A. PROSES KOGNITIF DALAM PERSEPSI
Kubus Necker . bila kita pelajari bentuk itu persepsi akan berubah. Bahwa bidang yang berwarna kadang-kadak tampak seperti bagian depan dan belakang,begitu kita tau kubus berubah secra perspektif kita akan sulit menentukan mana bagian depan dan belakang.
Sifat Aktif Persepsi
Hipotesis persepsi. bentuk yang dapat dibolak-balik seperti kubus Necker menunjukan bahwa persepsi kita bukan merupakan kaca stimulus penglihatan statis. Penghayatan adalah suatu hipotesis uang dianjurkan oleh data sensorik.
Dugaan tentang adanay pengujian hipotesis menekan adanya sifat aktif persepsi. Sistem persepsi tidak menerima masukan secara pasif tetapi berupaya untuk mencari penghayatan yang palinh sesuain dengan dat sensorik. Hanya dalam kondisi yang luar biasa, seperti melihat bentuk yang taksa, sifat pengujian hipotesis menjadi nyata.
Konteks dan Pengalaman. Setiap hipotesis yang diuji dan penghayatanya terbentuk tidak hanya tergantung pada ciri objek, tetapi juga pada konteks dimana benda itu dilihat. Sama halnya dengan pengalaman lampau yang mempengaruhi setiap hipotesis persepsi yang kita bentuk bila kita melihan sesuatu untuk pertama kali
Analisis dengan Sintesis
Analisis dengan sintesis adalah teori uang memandang persepsi sebagai proses aktif yang menguji hipotesis yang dipengaruhi konteks dan pengalaman lampau (Neisser, 1976) . Menurut teori ini penghayatan mengunakan ciri benda ,konteks dan pengalaman lampau untuk mendapatkan ”terkaan yang jitu” tentang apa yang dilihat.
Analisis dengan sintesis berasumsi bahwa pengamat telah menimpan suatu skema dalam ingatannya untuk setiap stimulus yang teleha dialaminya pada masa lalu. Bila terdapat suatu stimilus, proses dua tahap menjadi aktif. Pertama , disusun hipotrsis – atau terkaan- tentang identitas stimulus, berdasarkan konteks dimana stimulus diberikan seta pengalaman lampau dan harapan pengamat.
Teori analisis dengn sintesis ini memandang persepsi sebagai proses kognitif yang aktif mengecek suatu suatu hipotesis lainnya sampai ditemukan yang sesuai dengan kenyataan , berbeda dengan pendekatan statik yang mengemukakan bahwa ciri fisik ditimbulkan secara mekanik dari masukan stimulus terlepas dari korteks dan kemudian hanya diolah untuk pengenalan.
Perhatian
Petunjuk Pemilihan Stimulus. kesimpulannya bahwa sistem saraf mestunya mempunyai semacam kesimpulan bahwa sistem saraf mestinya mempunyai semacam tempat dimana informasi sensorik yang masuk disimpan semantara dalam bentuk yang agak kasar dan teraanalisis.
Faktor yang menentukan stimulus mana yang akan terpilih sebagai perhatian ? beberapa ciri fisik stimulus yang pentinh adalah ; intensitas, ukuran, kontras, dan gerakan. Variabel internal tertentu seperti,motif ,harapan dan minat juga menentukan stimulus yang menarik perhatian.
Hubungan Fisiologis Perhatian . Reaksi fisiologis yang terjadi sebagai respon pada perubahan stimulus disekitarnya membentuk suatu pola yang ajag disebut refleks berorientasi yang terjadi pada manusia maupunmhewan sebagai respon pada setiap perubahan yang paling kecil sekalipun disekitar stimulus.
B. Ilusi,Ekstra Sensori Persepsi (ESP) dan Persepsi Bawah Sadar
(Priming)
1. Ilusi
Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif.
Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).
1. Ilusi disebabkan faktor-faktor eksternal
Gambar pada cermin serta gaung suara adalah ilusi tipe ini. Gambar atau bayangan dicermin kelihatannya terletak dibelakang kaca, ini disebabkan dari arah itulah cahaya datang mengenai mata kita. Gaung datang dari arah yang berlawanan dengan posisi kita berdiri, karena di situ pula suara tidak masuk kedalam telinga kita.
2. Ilusi disebabkan kebiasaan
Rangsangan-rangsangan yang disajikan sesuai dengan kebiasaan kita dalam mengenali, kita akan lebih mudah menimbulkan ilusi bila otak kita bisa dengan pengindraan visual yang mengandalkan perspektif maka akan terjadi kesalahan.
3. Ilusi karena kesiapan mental atau harapan tertentu
Jika kita kehilangan sesuatu dan ingin sekali menemukannya kembali. Anda akan sering melihat sesuatu yang mirip barang tersebut.
4. Ilusi karena kondisi rangsang terlalu kompleks
2. Ekstra Sensori Persepsi (ESP)
Ekstra Sensori Persepsi (ESP) adalah kemampuan untuk memilih pikiran,bayangan,firasat dan pola energy,membawa kesadaran lebih dari mata bisa melihat,telinga bisa mendengar,hidung bisa mencium,bisa merasakan jari atau lidah dapat menambah rasa.Atau biasa disebut sebagai indra keenam. Setiap orang memiliki ESP.Fakta bahwa beberapa orang mengembangkan kemampuan ini untuk tingkat yang sangat tinggi telah menciptakan kesan bahwa hanya orang tertentu yang memiliki ESP.Namun kita semua masuk ke dalam kategori sensitive.Yang paling penting dari semua indera adalah respon untuk hidup.Pada dasarnya,manusia adalah roh,jiwa,atau energy elektro magnetic.Jiwanya memberikan energy bagi tubuh..Karena manusia adalah jiwa atau energy elektro magnetik.Jiwanya memberikan energy bagi tubuh.Karena manusia adalah jiwa atau energy elektro magnetik lalu ia menciptakan pikiran.Setiap pikiran yang kita pikirkan adalah seperti gelombang radio yang ditransmisikan.Ada pria dan wanita naik ke puncak puncak kepemimpinan kreatif karena mereka telah “ disetel” untuk persepsi pemikiran yang lebih tinggi atau kecerdasan kreatif dari alam semesta.Penguasaan hidup harus menemukan tantangan yang terbesar dalam mempelajari seni penegasan dari apa pengalaman yang dimulai dari diri sendiri.
3. Persepsi bawah sadar (sublimical perception)
Persepsi terhadap suatu objek dapat terjadi tanpa disengaja atau disadari oleh seseorang. Biasanya persepsi tersebut tertuju pada objek, gambar atau kata-kata yang ditampilkan didalam waktu yang relatif singkat atau sedikit dalam rangkaian suatu peristiwa. Persepsi subliminal terjadi apabila stimulus yang tampaknya tidak diperhatikan atau tanpa disadari keberadaanya oleh seseorang namun secara diam-diam stimulus itu mempengaruhi perilaku orang yang bersangkutan dikemudian hari.
C. Pengaruh Bawaan dan Belajar Terhadap Persepsi
Sejak manusia lahir ke dunia ini,manusia sudah dibekali potensi berupa kemampuan penglihatan,pendengaran,pikiran dan lain sebagainya.Seiring berjalannya waktu semua potensi yang ada pada diri manusia itu ikut berkembang pula bila disertai dengan dukungan serta proses pembelajaran dari lingkungan sekitarnya terutama dari orang tuanya.Pembentukan persepsi yang berlangsung dari lahir hingga akhir hayat itu dipengaruhi oleh beragam pengalaman dan juga perhatian individu yang berbeda beda kepada setiap pengalaman yang dihadapinya.
Pengaruh bawaan juga sebenarnya ikut mempengaruhi terhadap pembentukan persepsi seseorang.Hal ini bisa dibuktikan ketika gen seorang anak yang dihasilkan merupakan kombinasi dari kedua orang tuanya.Ada kemungkinan pembentukan persepsi anak tersebut mengikuti gen dari kedua orang tuanya.