• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Regrouping Sekolah Di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Regrouping Sekolah Di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian

Sekolah sebagai suatu sistem, yang mencakup beberapa komponen. Satu sama lainnya saling terkait sehingga membentuk suatu sistem. Komponen-komponen sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome). Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Sekolah bukan hanya dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan peserta didik, melainkan suatu sistem yang sangat kompleks dan dinamis (Komariah & Triatna, 2005:5).

Secara ideal sekolah harus memenuhi standar pelayanan minimal pendidikan. Misalnya untuk jumlah minimal per kelas bagi siswa SD sebanyak 20 orang siswa dan maksimal 32 orang siswa. Dan apabila selama kurun waktu tertentu jumlah seluruh siswa di sekolah kurang dari 80 siswa maka akan dilakukan penggabungan sekolah (Solopos, 2013). Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan surat Nomor 421.2/2501/Bangda/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan

(2)

tersebut adalah untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga guru, peningkatan mutu, efisiensi biaya bagi perawatan gedung sekolah (pasal 2 ayat 1). Menyatakan penggabungan regrouping dibutuhkan bila terjadi efisiensi biaya untuk kemajuan sekolah (Depdagri, 1998).

Konsep dasar penggabungan sekolah (regrouping) yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri tentang pedoman pelaksanaan penggabungan sekolah

(regrouping) sekolah dasar (SD) sebagai berikut:

(1) Penggabungan (regrouping) SD adalah usaha penyatuan dua unit SD atau lebih menjadi satu kelembagaan (institusi) SD dan diselenggarakan dalam satu pengelolaan; (2) Lingkup penggabu-ngan SD meliputi SD yang terdapat antar desa/kelurahan yang sama dan atau di desa/kelurahan yang berbatasan dan atau antar kecamatan yang berbatasan; (3) Sekolah Dasar kemudian disingkat dengan SD adalah bentuk satuan pendidikan dasar milik pemerintah yang menyelengga-rakan program pendidikan enam tahun; (4) SD inti adalah SD yang terpilih antara beberapa SD dalam satu gugus sekolah yang berfungsi sebagai pusat pengembangan di dalam gugus SD tersebut; (5) SD imbas adalah anggota satu gugus sekolah yang menjadi binaan SD inti; (6) SD kecil adalah SD di daerah terpencil yang belum memenuhi syarat pembakuan.

Susanto (2009: 6) menyampaikan bahwa program

regrouping ini memang menjadi salah satu kebijakan

(3)

posisi kepala sekolah. Apalagi jika kepala sekolahnya masih relatif muda. Memindahkan atau memarkirnya tentu menjadi kendala tersendiri. (2) faktor kekhawatiran akan kehilangan jejak sejarah lembaga sekolah yang pada awalnya memang telah didirikan dengan susah payah. Jika faktor pertama datang dari dalam (intern), maka faktor kedua biasanya datang dari luar (ekstern), misalnya dari tokoh masyarakat yang sejak awal ikut mendirikan sekolah tersebut. Proses merger SD menjadi mudah dilakukan jika kedua faktor itu dapat diatasi.

Lagi pula, secara teoritis penggabungan sekolah atau regrouping memerlukan penerapan manajemen perubahan. Menurut Winardi (2005: 17) dalam buku manajemen perubahan (management of change) ada berbagai macam alasan mengapa organisasi-organisasi berubah, dan banyak terdapat tipe perubahan yang dilaksanakan oleh mereka seperti misalnya perubahan yang timbul karena kegiatan restrukturisasi,

re-engineering, dan e-engineering dan TQM (Total Quality

Management).

(4)

mengalami sebuah proses kemunduran, maka dari itu mereka harus melaksanakan perubahan-perubahan yang perlu diprediksi dan diantisipasi kebutuhan akan perubahan (Susanto, 2009: 2).

Penelitian yang dilakukan oleh Macqueen (2010) yang berjudul “Primary teacher attitudes in

achievement-based literacy classes”. Penelitian ini

membahas tentang sikap guru yang berpartisipasi terhadap praktek regrouping. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil wawancara dengan delapan guru di tiga sekolah. Wawancara membahas bagaimana keyakinan guru terkait dengan dampak strategi pada praktek kelas mereka di pelajaran keaksaraan. Kesimpulan yang dicapai adalah praktek pengajaran yang negatif dipengaruhi oleh strategi regrouping, dan pada akhirnya merugikan siswa belajar.

(5)

SDN Ungaran 01, 03, 06 adalah sekolah yang mengalami regrouping karena ketiga Sekolah Dasar tersebut berada dalam satu lingkungan, serta untuk memaksimalkan kinerja kepala sekolah dan juga memaksimalkan kinerja guru. Setelah dilakukannya

regrouping diperlukan adanya manajemen sekolah

yang baik sehingga tidak terjadi konfllik diantara para guru dan siswa serta pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan dengan baik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. SD Ungaran 01, 03, 06 terletak dalam satu lokasi sehingga memungkinkan adanya regrouping untuk mengefisiensikan kinerja kepala sekolah, guru dan biaya. Sehingga ketiga sekolah tersebut setelah digabungkan menjadi SDN Ungaran I. Setelah dilakukan regrouping jumlah peserta didik di SDN Ungaran I menjadi 651 peserta didik yang terdiri dari 299 laki-laki dan 352 perempuan yang terbagai menjadi 6 kelas.

(6)

memperoleh juara baik ditingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan tingkat nasional. Pada tahun 2013 juara I siswa teladan di kecamatan Ungaran Barat dan tahun yang sama pula juga mewakili propinsi Jawa Tengah dalam lomba sekolah berkarakter. Sedangkan Non Akademik misalnya juara ke-3 Marching Band Tingkat Nasional dan Tahun 2014 Juara Harapan I Pesta Siaga Se-Karesidenan Semarang. Sedangkan untuk program kelas unggulan yang dimulai dari kelas IV diambil dari peringkat kelas yang mempunyai rangking 1 s/d 15 dari ke tiga SD tersebut dan kemudian diseleksi oleh panitia secara seleksi prestasi berdasar portofolio siswa, test lisan, test tertulis maupun praktik yang kemudian dari 45 siswa tersebut diperoleh 30 orang siswa terbaik untuk menjadi siswa kelas unggulan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul

”Manajemen Sekolah Regrouping Di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat”.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah peneiltian ini dapat di rumuskan menjadi:

(7)

2. Bagaimana pengorgaisasian (Organizationing) regrouping sekolah di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat?

3. Bagaimana penggerakan (Actuating) regrouping sekolah di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat?

4. Bagaimana pengendalian (controlling) regrouping sekolah di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan regrouping sekolah di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat

2. Mendeskripsikan pengorgaisasian (Organizationing) regrouping sekolah di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat.

3. Mendeskripsikan penggerakan (Actuating) regrouping sekolah di SDN Ungaran 01, 03, 06 UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat.

(8)

1.4

Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini adalah untuk penataan guru, peningkatan mutu, efektifitas, dan efisiensi pendidikan di Kabupaten Semarang.

b. Manfaat praktis

Referensi

Dokumen terkait

In this project some realistic future possibilities for production of new local fish feed ingredients are put forward and a Nordic network has been established

[r]

• Sambungan sudut ( corner joint ) , dipakai untuk penampang tersusun berbentuk kotak yang digunakan untuk kolom atau balok.. • Sambungan sisi ( edge joint ) , bukan

diberikan pengetahuan tentang sistem struktur yang dibebani oleh beban dinamik dengan berbagai kondisi pembebanan..

[r]

Dosen membuka materi dengan menjelaskan tentang beban dinamik umum - Diskusi seluruh kelompok.. - White Board 10 menit Mahasiswa dapat mempersiapkan diri

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemaparan yang diterima oleh para konsumen mengenai produk sepatu Converse merupakan salah satu faktor yang dapat

Hubungan Antara Komitmen Berpacaran dengan Kualitas Persahabatan pada Remaja Akhir di Universitas Pendidikan Indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu