• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah bentuk sistem pemerintahan dan k

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah bentuk sistem pemerintahan dan k"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah bentuk sistem pemerintahan dan kedaulatan Negara Di

S U S U N Oleh : Kelompok 3 :

1. Nini fauziah makalalag 2. Dian Natasha warouw 3. Siti fitriani paputungan 4. Fatimah Zahra umbingo

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan ijin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan ini dengan baik dan lancar.

Makalah dengan judul “Bentuk-Bantuk Negara dan Pemerintahan” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan oleh bapak/ibu guru.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu sangat diharapkan saran perbaikan, agar pada makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Kotamobagu, 20 Januari 2017

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kedaulatan, Bentuk Negara serta Sistem pemerintahan adalah materi yang sangat

menarik untuk dipelajari, diketahui dan dipahami. Sangat penting bagi kita semua untuk

mengetahui dan memahami apa itu kedaulatan, macam bentuk negara serta

macam-macam sistem pemerintahan yang ada dan yang dianut oleh berbagai negara-negara di dunia

dengan mengetahui dan memahami ciri dari macam bentuk negara, ciri dari

macam-macam sistem pemerintahan dan berbagai kendala-kendala yang ada dalam suatu pemerintahan.

B. Tujuan

a. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kedaulatan, teori-teori kedaulatan,

bentuk-bentuk negara, susunannya dan sistem pemerintahan suatu negara.

b. Untuk dapat membedakan antara macam-macam teori-teori kedaulatan, macam-macam

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kedaulatan

Mula-mula, Kedaulatan diartikan sebagai kekuasaan tertinggi yang bersifat mutlak,

karena tidak ada kekuasaan lain yang mengatasinya ( superlatif ).

Jean Bodin ( 1530 – 1596 ) yang pertama kali mengemukakan teori kedaulatan ini dengan

definisi bahwa kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi terhadap para warga negara dan rakyat

tanpa suatu pembatasan undang-undang. Raja tidak terikat oleh undang-undang.

2.1.1 Kedaulatan Menurut Sejarahnya dan Menurut Urutan Waktunya · KEDAULATAN TUHAN

Ajaran ini menerangkan bahwa kekuasaan tertinggi terletak pada Tuhan. Tuhan yang

menciptakan alam semesta ini, segala makhluk hidup di dunia maupun di jagad raya. Oleh

karena itu, dalam teori kedaulatan ini, Tuhan-lah dianggap yang berkuasa dalam suatu negara.

Tokoh dalam teori ini yaitu Thommas Aquinos, yang berpendapat bahwa kekuasaan /

kedaulatan tertinggi suatu negara yaitu terletak pada Tuhan karena Tuhan-lah sebagai pencipta

alam semesta ini beserta segala isinya.

· KEDAULATAN RAJA-RAJA

Kedaulatan Tuhan hancur karena wakil Tuhan di dunia ini dapat dikalahkan oleh raja-raja

sehingga kepercayaan rakyat terhadap wakil Tuhan di dunia ini pudar, karena wakil Tuhan

mudah ditaklukkan oleh Raja-Raja sehingga muncul Kedaulatan Raja-Raja.

Ajaran Kedaulatan Raja-Raja ini lama kelamaan ditolak oleh rakyat karena sifat raja yang

sewenang-wenang. Rakyat tidak dapat tempat perlindungan lagi dari raja dan rakyat mulai sadar,

Kedaulatan Raja yang tidak terbatas dan sewenang-wenang tersebut tidak dapat dipertahankan

lagi.

· KEDAULATAN RAKYAT

Ajaran yang memberi kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ke tangan rakyat atau juga disebut pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat atau dalam Bahasa Inggris disebut

(5)

Tokoh dalam teori Kedaulatan Rakyat ini adalah J.J. Rousseau yang menyatakan bahwa, ada 2 macam kehendak rakyat, yaitu :

ü Kehendak Rakyat Seluruhnya ( volente de tours )

ü Kehendak Sebagian Dari Rakyat ( volente gene rale )

· KEDAULATAN NEGARA

Ajaran kedaulatan negara sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kedaulatan raja dalam susunan kedaulatan rakyat. Ajaran ini muncul di Jerman untuk mempertahankan kedudukan raja

yang pada waktu itu mendapatkan dukungan dari tiga lapisan masyarakat. Oleh karena ajaran

kedaulatan rakyat sangat terkenal di kalangan rakyat Jerman maka raja membuat ajaran baru

untuk menandingi ajaran kedaulatan rakyat. Dalam ajaran ini, rakyat membentuk dirinya menjadi

negara, sehingga rakyat itu identik dengan negara. Kalau rakyat itu berdaulat, berarti negara juga

berdaulat. Akan tetapi negara itu mempunyai arti yang abstrak sehingga timbul sebuah

pertanyaan, yaitu : Siapakah yang memegang kekuasaan negara ? Jawabannya yaitu, yang

memegang kekuasaan negara tidak lain dan tidak bukan adalah Raja sendiri.

Pengertian negara yang abstrak itu dikonkritkan dalam tubuh raja. Ajaran ini disebut

Verkulpringstheorie yang artinya negara menjelma dalam tubuh raja.

KEDAULATAN HUKUM

Ajaran Kedaulatan Hukum merupakan ajaran yang paling modern yang masih berlaku

hingga sekarang. Tokoh dalam teori kedaulatan hukum ini adalah Krabbe yang mengemukakan

bahwa kekuasaan tertinggi itu tidak terletak pada kehendak pribadi dari pada raja, melainkan

terletak pada hukum yang tidak berpribadi atau onpersonlijk.

Yang menjadi sumber hukum adalah kesadaran hukum dari pada manusia yang

merupakan alat pengukur untuk menentukan baik tidaknya suatu peraturan hukum yang berlaku

karena tidak oleh dan sesuai dengan kesadaran hukumnya.

Krabe berpendapat bahwa kekuasaan itu tidak bersumber pada kekuasaan pribadi raja. Kalau warga negara taat pada peraturan undang-undang, itu tidak disebabkan karena ia mentaati

raja melainkan undang-undang itu dibuat oleh parlemen yang membawakan kesadaran hukum

(6)

2.2 Bentuk Negara

Dalam Ilmu Negara, pengertian tentang bentuk negara sejak dahulu-kala dibagi menjadi 2

( dua ), yaitu :

Monarchie

Republik

Untuk menentukan suatu negara itu berbentuk Monarchie atau Republik, dalam Ilmu

Negara banyak macam ukuran yang dipakai, yaitu :

Ø Jika kehendak negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka bentuk negara itu adalah

Monarchie.

Ø Jika kehendak negara itu ditentukan oleh banyak orang yang merupakan suatu majelis, maka

bentuk negara itu adalah Republik.

Negara itu berbentuk Monarchie, jika :

n Seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris / keturununan.

n Kepala negaranya adalah Raja / Ratu.

n Contoh negara berbentuk Monarchie, yaitu Inggris, Thailand, dan lain-lain.

Negara itu berbentuk Republik, jika :

n Seorang kepala negaranya dipilih berdasarkan atau melalui suatu pemilihan umum untuk masa

jabatan yang ditentukan.

n Kepala negaranya adalah seorang Presiden.

n Contoh negara yang berbentuk Republik, yaitu Indonesia, Perancis, Amerika Serikat, Cina, dan

lain-lain.

2.3 Susunan Negara

Dalam Ilmu Negara, susunan negara oleh Jellinek disebut sebagai

“Staatenverbindungen” .

(7)

n Jellinek membedakan negara Federal dan Konfederal pada letak kedaulatannya. Pada negara Konfederal, kedaulatan terletak pada negara-negara bagiannya.

n Sedangkan pada negara Federal, kedaulatan ada pada keseluruhannya, yaitu pada negara Federal

sendiri.

n Bagi Negara Federal, Jellinek menyatakan kelemahan dari negara Federal, terdapat pada

pengertian kedaulatan yang tidak mutlak disebabkan keluar kedaulatan itu dibatasi oleh Hukum

Internasional dan kedalam oleh Hukum positif, sehingga membedakan negara Federal dari

negara Konfederal dengan alat pengukur yang tidak tetap itu.

n Alat pengukur lain untuk membedakan negara Federal dari negara Konfederal dapat secara

langsung mempengaruhi rakyat dari negara-negara bagian melalui peraturan-peraturan yang

dikeluarkannya.

n Dalam negara Federal, pemerintah pusat Federal dapat mempergunakan wewenangnya secara

langsung terhadap setiap warga negara dalam negara-negara bagiannya, sedangkan wewenang ini

tidak terdapat pada negara Konfederal.

Perbedaan antara negara Federal dan negara Kesatuan, yaitu :

n Pada negara Federal, negara-negara bagian mempunyai wewenang untuk membuat UUD sendiri (

pouvoir constituant ) dan dapat menentukan bentuk organisasinya masing-masing dalam

batas-batas yang tidak bertentangan dengan konsititusi dari negara Federal seluruhnya. Dalam hal ini

organisasi dari bagian-bagian negara Kesatuan pada garis besarnya telah ditentukan oleh pmbuat

UU di pusat. Organisasi itu merupakan pelaksanaan dari sistem desentralisasi dalam negara

Kesatuan. Bagian-bagian dalam negara Kesatuan yang lazimnya disebut sebagai Propinsi tidak

mempunyai wewenang untuk membuat UUD sendiri.

n Dalam negara Federal, wewenang pembuat UU pemerintah pusat Federal ditentukan secara

terperinci, sedangkan wewenang lainnya ada pada negara-negara bagiannya (residu power /

reserved power).

n Sebaliknya dalam negara Kesatuan, wewenang secara terperinci terdapat pada propinsi-propinsi,

dan residu power-nya ada pada pemerintah pusat negara Kesatuan.

2.4 Sistem Pemerintahan

(8)

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai

fungsionil, baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsionil terhadap keseluruhannya,

sehingga hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya

jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhannya itu.

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam

menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara itu sendiri. Jadi, tidak

diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga

meliputi tugas-tugas lainnya termasuk Legislatif dan Yudikatif.

Jadi, sistem pemerintahan menurut sifatnya yaitu menjalankan tugas-tugas eksekutif,

legislatif maupun yudikatif.

2.4.2 Sistem Pemerintahan Ditinjau Dari Segi Pembagian Kekuasaannya

Organisasi Pemerintah itu dibagi menurut garis Horizontal dan Vertikal. Pembagian

kekuasaan secara Horizontal didasarkan atas sifat tugas yang berbeda-beda jenisnya yang

menimbulkan berbagai macam lembaga dalam suatu negara, sedangkan pembagian kekuasaan

secara Vertikal melahirkan 2 garis hubungan antara Pusat dan Daerah dalam sistem

desentralisasidan dekonsentrasi.

u Desentralisasi, yaitu kekuasaan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

sebagai hak otonomi daerah untuk mengatur daerahnya masing-masing.

u Dekonsentrasi, yaitu pembagian kekuasaan yang terpusat dari pemerintah pusat. Pemerintah

daerah mengikuti segala peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini, tidak

diberikan hak otonomi daerah oleh pemerintah pusat.

SISTEM PARLEMENTER

Sistem Parlementer di negeri Belanda antara tahun 1866-1868 ketika terjadi perselisihan

yang terus menerus antara raja dan parlemen. Kabinet pada waktu itu dipimpin oleh vanZuylen

(9)

sehingga kabinet harus bubar. Setelah peristiwa ini, maka lahirlah sistem parlementer di negeri

Belanda.

Ciri-ciri dari Sistem Parlementer, yaitu :

u Raja / Ratu atau Presiden sebagai kepala negara. Kepala negara tidak bertanggung jawab atas

segala kebijaksanaan yang diambil oleh kabinet.

u Eksekutif bertanggung jawab kepada Legislatif. Yang disebut Eksekutif disini adalah kabinet.

Kabinet harus mengembalikan mandatnya kepada kepala negara, manakala parlemen

mengeluarkan pernyataan mosi tidak percaya kepada menteri tertentu atau seluruh menteri.

u Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan sekaligus sebagai Perdana

Menteri adalah Ketua Partai Politik yang memenangkan pemilihan umum, sedangkan Partai

Politik yang kalah akan berlaku sebagai pihak oposisi.

u Dalam sistem banyak partai, formatur kebinet harus membentuk kabinet secara koalisi, karena

kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.

u Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlementer, dan kepala negara beranggapan

kabinet berada dalam pihak yang benar, maka kepala negara akan membubarkan parlemen. Dan

adalah menjadi tanggung jawab kabinet untuk melaksanakan pemilihan umum dalam tempo 30

hari setelah pembubaran itu. Sebagai akibatnya, apabila partai politik yang menguasai parlemen,

menang dalam pemilihan umum tersebut, maka kabinet akan terus memerintah. Sebaliknya

apabila partai oposisi yang memenangkan pemilihan umum, maka dengan sendirinya kabinet

mengembalikan mandatnya dan partai politik yang menang akan membentuk kabinet baru.

Keuntungan dan Kelemahan dari Sistem Parlementer itu adalah :

u Keuntungannya adalah penyesuaian antara pihak eksekutif dan legislatif mudah dapat dicapai.

u Kelemahannya adalah jika pertentangan keduanya itu ( esksekutif dan legislatif ) bisa

sewaktu-waktu terjadi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kabinet harus mengundurkan diri dan

akibatnya pemerintahan tidak stabil.

· SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIL

Sistem Presidensil ini terdapat di Amerika Serikat yang mempertahankan ajaran

Montesquieu, dimana kedudukan 3 kekuasaan negara, yaitu :

(10)

ü Eksekutif à di tangan Presiden

ü Yudikatif à di tangan Kehakiman

Ciri-ciri dari Sistem Pemerintahan Presidensil, yaitu :

u Kedudukan eksekutif tidak tergantung kepada badan perwakilan rakyat.

u Dasar hukum kekuasaan eksekutifnya dikembalikan kepada pemilihan rakyat.

u Kepala eksekutif adalah Presiden dan Presiden-lah yang menunjuk pembantu-pembantunya yang

akan memimpin departemen-nya masing-masing dan mereka itu hanya bertanggung jawab

kepada Presiden.

Keuntungan dan Kelemahan dari Sistem Pemerintahan Presidensil ini adalah :

u Keuntungannya adalah pemerintahan untuk jangka waktu yang ditentukan itu stabil.

u Kelemahannya adalah kemungkinan terjadi apa yang ditetapkan sebagai tujuan negara menurut

eksekutif bisa berbeda dari pendapat legislatif.

Jadi, sistem pemerintahan menurut pembagian kekuasaannya yaitu ;

§ UUD 1945 tidak membatasi secara tajam, bahwa setiap kekuasaan itu harus dilakukan oleh satu

organ atau badan tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.

§ UUD 1945 tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian saja dan juga tidak membatasi

pembagian kekuasaan dilakukan oleh 3 organ atau badan saja.

§ UUD 1945 tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan oleh MPR (pasal 1 ayat 2),

kepada lembaga negara lainnya.

Ada 6 Lembaga Negara yang ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :

u Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

u Presiden

u Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

u Dewan Pertimbangan Agung (DPA)

u Mahkamah Agung (MA)

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

u Kedaulatan, bentuk negara dan sistem pemerintahan suatu negara sangat penting untuk diketahui,

dipelajari dan dipahami.

u Kedaulatan itu terdiri dari kedaulatan Tuhan, kedaulatan Raja, kedaulatan Hukum, kedaulatan

Rakyat dan kedaulatan Negara.

u Bentuk negara terbagi atas Monarchie dan Republik.

u Susunan Negara menurut Jellinek, yaitu negara Federal, Konfederal dan Kesatuan.

Referensi

Dokumen terkait

OSTN Tingkat Kabupaten Cilacap Tahun 2013 melombakan bidang matematika teknologi,.. matematika non teknologi, fisika terapan, kimia terapan, biologi terapan,

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar kasus persalinan adalah rujukan karena penyulit kehamilan, dan persalinan atas kemauan sendiri untuk bersalin di RS

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya, serta salawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kesulitan belajar menurut keterampilan mengajar guru. Perbedaan kesulitan belajar menurut motivasi belajar.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan kinerja karyawan PT.INTI (Persero) Bandung, serta mencari signifikansi pengaruh

Keraton berikutnya adalah keraton Lamo (kini menjadi lokasi.. Diseminarkan pada Seminar Kenaikan Jabatan dari Lektor ke Lektor Kepala pada tingkat fakultas, FKIP Unsri pada

Persentase kadar glukosa pada Tabel 1 ternyata menunjukkan bahwa dosis ekstrak daun kelor 30% memiliki ke- mampuan untuk menurunkan kadar glukosa yang paling

Operasi antar koset tersebut akan terdefinisi dengan baik (well defined) apabila H merupakan subgrup normal sebagaimana dinyatakan dalam teorema berikut:.. Operasi