BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepala Sekolah memiliki peran yang
signifikan dan strategis dalam proses dan hasil
pembelajaran yang bermutu di sekolah. Dalam
konteks ini peran kepala sekolah sebagai supervisor
para guru, kepala Sekolah setidaknya sebagai
teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang
serasi dengan pihak sekolah yang menjadi bagian
binaannya. Peran kepengawasan akademik tersebut
hendaknya dilaksanakan dengan pendekatan
supervisi yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi,
kolaboratif dan berbasis kondisi social budaya.
Pendekatan tersebut semata bertujuan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
(Pidarta, 2004: 160).
Begitu pentingnya supervisi akademik di
sekolah maka kepala sekolah perlu memiliki
kompetensi kepengawasan yang baik artinya:
mampu merencanakan program supervisi Sekolah
dalam rangka peningkatan profesionalisme Kepala
Sekolah, melaksanakan supervisi terhadap Kepala
Sekolah dengan menggunakan pendekatan dan
hasil supervisi terhadap Kepala Sekolah dalam
rangka peningkatan profesionalisme Kepala Sekolah
(Permendiknas no 13 tahun 2007).
Paradigma baru manajemen pendidikan yang
memberikan peran sangat besar terhadap pihak
sekolah dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan
sekolah, perlu ditunjang kemampuan kepala sekolah
dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Salah
satu tugas sebagai supervisor yaitu melakukan
supervisi akademik atas kinerja para Kepala Sekolah
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai
tugas utama di sekolah. Supervisi yang dilakukan
kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran disebut
supervisi akademik (Mulyasa, 2002: 30).
Supervisi akademik adalah bantuan
professional kepada Kepala Sekolah melalui siklus
perencanaan yang sistematis, dilaksanakan melalui
pengamatan yang cermat, memberikan umpan balik
yang obyektif dan segera. Dengan cara tersebut
Kepala Sekolah dapat menggunakan hasil supervise
kepala sekolah sebagai bekal meningkatkan
professional Kepala Sekolah dalam melaksanakan
pembelajaran di sekolah (Mulyasa, 2006: 249)
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
kegagalan dalam pelaksanaan supervisi akademik
bagi para pendidik di sekolah maka perlu dilakukan
akademik perlu dirancang dengan memperhatikan
waktu, objek evaluasi, lokasi dan sasaran. Dari
hasil evakuasi tersebut diharapkan dapat diketahui
tingkat keberhasilan dengan pendukungnya dan
tingkat kegagalan dengan temuan kendala,
tantangan dan hambatannya. Evaluasi merupakan
suatu deskripsi yang jelas atau menunjukkan
hubungan sebab dan akibat tetapi tidak
memberikan penilaian. Untuk memperkara
deskripsi, evaluator dapat mengajukan
asumsi-asumsi yang didukung data (Arikunto: 13)
Evaluasi merupakan proses yang
menggambarkan, memperoleh dan menyajikan
informasi yang berguna untuk menilai suatu
alternative keputusan yang telah ditetapkan sebagai
pedoman kerja. Kepala sekolah adalah suatu profesi
yang menuntut pengetahuan mapan, bidang kerja
yang ditekuni membutuhkan pemahaman
pengelolaan organisasi sekolah secara maksimal dan
mempunyai kompetensi serta keahlian dibidangnya.
Kepala sekolah yang profesional harus mempunyai
kemampuan konseptual dan teknikal (Daryanto,
2011: 2).
Kemampuan konseptual adalah kepala
sekolah mampu membuat persepsi organisasi
sebagai suatu sistem, memahami
apabila program yang dibuat tidak sesuai dengan
rencana yang dibuat bersama, mengkoordinasikan
semua kegiatan dan kepentingan organisasi.
Kemampuan ini digunakan agar kepala sekolah
sebagai manajer mampu bekerja sama, memimpin
kelompok dan memahami anggota individu dan
kelompok.
Kemampuan teknikal adalah kemampuan
kepala sekolah dalam menggunakan alat, prosedur
dan teknik di bidang khusus, misalnya teknik
penyusunan program, berupa program jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang,
teknik perencanaan anggaran dan teknik-teknik lain
yang berkaitan dengan pengelolaan organisasi
sekolah. Kepala Sekolah menjadi motor penggerak
organisasi dalam kegiatan manajemen secara
umum, mampu menghasilkan proses pendidikan
berkualitas yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
sebagai pelaksana proses pendidikan dan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
secara acak pada 8 Kepala Sekolah Dasar Negeri di
gugus Baskoro Sumirat wilayah UPTD Pendidikan
Kecamatan Tembalang ditemukan beberapa
masalah pelaksanaan supervisi akademik Kepala
Sekolah terhadap para Kepala Sekolah di sekolah
akademik kepala sekolah yang ada di wilayah gugus
Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan
Tembalang Kota Semarang terhadap kinerja para
Kepala Sekolah selama ini masih menjadi
permasalahan yang cukup krusial dalam
peningkatan mutu pembelajaran, karena masih
banyaknya kepala sekolah belum begitu maksimal
dalam penyususnan perencanaan program
supervisi, penyusunan jadwal kegiatan, penyiapan
instrument yang digunakan melaksanakan
supervisi, menyusun hasil laporan supervisi serta
terjadinya umpan balik bagi para Kepala Sekolah
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolahnya. Pelaksanaan supervisi akademik bagi
para Kepala Sekolah di sekolah sering terkandala
karena kesibukan kepala sekolah mengikuti
berbagai kegiatan rapat kepala sekolah,
pendampingan kegiatan lomba yang melibatkan
Kepala Sekolah dan siswa, kegiatan pelayanan
kepada masyarakat terutama orang tua siswa di
sekolah, penyusunan berbagai rencana program
sekolah dan penyusunan pelaporan kegiatan
sekolah baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Masalah kinerja Kepala Sekolah selama ini
menjadi permasalahan yang cukup krusial dalam
banyaknya sebagian Kepala Sekolah yang hanya
menjalankan tugas supervisi secara minimal dari
ketentuan yang dipersyaratkan, belum menjalankan
tugas secara maksimal. Masalah penyusunan
perencanaan program, penguasaan materi,
penggunaan metode, penggunaan alat peraga,
pemanfaatan sumber belajar, pemanfaatan media
pembelajaran, penguasaan kelas, menumbuhkan
komunikasi dengan siswa, dan penilaiaan hasil
pembelajaran. Masalah lain yang perlu
mendapatkan perhatian adalah, pengembangan
inovatif, dan kreatifitas dalam proses pembelajaran
seorang Kepala Sekolah masih belum banyak
ditemukan, padahal dunia pendidikan selalu
berkembang dinamis agar mampu memenuhi
kebutuhan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan zaman yang
semakin pesat.
Berkaitan dengan hal tersebut peneliti
mengawali sekolah di Gugus Baskara Sumirat
UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang melakukan
berbagai kegiatan kepengawasan. Begitu mengawali
tugas sebagai pengawas sekolah lalu melakukan
dari kegiatan orientasi di lapangan melalui
kunjungan ke sekolah-sekolah untuk mendapatkan
gambaran tentang pelaksanaan tugas tugas pokok
kependidikan. Pengumpulan data diperoleh melalui
observasi di sekolah, wawancara dengan kepala
sekolah dan Kepala Sekolah, dan mencermati
dokumen–dokumen yang ada di sekolah. Data
tersebut dijadikan sebagai bahan perencanaan
program kepengawasan, pelaksanan kegiatan
kepengawasan, tindak lanjut kegiatan
kepengawasan dan penyusunan hasil
kepengawasan. Dalam perkembangan sekarang
tingkat kemajuan dan mutu pembelajaran di
sekolah-sekolah masih beraneka ragam. Hal
tersebut dapat dicermati dari laporan hasil kegiatan
penilaian pembelajaran masing-masing sekolah.
Kondisi tersebut sangat membutuhkan perhatian
dan penanganan semua pihak yang terkait.
Melalui penelitian dengan menggunakan
model evaluasi ketimpangan atau Discrepancy
Evaluation Model diharapkan dapat memperoleh
gambaran yang akurat tentang kesesuaian standar
supervisi akademik dengan kinerja kepala sekolah
dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik
bagi para guru di sekolah yang merupakan salah
tugas pokok sebagai kepala sekolah sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembinaan
dan pendampingan yang tepat sasaran dan tepat
guna. Penelitian ini nanti berisikan analisis tentang
kepala sekolah di wilayah gugus Baskara Sumirat
UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang Kota
Semarang serta mengetahui permasalahan dalam
pelaksanaan supervisi akademik dan memberikan
alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan
yang ditemui di sekolah gugus Baskara Sumirat
UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosentase ketimpangan dalam
pelaksanaan program supervisi akademik Kepala
Sekolah di gugus Baskoro Sumirat UPTD
Pendidikan Kecamatan Tembalang?
2. Bagaimana prosentase ketimpangan yang
menjadi permasalahan dalam pelaksanaan
supervisi akademik di gugus Baskoro Sumirat
UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang?
1.3.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas
maka penelitian bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan prosentase ketimpangan dalam
pelaksanaan Program Supervisi Akademik Kepala
Sekolah di gugus Baskoro Sumirat UPTD
2. Mendiskripsikan prosentase ketimpangan yang
menjadi permasalahan dalam pelaksanaan
supervisi akademik di gugus Baskoro Sumirat
UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.Secara Teori
Dari penelitian yang akan dilakukan diharapkan
dapat memberikan sumbang wawasan dan
pengetahuan dalam melaksanakan kegiatan
supervisi akademik.
2.Secara Praktis
Dari penelitian yang akan dilakukan diharapkan
dapat memberikan sumbang saran dan
masukan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi
akademik:
a. Dinas Pendidikan Kota Semarang
Memberikan sumbang pemikiran dalam
pelaksanaan supervisi akademik untuk
meningkatkan mutu pembelajaran Sekolah
Dasar di Kota Semarang
b. Bagi Pengawas Sekolah
Dapat dijadikan bahan dan masukan dalam
melaksanakan supervisi akademik bagi
Kepala Sekolah dan Kepala Sekolah di
c. Kepala Sekolah
Dapat dijadikan salah satu rujukan dalam
menyusun perencanaan program,
melaksanakan program, dan mengevaluasi
program supervise akademik di sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya.
d. Bagi Kepala Sekolah
Dapat dijadikan bekal pengetahuan dan
wawasan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang berkualitas
Dapat dijadikan bekal untuk mengahadapi