• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER REDENOMINASI MATA UANG INDONESIA R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAPER REDENOMINASI MATA UANG INDONESIA R"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

REDENOMINASI MATA UANG INDONESIA (RUPIAH)

Diajukan untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Manajemen Lembaga Keuangan Dosen : A. Khoirul Anam, S.E., M.Si.

Oleh :

Statista Sagita Haprifanyuna ( 131120000716 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ABSTRAK

Uang memiliki peranan penting dalam aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mencukupi. Apalagi dewasa ini, semua dinilai dengan satuan uang. Dahulu uang tidak berbentuk seperti sekarang, sederhana dan mudah dibawa. Butuh waktu lama untuk manusia bergerak menciptakan alat pembayaran yang sah. Begitu pula dengan sejarah Rupiah Indonesia yang tentu tidak hadir begitu saja. Perlu waktu untuk mempertahankan Rupiah dan perekonomian Indonesia saat itu. Banyak kebijakan untuk mengatur Rupiah sedemikan rupa agar Rupiah tetap statbil dan tidak menimbulkan inflasi, seperti sanering dan redenominasi.

(3)

PENDAHULUAN

Uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk membayar utang. (Thomas, R. G. Our Modern Banking and Monetary System. )

Rupiah adalah mata uang negara Republik Indonesia. Nama mata uang Indonesia atau Rupiah sering dikaitkan dengan rupee mata uang India, namun menurut Adi Pratomo, salah satu sejarawan uang Indonesia, Rupiah diambil dari kata rupia dalam bahasa Mongolia. Rupia sendiri berarti perak. Memang sama dengan arti rupee, namun Rupiah sendiri merupakan pelafalan asli Indonesia karena ada penambahan huruf ‘h’ di akhir kata rupia, khas pelafalan orang Jawa. (http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/01/sejarah-redenominasi-di-indonesia-1946.html)

(4)

PEMBAHASAN

A.Sejarah Uang Dunia

Sejarah uang telah mengalami perjalanan yang sangat panjang di dunia ini. Dan sekarang uang telah mengambil peran yang sangt penting dan vital dalam kehidupan manusia sekarang. Segala sesuatu pasti diukur dengan satuan uang. Hampir semua hal di dunia ini di nilai dengan satuan uang. Berikut adalah sejarah uang dan perkembangannya di dunia :

a. Sejarah Uang Zaman Pra-sejarah

Uang mulai dikenal sebagai alat pembayaran resmi transaksi yang baru dikenal pada zaman moder. Pada masa pra-sejarah , jenis uang seperti sekarang sudah tentu belum ada, namun bukan berarti manusia pra-sejarah tidak pernah melakukan transaksi jual beli seperti sekarang, hanya saja melakukan tukar barang (barter) namun barter zaman dahulu hanya transaksi satu arah. Missal, di suatu kelompok ada yang paling kuat, dan anggota kelompok itu wajib memberikan makanan bagi si pemimpin kelompok yang kuat itu, sebagai gantinya pemimpin kelompok yang kuat tadi melindungi kawanannya agar tidak direbut kawanan lain.

b. Sejarah Uang Barang (Barter)

Barter merupakan tahap yang penting dalam sejarah pekembangan uang di dunia. Manusia purba yang dulunya menggunakan barter satu arah, pada zaman ini manusia pra-sejarah dapat melakukan transaksi dua arah seperti layaknya jual beli. Hal ini tentu memudahkan mereka dan member keadilan daripada zaman sebelum ini.

Namun semakin lama, timbullah berbagai persoalan mengenai barter, mulai dari pertukaran yang tidak seimbang, jarak yang terlalu jauh, jumlah barang yang terlalu banyak, resiko rusaknya barang sebelum dibarter.

Mulai dari hal tersebut timbullah ide-ide untuk membuat uang yang bernilai tetap, awet, berlaku untuk semua jenis barang, serta mudah dibawa.

c. Sejarah Uang Logam

Perjalanan yang begitu panjang telah dilalui dan berakhirlah masa system barter karena mata uang sudah ditemukan. Pada awalnya mereka menggunakan barang berharga atau barang khusus sebagai mata uang seperti logam dan batu. Di beberapa peradaban muncul mata uang logam, mata uang ini tidak muncul secara bersamaan, beda negara/kota/tempat beda pula masa berlakunya.mengapa logam? Karena logam dianggap layaknya barang berharga, selain itu logam mudah dibentuk dan dapat dibawa dengan lebih mudah. Di beberapa bangsa mulai muncul uang logam yang di bentuk dengan gambar tertentu di kedua sisinya. Beberapa jenis logam yang digunakan pada masa itu antara lain, emas, perak, perunggu, dan besi, sedangkan bentuknya tidak hanya bundar saja melainkan ada segitiga, kotak dan lonjong.

d. Sejarah Uang Kertas

(5)

e. Sejarah Uang Modern

Setelang ada uang logam dan uang kertas, muncullah uang modern akibat perkembangan ide dan teknologi yang semakin maju. Misal deposito, check, giro, dan lainnya. System yang diberlakukan disini adalah transaksi tanpa menggunakan uang secara fisik. Ide untuk uang modern ini tentu bertujuan untuk memudahkan kegiatan transaksi. Hal ini dibantu pula dengan adanya bank sebagai tempat penyimpan uang dan jasa kirim uang, sehingga saat ingin mengirim uang di negara bagian lain maka sangat mudah dilakukan dan hemat waktu tentunya.

B. Sejarah Uang di Indonesia (Rupiah) .

Indonesia awalnya menggunakan mata uang Belanda Gulden dari tahun 1610 sampai 1817. Setelah 1817 dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda. Rupiah dikenalkan pertama kali secara resmi oleh Jepang saat Perang Dunia ke-2 dengan nama Rupiah Hindia Belanda. Saat perang usai, Javaans Bank (sekarang Bank Indonesia) mengenalkan mata uang Rupiah Jawa sebagai gantinya.

Pada awal masa kemerdekaan, Indonesia belum mengenal Rupiah, namum menggunakan mata uang resmi yang dikenal sebagai ORI (Oeang Republik Indonesia). ORI memiliki janngka waktu peredaran selama 4 tahun. ORI mulai digunakan sejak 1945 hingga 1949, namun penggunaan ORI secara sah baru dimulai sejak diresmikannya mata uang tersebut oleh pemerintah sebagai mata uang Indonesia pada 30 Oktober 1946. Pada 1947, 8 April, gubernur Sumatera mengeluarkan Rupiah Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera (URIPS). Mulai 2 November 1949 Indonesia menetapakan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. Kepulauan Riau dan Irian Barat juga memiliki varian Rupiah sendiri, namun penggunaannya dihapuskan pada tahun 1964 untuk Riau dan tahun 1974 untuk Irian Barat.

C.Sejarah Redenominasi di Indonesia (Rupiah)

Mulai tahun 2012 sudah mulai terdengar kabar bahwa Indonesia akan melakukan redenominasi Rupiah. Berbagai sikap pun bermunculan, ada yang menyambut dengan baik, ada yang menentang, ada juga yang acuh. Sebenarnya apa yang membuat masyarakat bersikap demikian? Apakah redonominasi itu baik? Ataukah redenominasi itu buruk? Apakah Indonesia pernah melakukan hal ini sebelumnya? Berikut sejarah redenominasi di Indonesia :

a.Oktober 1946

(6)

b.10 Maret 1950

Pada tahun 1950, uang eks-penjajah masih beredar. Padahal pemerintah telah melakukan sanering untuk pertama kalinya guna menarik uang beredar selain ORI. Produktivitas di Indonesia pasca merdeka ternyata tidak mengalami peningkatan secara signifikan, sehingga kebutuhan penduduk tidak tercukupi. Selain itu, teknologi untuk pencetakan uang saat itu belum canggih sehingga banyak kasus pemalsuan yang berimbas inflasi karena banyaknya uang yang beredar saat itu.

Menteri Keuangan Kabinet Hatta II, Sjafruddin Prawiranegara, dari Partai Masyumi, menerapkan kebijakan “gunting Sjafruddin”. Pada masa itu uang ORI disebut uang putih dan uang NICA disebut uang merah. Pada 10 Maret 1950 Sjafruddin memerintahkan agar uang merah yang bernilai diatas Rp 5,- digunting menjadi dua dan hanya bagian kiri saja yang berlaku sebagai alat transaksi, itupun nilainya hanya setengah dari nilai tercantum. Aturan ini berlaku untuk semua uang fisik yang beredar dan di bank. Sedangkan yang kanan dapat ditukarkan dengan obligasi pemerintah yang dapat ditukarkankemabali setelah 40 tahun kemudian dengan bunga 3% per tahun. Langkah ini merupakan kebijakan untuk menangani kas negara yang minim dan utang negara yang terus menumpuk. Tiga poin penting dalam kebijakan ini antara lain :

- Menyeragamkan mata uang untuk efisiensi perdagangan - Menekan laju inflasi serta mengurangi jumlah uang beredar

- Mengisi kas negara dengan memaksa secara tersirat kepada masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank.

c.25 Agustus 1959

Sembilan tahun kemudian, Indonesia melakukan sanering yang ke-3 yang dikenal dengan “politik pengebirian uang”. Penamaan kebijakan tersebut dirasa pas dengan salah satu tujannya yaitu mengurangi jumlah uang beredar (terutama untuk orang kaya), selain itu pemerintah juga melakukan redenominasi uang pecahan besar dan pembekuan deposito diatas Rp 25.000,-

Tapi jika dilihat dari pelaksanaanya, kebijakan 1959 lebih condong ke redenominasi karena mengurangi satu digit nol. Tapi sangat disayangkan, kondisi perekonomian saat itu sedang tidak sehat, konsentrasi pemerintah pecah anatara masalah konflik social-politik nasional dan penyelesaian masalh internasional.

d.19 Desember 1965

Perekonomian Indonesia terus melemah hingga 1965. Pada 1959 nilai tukar Rupiah terhadap US$ adalah Rp 45,- namun pada 1965 nilai tukarnya adalah Rp 35.000,- , sangat drastis. Namun pemerintah saat itu hanya mengurus masalah politik nasional dan internasional tanpa memperhatikan penguatan pembangunan ekonomi. Ruwetnya kondisi politik dan terabaikannya perekonomian Indonesia membuat Indonesia benar-benar terpuruk. Akhir 1965 atau tepatnya 19 Desember 1965, Wakil Perdana Menteri III yaitu Chairul Saleh mencoba meredenominasi uang senilai Rp 1.000,- menjadi Rp 1,-. Namun saynag kebijakan tersebut tidak mendapat dukungan dari pejabat ekonomi lainnya. Hal ini mengakibatkan Indonesia mengalami inflasi hingga 650% pada tahun 1966.

D.Rencana dan Tahapan Redenominasi di Indonesia a. Rencana

(7)

oleh Bank Indonesia pada awal Mei 2010 dan dikonfirmasikan oleh Gubernur BI terpilih yaitu Darmin Nasution pada 31 Juli 2010. Kebijakan redenominasi ini diambil setelah hasil riset Bank Dunia menyebutkan pecahan uang Rupiah Indonesia Rp 100.000,- adalah yang terbesar ke-2 setelah Dong Vietnam (VND) 500.000.

Tahun 2013, Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu yaitu Agus Martowardoyo, dan Gubernur Indonesia, Darmin Nasution, berencana untuk memberlakukan redenominasi karena tahun 2013 dianggap waktu yang sesuai, selain itu juga bersamaan dengan adanya kebijakan penarikan uang lusuh untuk ditukar dengan uang baru. Kolaborasi antara kebijakan penarikan uang baru dengan redenominasi dapat mengefisiensikan anggran pencetakan uang. Rencananya, pencetakan uang ini meliputi 50% uang pecahan lama dan 50% uang pecahan baru.

Rencana semula Bank Indonesia akan meredenominasi Rupiah tapi terhalang dengan kondisi perekonomian global yang belum stabil dan pembahasan undang-undang yang terhenti akibat adanya agenda Pemilu 2014. Target awal realisasi redenominasi pada 14 Agustus 2014akan berubah dengan model baru, yaitu Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (Uang NKRI)

Sesuai dengan undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang, Rupiah ditempatkan sebagai salah satu symbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan seluruh warga negara Indonesia. Dengan demikian Bank Indonesia tidak lagi menjadi institusi tunggal yang berwenang mencetak uang Rupiah. Nantinya Bank Indonesia harus selalu berkoordinasi dengan pemerintah, yakni kementrian keuangan dalam hal rencana mencetak uang, penerbitan uang, hingga penarikan dan pemusnahan uang lama.

Setelah tidak lagi menjadi institusi tunggal pencetak uang Rupiah, frasa Bank Indonesia yang terdapat di setiap pecahan Rupiah saat ini akan diganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, perubahan lainnya pada uang NKRI nantinya adalah akan adanya tanda tangan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan system pengamanan baru anti pemalsuan pada uang kertas.

b. Tahapan Redenominasi

Rencana redenominasi diprediksikan tidak dapat berlangsung secara singkat, setidaknya butuh lebih kurang 6 tahun yang terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan, dimana kegiatan utamanya adalah menyusun RUU Redenominasi hingga disahkan menjadi UU. Termasuk rencana pencetakan uang dan distribusinya, penyesuaian infrastruktur dan teknologi sitem pembayaran, serta komunikasi kepada seluruh lapisan masyarakat.

2. Tahap Transisi, yaitu penukaran secara bertahap Rupiah lama dengan Rupiah baru. Akan ada dua mata uang beredar yang beredar yaitu Rupiah lama dan Rupiah baru. Pada tahap ini pedaging wajib mencantumkan harga barang atau jasa dalam dual price tagging (dua harga).

3. Tahap Pashing Out, yaitu Rupiah yang bertuliskan baru akan dikembalikan dan menjadi Rupiah untuk digunakan kegiatan transaksi seterusnya.

E. Dampak Redenominasi bagi Indonesia

Berikut merupakan dampak positif dan negatif dari redenominasi : o Dampak Positif

- Mempermudah dalam pencatatan karena nol nya tidak banyak - Meningkatkan efisiensi dalam transaksi tunai

(8)

o Dampak Negatif

- Akan menyebabkan inflasi karena pembulatan ke atas

(9)

PENUTUP

Uang dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang dapat diterima sebagai alat tukar transaksi yang setara, dapat digunakan untuk segala junis benda, tahan lama, nilai yang relative stabil, dan mudah dibawa.

Beratnya perjuangan untuk mempertahankan stabilisasi Rupiah yang paling jelas dimulai sejak Indonesia merdeka. Sistem yang belum rapi membuat pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan guna menekan laju inflasi. Kegiatan yang masih melekat di masyarakat adalah kegiatan sanering dan redenominasi. Kegiatan tersebut belum satu pun yang berhasil membuat masyarakat menjadi takut jika ada peristiwa serupa.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, M. (2014). Kumpulan Definisi Uang Menurut Para Ahli.

http://miragustina90.blogspot.com/2014/03/kumpulan-definisi-uang-menurut-para.html\.

Ardilla, B. A. (2012). Rencana Redenominasi Rupiah dan Dampaknya. http://bella-anggun.blogspot.com/2013/10/rencana-redenominasi-rupiah-dan-dampak.html.

Redenominasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Redenominasi.

(2013). Sejarah Mata Uang Rupiah. http://historysander.blogspot.com/2013/01/sejarah-mata-uang-rupiah.html.

(2013). Sejarah Redenominasi di Indonesia. http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/01/sejarah-redenominasi-di-indonesia-1946.html.

(2012). Sejarah Uang dan Perkembangannya di Dunia.

http://kumpulansejarah1001.blogspot.com/2012/12/sejarah-uang.html.

Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. In d. siamat, Manajemen Lembaga Keuangan

(p. 775). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Thomas, R. G. Our Modern Banking and Monetary System.

Zaka. (2013). Pengertian, Syarat, dan Fungsi Uang.

(11)
(12)
(13)

BIODATA PENULIS

STATISTA SAGITA HAPRIFANYUNA, memulai kehidupan ini sejak 20 tahun yang silam, tepatnya sejak 2 Desember 1993. Mulai bersekolah saat usia 4,5 tahun di TK Bhayangkari 46 Jepara, dan dilanjutkan bersekolah di SDN 01 Panggang Jepara. Tahun 2007 ia masuk di SMP N 1 Jepara dan memilih Sekolah Menengah Kejuaruan Negeri 3 Jepara jurusan akuntansi hingga tamat pada 2012. Untuk jenjang selanjutnya, dara penyuka warna biru ini melanjutkan study di Universitas Islam Nahdllatul Ulama’ (UNISNU) Jepara dengan jurusan yang sama yaitu akuntansi

Kegiatan ekstrakulikuler tak luput dijajalnya mulai dari SD. Dari Marching Band, Pramuka dan OSIS. Darah seni juga mengalir dalam diri gadis ini, terbukti dengan banyaknya penghargaan yang didapatnya dibidang seni tari tradisional dan seni suara. Selain itu, dia juga Sekretaris Forum Anak Jepara (FAJAR) selama 2 periode.

Dan kesibukan penulis selain kuliah adalah aktivis di Unit Kegiatan Mahasiawa (UKM) Orsha (Organisasi Bahasa), menjadi Asisten Pembina Siaga di MTs. Masholihul Huda Krapyak, Pendamping Pelatih Penggalang di SMP N 1 Jepara dan Pendamping Penegak di SMK N 3 Jepara. Dan juga menjalankan bisnis sebagai Consultant bagian Jepara dari Oriflame Sweden.

Referensi

Dokumen terkait

Sementara hasil koefisien determinasi (R 2 ) menyatakan bahwa pengaruh Debt to Equity Ratio , Debt Asset Ratio , Current Ratio , Cash Ratio , Total Assets Turn Over dan

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya (jika kamu mengerjakan yang demikian (niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu

Pada penelitian yang dilakukan oleh Elizaandayni Ginting , dengan judul “ Aplikasi Penjualan Berbasis Web (E- commerce) Menggunakan Joomla Pada Mutiara Fashion ”

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai campur kode dalam iklan daring Lazada edisi April 2019, dapat disimpulkan bahwa bentuk campur kode terdapat

dikarenakan YouTube sendiri melakukan pencarian kata kunci pada seluruh properties yang dimiliki oleh sebuah video tanpa memperhatikan seberapa erat keterkaitan

Dengan memahami fungsi siswa diharapkan mampu membuat contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi.. Dengan memahami fungsi siswa diharapkan mampu menentukan domain,

Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa hasil akurasi tertinggi didapatkan saat menggunakan metode klasifikasi Support Vector Machine (SVM) dengan

Subjek dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis wujud, makna, dan strategi tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada