• Tidak ada hasil yang ditemukan

materi 3 pengelolaan kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "materi 3 pengelolaan kelas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STAIDA GRESIK TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif.

Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.

Djamaroh (2006:173) menyebutkan ” Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering didiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga pengelolaan kelas”. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaan kelas, sedangkan tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling baik. Sebagian besar guru kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan masalah pengelolaan. Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran dan masalah pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen kelas?

2. Apakah tujuan, aspek, fungsi dan masalah dari manajemen kelas? 3. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam manajemen kelas?

4. Bagaimanakah bentuk pendekatan dalam manajemen kelas?

5. Bagaimanakah pengaruh manajemen kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk menjelaskan pengertian manajemen kelas.

2. Untuk menjelaskan tujuan dari manajemen kelas.

3. Untuk mendeskripsikan prinsisp-prinsip dalam manajemen kelas. 4. Untuk mendeskripsikan bentuk pendekatan dalam manajemen kelas.

5. Untuk mendeskripsikan pengaruh manajemen kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Guru

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang tentunya berpengaruh pada hasil belajar siswa.

b. Menjadi masukan untuk menerapkan manajemen kelas yang baik. 2. Bagi Sekolah

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.

Terdapat beberapa defenisi tentang manajemen kelas berikut ini : 1. Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern

Menurut konsepsi lama, manajemen kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap terhadap problem dan situasi manajemen kelas (Lois V. Jhonson dan Mary Bany, 1970)

2. Berdasarkan Pandangan Pendekatan Operasional Tertentu (Disarikan dari Wilford A. Weber 1986)

1. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter).

2. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).

3. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).

4. Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).

5. Seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (Pendekatan Instruksional).

6. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).

7. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersional yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif (Pendekatan Penciptaan Iklim Sosioemosional).

8. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif (Pendekatan Sistem Sosial)

B. Tujuan, Aspek, Fungsi, dan Masalah Manajemen Kelas 1. Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan manajemen kelas adalah :

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

(4)

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen tahun 1996 : 2)

2. Aspek, Fungsi, dan Masalah Manajemen Kelas

Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajenen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970 ).

1. Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal,manajenen kelas berfungsi:

Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.

2. Memelihara agar tugas–tugas itu dapat berjalan lancar.

Masalah manajenen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : masalah individual dan masalah kelompok.

Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti : 1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.

2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan. 3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain. 4. Peragaan ketidakmampuan.

Sedangkan masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas :

1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.

2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya. 3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.

4. “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.

5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap, semangat kerja rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain. (Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, dalam M.Entang dan T.Raka Joni1983).

C. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Kelas

“Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.

(5)

dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.

Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut.

1. Hangat dan Antusias

Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

6. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

D. Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.

Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179) Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:

1. Pendekatan Kekuasaan

(6)

dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.

2. Pendekatan Ancaman

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.

3. Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

4. Pendekatan Resep

Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

5. Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.

Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.

Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.

7. Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.

8. Pendekatan Kerja Kelompok

(7)

untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.

9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik

Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.

E. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.

Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari manajemen kelas.

Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

(8)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Manajemen kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi dan kondisi kelas memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

B. Saran

Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA http://one.indoskripsi.com/node/10486

http://sekolah-dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalam-pengelolaan kelas.html http://gurukreatif.wordpress.com/2008/03/26/6-indikator-pengelolaan-kelas-yang-berhasil/ Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kasim, Meilani. Manajemen Kelas. Pengertian Manajemen Kelas September 2011 - 19:59:40 WIB | Diposting oleh : Administrator

(9)

STAIDA GRESIK TAHUN AKADEMIK 2013/2014 MATA KULIAH PENGELOLAAN KELAS

Dosen: Achmad Nur Samsudin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajemen kelas merupakan serangkaian kegiatan guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efisiensi sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para tenaga pengajar. Alasannya sederhana yaitu karena mereka berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dikelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajaranya bertemu dan berinteraksi didalam kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dikelola secara baik, profesional, terus-menerus dan berkelanjutan.

Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Penguasaan tentang prinsip-prinsip manajemen kelas menjadi filter-filter penyaring guna menghilangkan kekeliruan umum dari manajemem kelas. Ketidaktahuan dalam membedakan masalah-masalah tesbut mengakibatkan pemecahan masalahnya pun menjadi kurang tepat. Ketidaktahuan memecahkan masalah seperti itu sudah tentu menjadi barang yang merugikan dan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Sebaliknya dengan dipahaminya prinsip-prinsip manajemen kelas hambatan pencapaian tujuan pembelajaran dapat dihindari.

B. Perumusan Masalah

1. Mengetahui kegiatan mengajar dan manajemen kelas 2. Mengetahui pengertian manajemen kelas

3. Mengetahui tujuan manajemen kelas C. Tujuan Penulisan

1. Membedakan pengertian mengajar dan mengelola kelas dan hubungan antar keduanya 2. Membedakan masalah pengajaran dan masalah manajemen kelas

(10)

BAB II PEMBAHASAN 1. Kegiatan Mengajar dan Manajemen Kelas

Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial (Depdikbud, 1983:9); Entang dan Raka Joni, 1983). Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Kegiatan mengajar antara lain seperti menelaah kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pembelajaran, menyajikan materi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan siswa.

Kegiatan manajerial kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara berkelanjutan. Kegiatan manajerial antara lain seperti mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, memberikan ganjaran dengan segera, mengembangkan aturan main dalam kegiatan kelompok, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan tata tertib. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat dibedakan adanya dua kelompok masalah yaitu masalah pengajaran dan masalah menajemen kelas.

Walaupun istilah mengajar (teaching) dan pengajaran (instruction) sering digunakan dalam arti yang sama, adalah sangat berguna apabila memandang mengajar sebagai sesuatu yang memiliki dua dimensi yang saling berhubungan, yaitu pengajaran dan manajemen. Menagjar dan manajemen dapat dibedakan, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran keduanya sulit dipisahkan. Manajemen kelas bermaksud menegakkan dan memelihara pelaku siswa menuju pembelajaran yang efektif dan efisian, memudahkan pencapaian tujuan pengolahan. Pengajaran dan manajemen bertujuan menyiapkan atau memproses, yaitu memproses atau menyiapkan perilaku-perilaku guru dan/atau siswa yang diharapkan memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan tertentu(Weber, 1993:1)

Dibawah ini, adalah gambaran proses pengajaran dan proses manajerial yang masing-masing meliputi empat proses.

Proses pengajaran

a. Mengidentifikasi tujuan pengajaran b. Mendiagnosis kebutuhan siswa

c. Merencanakan dan menerapkan aktivitas pengajaran d. Mengevaluasi keberhasilan siswa

Proses manajerial

a. Menetapkan tujuan manajerial b. Menganalisi kondisi yang ada

c. Memilih dan menerapkan strategi menajerial d. Menilai keefektifan manajerial

2. Pengertian Manajemen Kelas

(11)

proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Depdikbud, 1989).

Dalam arti umum kelas menunjuk kepada pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Pengertian umum ini ditinjau secara didaktis. Dengan batasan pengertian umum tersebut , Suharsimi Arikunto (1986: 17-18) mengemukakan tiga persyaratan untuk terjadinya kelas. Pertama; sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama bersama-sama menerima pelajaran, tetapi jika bukan pelajaran yang sama dari guru yang sama namanya bukan kelas. Kedua; sekelompok anak yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama tetapi dari guru yang berbeda, namanya bukan kelas. Ketiga; sekelompok anak yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara bergantian, namanya bukan kelas. Kelas merupakan satu ‘kesatuan’ sekolah terkecil. Penggunaan istilah kesatuan di dalam kaitan ini mengandung makna bahwa kelas mempunyai ciri atau karakteristik yang khusus. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap kelas yang terdapat dalam satu sekolah memiliki suasana yang berbeda atau memiliki kondisi yang berbeda. Misalnya, dalam satu Sekolah Dasar yang memiliki kelas 1A, IB, dan IC tiap-tiap kelas memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Kelas IA adalah kelas yang hidup penuh gairah, kompak dan siswa-siswanya berprestasi baik. Kelas IB adalah kelas yang tenang dan menyenangkan. Kelad IC adalah kelas yang ramai, tidak kompak, dan siswa-siswanya memiliki prestasi rendah.

Berdasar uraian tersebut di atas maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan baik, terus-menerus, dan berkelanjutan.

Terdapat sejumlah definisi tentang manajemen kelas berikut ini yang berpangkal pada sudut pandang yang berbeda

Terdapat sejumlah definisi tentang manajemen kelas berikut ini yang berpangkal pada sudut pandeng yang berbeda:

a. Berdasarkan konsepsi lama dan modern

Menurut konsepsi lama manajemen kelas adalah sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Sementara itu, menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tepat terhadapa problema dan situasi manajemen kelas.

b. Berdasarkan pandangan operasional yang dikemukakan oleh Cooper (1986) dikelompokan menjadi lima definisi manajemen kelas seperti berikut ini:

1. Manajemen kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa.

2. Manajemen menekankan bahwa guru bertugas memaksimalkan kebebasan siswa. 3. Manajemen didasarkan atas pandangan proses pengubahan tingkah laku.

4. Manajemen sebagai proses penciptaan iklim sosial-emosional yang positif didalam kelas. 5. Manajemen didasarkan pada pandangan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan

proses kelompok sebagai kuncuinya.

c. Manajemen kelas adalah segala sesuatu yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar-mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Dengan demikian, manajemen kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.

3. Tujuan Manajemen Kelas

Sementara itu, tujuan manajemen kelas adalah:

(12)

c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perlengkapan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Manajemen kelas merupakan serangkaian kegiatan guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efisiensi sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.

Kegiatan manajerial kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara berkelanjutan. Kegiatan manajerial antara lain seperti mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, memberikan ganjaran dengan segera, mengembangkan aturan main dalam kegiatan kelompok, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan tata tertib. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat dibedakan adanya dua kelompok masalah yaitu masalah pengajaran dan masalah menajemen kelas.

Sementara itu, tujuan manajemen kelas adalah:

a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan berbuat lebih baik. b. Menghilangkan hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran. c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perlengkapan belajar yang mendukung dan

memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:2).

B. Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Jika siswa sudah bisa memahami isi teks, maka guru dapat memberikan penugasan membaca buku yang berkaitan dengan materi. Jika siswa sudah bisa mengelompokkan teman berdasarkan

Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau tulisan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan atau menerapkan metode pembelajaran

Dari data yang ditemukan terdapat penulisan angka sebagai Jam bang bilangan yang tidak sesuai dengan kaidah ejaan Indonesia. (1) Pada akhir pelita ke VII kemiskinan di

Sehingga dari pemahaman observasi tersebut, maka yang dimaksud observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

Bagi Bapak/Ibu dan Saudara/i yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ibadah dalam persekutuan di Jemaat GPIB CINERE - Depok dan berkerinduan menjadi anggota jemaat, agar

1) Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan melalui pengembangan sektor-sektor strategis sesuai daya dukung lingkungan

Dengan melihat perubahan kurva lengan stabilitas yang ditunjukkan pada Gambar 10 – 13 di atas, dapat disimpulkan bahwa pada rasio lambung timbul dan lebar kapal

Dengan melihat latar belakang masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture