• Tidak ada hasil yang ditemukan

9. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERGAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "9. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERGAMA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

KERUKUNAN

UMAT BERAGAMA

FUNGSI KERUKUNAN HIDUP ANTARUMAT BERAGAMA

1. Menjaga ketentraman masyarakat;

2. Saling menghormati antar umat beragama;

3. Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu

dengan yang lainnya;

4. Mempersatukan perbedaan antarumat beragama

SIKAP - SIKAP ANTAR UMAT BERAGAMA

1. Sikap Eksklusivisme : sikap yang hanya mengakui agamanya

yang paling benar dan baik.

2. Sikap Inklusivisme : sikap yang dapat memahami dan

menghargai agama lain dengan eksistensinya, tetapi tetap

memandang agamanya sebagai satu - satunya jalan menuju

keselamatan..

3. Pluralisme: sikap yang menerima, menghargai, dan

memandang agama lain sebagai agama yang baik serta

memiliki jalan keselamatan.

(2)

dialog dan kerja sama dalam rangka kehidupan yang lebih baik

dan lebih berpengharapan.

Pluralisme bangsa Indonesia merupakan keunikan serta

kekayaan yang harus disyukuri. Hidup dalam masyarakat

bangsa yang pluralis dangan sendirinya menuntut sikap toleransi

serta solidaritas yang tinggi dan hal itu menghasilkan suatu

dunia baru dimana masyarakat menjadi sangat heterogen dalam

suatu wilayah tempat tinggal, maka solidaritas dan toleransi

telah menjadi syarat utama dalam membangun kehidupan

bersama.

4. Fundamentalisme agama adalah suatu sikap hidup beragama

yang militan, yang juga tidak menghendaki idiologi - idiologi

lain hidup disampingnya karena nilai-nilai kebenaran hanya

ada pada dirinya

KERUKUNAN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG

PANCASILA DAN UUD 1945

Titik pijak dari pengembangan kerukunan adalah pancasila dan

pembukaan UUD 1945 yang dituangkan dalam sila ke 5

tentang “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ” dan

UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 mengatakan tentang:

1. Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa,

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing - masing dan untuk

beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

(3)

sejarah dan tradisi, tetapi agama harus membuktikan diri

sebagai kekuatan atau gerakan liberatif yang terbuka terhadap

dialog dan kerja sama. Sikap pluralisme menjadi jembatan

terciptanya toleransi, persaudaraan dan persahabatan antarumat

beragama, antar suku dan bangsa.

MANFAAT KERUKUNAN BERAGAMA

Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama

dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan

memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

Cara Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Indonesia yang multikultural terutama dakam hal agama

membuat Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik

antar umat beragama. Maka dari itu menjaga kerukunan antar

umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk

menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus

tercipta kerukunan hidup antar umat beragama dalam

masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan

cara sebagai

berikut:

1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap

pemeluk agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga

dan benci menjadi rasa penasaran yang positf dan mau

menghargai keyakinan orang lain.

(4)

3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok

mereka karena ini bagian dari sikap saling menghormati.

4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua

orang berhak mendapat fasilitas yang sama seperti

pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar

umat beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia

haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa

menerima bahwa perbedaan agama dengan orang lain adalah

sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar

kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.

Jakarta, 6 – 9

Noveber 2014

Narasumber :

(5)
(6)

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN

A. KOMUNIKASI

1. Definisi Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio dari induk kata Communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna. Artinya, menyamakan ide atau symbol-simbol menjadi satu makna dengan orang lain.

Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegrap, telepon, dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu.

1. Pola Komunikasi Organisasi

Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan menjadi : a. Saluran komunikasi formal

Komunikasi formal merupakan komunikasi yang cenderung birokratis dan ketat, sehingga pengambilan keputusan menjadi lamban.Pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan. Kaitannya dengan proses penyampaian informasi, terdapat beberapa bentuk, diantaranya:

(7)

Komunikasi ke bawah yaitu suatu penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan, secara langsung maupun tak langsung, berupa perintah atau penjelasan umum dari atasan kepada bawahannya. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Robbin yang menjelaskan sebagai berikut: Komunikasi yang berlangsung dari tingkat tertentu dalam satu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah.

Menurut Onong U Effendy pelaksanaan komunikasi ke bawah, informasi ini dapat berupa:mengadakan rapat, memasang pengumuman, menerbitkan majalah intern, dan pemberian pujian.

Menurut Katz dan Kahn dalam kajian teori kelompok 3, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu:

o Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.

o Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan. o Meberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional. o Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para anggota.

o Menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah antara lain:

 Keterbukaan

 Kepercayaan pada tulisan pesan  Pesan yang berlebihan

 Timing (waktu pengiriman pesan)  Penyaringan pesan

2) Komunikasi dari bawah ke atas

Komunikasi ke atas yaitu suatu penyampaian informasi yang mengalir atau berasal dari bawahan kepada pimpinan/atasan. Prinsip-prinsip komunikasi ke atas menurut Planty dan Mchaver adalah sebagai berikut : Harus direncanakan, berlangsung terus menerus, menggunakan saluran yang rutin, menekan kesensitifan dan penerimaan ide-ide yang menyenangkan dari level yang lebih rendah, pendengaran yang objektiv, pengambilan tindakan berespon terhadap masalah dan menggunakan berbagai macam media untuk memajukan informasi.

(8)

Komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar /sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain mengkoordinasikan tugas-tugas, saling membagi informasi untuk perencanaan aktivitas, memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada pada tingkatan yang sama, menyelesaikan konflik, menjamin pemahaman yang sama, dan menegmbangkan sokongan interpersonal. Komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.

4) Komunikasi diagonal

Komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu:

a) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.

b) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dan kelemahannya dapat mengganggu komunikasi yang rutin yang sudah berjalan sebelumnya.

1. Saluran komunikasi informal

Komunikasi informal cenderung luwes/fleksibel dan tidak ketat, berkomunikasi dengan lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan sifat arus informasi pribadi.Jaringan ini biasa di sebut desas-desus (grapevine).Jaringan juga dapat digunakan oleh para manajer untuk memonitor para anggotanya dalam melakukan tugasnya.

2. Proses Komunikasi

Menurut Bovee dan Thill dalam kajian teori kelompok 3, proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu:

a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan b. Pengirim merubah ide menjadi suatu pesan c. Pengirim menyampaikan pesan

d. Penerima menerima pesan e. Penerima menafsirkan pesan

(9)

a. Masalah dalam mengembangkan pesan

munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang tebiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.

b. Masalah dalam menyampaikan pesan

munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim ke penerima, dan masalah yang paling jelas adalah faktor sarana fisik untuk komunikasi.

c. Masalah dalam menerima pesan

Munculnya persaingan antara penglihatan dan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu kurang terang dan kondisi lain yang mengganggu konsentrasi audiensi. d. Masalah dalam menafsirkan pesan

Karena perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran dan perbedaan reaksi emosional

4. Memperbaiki komunikasi

Untuk memperoleh komunikasi yang efektif maka diperlukan beberapa syarat, yaitu: a. Persepsi

Memprediksi apakah pesan-pesan ynag disampaikan dapat diterima atau tidak. b. Ketepatan

Perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir agar tepat sasaran.

c. Kredibilitas

e Optimis bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya.

f Yakin bahwa substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dpat dipertanggung jawabkan.

g Memahami dengan baik apa maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan tersebut.

h. Pengendalian

mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi, agar terlihat reaksi komunikan.

i. Keharmonisan

menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiensnya.

(10)

j. Membuat pesan secara lebih berhati-hati dengan memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi serta memperhatikan audiens yang akan dituju.

k. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi l. Mempermudah umpan balik.

5. Komunikasi Personal

Komunikasi personal merupakan proses penyampaian pikiran yang bersifat pribadi. Komunikasi personal diklasifikasikan menjadi:

a. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi dengan diri sendiri, Jadi seseorang berdialog dengan dirinya sendiri.. Proses komunikasi intrapersonal:

1) Persepsi, proses di mana seseorang mulai mengenal sesuatu.

2) Ideasi, proses pembentukan ide-ide atau citra-citra hasil proses persepsi tadi.

3) Transmisi, Proses pengiriman atau penyebaran sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

b. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang juga seorang diri secara pribadi. Komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi:

1) Komunikasi diadik, komunikasi yang berlangsung antara dua orang.

2) Komunikasi triadik, komunikasi yang berlangsung antara tiga orang, yang terdiri dari seorang komunikator dan dua orang komunikan.

Komunikasi interpersonal dinilai sangat ampuh dalam mengubah komponen jiwa komunikan, sebab:

Komunikator dapat mengetahui kerangka referensi komunikan secara penuh dan utuh. Komunikan berlangsung dialogis

Komunikasi berlangsung tatap muka

6. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan sejumlah orang yang banyaknya lebih dari dua orang di suatu tempat tertentu.Ada kelompok besar da nada kelompok kecil.Besar kecilnya kelompok komunikan ditinjau dari intensitas komunikasi yang berlangsung.

(11)

Kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.Ada beberapa bentuk komunikasi kelompok kecil dalam proses dan mekanismenya, yaitu:Diskusi panel, Forum, Simposium, Seminar, dan Brainstorming.

2) Komunikasi kelompok besar

Komunikasi dengan sekelompok komunikan yang oleh karena jumlahnya yang besar, situasi komunikasinya tidak memungkinkan terjadinya umpan balik verbal.

7. Fungsi Komunikasi dalam Kelompok/Organisasi Adapun beberapa fungsinya yakni:

a. Fungsi informative

Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik,dan lebih tepat.

b. Fungsi regulative

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulative

Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

c. Fungsi persuasive

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah d. Fungsi integrative

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.

B. KEPEMIMPINAN

(12)

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :

1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok

2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial

3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.

4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah. 5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota

kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

6. Dan dalam kajian teori kelompok 3 menyebutkan Schneider, Donaghy dan Newman memberikan penegasan sebagai berikut:“pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang secara formal diberi status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok mencapai tujuannya.”

2. Ciri Kepemimpinan

Dr.W.A.Gerungan dalam kajian teori kelompok 3, disebutkan telah mengetengahkan ciri-ciri pemimpin sekurang-kurangnya harus memiliki tiga ciri, yakni persepsi sosial, kemampuan berpikir abstrak dan keseimbangan emosional.

Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Persepsi Sosial (social perception)

adalah kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok.

(13)

Kemampuan berabstraksi yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi oeh kemampuan berabstraksi dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di dalam dan di luar kelompok.

c. Keseimbangan Emosional (emotional stability)

Diri seorang pemimpin harus terdapat suatu kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu ke dalam suatu kepribadian yang harmonis.

3. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinana yang dipaparkan dalam kajian teori kelompok 3 antara lain sebagai eksekutif, penengah, penganjur, ahli dan sebagai pemimpin diskusi.

a. Pemimpin Eksekutif (executive leader)

Fungsinya adalah ”menerjemahkan” kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan. Dia memimpin dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi bawahannya.

b. Pemimpin sebagai Penengah

pemimpin bertindak sebagai penengah, yang setiap keputusannya dilaksanakan dengan taat.

c. Pemimpin sebagai Penganjur

Penganjur adalah sejenis pemimnpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berkomunikasi.

d. Pemimpin sebagai Ahli

Lebih terpelajar dari pada orang-orang lainnya.Kepemimpinannya hanya berdasar fakta, dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta.Bahwa fungsinya yang penting ialah memberi penerangan kepada kelompoknya. Alasan utama bagi eksistensinya ialah, bahwa “ia tahu dan orang lain tidak tahu” dan ia mempunyai wewenang.

e. Pemimpin Diskusi

Kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.

(14)

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain: menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya, dalam menegakkan disiplin

menunjukkan keakuannya, bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksidan menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

b. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional. satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

c. Tipe Kharismatik

Karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

d. Tipe Laissez Faire

(15)

perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.

e. Tipe Demokratik Ciri pemimpin demokratik:

a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.

b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.

c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya. d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan

martabat manusia

e. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.

5. Gaya Kepemimpinan

Menurut Ludlow dan Panton dalam kajian teori kelompok7, terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang juga berbeda, antara lain; pengarahan (directing), pembekalan (coaching), dukungan (supporting), dan pendelegasian (delegating).

a. Pengarahan

harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang apa yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan pekerjaan tersebut harus dapat diselesaikan.

b. Pembekalan

perlu juga memberikan penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik oleh para anggota.

c. Dukungan

lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran dari para anggota yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.

(16)

Walau sudah ada perwakilan/pendelegasian, juga harus tetap melakukan pemantauan (monitoring) atas kinerja para anggotanya, untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Studi kepemimpinan Universitas Michigan yang dipelopori oleh Gibson dan Ivancevich mengidentifikasikan dua bentuk perilaku pemimpin yaitu :

a. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (The Job Centered). Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang manajer akan mengarahkan dan mengawasi bawahannya agar sesuai dengan yang diharapkan manajer. Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan ini lebih mengutamakan keberhasilan dari pekerjaan yang hendak dicapai daripada perkembangan kemampuan bawahannya. b. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan (The Employee Centered).

Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi pekerjaannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan pekerjaannya dalam mengambil suatu keputusan.

C. Peranan Pemimpin dalam Komunikasi 1. Pemimpin sebagai komunikator

Seorang pemimpin dalam kegiatannya sebagai komunikator ialah adanya faktor daya tarik komunikator dan faktor kepercayaan pada komunikator.

