentangPerkarvinan
Dalarn
undang-undang tersebutditentukan prinsip-prinsip atau
asas-asas mengenaiperkawinan
dan
segala
sesuatuyang
berhubungandengan perkawinan
yang
telahdisesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan
zaman. Asas-asas atauprinsip
yangL
Tujuan
perkawinan adalah
membentukkeluarga
bahagiadan kekal'
ljntuk
itusuami
istri
perlu saling
membantudan
melengkapi agar
masing-masing dapatmengembangkan
kepribadian,
membantudan
mencapai kesejahteraanlahir
danbatin.
2.
Suatu perkawinan adalah sah bilamanadilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya, dan disampingitu
tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku'3.
Calon
suami
istri
harustelah
matangjiwa
raganyauntuk
dapat melangsungkanperkawinan. agar dapat
diwujudkan
tujuan perkawinan secarabaik
tanpa berakhir pada perceraiandan
mendapat keturunanyang
baik
dan
sehat'untuk itu
perludilakukan
pembinaarVpendidikanke
arah
kesiapan
untuk
memasuki
jenjangperkawinandanuntukmenjagakelestarianperkawinanperludilakukanlangkah-langkah pembinaan yang terprogram dan terarah'
C.Undang-UndangRINomor38TahunlgggtentangPengelo|aanZakat
zakatsebagai
rukun
Islam
merupakankewajiban
setiapmuslim
yang mampu untukmembayarnya
dan
diperuntukkan
bagi
mereka
yang berhak
menerimanya' zakat
merupakan
sumber dana potensial yang dapat
dimanfaatkan
untuk
memajukan kesejahteraan umat.Agar
zakal menjadi sumber dana yang dapat
dimanfaatkan
bagi
kesejahteraanmasyarakat
terutama
untuk
mengentaskan
masyarakat
dari
kemiskinan
danmenghilangkan kesenjangan sosial,
perlu
pengelolaan zakat' secaraprofesional
dan
bertanggungjawabyangdilakukanolehmasyarakatbersamapemerintah.
sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut bahwa pemerintah
tidak
mengelolazakat. Pemerintah
berfungsi
sebagi regulator,fasilitator' koordinator'
dan
pengawas'Pengelola
zakatsesuai dengan undang-undang dilakukan oleh BadanAmil
Zakat danLembaga Amll
zakat
Badan
Amil
Zakat
adalah organisasipengelola zakat
yangdibentukolehpemerintahterdiridariunsurmasyarakatdanpemerintahdengantugas
mengumpulkan,mendistribusikan,danmendayagunakanzakatsesuaidengan
ketentuan agama.
Adapun
LembagaAmil
Zakat
adalahinstitusi
pengelolaan zakatyang
sepenuhnyadibentuk atas
prakarsa
masyarakatdan
oleh
masyarakat
yangD.
Undang-Undang
RI Nomor
13Tahun
2008tentang
PenyelenggaraanIbadah Haji
Undang- undangRI Nomor
13 Tahun 2008 merupakan penyempurnaandari
Undang-undang
RI Nomor
l7
Tahun
1999 tentang Penyelenggataan IbadahHaji'
Diantaranyaadalah terbentuknya
Komisi
Pengawas
Haji
Indonesia
(KPHI)
yang
bertugasmelakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan ibadah
haji
secara indepenen dalam rangka meningkatkan pelayanan ibadahhaji.
Ibadahhaji
merupakan rukun Islamkelima yang
wajib
dilaksanakanoleh umat Islam
yang memenuhikriteria
istitha'ah'antara
lain
mampu
secara
materi,
fisik,
dan
mental'
Bagi
bangsa
lndonesia' penyelenggaraan ibadahhaji
merupakan tugas nasional, karena disamping menyangkut kesejahteraanlahir
batin jamaah haji, juga menyangkut nama baik dan martabat bangsalndonesia
di
luar negeri, khususnyadi
Arab
Saudi. Mengingat pelaksanaannya bersifat masal dan berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, penyelenggaraan ibadah hajimemerlukan manajemen yang baik agar tertib, aman' dan lancar'
Peningkatan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan terhadap jamaah
haji
diupayakanmelalui
penyempurnaan
sistem
dan
manajemen penyelenggaraan
ibadah
haji'
Penyempurnaan
sistem dan
nranajementersebut dimaksudkan
agar calon
jamaah haji/jamaahhaji lebih
siap danmandiri
dalam menunaikan ibadahhaji
sesuai dengantuntunan agama
sehingga
diperoleh
haji
mabrur.
Upaya
peningkatan
danpenyempurnaan tersebut dilaksanakan dari tahun ke tahun agar
tidak
terulang kembali kesalahan darvatau kekurangan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya'Untuk
tercapainya
maksud tersebut,diperlukan
suasanayang
kondusif bagi
warganegara yang melaksanakan ibadah
haji.
Sehubungan denganitu
penyelenggara ibadahhaji,
yang
dalam
Undang undang tersebut diamanatkan kepada
pemerintah'berkewajiban
melaksanakan pembinaan, pelayanan,dan
perlindungan
secara baikdengan menyediakan
fasilitas
dan
kemudahan
yang
diperlukan calon
jamaahhaji/jamaah haji.
Mengingat
penyelengg araan ibadahhaji
merupakan tugas nasionaldan
menyangkutmartabat serta
nama
baik
bangsa, kegiatanyang
berkaitan dengan penyelenggaraanibadah
haji
merupakan
tanggungjawab
Pemerintahdi
ba*'ah koordinasi
MenteriAgama.
Menteri-menteri
dan
lembaga
terkait
mendukung sesuai tugas
dankewenangan maslng-masing. Keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah
haji
merupakan bagiantidak
terpisahkandari
sistem dan mana.iemen penyclenggaraan ibadah haii.E.
undang-undang RI
Nomor
20Tahun
2003tentang sistem Pendidikan
Nasionalundang-Undang
Nomor
20
Tahun
2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasionalmemperlihatkan
kaitan
yang
jelas
antara pembangunanbidang
pendidikan
denganbidang
agama.Hal
tersebut dapat
dilihat
misalnya pada
pengertian
pendidikan'pengertian pendidikan nasional, dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional' Menurut
undang-undang
tersebut, pendidikan adalah usaha sadar
dan
terencana
untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik
secaraaktif
mengembangkan
potensi
dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual
keagamaan, pengendaliandiri,
kepribadian,
kecerdasa.n,akhlak
mulia'
serta keterampilan
yangdiperlukan
dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara'Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkankemampuan
dan
membentukwatak
serta peradaban bangsayang
bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk pembangunan potensi peserta
didik
agarmenjadi
manusia beriman dan bertakwa kepadaTuhan
Yang
Maha
Esa'berakhlak
mulia, berilmu,
cakap,kreatif, mandiri,
dan menjadi warga
negara yang demokrati s dan bertanggungi awab'undang-undang tersebut menyebut Madrasah Ibtidaiyah
(MI)
sebagai
bentukpendidikan dasar yang sederajat dengan sekolah dasar
(SD)
dan madrasah tsanawiyah(MTs)
sederajat dengan sekolah menengah pertama(sMP);
madrasahaliyah (MA)
sebagai
bentuk pendidikan
menengah yang sederajat dengan sekolah menengah atas(SMA);
raudatul
athfal
(RA)
sebagaibentuk pendidikan formal anak usia
dinisetingkat dengan taman
kanak-kanak
(TK);
diniyah.
pesantren, pasraman
dansejenisnya sebagai bentuk pendidikan keagamaan. Sejumlah lembaga pendidikan yang disebutkan
itu
beradadi
bawah binaan Departemen Agama'Selain
itu,
undang-undang tersebut menyatakan bahwakurikulum
pendidikan dasar dan menengahwajib
memuatpendidikan
agama. Ketentuan yang sama diberlakukan padakurikulum
pendidikan
tinggi (lihat
Pasal17,
18,28,30,
dan37)'
Pendidikan agamasebagai
implementasi
dari
rumusan
tujuan pendidikan nasional
perlu
mendapatF.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004 tentang Sistem
PerencanaanPembangunan Nasional
Undang-Undang Nom
or
25
Tahun 2004
tentangSistem
Perencanaan PembangunanNasional
menjelaskan berbagaihal
yang
terkait
dengan perencanaan pembangunan nasional, seperti asas dan tujuan, ruanglingkup
perencanaan pembangunan nasional,dan tahapan perencanaan pembangunan nasional.
Bab
III,
Pasal6,
ayat(l)
rnisalnya, menyatakan bahwa "Renstra-Kementerian/Lembaga memuatvisi, misi,
tujuan, strategi,kebijakan,
program, dan
kegiatan
pembangunansesuai dengan
tugas dan
fungsiKementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang bersifat
indikatif.
G.
Undang-Undang
RI
Nomor
41Tahun
2004tentang
wakaf
Undang-undang tentang
wakaf
mengamanatkan perlunya meningkatkan peranwakaf
sebagai pranata keagamaan yang
tidak
hanya bertujuan menyediakan berbagai saranaibadah
dan sosial.tetapijuga
memiliki
kekuatan ekonomi yang berpotensi antara lainuntuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga perlu dikembangkan pemanfaatannya sesuai dengan PrinsiP sYariah.
peruntukan harta benda wakaf
tidak
semata-mata untuk kepentingan sarana ibadah dansosial tetapi
juga
diarahkan
untuk
memajukan
kesejahteraanumum
dengan
cara mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta bendawakaf. Hal
itu
memungkinkanpengelolaan harta benda
wakaf
dapat memasukiwilayah
kegiatan ekonomi dalam artiluas
sepanjang pengelolaan tersebut sesuai denganprinsip
manajemen dan ekonomi syariah.untuk
mengamankan harta benda wakaf dari campur tangan pihak ketiga yangmerugikan kepentingan wakaf, perlu meningkatkan kemampuan profesional nadzit.
Undang-undang tersebut
juga
mengatur pembentukan BadanWakaf
Indonesia yangdapat mempunyai perwakilan
di
daerah sesuai dengankebutuhan. Badan
tersebutmerupakan lembaga independen yang melaksanakan tugas
di
bidang perwakafan dan melakukan pembinaanterhadap
nadzir, melakukan pengelolaandan
pengembangan harta bendawakaf
berskala nasional dan internasional, memberikan persetujuan atas perubahanperuntukan
dan
statusharta
bendawakaf, dan
memberikan
saran serta pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakandi
bidang perwakafan'H.
peraturan presiden
RI
Nomor
7
Tahun
2005
tentang
Rencana
PembangunanJangka Menengah Nasional
2004-2009
peraturan presiden
Nomor
7 Tahun 2005, Pasal 1 ayat(1)
menyatakan bahwa RencanaPembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
Tahun
2004-2009,
yang
selanjutnya disingkat denganRPJMN,
adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untukperiode
5
(lima)
tahun terhitung sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Pasal 2ayat
(l)
menjelaskan bahwaRPJMN
merupakan penjabaranvisi, misi,
dan program presidenhasil pemilihan
umum yang dilaksanakan secara langsung pada tahun 2004'Selanjutny
a,
ayat(2)
menjelaskan bahwaRPJMN
sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
menjadi
pedoman
bagi:
a.
KementeriarVlembaga
dalam
menyusun
RencanaStrategis Kementerian/ Lembaga;
b.
Pemerintah Daerah
dalam
menyusun
RPJMdaerah;
dan
c.
Pemerintah
dalam
menyusun
RencanaKerja
Pemerintah' Pasal
3peraturan presiden tersebut menyatakan bahwa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah
melaksanakanprogram dalam RPJMN yang
dituangkan
dalam
RencanaStrategis
Kementerian/Lembagadan RPJM Daerah'
Secaraumum RPJMN
berisiuraian
secararinci
tentang
permasalahan, Sasaran,arah kebijakan, dan
program pembangunan nasional dalam berbagai bidang beserta tujuannya untukjangka
waktu limatahun.
pembangunan bidang
agama, dijelaskan secararinci
pada Bab3l
tentang PeningkatanKualitas
Kehidupan Beragama, sementara bidang pendidikan dimuat padaBab 27 tentang Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan Berkualitas'
I.
