6
2. Mengasah kemampuan peneliti dalam pengaplikasian dan
pengembangan teori-teori bisnis yang didapatkan selama perkuliahan
di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Samsat Medan Utara dalam
meningkatkan kinerja karyawannya.
4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terkhusus dalam
bidang SDM sebagai bahan bacaan yang diperlukan.
BAB II Kerangka Teori
Berdasarkan uraian di atas, berikut ada beberapa teori yang
dikemukakan penulis untuk dijadikan sebagai acuan kerangka berpikir dala
melakukan penelitan.
2.1 Budaya Organisasi
2.1.1 Definisi Budaya Organisasi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan
budaya yang diciptakan.. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang
bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa.
Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara
7
mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak.
Seiring berjalannya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan
dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi
efektivitas organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi dapat
mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan
dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang
diambil.
Budaya organisasi berkaitan erat dengan pemberdayaan pegawai
disuatu perusahaan. Semakin kuat budaya organisasi, semakin besar
dorongan para karyawan untuk maju bersama dengan perusahaan.
Pengenalan, penciptaan, dan pengembangan budaya organisasi dalam
suatu perusahaan mutlak diperlukan dalam rangka membangun
perusahaan yang efektif dan efisien sesuai dengan misi dan visi yang
hendak dicapai. (pabundu tika, 2006)
Budaya organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan keefektifan
organisasi, hal ini dikarenakan budaya organisasi dapat mengobrol cara
para anggota mengambil keputusan, menafsirkan dan mengatur lingkungan
organisasi, apa yang mereka perbuat dengan informasi dan bagaimana
mereke berperilaku serta budaya juga mempengaruhi isi keunggulan
bersaing organisasi.
Menurut Robbins (2001:523-524) budaya organisasi sebagai suatu
sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
8
juga menegaskan bahwa budaya adalah pola asumsi dasar dimana
kelompok mempelajarinya untuk memecahkan masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal yang telah berhasil dengan baik sehingga
dianggap sah untuk diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara
yang tepat untuk berpikir, melihat, merasakan dan memecahkan suatu
masalah.
Organisasi merupakan wadah bagi sekumpulan manusia yang
mempunyai tujuan yang sama. Untuk menjaga kebaikan, kekondusifan
serta kenyamanan saat berinteraksi secara formal maupun informal
apabila orang-orang tersebut saling menghargai satu sama lain, bersifat
baik serta menjalankan aturan-atauran dan nilai-nilai yang sama di
organisasi tersebut. Norma-norma dan nilai-nilai itu lah budaya
organisasi sehingga tujuan organisasi tersebut bisa berjalan dengan
lancar.
Menurut pabundu tika (2006:2) pengertian budaya telah banyak
didefinisikan oleh para ahli budaya. Kroeber dan Kluckhohn pada tahun
1952 bahwa menemukan 164 definisi budaya.
1. Talizuduhu Ndaraha dalam bukunya bukunya Budaya Organisasi
mengemukakan definisi budaya menurut Edward Burnett dan Vijay
Sathe sebagai berikut.
- Edward Burnett
Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu
9
berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai
anggota masyarakat.
- Vijay Sathe
Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama
anggota masyarakat.
2. Robert G. Owens dalam bukunya Organizational Behaviour in
Education mengemukakan definisi budaya menurut Terrence Deal
and Allan Kennedy sebagai berikut.
Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang
berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur
organisasi, dan sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku.
3. Edgar H. Schein mendefinisikan budaya dalam bukunya
Organizational Culture and Leadership sebagai berikut:
Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan
atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran
untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal
yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/
diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat
memahami, memikirkan dan merasakan terkait dengan
masalah-masalah tersebut.
10
Dari definisi yang dikemukakan oleh para tokoh budaya organisasi
terkandung unsur-unsur dalam budaya organisasi sebagai berikut :
1. Asumsi dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi
sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi
untuk berperilaku.
2. Keyakinan yang dianut
Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan
dilaksanakan oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini
mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto,
asumsi dasar, tujuan umum organisasi/ perusahaan, filosofi usaha,
atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha.
3. Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya
organisasi. Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan
oleh pemimpin organisasi/ perusahaan atau kelompok tertentu
dalam organisasi atau perusahaan tersebut.
4. Pedoman mengatasi masalah
Dalam organisasi/ perusahaan, terdapat dua masalah pokok yang
sering muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan masalah
integrasi internal. Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan
asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama anggota
organisasi.
11
Dalam budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling
diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.
6. Pewarisan (learning process)
Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu
diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai
pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam organisasi.
7. Penyesuaian (adaptasi)
Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma
yang berlaku dalam kelompok tersebut, serta adaptasi organisasi
terhadap perubahan lingkungan.
2.1.3 Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Secara teoretis proses bagaimana suatu budaya organisasi terbentuk,
telah dijelaskan oleh Schein dalam bukunya Organizational Culture and
Leadership. Menurut beliau terbentuknya suatu budaya organisasi dapat
dianalisis dari tiga teori sebagai berikut:,
a. Teori Sociodynamic
Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai
kelompok pelatihan, kelompok terapi, dan kelompok kerja yang
mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu
jelaskan apa yang dimaksud dengan share terhadap pandangan
yang sama dari suatu masalah dan mengembangkan share tersebut.
12
Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok
dan efek personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi
kelompok yang sangat relevan dengan pengertian bagaimana
budaya terbentuk. Untuk itu Schein membagi dua hal, yaitu tugas
dan gaya kepemimpinan dalam kelompok.
1) Tugas kepemimpinan dan kelompok
Tugas ini menekankan perbedaan antara fungsi kepemimpinan
yang berorientasi kepada tugas eksternal dan fungsi yang
berorientasi kepada kelompok internal. Fungsi kepemimpinan
meliputi fungsi dan tugas pemrakarsa, pemberian informasi,
pemberian opini, menyimpulkan, dan uji konsensus, sedangkan
fungsi kelompok menyangkut bantuan (supporting),
harmonisasi, standar uji dan penempatan, dan penjagaan
gawang.
2) Gaya kepemimpinan dan kelompok
Asumsi bahwa pemimpin atau pendiri suatu kelompok
merupakan hubungan otoritas yang terbentuk dalam kelompok
dan keadaan dimana pemimpin dan anggotanya berinteraksi
pada level emosional yang akan menentukan baik stadium
evolusioner kelompok maupun gaya budaya nya.
3) Teori Pembelajaran
Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari kognitif, perasaan dan penilaian.
13
a. Situasi penyelesaian masalah secara positif,
b. Situasi menghindari kegelisahan
Proses pembelajaran dimaksudkan untuk pewarisan budaya
organisasi kepada anggota baru dan organisasi.
2.1.4 Jenis-Jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses
informasi dan tujuannya.
1. Berdasarkan proses informasi
Robert E. Quinn dan Michael R. McGrath (dalam buku Arie Indra
Chandra) membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi
sebagai berikut.
a. Budaya rasional
Dalam budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran
pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi,
produktivitas, dan keuntungan atau dampak).
b. Budaya ideologis
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (Dari pengetahuan
yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana
bagi tujuan revitalisasi (dukungasn dari luar, perolehan sumber
14 c. Budaya konsensus
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi
dan konsensus) diasumsikan menjadi sarana bagi tujuan kohesi
(iklim, moral, dan kerja sama kelompok).
d. Budaya hierarkis
Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi,
komputasi dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan
kesinambungan (stabilitas, kontrol dan koordinasi).
Tabel 2.1
Sistem Transaksi atau Aturan Pengelolaan Empat Jenis Budaya
Organisasi menurut Quin dan Grath
njelasan daya
rasion
kasi otorita
15
Sumber: Arie Indra Chandra : Budaya Organisasi dan Kepuasan
Kerja (Studi Kasus Krakatau Steel Cilegon).
2. Berdasarkan tujuannya
Talizuduhu Ndaraha membagi budaya organisasi berdasarkan
tujuannya, yaitu :
a. Budaya organisasi perusahaan
b. Budaya organisasi publik
16 2.1.5 Karakteristik Budaya Organisasi
Stephen P. Robbins di dalam buku pabundu tika (2005:10)
menyatakan ada 10 karakteristik yang apabila dicampur dan dicocokkan
akan menjadi budaya organisasi.
Kesepuluh karakteristik budaya organisasi tersebut sebagai berikut:
1. Inisiatif Individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau
indepedensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan
pendapat.
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko, dalam budaya organisasi perlu
ditekankan, sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk bertindak
agresif, inovatif, dan mengambil risiko.
3. Pengarahan merupakan sejauh mana suatu organisasi dapat
menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.
4. Integrasi dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat
mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang
terkoordinasi.
5. Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang
jelas terhadap bawahan.
6. Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau
norma-norma yang berlaku dalam suatu organisasi.
7. Identitas dimaksudkan sejauh mana para pegawai suatu organisasi
dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam
17
8. Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan
didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan
atas senioritas,sikap pilih kasih, dll.
9. Toleransi terhadap konflik yaitu sejauh mana para pegawai didorong
untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.
10.Pola komunikasi yaitu sejauh mana komunikasi dibatasi oleh
hierarki kewenangan yang formal.
2.1.6 Fungsi Budaya Organisasi
Ada beberapa pendapat mengenai fungsi budaya organisasi,
yaitu sebagai berikut:
1. Stephen P. Robbins dalam bukunya Organizational Behaviour
membagi lima fungsi budaya organisasi sebagai berikut:
a. Berperan menetapkan batasan
b. Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota
organisasi.
c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada
kepentingan individual seseorang.
d. Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan
perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.
e. Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang
18
2. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam bukunya
organizational behaviour membagi empat fungsi budaya
organisasi, yaitu
a. Memberikan identitas organisasi kepada pegawainya
b. Memudahkan komitmen kolektif
c. Mempromosikan stabilitas sistem sosial
d. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan
keberadaannya.
2.2 Kinerja
2.2.1 Definisi Kinerja
Kinerja organisasi merupakan tingkatan prestasi yang dapat dicapai
dan mencerminkan keberhasilan manajer/pengusaha. Kinerja merupakan
hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi (Gibson).
Pengertian kinerja telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen
antara lain sebagai berikut.
1. Stoner, 1978 dalam bukunya Management mengemukakan bahwa
kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi
19
2. Bernardin dan Russel 1993 (dalam bukunya Achmad S. Ruby)
mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh
dari fungsi-sfungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu.
3. Handoko dalam bukunya manajemen personalia dan sumber daya
mendefinisikan kinerja sebagai proses di mana organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.
4. Prawiro Suntoro, 1999 (dalam buku Merry Dandian Panji)
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
2.2.2 Unsur-Unsur Kinerja
Diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri dari
:
1. Hasil-hasil fungsi kerjaan
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi pegawai seperti:
motivasi,kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.
3. Pencapaian tujuan organisasi
4. Periode waktu tertentu
2.2.3 Dimensi Kinerja
Dimensi kinerja menurut Gomes (1995) memperluaskan dimensi
20
1. Quantity of work; jumlah kerja yang dilakuukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan.
2.Quality of work; kualitas kerja berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapannya.
3.Job knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
ketrampilannya.
4.Creativeness; Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Cooperation; kesetiaan untuk bekerjasama dengan orang lain.
6.Dependability; kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja.
7.Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggungjawabnya
8.Personal qualities; menyangkut kepribadian,
kepemimpinan,keramah-tamahan, dan integritas pribadi.
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Kinerja
Menurut Gibson ada 3 faktor yang berpengaruh terhadapa kinerja :
1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
21
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, sistem.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
o. ama dul Penelitian asil Penelitian
edjono ngaruh budaya
organisasi
terhadap kinerja
organisasi dan
kepuasan kerja
karyawan pada
terminal
penumpang
umum di
surabaya
udaya organisasi
berpengaruh
signifikan dan positif
terhadap kinerja
organisasi. Budaya
organisasi yang
dibentuk oleh
nilai-nilai ivonasi,
perhatian tiap
detil-
tim-hasil-individu-agresivitas dan
stabilitas, dapat
menimbulkan
kepuasan kerja
karyawan di kantor
dan ke tempat UPTD
terminal penumpang
umum di Surabaya.
22
Wirda organisasi
terhadap kinerja
karyawan
politeknik
negeri Padang
mendukung teori
Robbins yang
menyatakan bahwa
Budaya Organisasi
akan mampu
meningkatkan
kinerja karyawan,
terutama jika ketujuh
faktor yang
membentuk budaya
organisasi diterima
sebagai nilai-nilai
yang harus dianut,
diyakini dan
dilaksanakan dengan
sepenuh hati,
sehingga akan
melahirkan budaya
organisasi yang akan
berdampak pada
peningkatan kinerja
karyawan.
. Hanif
Al
Pengaruh
budaya
Hasil analisis
23
Rizal organisasi dan
kepuasan kerja
terhadap kinerja
karyawan
(Studi pada
Rumah Sakit
Panti Wilasa
Citarum” Kota
Semarang)
budaya organisasi
berpengaruh positif
terhadap kinerja
karyawan yang
ditunjukkan oleh
nilai probabiltas
0,007 dan t hitung
sebesar 2,759 dengan
nilai koefisien 0,241,
kepuasan kerja
berpengaruh positif
terhadap kinerja
karyawan yang
ditunjukkan dengan
nilai probabilitas
0,000 dan t hitung
sebesar 5,262 dengan
nilai koefisien 0,460.
Hasil tersebut
mengindikasikan
bahwa untuk
meningkatkan
kinerja karyawan
24
Sakit Panti Wilasa
“Citarum” perlu
memperhatikan
faktor-faktor budaya
organisasi dan
kepuasan kerja,
karena faktor-faktor
tersebut terbukti
mempengaruhi
kinerjakaryawan.
2.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang,
batasan masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian.
BAB II KERANGKA TEORI
Bab ini berisi tentang kajian teori-teori
25
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian,
lokasi penelitian, informan penelitian,
definisi konsep, tekhnik pengumpulan
data, tekhnik analisis data, dan
sistematika penulisan
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum
lokasi penelitian, struktur organisasi,
penyajian data dan analisis data.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang rumusan
kesimpulan dan saran-saran
berdasarkan hasil dari penelitian yang
dilakukan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode