• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Sosial dan Kepribadian hardiness

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Struktur Sosial dan Kepribadian hardiness"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRUKTUR SOSIAL DAN KEPRIBADIAN

A. Pengertian Struktur Sosial

Struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti menyusun, membangun untuk sebuah gedung dan lebih umum dipakai istilah konstruksi yang berarti kerangka. Kata konstruksi memang tidak lazim untuk bangunan

masyarakat, sebagai istilah ilmiah dipakai kata struktur sosial.1 Dalam

antropologi sosial, konsep struktur sosial seringkali dipergunakan sebagai

sinonim dari organisasi sosial dan terutama dipergunakan dalam analisis

terhadap masalah kekerabatan, lembaga politik dan lembaga hukum dari

masyarakat sederhana. Namun menurut Firth, organisasi sosial berkaitan

dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual.

Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang

fundamental yang memberikan bentuk dasar masyarakat, yang

memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara

organisatoris. Fortes berpendapat bahwa konsep struktur sosial diterapkan

pada setiap totalitas yang terbit seperti lembaga-lembaga, kelompok,

situasi, proses dan posisi sosial.2

Radcliffe-Brown membedakan kebudayaan suatu masyarakat dari

system sosial dan struktur sosial. Dia menganggap kebudayaan

kebudayaan masyarakat mencakup pola perilaku, pola berfikir dan

perasaan, sedangkan struktur sosial mencakup semua hubungan sosial

antara individu-individu pada saat tertentu. Oleh karena itu struktur sosial

merupakan aspek non-prosesual dari sistem sosial yang bersangkutan.

Radcliffe – Brown kemudian menyatakan bahwa suatu kebudayaan hanya

dapat dipelajari secara ilmiah, melalui struktur sosial.3

Para antropolog Inggris kontemporer yang mengikuti jalan pikiran

Radcliffe-Brown menyatakan bahwa struktur sosial tidak dapat dipisahkan

1

Syafri Boy. Struktur sosial dari https://www.academia.edu diakses pada 27 Februari 2015.

2

Soerjono Soekanto. Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. 1984. Hlm. 107-108.

3

(2)

2

dari kebudayaan. Akan tetapi struktur sosial tetap merupakan kerangka

acuan yang utama (apabila dibandingkan dengan kebudayaan). Bahkan

Fortes menyatakan bahwa struktur sosial bukan hanya merupakan suatu

aspek kebudayaan melainkan merupakan seluruh kebudayaan masyarakat

yang dilihat dari sudut pandang teoritis tertentu.dia memberi tekanan pada

pandangan gahwa pendekatan structural memungkinkan peneliti untuk

membicarakan brbagai derajat dari struktur. Pendekatan kebudayaan

terikat pada keharusan untuk menelaah setiap unsur kebudayaan ataupun

prosesnya.

Dalam sosiologi struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal

balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan. Interaksi

dalam system sosial dikonsepkan secara lebih terperinci dengan

menjabarkan manusia yang menempati posisi-posisi dan melaksanakan

peranannya. Menurut Parsons, system sosial merupakan konsep yan lebih

luas dari struktur sosial dan mencakup aspek fungsional dari system,

konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dan sub-kebudayaan terhadap

keseluruhan system sebagai tambahan terhadap aspek strukturalnya.

Pandangan Parsons tentang hubungan antara struktur dengan proses,

secara esensiil adalah sama dengan pandangan dari Radcliffe-Brown.4

Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial

merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya

terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang

mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat. Dalam

struktur sosial tersebut juga terdapat unsur-unsur sosial yang pokok dalam

masyarakat yang mencakup5:

4

Ibid. hlm. 112.

5

(3)

3 1) Kelompok social

Kelompok sosial “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan

antara mereka.6Kelompok sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif yang sama. Motif yang sama ini merupakan

pengikat, sehingga setiap anggota kelompok tidak bekerja

sendiri-sendiri, tetapi bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.7 2) Kebudayaan

Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ialah suatu keseluruhan hasil

kelakuan manusia yang teratur dari tata kelakuan yang harus dipeoleh

dengan belajar dan yang tersusun dalam kehidupan masyarakat.8 3) Lembaga sosial (lembaga kemasyarakatan)

Lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma segala

tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam

kehidupan masyarakat.9 Lembaga sosial ini adalah tempat yang dikelilingi rintangan-rintangan persepsi tertentu dan didalamnya terjadi

kegiatan khusus.10 4) Stratifikasi social

Stratifikasi sosial menurut Patirim A Sorokin adalah pembedaan

sesuatu masyarakat (populasi) ke dalam kelas-kelas secara hierarki

(bertingkat).11

5) Kekuasaan dan wewenang

Kekuasaan merupakan setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak

lain sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang

6

Soerjono Soekanto. Sosiologi; Suatu Pengantar. 2005. Hlm.115.

7

Farida Hanum. Sosiologi pendidikan. 2013..Hlm.117.

8

Ary H Gunawan. Sosiologi pendidikan. 2000.Hlm. 16.

9

Soerjono Soekanto. Sosiologi; Suatu Pengantar. 2005. Hlm. 198.

10

Panuti Sudjiman dan Greta Librata. Sosiologi pendidikan: perspektif pendahuluan yang analitis. 1989. Hlm. 37

11

(4)

4

atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau mendapat

pengakuan dari masyarakat.12

B. Ciri-ciri Struktur Sosial

Secara umum ciri-ciri struktur sosial meliputi berikut ini13.

a. Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.

Struktur sosial disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan

yang tertinggi sampai yang terendah, berfungsi sebagai saluran

kekuasaan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara

menyeluruh.

b. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi

vertikal adalah hierarki status-status sosial dengan segala peranannya

sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur

status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Sedangkan

pada struktur sosial yang memiliki dimensi harizontal, seluruh

masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam

kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.

c. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses

sosial yang terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat

lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana

bentuk struktur sosialnya.

d. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola

hubungan masyarakat, artinya struktur sosial yang dimiliki suatu

masyarakat berfungsi untuk mengatur berbagai bentuk hubungan

antarindividu di dalam masyarakat tersebut.

e. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial

merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang

mengandung dua pengertian, yaitu dalam struktur sosial terdapat

12

Soerjono Soekanto. Sosiologi; Suatu Pengantar. 2005. Hlm. 266.

13

(5)

5

peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan

perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan

tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan integrasi

sosial yang berkesinambungan, sebelum terancam proses

ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat. Pada ciri yang kelima ini

dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan keteraturan sosial

atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat.

C. Bentuk Masyarakat Berdasarkan Ciri-Ciri Struktur Sosial

Berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan budayanya, masyarakat

dibagi menjadi 3 bentuk menurut Selo Soemardjan yaitu14:

1) Masyarakat sederhana, dengan ciri-ciri struktur sosial dan budaya

seperti:

a. Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.

b. Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.

c. Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.

d. Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga

pendidikan.

e. Hukum yang berlaku tidak tertulis.

f. Sebagian besar produksi hanya untuk keperluan keluarga

sendiri atau untuk pasaran dalam skala kecil.

g. Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.

2) Masyarakat madya, dengan ciri-ciri struktur sosial dan budaya seperti:

a. Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan

masyarakat setempat sudah mengendor.

b. Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan

pengaruh luar.

c. Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga

kepercayaan-kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru

14

(6)

-6

timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk

menanggulangi suatu masalah.

d. Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat

lanjutan.

e. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.

f. Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul

diferensiasi dalam struktur masyarakat.

g. Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga

dan kerabat, sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar

uang.

3) Masyarakat modern, dengan ciri-ciri struktur sosial dan budaya

masyarakat seperti:

a. Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.

b. Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling

mempengaruhi.

c. Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat

kuat.

d. Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.

e. Tingkat pendidikan formal tinggi.

f. Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.

g. Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang

didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.

D. Pengertian Kepribadian

Woodworth mengemukakan bahwa kepribadian merupakan “ kualitas tingkah laku total individu”. Sedangkan Hall dan Lindzey mengemukakan bahwa secara popular, kepribadian dapat diartikan

sebagai: 1. ketrampilan atau kecakapan seseorang, 2. kesan yang paling

menonjol, yang ditunjukan seseorang terhadap orang lain (seperti

(7)

7

Dashiell mengartikannya sebagai “ gambaran total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi”.15

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kepribadian

adalah karakteristik tingkah laku, sikap, sifat manusia yang lahir dengan

sendirinya karena beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian.

Kepribadian ini menjadi suatu ciri manusia yang satu dengan manusia

lainnya dan kepribadian dapat berubah sesuai dengan kemauan dan niat

individu tersebut.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Sosial dan Kepribadian

Berikut ini faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bentuk-bentuk

struktur sosial:

1. Dasar Ekonomi/ kekayaan

Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat

dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

a. Golongan Atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan

atau kekayaannya dengan leluasa dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Termasuk dalam golongan

ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, dan orang-orang

yang berpenghasilan besar.

b. Golongan Menengah, yaitu orang-orang yang karena

penghasilan atau kekayaannya dengan leluasa dapat

memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa

untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Termasuk dalam

golongan ini adalah pegawai kantor, petani pemilik lahan,

dan pedagang.

c. Golongan Bawah, yaitu orang-orang yang dengan

sumberdaya ekonominya hanya dapat memenuhi kebutuhan

hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak

15

(8)

8

mampu untuk itu. Termasuk dalam golongan ini adalah buruh

tani dan budak.

2. Dasar Pendidikan

Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi

terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki

pendidikan tinggi. Status sseorang juga ditentukan oleh

penguasaan atau keahlian khusus lain seperti dalam bidang

agama, ketrampilan, kesaktian dll.

3. Dasar Kekuasaan

Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang

atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar

wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata

sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi

sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.

4. Dasar Keturunan

Keturunan yang dimaksud adalah keturunan yang

berdasarkan kebangsawanan atau kehormatan bukan kekayaan

atau kekuasan. Ketururnan bangsawan biasanya akan

menempati lapisan atas.

Adanya struktur sosial dalam masyarakat menimbulkan

dampak-dampak bagi kehidupan masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dapat

berupa dampak positif seperti adalah orang-orang pada golongan bawah

akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan

kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang

lebih tinggi dan dampak negatifnya yaitu dapat menimbulkan kesenjangan

sosial.

Sementara faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan

kepribadian adalah sebagai berikut.16

16

Mirzabashiruddin. 2013. Struktur sosial dan Kepribadian diakses dari

(9)

9 - Warisan biologis

Misalnya bentuk tubuh, apakah endomorph/gemuk bulat,

ectomorph/kurus tinggi, dan mesomorph/atletis. Dari beberapa

penelitian diketahui bahwa mesomorph lebih berpeluang melakukan

tindakan-tindakan, termasuk berperilaku menyimpang dan melakukan

kejahatan.

- Lingkungan fisik/geografis

Tempat kediaman seseorang, apakah seseorang berdiam di

pegunungan, dataran rendah, pesisir atau pantai ataupun yang lainnya

akan mempengaruhi kepribadiannya.

- Faktor lingkungan kultural

Kebudayaan masyarakat, dapat berupa:

a) Kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis (Jawa, Sunda, Batak,

Minang, atau yang lainnya).

b) Cara hidup yang berbeda antara desa (daerah

agararis-tradisional) dengan kota (daerah industri-modern).

c) Kebudayaan khusus kelas sosial (ingat: kelas sosial buka

sekedar kumpulan dari orang-orang yang tingkat ekonomi,

pendidikan atau derajat sosial yang sama, tetapi lebih

merupakan gaya hidup).

d) Kebudayaan khusus karena perbedaan agama (Islam, Kristen,

Katholik, Hindu, Budha, dan lain-lain).

e) Pekerjaan atau keahlian (guru, dosen, birokrat, politisi, tentara,

pedagang,wartawan, dan lain-lain).

- Pengalaman kelompok (lingkungan sosial)

Dengan siapakah seseorang bergaul dan berinteraksi akan

mempengaruhi kepribadiannya.

- Pengalaman unik

Misalnya sensasi-sensasi ketika seseorang dalam situasi jatuh cinta.

(10)

10

F. Hubungan Struktur Sosial dengan Perkembangan Kepribadian

Struktur sosial menurut House mempunyai arti adanya pola-pola

perilaku dan interaksi sosial antar orang ataupun antar kelompok di

berbagai posisi sosial di masyarakat, baik ditingkat makro yang lebih luas

dan kompleks beserta dampaknya, maupun ditingkat mikro yang lebih

terbatas dan berdampak langsung terhadap individu seperti di keluarga,

sekolah, tempak kerja.17 Dampak keluarga, tempat kerja atau sekolah terhadap perilaku sosial secara struktural menekankan pada bagaimana

unit-unit sosial tersebut mengembangkan pola-pola hubungan

interpersonal, bagaimana mereka ditata dan difungsikan. Selain itu isi dari

proses yang terdiri atas nilai-nilai dan keyakinan ditanamkan pada

masyarakat akan membentuk suatu perilaku; pola-pola perilaku yang

tampil di dalam tata hubungan tersebut (struktural) berfungsi sebagai

perlakuan yang akan berdampak terhadap sasaran target disamping isi dari

proses perlakuan yang diberikan.

Upaya pendidikan berangkat dari konsepsi, citra orang tentang

manusia, tentang pribadi serta hubungan dengan antara mereka. Salah satu

sumber pemahaman tentang manusia adalah dapat diperoleh melalui

konsepsi yang diajukan para ahli sosiologi. Umumnya sosiologi

memandang masyarakat sebagai hal utama bagi kehidupan manusia.

Dalam kaitannya dengan struktur sosial , manusia atau pribadi menempati

posisi antara (intervening) yaitu antara komponen stuktur sosial satu

dengan komponen sturuktur sosial yang lain (Alex Inkeles, 1964, 61).

Disamping itu, pemahaman terhadap masyarakat secara utuh dan

menyeluruh (struktur sosial dan pemfungsiannya) hanya dapat diperoleh

jika konsep-konsep sosiologi dipadukan dengan pemahaman kepribadian.

Para ahli sosiologi mendasarkan pemahaman mereka tentang masyarakat

pada citra/konsep mereka tentang manusia/kepribadian dan tentang

17

(11)

11

masyarakat serta hubungan antar keduanya. Struktur sosial masyarakat

dapat dipertahankan melalui aksi manusia yaitu pribadi-pribadi warga

masyarakat didalam kaitan struktur sosial tersebut. Struktur soaial yang

ada dalam masyarakat akan mempengaruhi pembentukan kepribadian

seseorang. Misalnya seorang siswa yang ayahnya sebagai perwakilan

dewan. Anak tersebut kadang kadang akan terpengaruh oleh status sosial

ayahnya sehingga mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian anak

itu yang cenderung lebih percaya diri,

Komponen-komponen kelas sosial dan berfungsinya

masing-masing komponen memiliki dampak terhadap perilaku dan kepribadian

individu yang terlibat didalamnya. Pola periaku ini menyusun sistem nilai

yang dikelompokkan menjadi dua kategori besar yaitu sistem pengarahan

diri sendiri (self-direction) dan konformitas atau

kesetiaan/kepatuhan/loyalitas. Mereka yang berada dikelas sosial atas

cenderung mengembangkan kepribadian dan perilaku mandiri dengan

sistem nilai pengarahan diri sendiri (disebut juga nilai instrumental) dan

mereka yang berada didalam posisi sosial dibawah cenderung

mengembangkan kepribadian dan perilaku berdasarkan nilai konformitas

(disebut juga nilai ekspresif) terhadap hal-hal dari luar. Hal demikian

berbeda dengan nilai-niai kemandirian yang berkembang pada tingkatan

pekerjaan dan kondisi kerja yang menjadi arena berkembangnya

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ary H Gunawan. 2000. Sisiologi pendidikan; Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Farida Hanum. 2013. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kanwa Publisher.

Panuti Sudjiman dan Greta Librata. 1989. Sosiologi Pendidikan: Perspektif Pendahuluan yang Analitis (Terj. D.F. Swift). Jakarta: Bhratara.

Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soerjono Soekanto. 1984. Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika N. 2007. Teori Kebudayaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Internet

Anonim. 2013. Struktur sosial. Artikel. Diakses dari https://ayobelajarsosiologi.wordpress.com pada tanggal 27 Februari 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor psikografis yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek adalah tipe kepribadian individu yang tidak menyukai resiko ( risk aversion ) dan tipe

Suatu bangsa sebagai kolektivitas seperti halnya individu memiliki kepribadian yang terdiri atas serumpun ciri-ciri menjadi suatu watak. Kepribadian nasional lazimnya

Kecerdasan emosional dan tingkat ketergantungan nikotin merupakan salah satu ciri kepribadian dan variabel individu lainnya yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perilaku,

Adapun variabel yang memberikan pengaruh signifikan adalah self-efficacy dan faktor kepribadian neuroticism sedangkan faktor lainnya seperti faktor conscientiousness,

Kecerdasan emosional dan tingkat ketergantungan nikotin merupakan salah satu ciri kepribadian dan variabel individu lainnya yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perilaku,

Faktor kepribadian extraversion ini dikatakan mempengaruhi prestasi akademik, dikarenakan individu yang memiliki kepribadian ini cenderung ramah, terbuka, dan mudah

Hasil-hasil penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa faktor psikologi individu seperti sifat kepribadian merupakan salah satu variabel penting yang

kepribadian siswa, bakat yang umum, pengetahuan akan suatu objek, dan banyak faktor yang lain; metode yang efektif memungkinkan siswa untuk mengalami kemajuan pada tingkat