2. Pemimpin sebagai negotiator

Pemimpin bertindak bukan saja sebagai komunikator tetapi seklaigus sebagai komunikan. Dalam situasi seperti itu ia menyampaikan pesan persuasinya tetapi pada saat itu pula ia pada gilirannya menerima pesan persuasi dari lawannya, apakah lawannya itu sendirian ataupun lebih dari satu orang.

3. Pemimpin sebagai monitor

(17)

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN

Administrasi sebagai pekerjaan ketatausahaan dan kesekretariatan, yaitu meliputi pekerjaaan yang berhubungan dengan surat menyurat, dokumentasi, pendaftaran (registrasi), dan kearsipan, dalam setiap usaha kerja sama yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu.

Administrasi Keuangan

5 hal administrasi keuangan, yaitu:

1. Kekuasaan keuangan 2. Pengurusan keuangan

3. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas 4. Isi buku kas (informasi keuangan)

5. menutup buku kas

Fungsi Utama Kesekretariatan

1. Memperlancar roda/system organisasi, yaitu mencatat semua kegiatan manajemen dan alat pelaksana kegiatan ketatausahaan.

2. Mengatur lalu lintas informasi.

3. Sebagai pusat arsip dan dokumentasi.

Ruang Lingkup Kesekretariatan

1. Administrasi

(18)

b. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatan

c. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan arsip-arsip dari dalam/luar.

2. KeRumahTanggan (RuTang)

a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang representative. b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi) dan

memantaunya.

3. Personalia (urusan keanggotaan) dan komunikasi

Kegiatan Kesekretariatan

Kesekretariatan merupakan unit organisasi yang melaksanakan pekerjaan pelayanan atau jasa-jasa perkantoran dalam bidang ketatausahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan meliputi:

No Aktifitas Uraian

1 Menyelenggarakan korespodensi · Memproses surat-menyurat· Mengonsep surat

 · Mengetik surat  · Menggandakan surat

 · Mengatur pengantaran surat

 · Mengagendakan keluar masuknya

surat

2 Menyelenggarakan Pekerjaan kearsipan · Menyusun arsin· Menyimpan dan memelihara arsip

 · Melayani dan mengatur peminjaman

arsip

3 Menyelenggarakan tata-hubungan eksternal/internal (fungsi Humasy)

 · Internal :melakukan hubungan baik

dalam lingkungan kerja

 · Eksternal: melakukan hubungan baik

dengan masyarakat di luar organisasi

4. Menyelenggarakan pengaturan kunjungan  · Menyediakan buku tamu

 · Menyediakan sarana yang dibutuhkan

SURAT MENYURAT

Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting. Surat menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali kegunaan surat menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa melepaskan diri dari administrasi dan surat menyurat, seperti KTP, SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan tentang adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.

(19)

Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan maksud dan tujuannya serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.Apabila ditinjau dari peraturannya maka surat adalah percakapan yang tertulis. Sejenis dengan percakapan (dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari, meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Sedang fungsi dari surat adalah :

¨ Sebagai alat komunikasi

¨ Sebagai alat bukti tertulis

¨ Sebagai alat pengingat

¨ Sebagai alat bukti historis

¨ Sebagai duta organisasi

¨ Sebagai pedoman kerja

Wujud, Jenis, Bentuk Dan Bahasa Surat

Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos, surat bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.

Jenis suratberdasarkan isinya dibagi menjadi :

1. Surat pribadi, berisi masalah pribadi yang dikirimkan perorangan

2. Surat dinas/resmi, berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah/ organisasi.

Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa yang resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan, instruksi (surat perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, penguimuman, dan surat undangan rapat organisasi/dinas.

3. Surat niaga/dagang, berisi masalah perniagaan/perdagangan. Contoh surat perniagaan adalah surat permintaan penawaran, surat pesanan, surat tagihan, dll.

Bentuk surat ialah susunan letak bagian surat. Variasi susunan bagian-bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-macam bentuk surat. Dalam menulis surat hendaknya dipilihbentuk yang tepat, untuk memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam administrasi. Dalam surat menyurat resmi ada lima bentuk surat, yaitu :

1. Lurus penuh

(20)

3. Setengah lurus

4. Resmi Indonesia lama

5. Resmi Indonesia baru

Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah dilazimkan/telah dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari. Bahasa baku dapat dikenali dari ejaannya, pemakaian kata, bentuk kata dan kalimat.

Bagian-Bagian Surat

Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut :

1. Kepala (Kop)

1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga diketik di tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan, lambang organisasi, alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada), nomor kotak pos (kalau ada). Kepala surat penting sekali untuk menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi yang mengirim surat tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih baik kepala surat dicetak, tidak diketik.

2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan atau jabatan penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau kanan atas. Dalam penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3 Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013, tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.

3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.

Contoh : OSIS SMPN 215/A-I/01/I-2013

Keterangan :

(21)

01 adalah nomor urut surat,

I-2013 adalah keterangan tentang bulan dan tahun.

Contoh kode surat adalah sebagai berikut :

A-I : Surat keluar untuk masyarakat luas. A-II:Surat keluar untuk mohon sumbangan. A-III:Surat keluar untuk Organisasi lain. A-IV: Surat keluar untuk siswa SMPN 215

4. Lampiran (Lamp.), lampiran adalah sesuatu yang disertakan dalam sebuah surat misalnya proposal, ijazah dan lain sebagainya.

5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat mengetahui dengan cepat masalah/hal apa yang ditulis dalam surat tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis secara singkat dan jelas.

6. Alamat surat, bagian ini ada dua, alamat yang diletakkan di bagian luar surat (amplop) dan alamat yang diletakkan di bagian dalam surat. Alamat dapat menyebutkan nama orang/nama jabatan, nama jalan dan nomor rumah, serta nama kota. Sedang untuk yang disampaikan bagi pengurus internal organisasi biasanya cukup di beri alamat : di tempat. Untuk penulisan nama orang, jabatan, daerah, jalan harus diawali dengan huruf kapital, serta penulisannya harus cermat dan tidak merubah tulisan. Di depan nama diberi kata Yang Terhormat (disingkat Yth.). Dan diberi kata sapaan Saudara (Sdr.), Bapak dan Ibu

7. Salam Pembuka, adalah merupakan tanda hormat pengirim sebelum ia berbicara dalam surat. Salam pembuka bisa menggunakan Assalamualaikum Wr. Wb. Atau dengan memakai kata : dengan hormat.

8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat, dan penutup.

9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi koma.

10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan setelah nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat dan sekretaris berada di sebelah kanan surat.

11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di awali dengan huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan menurut peraturan terbaru tidak usah memakai garis bawah.

(22)

13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy). Tembusan dibuat apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan isi surat akan tetapi bukan merupakan pihak yang menjadi tujuan utama dari surat. Tembusan ditulis di bagian bawah kiri surat lurus dengan tulisan nomordan lampiran.

14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan oleh lembaga yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk menghindari pemalsuan dengan cara poto copy, maka sebaiknya tinta stempel tidak berwarna hitam. Stempel di letekkan di bagian kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel diletakkan di atas nama penanda tangan surat tersebut. Menurut kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris atau ketua saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA (GBPK)

OSIS SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

PERIODE 2013/2014

A. PENGERTIAN

1. GBPK OSIS ini merupakan pokok – pokok program kerja yang ditetapkan oleh MPK dalam mewujudkan tujuan OSIS khususnya dan tujuan Pendidikan Nasional

umumnya.

2. GBPK ini merupakan pedoman bagi OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang sifatnya mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap pengurus OSIS.

3. GBPK ini perlu direalisasikan ke dalam program kerja operasional OSIS dalam setiap kinerjanya.

4. GBPK ini merupakan tindak lanjut dalam meningkatkan dan menyempurnakan GBPK OSIS sebelumnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

GBPK OSIS ini dimaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah – langkah OSIS dalam usaha mewujudkan kegiatan Intrakulikuler

(23)

1. Pancasila dan UUD 1945

2. GBHN dan Keputusan – Keputusan Pemerintah. 3. Keputusan Menteri Pendididkan Nasional.

4. Keputusan Kepala SMP Negeri 215 SSN Jakarta 5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS. 6. Musyawarah Perwakilan Kelas.

D. SIFAT DAN FUNGSI

1. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini memiliki ciri dan sifat yang konsepsional.

2. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan OSIS secara bertahap dan berkesinambungan.

E. PELAKSANAAN

GBPK OSIS ini dilakasanakan oleh seluruh Pengurus OSIS yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan kerja.

F. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup GBPK ini disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.054/U/1984 tentang Pembinaan dan Kesiswaan Bab IV Pasal 4.

1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila. 3. Pembinaan Pendahuluan Bela Negara.

4. Pembinaan Budi Pekerti Luhur.

5. Pendidikan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan 6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan.

7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi. 8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni. G. SASARAN DAN TARGET

OSIS mengusahakan kelancaran dalam melaksanakan program pembinaan generasi muda di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler dengan data sebagai berikut:

1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Mempertinggi etika moral dengan :

• Memperingati hari besar Keagamaan di sekolah.

• Melakukan ceramah – ceramah keagamaan / diskusi keagamaan. • Melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah.

2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila. Memperdalam rasa kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara :

• Memperingati Hari Besar Nasional.

(24)

Yang menunjang rasa kebangsaan, bekerjasama dengan seksi IV.

• Mengadakan Upacara Bendera setiap hari Senin dan Latihan Upacara Bendera setiap sebelum pelaksanaan.

• Melengkapi sarana Upacara Bendera.

• Mengadakan pembentukan paduan suara inti, bekerjasama dengan seksi VIII. • Pembinaan dan pembentukan Paskibra sekolah.

• Mengadakan pembentukan petugas Upacara inti. 3. Pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

• Mengadakan pembinaan mental dan fisik dalam rangka pembangunan. • Mengadakan wisata siswa yang bermanfaat.

• Pembentukan dan Pengembangan Ekstrakulikuler. • Mengembangkan Kegiatan Pencinta Alam.

• Mengadakan Bakti Sosial.

4. Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur Mengembangkan kegiatan berupa :

• Mengadakan lomba kebersihan dan kerapihan kelas. • Mengadakan razia secara menyeluruh.

• Mengadakan diskusi kenakalan remaja. • Mengadakan penyuluhan tentang narkoba.

5. Pembinaan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan • Mengembangkan ceramah tentang organisasi secara praktis :

1) Mengadakan Latihan Kepemimpinan Siswa yang meliputi teori dan pengendalian secara praktis.

Pembuatan dan Penyelenggaraan majalah dinding (Mading) yang berguna2) untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam hal tulis menulis.

2) Membantu pelaksanaan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) pada awal tahun ajaran baru.

• Pembinaan organisasi yang meliputi : 1) Perbaikan administrasi OSIS.

2) Pembinaan dalam pemasukan dan pengeluaran uang bekerja sama dengan seksi VI.

6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan

• Meningkatkan dan mengaktifkan Koperasi Sekolah sesuai dengan peraturan. • Mengadakan kerjasama dengan pihak luar dalam pengadaan barang koperasi • Mengadakan Bazar hasil kreasi siswa, bekerjasama dengan seksi VIII.

7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi • Membina dan mengembangkan olahraga

• Menignkatkan prestasi olahraga

• Membantu melengkapi perlengkapan olahraga • Mengadakan ekstrakulikuler

• Mengadakan lomba bidang olahraga antar siswa

(25)

8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni • Memajukan kesenian di sekolah dengan cara :

• Membina dan mengembangkan kreasi seni di lingkunhan sekolah

• Mengikuti pameran pementasan pergelaran dalam rangka meningkatkan daya apresiasi dan daya kreasi seni dan daya kreasi seni.

• Membantu dan berusaha melengkapi alat – alat kesenian dan memperbanyak latihan serta pemantapan dalam bidang seni

• Mengadakan latihan kesenian secara rutin

• Mengadakan lomba aktifitas dan krteatifitas antar siswa • Membentuk sanggar seni

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

AD/ART

ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA

OSIS SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Bab I

UMUM

Pasal 1

Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan

a. Organisasi ini bernama Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Negeri 215 SSN Jakarta disebut OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta

b. Organisasi ini didirikan untuk waktu yang ditentukan

(26)

Pasal 2

Dasar dan Asas

a. Organisasi ini berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945

b. Organisasi ini berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong

Pasal 3

Tujuan

a. Organisasi ini bertujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan budi luhur.

b. Organisasi ini bertujuan melibatkan siswa dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan pembangunan nasional

c. Organisasi ini bertujuan membina siswa berorganisasi untuk pengembangan kepemimpinan

Pasal 4

Sifat Organisasi

Organisasi ini bersifat intra sekolah dan merupakan satu – satunya wadah yang menampung kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang menunjang

kurikulum yang sah mewakili siswa dari sekolah tersebut.

Pasal 5

Bentuk Organisasi

Organisasi ini berbentuk kesatuan

Pasal 6

Lambang

Lambang OSIS bersifat nasional dan digunakan bersama-sama dengan lembaga sekolah lainnya

Pasal 7

(27)

a. Anggota organisasi ini adalah siswa SMP Negeri 215 SSN Jakarta

b. Keanggotaan berakhir apabila siswa tidak menjadi siswa lagi atau meninggal dunia

Pasal 8

Hak dan Kewajiban

Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam OSIS

Pasal 9

Keuangan

Keuangan organisasi ini diperoleh dari dan Bantuan Oprasional Pendidikan (BOP) maupu dari Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) dan sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat serta usaha – usaha lain yang sah.

BAB II

Pasa 10

PERANGKAT ORGANISASI

Perangkat organisasi terdiri dari:

a. Musyawarah Perwakilan Kelas, disingkat MPK

b. Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah

c. Majelis Pembimbing OSIS, disingkat MBO.

BAB III

Pasal 11

Musyawarah Perwakilan Kelas

a. Anggota-anggota MPK adalah merupakan perwakilan kelas, sehingga setiap kelas dari sekolah yang bersangkutan memiliki wakilnya yang duduk dalam MPK

b. Sebelum sah menjadi anggota MPK, setiap anggota harus mengucapkan janji secara sungguh-sungguh dihadapan kepala sekolah atau dihadapan pejabat yang ditunjuk/dikuasakan oleh kepala sekolah untuk mengambil janji

(28)

d. MPK bertanggung jawab kepada kepala sekolah

Pasal 12

MPK menetapkan anggaran rumah tangga (ART) dan garis-garis besar program kegiatan (GBPK) OSIS di sekolah dan disahkan oleh kepala sekolah

BAB IV

Pasal 13

Pengurus OSIS

a. OSIS dipimpin oleh seorang Ketua dengan dibantu oleh seorang wakil ketua yang disebut MITRATAMA dan MITRAMUDA

b. Ketua dan wakil ketua OSIS harus warga negara indonesia yang duduk dikelas VIII tidak kelas terakhir

c. Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih oleh MPK dengan suara terbanyak

d. Pengurus OSIS bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan kepada MPK dalam suatu musyawarah yang dilakukan oleh MPK

Pasal 14

a. Ketua dan wakil ketua OSIS bekerja menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

b. Dalam melakukan kewajiban ketua dan wakil ketua OSIS dibantu oleh para pembantunya

c. Ketua dan wakil ketua OSIS memegang jabatannya selama satu tahun

d. Didalam melaksanakan tugasnya pengurus OSIS dibimbing oleh pembimbing

Pasal 15

a. Ketua dan wakil ketua OSIS mendapat petunjuk pelaksanaan untuk menjalankan peraturan sebagaimana mestinya

b. Ketua dan wakil ketua OSIS didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dibimbing oleh pembimbing

Pasal 16

(29)

Pasal 17

Sebelum memangku jabatannya, ketua dan wakil ketua mengucap janji dengan sungguh-sungguh dengan tuntunan kepala sekolah selaku ketua majelis pembimbing dihadapan sidang lengkap MPK sebagai berikut:

JANJI KETUA DAN WAKIL KETUA

Atas dasar kehormatan, kami berjanji:

1. Akan menjalankan selaku ketua dan /atau wakil ketua dengan sungguh-sungguh

2. Akan menjalankan semua ketentuan sesuai dengan Anggaran Dasar sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan penuh tanggung jawab sebagai banti kami kepada sekolah, bangsa dan negara

3. Akan menjalankan tugas kami dengan jiwa persatuan dan kesatuan atas dasar semoga Tuhan Yang Maha Esa meridoi janji kami ini dengan taufiq dan hidayah-Nya.

Pasal 18

ketua OSIS mengangkat dan memberhentikan pembantunya atas persetujuan kepala sekolah

BAB V

Pasal 19

Majelis Pembimbing OSIS

1. Majelis pembimbing OSIS merupakan badan pembimbing OSIS yang beranggotakan guru-guru yang ditetapkan oleh kepala sekolah

2. Majelis pembimbing OSIS dipimpin/diketuai oleh kepala sekolah

Pasal 20

Majelis pembimbing wajib memberikan pembimbingan secara terus menerus kepasa OSIS dalam melaksanakan tugasnya

ATURAN TAMBAHAN

(30)

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : November 2014

MAJELIS PERWAKILAN KELAS SMPN 215 SSN JAKARTA

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

(31)

Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai kegiatan keterampilan dan kepramukaan (Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang, 1989:122).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.

Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.

C. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler

Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta

1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya 2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam

menjalankan tugas

3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri

4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan

(32)

6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi

(human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal. D. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan

Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.

Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik.

E. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler

Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai berikut:

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-masing, meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

(33)

Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan.

Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan

2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya

3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS

4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah).

2. Pramuka Sekolah

Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan masing-masing.

Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antra lain:

1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah

2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)

(34)

4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka

5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan pramuka secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah 6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala

mengontrol pelaksanaannya

7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain. Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar pelaksanaan pramuka di sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat kontinu dan berkesinambungan.

3. Olahraga dan Kesenian Sekolah

Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain:

1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah

2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut

3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.

Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain sebagainya.

1. Majalah Sekolah

(35)

dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan siswa. Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis untuk menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas terbitnya majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa namun besarannya tidak memberatkan mereka.

Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.

Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi, 1989:185).

1. Palang Merah Remaja (PMR)

Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat.

Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah:

1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah

(36)

3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.

Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:

1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama

2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat

3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik secara umum

4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.

Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

FUNGSI KERUKUNAN HIDUP ANTARUMAT BERAGAMA

1. Menjaga ketentraman masyarakat;

2. Saling menghormati antar umat beragama;

3. Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang lainnya;

4. Mempersatukan perbedaan antarumat beragama

SIKAP - SIKAP ANTAR UMAT BERAGAMA

(37)

2. Sikap Inklusivisme : sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain dengan eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu - satunya jalan menuju keselamatan..

3. Pluralisme: sikap yang menerima, menghargai, dan memandang agama lain sebagai agama yang baik serta memiliki jalan keselamatan.

Dalam perspektif pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama terpanggil untuk membina hubungan solidaritas, dialog dan kerja sama dalam rangka kehidupan yang lebih baik dan lebih berpengharapan.

Pluralisme bangsa Indonesia merupakan keunikan serta kekayaan yang harus disyukuri. Hidup dalam masyarakat bangsa yang pluralis dangan sendirinya menuntut sikap toleransi serta solidaritas yang tinggi dan hal itu menghasilkan suatu dunia baru dimana masyarakat menjadi sangat heterogen dalam suatu wilayah tempat tinggal, maka solidaritas dan toleransi telah menjadi syarat utama dalam membangun kehidupan bersama.

4. Fundamentalisme agama adalah suatu sikap hidup beragama yang militan, yang juga tidak menghendaki idiologi - idiologi lain hidup disampingnya karena nilai-nilai kebenaran hanya ada pada dirinya

KERUKUNAN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PANCASILA DAN UUD 1945

Titik pijak dari pengembangan kerukunan adalah pancasila dan pembukaan UUD 1945 yang dituangkan dalam sila ke 5 tentang “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ” dan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 mengatakan tentang:

1. Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa,

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing - masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

(38)

dengan persoalan adaptasi, dialog sekaligus identitas. Disatu pihak agama harus berakar pada sejarah dan tradisi, tetapi agama harus membuktikan diri sebagai kekuatan atau gerakan liberatif yang terbuka terhadap dialog dan kerja sama. Sikap pluralisme menjadi jembatan terciptanya toleransi, persaudaraan dan persahabatan antarumat beragama, antar suku dan bangsa.

MANFAAT KERUKUNAN BERAGAMA

Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

Cara Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Indonesia yang multikultural terutama dakam hal agama membuat Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan cara sebagai

berikut:

1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.

2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme. 3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka

karena ini bagian dari sikap saling menghormati.

(39)

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan agama dengan orang lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.

ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH (OSIS)

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

HAKIKAT ETIKA DAN MORALITAS DALAM ORGANISASI

Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya

(40)

Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.

Moral

Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika. Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan.

Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut. Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannya

Nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi

Perilaku seseorang sebagaimana diketahui merupakan cerminan dari nilai-nilai yang dianut oleh orang tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang mendasarinya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan/perilaku. Nilai-nilai itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau memiliki semangat untuk melakukan hal yang baik atau buruk, salah atau benar. Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila dia yakin bahwa tindakannya benar dan tidak akan melakukan suatu tindakan apabila diyakininya bahwa tindakan itu salah, baik menurut nilai-nilai yang dianutnya atau nilai- nilai yang berlaku dalam lingkungannya. Nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari diacu juga sebagai moral atau moralitas.

Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki otoritas dan tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif berfungsi secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.

(41)

yang memiliki nilai serta latar belakang yang berbeda-beda akan saling memengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, etika organisasi dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi, yang pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.

Prinsip Keindahan

Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja. Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

Prinsip Kebaikan

Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.

Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

Prinsip Kebebasan

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (1) Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)

Hasil uji evaluasi sifat alir menyatakan bahwa semua formula memnuhi syarat sifat alir yaitu untuk formula 1 sebesar 1,635g/s lalu formula 2 sebesar 1,9g/s dan untuk formula 3

Kadar aspal optimum yang digunakan adalah 6.00% pada campuran Laston Lapis Antara dengan nilai stabilitas marshall sisa yaitu 96.87 % yang telah memenuhi syarat

Adalah Seorang Member Axogy yang bisa menunjukkan integritasnya sebagai Leader dan memiliki minimal 1000 member dibawahnya, berperilaku (attitude) yang baik,

Karena menurunnya faktor daya (cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan

(3) diketahui bahwa hasil dari korelasi Spearman besarnya yaitu 0,080, banyaknya responden N = 14 dan probabilitas uji dua pihak (2-tailed significance) sebesar