Keputusan
Menteri
Agama Nomor
3
Tahun
2006
tentang organisasi dan
Tata
Kerja
DePartemen Agama.Keputusan
Menteri Agama
tersebutmengatur tentang Kedudukan,
Tugas'
Fungsi'Kewenangan, Susunan
organisasi,
dan Tata Kerja
Departemen
Agama'
DalamKeputusan
tersebut
antaralain
disebutkan
misalnya, bahwa
Departemen
Agamamempunyai tugas
membantu Presiden
dalam
menyelenggarakansebagian
tugaspemerintahan
di
bidang
keagamaan. Fungsinya antaralain
pelancaran pelaksanaan di bidang keagamaan, pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan serta pendidikandan
pelatihan
tertentu
dalam rangka mendukung kebijakan
di
bidang
keagamaan'Adapun
kewenangannya
antara
lain
penetapan
kebijakan
di
bidangnya
untukmendukung
pembangunan secaramakro dan
penyusunanrencana nasional
secara makrodi
bidangnYa.BAB
III
KONDISI DAN PERMASALAHAN
Kondisi Lingkungan
Strategispelaksanaan pembangunan bidan
g
agama tidak terlepas darikondisi
lingkungan sekitarbaik
yang
bersifat
global,
nasional,
maupun
kondisi
di
lingkungan
internalDepartemen
Agama. Kondisi-kondisi
tersebutdi
satusisi
ikut
menciptakan suasanayang mendorong kondusifnya kehidupan beragama. Tetapi pada sisi lain dapat menjadi
kendala
atau rintangan
bagi
tercapainya keberhasilan pembangunanbidang
agama.Secara ringkas
kondisi
tersebut adalah sebagaiberikut'
l.
Kondisi Global
Perkembangan arus globalisasi dan
informasi
yang
terus merambahke
berbagaibelahan
dunia telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan beragamamasyarakat. Hampir tidak
ada tempat yangtidak
terjangkau oleh siarantelevisi, radio
maupun
jaringan telepon.
Sementaraitu,
penyebaran informasimelalui
media
intemet
bukan
lagi
merupakan barang mewah.Kondisi
tersebut menyebabkaninformasi demikian
cepat menyebar.
Jarak antar
negara
-vangdipisahkan oleh pulau maupun lautan
tidak
lagi menjadi kendalauntuk
penyebaraninformasi.
'ferkait
denganperan
agama, idealnya agama dapat menjadifilter
bagi penetrasi budayaglobal
sehingga norrna-norma agama tetap menjadi acuan dalamberpikir
maupun bertindak'Globalisasi. selain memberikan dampak
positif
seperti kemajuandi
berbagai bidangkehidupan
dan
terpenuhinya
sebagiantuntutan kebutuhan
manusia,juga
dapatmemberikan pengaruh negatif. Hal tersebut tercermin dan memudarnya budaya dan
kearifan
lokal
yang sebelumnyaefektif
sebagai pemersatu masyarakat, menipisnyasikap toleransi serta
memudarnya kebersamaan masyarakatyang
didasari
rasakasih
sayang
dan tolong
menolong. Hubungan
sosial antar
masyarakat lebihmenekankan paham materialisme, hedonisme, pragmatisme maupun sekularisme'
Sementara
itu
sikap permisif
yang menjadi gayahidup
sebagian warga negara diberbagai negara, menjadikan
nilai-nilai
agama
tidak lagi
berfungsi
sebagaipedoman
hidup
manusia. Semuakondisi
tersebut telah menciptakan kompleksitastersendiri bagi pembangunan bidang agama.
Perkembangan
arus globalisasi
dan
informasi
juga
menjadi
penyebab utamamasuknya
gerakankeagamaan dari
berbagainegara.
Sebagai sebuah gerakankeagamaan
baru yang
membawa penafsiran terhadapteks-teks
suci
dan
tradisi keagamaanyang
mungkin
berbeda dengan
main.streamdi
Indonesia.
fahamkeagamaan
baru
tersebut
terkadang
menimbulkan tanda tanya
dan
bahkankeresahan
pada
tingkat
grassroosl.
Hal
tersebut menimbulkan
tantangan bagipembangunan
bidang
agamayaitu
bagaimana pembangunan bidang agama dapatmeningkatkan
pemahaman masyarakatterhadap berbagai
pluralitas yang
telahmenjadi satu hukum alam
akibat
globalisasi dan penyebaran informasi'Kesan
sebagiandunia
barat
terhadapIslam
sebagaiagama
yang
mengajarkan kekerasandan
menumbuhkan paham terorisme,hal ini
tidak
sesuai dengannilai-nilai
yang terkandung dalam Islam dan kenyataan bahwa Islam sebagai agama yangmemberi rahmat
bagi
seluruh alam. Kesan tersebutdisebabkan ulah
sekelompokkecil
orang
Islam
yang
mendapat
perlakuan
tidak adil dari
penguasa
dilingkungannya
kemudian
melakukan perlawanan
dengan cara
kekerasan danmenebarkan
isu teroris
internasional. Peristiwa tersebut selanjutn,v-adilansir
olehmedia barat dan
dikemas
untuk dijadikan isu teroris dan paham kekerasan lainnya dengantujuan
memojokkan seluruh umat Islamdi
dunia.Apabila kondisi
tersebuttidak
segeradijernihkan,
maka
Indonesia sebagai negara berpenduduk muslimterbesar
di
dunia akan terkena imbas dari isu yang tidak proporsional tersebut, yang padagilirannya
akan dapat merugikan Indonesia dalamforum
internasional'Kondisi
Nasional
Dalam skala nasional
adabeberapa faktor
yang
ikut
mempengaruhi kehidupanberagama, antara
lain faktor politik,
ekonomi,
ideologi'
budaya, pendidikan, danhukum. Dalam bidang
politik
terdapat tantangan terbesar
dalam
kehidupan berbangsa danbernegara yaitu
ancaman disintegrasidi
wilayah
Negara KesatuanRepublik
IndonesiaO{KRI).
Sementaraitu, terkait
dengan kehidupan beragama,tantangan
disintegrasi terjadi
karena
berbagaikonflik
sosialyang
menggunakansimbol-simbol
agama.Di
berbagai daerah,konflik
tersebut berawal dari perlakuanmerasa tertindas.
Dalam
perkembangannya,
konflik
tersebut
kemudianmenggunakan identitas
etnis
sekaligus agama sebagai pembeda dengan kelompoklawan. Misalnya
kasus kerusuhandi
SampitKalimantan
Tengah, Poso SulawesiTengah,TasikmalayaJawaBarat'MaumereNusaTenggaraTimur'
Rengasdengklok
JawaBarat,
danMaluku. Bagi
kalangan awam,konflik
sosial dengan menggunakansimbol-simbol
agamaseringkali disimpulkan
bahwa agamamenjadi
penyebabkonflik.
Padahal agama apapunsejatinya selalu
menebarkanpesan perdamaian,
tidak
hanya kepada umat pemeluk agama tersebut tetapi jugauntuk umat
lainnya.
Fenomena tersebut merupakan tantanganbagi
pemerintahuntuk terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan masyarakat'
Masih terkait
dengan bidangpolitik,
kebijakanpolitik
Indonesia pasca reformasimengakibatkan
tumbuh
suburnya partai-partai
politik
termasuk
partai politik
bercirikan
agama. Sejauh keberadaanpartai
tersebuttidak
mengganggu stabilitaskehidupan
beragama,tentu
harus dipandangpositif
dalam
rangka pendewasaanproses demokrasi.
Namun
beberapafakta
politik
menunjukkan
bahi'va rvajah agamadalam
politik justru
menjadifaktor
potensialkonflik'
Atribr-rtpolitik
yangdiaktifkan
oleh
partai-parlai
politik
berbasis
agama seringkali
menimbulkan ketersinggungan umat beragama tertentu'Terkait
dengankebijakan
pemerintahandi
daerah sebagaimana tertuang dalamUndang-Undang
Nomor
22
Tahun
lggg
tentang
Pemerintah
Daerah
yangdisempurnakan dengan undang-Undang
Nomor
32
Tahun 2004,
di
satu
sisimemberi dampak
positif
bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotauntuk
mengaturdan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahanmenurut
asasotonomi dan
tugaspembantuan.
't'etapi pada
sisi lain,
pemberian
kewenangan
tersebut
dapatmengakibatkan
egowilayah,
daerah, etnis, maupun agama'Hal
tersebut terlihatmisalnya
dalam pola
pengisianiabatan
di
pemerintahanyang
mengedepankanidentitas
etnis
atau
agama dan meminggirkan asasmeritokrasi
dan profesionalitasyang
melemahkan
kinerja
hingga rapuhnya
persatuan. PemberlakuanUndang-undang
tentang
Pemerintahan Daerahjuga
mempengaruhi
kebijakan
Pemda terhadap lembaga pendidikan madrasah dan pendidikan agama pada sekolah sertapendidikan
keagamaan.Jika hal
tersebutberlanjut, maka kualitas
madrasah dankeagamaan,
akan
jauh
lebih
rendahdari
sekolah
dengan pembelajaran umum, karena dukungan dana dan fasilitas yang kurang memadaidari
Pemerintah Daerah setempat.Selain
itu
masalahekonomi
harus menfadi perhatiantersendiri bagi
peningkatankehidupan
beragama masyarakat.Kemiskinan dan
ketakberdayaan masyarakatakibat kondisi ekonomi
nasional
yang belum
sepenuhny'apulih
n-renyebabkansebagian masyarakat
seringkali
mengambiljalan
pintasuntuk
memenuhi sandangdan
pangan
sebagai kebutuhan dasar.Meningkatnya angka
kriminalitas
berupa pencurian, perampokan dan sejenisnya merupakan fenomena dari usaha jalan pintasyang dilakukan
masyarakat karena kelangkaan lapangan pekerjaanyang
mampumenjamin
kehidupan. Kelangkaan
lapangan pekerjaanjuga
menjadi
penyebab utamatingginya
pencari kerja ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia(TKI).
Tentu
hal
itu
merupakan
jalan
keluar
yang
positif
seandainya
mampumeningkatkan
taraf hidup
dan kesejahteraan mereka.Dalam
kenyataan, paraTKI
seringkali
tidak
memiliki
posisi tawar (ada herguirzing posisi) 1'ang memadai ketikamereka memperoleh
perlakr-rantidak
adil
dari majikan atall
pemerintah negaratempat
merekabekerja.
Sementaraitu
pembanglrnan 1'ang dilaksanakan melaluiparadigma modernisasi menyebabkan polarisasi sosial ekonomi masyarakat, yaitu kesenjangan yang semakin lebar antara )'ang ka1'a dengan yang
miskin.
Fenomenatersebut menunjukkan bahwa pembangunan
bidang
agama
belum
mampumeningkatkan kesejahteraan masyarakat,
padahal
setiap aiatan
agamamenganjurkan
umatnya
untuk
peduli
terhadap
kaum yang
lemah
melaluipembayaran
zakat,
infaq,
shadaqah, persembahan persepuluhan,dana
punia,maupun dana
paramita.
Di
kalangan
umat
Islam,
pemberdayaan ekonomi masyarakat dapatdilakukan
melalui pengelolaan wakafproduktif
dan wakaf tunai. Seperangkat peraturan perundangan telah dikeluarkanuntuk
mengatur hal tersebut antaralain melalui
Undang-undangNomor
i8
Tahun
1999 tentang PengelolaanZakat dan Undang-Undang
Nomor
4l
Tahun 2004 tentangWakaf
serta Peraturan PemerintahNomor
42Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor4l
Tahun 2004 tentang Wakaf.
Rendahnya
daya
beli
masyarakatjuga
berakibat pada
rendahnya
pencapaianpendidikan
tidak
mampu
menyediakan saranayang
memadaiuntuk
menunjangkegiatan pembelajaran serta
tidak
mampu memberikan
kesejahteraan yangmemadai
bagi
guru.
Rendahnya
tingkat
pendidikan agama
dan
keagamaan menyebabkan rusaknya moral generasi muda, hilangnyakontrol
dalamdiri
manusiauntuk
tidak
melakukan
hal
menyimpang.
Di
samping
itu
masih
terdapat kesenjangantingkat
pendidikan yang semakin lebar antara mereka yang adadi
kotadengan penduduk daerah pedesaan atau
terpencil,
antara pendudukkaya
dengan yangmiskin,
antara pendidikandi
sekolahnegeri
dan swasta. antaralaki-laki
dan perempuan.Dibanding
laki-laki.
perempuan memperolehtingkat
pendidikan yangjauh
lebih
rendah.
Akibatnya hanya sedikit
perempuanyang
memiliki
peranstrategis
di
duniapublik. Terkait
dengan kehidupan keagamaan, rendahnya tingkatpendidikan
agama
dan
keagamaan
mengakibatkan rendahnya
pemahaman keagamaan masyarakat dan rendahnya ketaatan masyarakat terhadap ajaran agama'Akibat
lebihjauh
adalahnilai-nilai
keagamaantidak lagi
mendasari setiap perilaku manusia.Di
sisi lain,
pemahaman keagamaanyang dangkal akan
membentuk kelornpok keagamaan yangeksklusif
danmengklainl kelompoknl'a paling
benar. Kelompok tersebut kurang memahanri keberadaan realitas plr.rralislang
telah menjadi bagiandari
kehidupan
masyarakat. Perbedaan pemahaman keagamaanyang
kemudiandiwujudkan
dalam perbedaanritual
keagamaan menjadi salah satu potensikonflik
ketika timbul justifikasi
bahwa
kelompok
itu
berada
padajalur
yang
'sesat''Konflik
atau kekerasan sosial yang menggunakansimbol
agama antaralain
dipicuoleh
kedangkalan pemahaman keagamaan masyarakat'Konflik
sewaktu-waktudapat
muncul ketika tidak
terdapatmedia yang
menyatukanseluruh
komponenmasyarakat
untuk
saling
memahami
keberadaan
kelompok
lain'
Idealnya,pendidikan dalam rangka
meningkatkan
pemahamankeagamaan
hendaknyamengutamakan
nilai-nilai
perdamaian, pandangan luas, serta pemahaman terhadap perbedaan realitas yang telah menladi karakter masyarakat Indonesia'Rendahnya penghayatan terhadap
nilai-nilai
agama
dapat
mengakibatkanmeluasnya
sikap permisif
nlasyarakat terhadaparus budaya
negatif
yang
padagilirannya
akan menimbulkan rendahnyakontrol
masyarakat dalam mengantisapasirendahnya
tingkat
kesadaran masyarakatdalam implementasi
nilai-nilai
agama' termasuk kesadaran menempatkanakhlak
mulia
di
atas segalanya, budaya malu dalam berbuat dan bertindak yangtidak baik, tingkat
kesadaran membayar zakat,infaq
dan
shadaqah(zIS)
yang masih rendah, sehingga peranZIS
sebagai upayapemberantasan
kemiskinan belum dapat diwujudkan
dengan
baik'
Mengingatjumlah
umat Islam
di
Indonesia merupakan anggota masyarakatterbesar,
maka apabilaZIS
dapatdikelola
denganbaik
diharapkan dalamwaktu
yangtidak
lama angka kemiskinan akan dapat segera diturunkan'Demikian pula
hartawakaf
yangjumlahnya cukup
luas, yang diantaranya berupatanah
produktif
belum
tersentuhsistem
pengelolaanwakaf yang
profesional'Bahkan
di
beberapatempat,
karena
profesionalitas
pengelolawakaf
kurang' sebagian tanahwakaf
jatuh
ke
tangan orang yangtidak
berhak' Oleh
karena itupengamanan tanah
wakaf
dan pengelolaan hartawakaf
secara profesional mutlakdiperlukan
agar
tanahwakaf
memiliki
peran yangsignifikan
dalam peningkatan kesejahteraan umat.Kesejahteraan Lrmat
dimulai
dari sejak pembentukan keluarga yangdiawali
denganpernikahan. Setiap tahun
tidak
kurang
tlari
dua
setengahjuta
pasangan calonpengantin melaksanakan pernikahan. Tuf uannva antara lain adalah kebahagiaan dan
ketenangan
hidup. Tetapi
pernikahan tersebut pada umumnyatidak
dipersiapkandengan sebaik-baiknya.
Akibat
dari
kekurangan persiapancalon
pengantin' makapada
usia
pernikahan kurang
dari lima
tahun sekitar
30%
terjadi
perselisihanperkawinan,
bahkan
15%
di
antaranya sampai
pada
perceraian'
Akibat
dariperceraian tersebut
jumlah
keluargayang
terbengkalai semakin banyak sehinggamenimbulkan berbagai
penyakit
sosial
di
masyarakat
seperti
prostitusi'penyalahgunaan
narkoba,
penularanHIV/AIDS,
anak putus
sekolah, kenakalan remaja, tawuran antar pelajar dan remaja. pencurian. perampokan dan sebagainya'Apabila hal
tersebut
tidak
segeraditangani
denganbaik
dikhawatirkan
kondisi tersebut akan semakin parahdi
kemudian hari'Masjid
sebagai pusat kegiatan umat saatini
dibina oleh
beberapa organisasi yangsatu sama
lain
belum
terkoordinasi denganbaik' Takmir
masjid yang
mengurusmasjid
berjalan sesuai dengan proglamnya
sendiri'
Demikian
pula
Badanpemuda Remaja
Masjid
Indonesia
(BKPRMI)
juga
berjalan sendiri
sendiri.Departemen Agama yang
memiliki
tugas dan kewenangan membinamasjid
perlu mengadakankoordinasi
dengan Pemerintah Daerah setempat beserta organisasikemasjidan untuk
menata sistemkoordinasi yang
baik
sehinggatujuan
masjidsebagai pusat kegiatan umat dapat terwujud'
Di
antara kegiatanmasjid
adalah penyampaian problematika yangterkait
dengansyariah
dalam
beribadah maupun berbisnis. Berkembangnya pelaksanaan syariahdalam
tata
pemerintahan
di
daerah.
perbankan, reksadana.pasar
modal'
dan perekonomian nasional semakin pesat. FIal tersebut menunjukkan bahwa tata aturandan
pola bisnis
dengan menggunakan dasar syariah mendapatporsi
yangbaik
di masyarakat Indonesia karena memperoleh jaminan keamananlahir
dan batin sesuaikeyakinannya. Departemen Agama sebagai lembaga pemerintahan yang
memiliki
unit
pembinaan syariah
perlu
segera menata perangkatnyadalam
memberikanpembinaan
dan bimbingan
syariah terhadap
masyarakatIndonesia'
Pembinaan tersebutjuga meliputi
penatakelolaan hisab danrukyah dalam
penentuan tanggal danwaktu
ibadah. Masyarakat perlu memperoleh ketentraman dan kepastian dalam melaksanakan ibadah. karenaitu
perlu perumusan dalam mencarititik
temu antaraperhitungan hisab dan rukl'at.
Hal
yang
tak
kalah
pentingnl'a adalah
jaminan
bagi
masyarakat
untukmengkonsumsi procluk
halal.
Sistemjaminan
produksihalal
yang menjadi bagiandari
kegiatan
world
Tracle Centre telah dilaksanakanoleh
berbagai produsen dankonsumen
di
seluruh negara. Jaminanproduk
halal
tersebut dimaksudkan untuk memberikanperlindungan dan
ketenteramanbagi
para konsumenmuslim
dalammemperoleh
kepastian
halal.
indonesia
sebagai negara berpenduduk
muslim terbesardi
dunia diharapkan menempati posisi terdepan dalam menerapkan sistemjaminan produk halal.
Hal
tersebut
terbukti
dengan
beberapakali
terpilihnyaIndonesia sebagai Presiclent
of
Halat
llorltt
council
dalam
beberapa pertemuanhalal
internasional.
Untuk
itulah
lndonesia
menerbitkan berbagai
macamperaturan perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan produk halal, antara
Undang Undang
Nomor
23
Tahtrn
1992 tentang
Kesehatan: tjndang
UndangNomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan; dan Undang UndangNomor
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen'Agar
ketentuan tersebut dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, diperlukankoordinasi
untuk
melaksanakan berbagai peraturan perundang-undangan tersebutuntuk memberi mandat secara penuh kepada lembaga yang
memiliki
otoritas penuhdi
bidang bimbingan
dan
pembinaanumat
dalam
pengelolaanjaminan
produkhalal.
Dengan
demikian
masyarakatmuslim
mendapat kepastianhukum
untuk memperoleh jaminan produksi halal sesuai dengan apran agama.Pada saat bersamaan
terjadi
pulauforia
dalam menafsirkan ajaran agama. Tafsiran terhadap ajaran agama tersebut bahkan dilontarkan oleh orang yang hanya berbekal pengetahuan agama yang sangat rendah. Akibatnya bermunculan aliran-aliran sesatyang
menerjemahkanagama
sesuaidengan
pikiran dan versi dirinya
sendiri.Perilaku seperti
itu
antara
lain
karena dipengaruhi
oleh
maraknya
berbagai tayangan budaya asingdi
berbagaimedia
seperti internet,film,
televisi,video
danmedia
cetak
yang
menampilkanpomografi dan
pornoaksi. Departemen Agamaperlu
mervaspadai keadaantersebut dengan meningkatkan
bimbingan
kepadamasyarakat
untuk
menangkaltimbulnya aliran
sesatguna
mencegah terjadinya gejolak, kekerasan dan perilakudistruktif
di masyarakat.Tradisi dan
budaya Indonesia
mendapatgempuran
yang
hebat
dari
pengaruhbudal'a
luar
y'angtidak
sesuai denganjati diri
bangsa.Jika hal
tersebut tidakditanggulangi.
hal
tersebut
akan
merusak sendi-sendi kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga pada saatnya bangsa Indonesia akan dapat kehilanganjati
dirinya. Untuk
menanggulangi hal tersebut DepartemenAgama sebagai instansi yang mengawal akhlak mulia yang
meliputi
moral dan budipekerti
bangsa
perlu memiliki
filter
dan
mekanisme
untuk
mengontrol
danmengoreksi
kondisi
tersebut agar budaya asing dan ide-ide menyimpang dari dalamyang merusak tersebut
tidak
dapat berkembnagdi
tanahair. Kontrol
dan koreksiantara
lain
melalui
program khusus
yang
dapat
menyuguhkancontoh
kepada masyarakat tentang keluhuran dan kehalusanbudi
bangsa dengan mengedepankannilai-nilai
keimanan. ketakwaan. dan akhlak mulia.Semarak kehidupan masyarakat Indonesia
dalam
melaksanakanajaran
agama antaralain
tercermin
dari
munculnya berbagai organisasiIslam,
ma.ielis taklim,dan
taman pendidian
Al
Quran yang
tersebardi
seluruh tanah
air.
Organisasitersebut
menjadi
kekuatan
besaryang
dapat mendukung program
pembinaanmasyarakat
dan
bangsa Indonesia.
Namun
perhatian
kita
terhadap
organisasikeagamaan
termasuk majelis
taklim
masih rendah. Karena
itu
perlu
terusditingkatkan
agar mereka dapat menjadi partner pemerintah dalam pembangunanbangsa dan negara.
Dalam
kehidupan sosial budaya, banyakdijumpai
fenomenayang
menunjukkan bahwa peran agama dapat dipertanyakan. Sebagai contoh, kecenderungan rapuhnyalembaga
keluarga.
Hal
itu
akibatnya
keluargatak
mampu membina
kehidupanharmonis
yang
menyebabkan kenakalanremaja (broken home).
Terkait
dengansosialisasi
nilai-nilai
agama
dalam keluarga, lembaga keluarga
yang
rapuh sekaligus telah menghilangkan fungsi keluarga sebagai lembaga pendidikan agamabagi
seluruh anggota keluarga. Dalam skala nasional, masalah sosial budaya jugaterlihat dari terkikisnya
moral bangsa sehingga perilaku korupsi,kolusi,
nepotismedan
tindakan
lain
yang
merugikan negara dianggap sebagai sebuah realitas yangwajar untuk dilakukan. Publik,
khususnyapelaku
birokrasi telah
menganggapkorupsi
sebagai salah satu solusi instansi terhadap rendahnyagaji
yang disediakan pemerintah bagi pegawai negeri.persepsi
semacamini
harus
segeradiubah
melalui
penegakanhukum
,
karenalemahnya penegakan
hukum
merupakan salah satu penyebabterjadinya
berbagaitindakan kejahatan seperti korupsi dan
kolusi.
Para elit
pemerintahan maupunelit
politik
yang
seharusnyamenjadi
acuan
moral
masyarakat'
malah
melakukanberbagai pelanggaran
hukum.
Sanksi
hukum yang
hanya diterapkan
kepadagolongan
kecil,
sementara
kejahatan yangdilakukan kelompok
elit
tidak
diberi sanksi hukum setimpal, menjadi salah satu gejolakyang
dapat menimbulkan protesdari
rakyat
kecil.
Kondisi
tersebut
seringkali
menimbulkan
ketidakpercayaanmasyarakat
terhadap
aparal penegakhukum dan
akibatnya mereka
melakukan tindakan mainhakim
sendiri'Berbagai persoalan
di
atasmenjadi
tantangandalam
menjalankan pembangunanbidang agama. Dengan demikian
Departemen
Agama
dituntut untuk
lebihmengoptimalkan
fungsi
dan perannya agar setiapkondisi
dan tantangan yang ada dapatdijadikan
potensi pendukung pembangunan bidang agama'Kondisi lnternal
Departemen AgamaDi
lingkungan internal
DepartemenAgama masih banyak
faktor
yang
harusdibenahi
agar pembangunanbidang
agamadapat
mencapai sasaranyang
sudah ditetapkan.Di
bidang sumber daya manusia, sebagian pegawai Departemen Agamabelum
dapat
melaksanakantugas
denganbaik.
Hal
tersebutterjadi
antara lainkarena rekrutmen pegawai
(masalalu)
kurang
memperhatikankompetensi
danakhlak
serta analisis jabatan yang kurang cermat. Penempatan pegawai yang tidaksesuai dengan
skill
yang
dimiliki
menyebabkanpegawai
tidak
cakap
dalam menyelesaikan tugasnYa.Selain kualitas
sumber
daya
manusia
DepartemenAgama yang masih
perlu ditingkatkan, dari segi kuantitas ternyata belum memenuhi kebutuhan' Tenaga guruuntuk Madrasah lbtidaiyah, Tsanawiyah maupun
Aliyah
sejauhini
dirasakan belum memadai. Demikianjuga
untuk guru-guru agamadi
sekolah masihperlu
ditambah'Kondisi
yang
samajuga
dialami oleh dunia pendidikan Kristen,
Katolik'
Hindumaupun
Buddha.
walaupun
setiap tahun pengangkatan tenagaguru
diutamakan'tetapi
belum signifikan jumlahnya dibandingkan
dengan kebutuhan'Hal
tersebut akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan anak serta mentalitas bangsa'Dari
sisilain,
permasalahandi
bidang pendidikanterjadi
karenadistribusi
atau penyebarantenaga administrasi
kurang
merata.
Oleh
karena
itu,
selain perlu
peninjauanpenyebaran
tenaga
administrasi,
juga
perlu
usaha
untuk
peningkatan
tenagaadministrasi menjadi pegarvai fungsional selain guru'
Problem tenaga pengajar
tidak
hanya terdapat
di
sekolah-sekolah'
Tenagafungsional widyaiswara
yang bertugas memberikan
pendidikan dan
pelatihan(diklat)
bagi
seluruh pegawai
DepartemenAgama masih
sangat
kurang'
baikkuantitas maupun
kualitas.
Idealnya,
seorangpegawai dapat
mengikuti
diklat
minimal
empattahun
sekali. Namun,jumlah
tenagawidyaiswara baru
mencapai450orang,jumlahyangsangatkecildibandingdenganjumlahpegawai
Departemen Agama yang harus
didiklat.
Berbagai kebijakan telah dilakukan antaralain
dengan peningkatanjumlah
calon widyaiswara
melalui
rekrutmen
pegawai' Anggaran kediklatan sejak empat tahun terakhir telah bertambah secara signifikan sehinggafrekuensi
diklat
meningkat'
Tetapi
kebijakan
itu
belum
secara tuntasmeniawabpermasalahandiklatbagipegawaiDepartemenAgama.
Minimnya
jumlah
sumber daya manusia.iuga dapatdilihat
pada tenaga penyuluh keagamaan. Padahal,di
beberapa daerah terpencil dimana sarana pendidikan agamadan keagamaan sangat terbatas, peran tenaga
penyuluh
sangatdiperlukan
dalammemberikan bimbingan keagamaan.
Kebijakan
pembinaan kepegawaian terhadaptenaga
penyuluh belum
dapat mendorong terbangunnyaetos kerja.
Hal
tersebutanlara
lain
disebabkan sebagian tenagapenyuluh
masih berstatushonorer
yang penghasilannya sangat tidak mencukupi kebutuhan hidupnya'Sementara
itu
jumlah umat
beragamayang dilayani
terus
berkembang sejalandengan perkembangan
jumlah
pendudukyang
terus bertambah. Jumlah pemeluk agama berdasarkansumber
statistik yang diterbitkan BPS
tahun
2005
sebagaiberikut
:
pemeluk
agamaIslam
179.747.998(87.05%
),
pemeluk
agama Kristen12.959.294
(6.28%), pemeluk
agamaKatolik
6.942.493(3.36%), pemeluk
agamaHindu
4.586.192 (2.22%), pemeluk
agamaBuddha 2.242.748 (1.09%).
Jumlahpemeluk
agama seperti gambaran data tesebut,dilihat
dari
satu sisi sebagai subjekpembangunan adalah merupakan potensi
yang
dapat digerakkanuntuk
kemajuan pembangunan bangsa, namun dari sisi sebagai objek pembangunan, bahwa kondisi bangsakita
itu
sangatplural
sehinggamemerlukan kearifan dalam
penetapan kebij akan-kebij akan (rekapitulasijumlah
pemeluk sebagaimana terlampir).Terkait
dengan
bidang
kelitbangan, sampai saat
ini
hasil-hasil
penelitian
dan pengembangan agama baru sebagian yang dapat dijadikan dasar atau pedoman bagiperumusan
kebijakan. Banyak
faktor
yang
mengkondisikanhal itu,
antara lainsumber
daya
peneliti
yangbelum
memadaibaik
dari
kuantitas maupun kualitas, tema penelitian yang kurang sesuai dengan kebutuhan stakeholder,serta
dana dan sarana yang kurang mendukung.Hal
lainjuga
berkenaan dengan belum terjalinnyasinergi
antarainstansi kelitbangan
denganunit
operasionaldalam
menerapkankebijakan
berbasis riset.Terkait
dengan tema penelitian, ke depan perlu dirancangtema penelitian yang
dapat
merambahberbagai
dimensi
kehidupan
beragama khususnya dalam rangka mengantisipasi dinamika perubahan yang terus bergulir. Selain masalah kuantitas dan kualitas sumber daya manusiadi
Departemen Agama,sarana
dan
prasarana
kantor masih banyak
yang
memprihatinkan.
Sebagaigambaran,
Kantor
Urusan Agama
khususnyadi
luar
Jawa, masih banyak
yangKecamatan merupakan
ujung
tombak pelayanan Departemen Agama
yanglangsung bersentuhan oleh masyarakat .
Lembaga
sosial
keagamaandan
lembaga
pendidikan
keagamaan seyogyanyamenjadi
mitra
pemerintahuntuk
melakukan pembinaan terhadapumat
beragama.Dengan
demikian,
sudah
sewajarnyajika
kedua
lembagatersebut
memperolehsupport
pemerintah dalamhal
pemberian bantuan danadan
sarana dalam rangkamemberi
kesempatan
kepada
organisasi
tersebut
untuk
mengembangkanpotensinya.
Dengan demikian
diharapkan
organisasi-organisasitersebut
dapatmenjaring peran
pemerintah sekaligus
mengkritisi
secarakonstruktif
berbagaikebijakan pemerintah.
pelayanan terhadap jamaah
haji
seringkali
dianggap sebagai barometer pelayananDepartemen
Agama,
di
sampingitu
penyelenggaraan ibadahhaji
juga
membawa nama baik dan martabat bangsa. Namun setiap musimhaji
masih ada permasalahankarena
keterbatasan Saranadan
prasarana, pembinaanyang
masih
terbatas danpelayanan yang belum oPtimal.
Berbagai
kondisi yang
ada
di
lingkungan
internal
DepartemenAgama
seperti tergambardi
atas menjadi satu tantangan agar pembangunan bidang agama mampumeminimalisasi
kekurangan
dan
kelemahan
yang ada serta
mempertahankan potensi yang menjadi pendukung bagi kesuksesan pembangunan bidang agama'Peran
Strategis
Pembangunan AgamaMelihat berbagai permasalahan yang dihadapi, baik
di
tingkat global, nasional, maupuninternal
DepartemenAgama,
makamelalui
pembangunanbidang
agama diharapkanmampu
meresponberbagai
permasalahanyang ada.
Karena
pembangunan agamamemiliki
peran strategis dalam proses pembangunan'pasal
lg
DeklarasiUniversal Hak-hak Azasi Manusia
antaralain
menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan dalamberpikir,
memperoleh ketenanganlahir
danbathin, dan
kebebasanuntuk
menyatakan
agamaatau
kepercayaandengan
caramengajarkannya,
melakukannya, beribadat
dan
menepatinya,baik
sendiri
maupunbersama-sama dengan orang
lain,
baik di
tempatumum
maupun secarasendiri'
Baginegara
Indonesia,
memeluk
agama merupakansalah satu
hak
dasar manusia yangdijelaskan dalam
UUD
1945, BabXI
Pasal29
(1)
dan(2)
yang
menegaskan bahwakemerdekaan
tiap-tiap
penduduk
untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadatmenurut
agama dan kepercayaannyaitu". Hal
tersebut kemudian dijelaskankembali dalam
RPJMN
2004-
2009 Bab3l
tentang PeningkatanKualitas
Kehidupan Beragama.Ajaran-ajaran
universal agama berisi
ajakan agar manusia melakukan kebaikan danmemberikan
manfaat
sebesar-besarnyabagi
kepentingan
umat
manusia
sepe(itercermin
dalam
ajaran tentangcinta
kasih, saling memaafkan, saling menolong, dansaling
melindungi. Ajaran
universal tersebut menjadi salah satu pendorong agar setiap umat beragama menebarkan perdamaiantidak
saja kepada sesama umatnya,tetapijuga
kepada seluruh makhluk hidup di muka bumi'Dalam
kehidupan manusia,dari
masyarakatyang masih tradisional
sampai modern,agama
atau
keper cayaan terhadaphal-hal yang gaib
selalu
ada'
Hal
tersebut bisadimengerti
sebab
agama
memiliki
beberapa
fungsi
antara
lain
fungsi
edukatif.penyelamatan,
pengawasansosial (sosial
control), profetis
atau
kritis,
memupuk persaudaraan, pemecahan masalah serta fungsi transformatif. Dengan demikian. dalani masyarakatyang
menempatkannorma
agama sebagai peganganhidup-
maka agama akanjadi filter
sebelum manusia melakukan sesuatu. Masyarakat berbasis ketahananagamamenjadi fondasi bagi terbentuknya masyarakat yang damai dan harmonis'
perkembangan