KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN
Laily Mufidah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko***
…………...……….…… …… . .….
ABSTRAK
…… … ...………. …… …… . .….Pada ibu hamil, pemeriksaan Antenatal Care sangatlah penting yang bertujuan
membantu ibu hamil dalam proses penyesuaian pada perubahan fisik dan mental serta
untuk memantau kondisi ibu dan janin. Akan tetapi masih banyak didapati ibu hamil yang
tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Hal ini dibuktikan dari hasil survei awal di
BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan yang didapatkan bahwa ternyata masih banyak yang
tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Secara teoritis salah satu penyebab ketidak
teraturan Antenatal Care yaitu usia ibu hamil dimana pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun
ibu hamil sering kali tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan usia ibu hamil trimester 3 dengan
keteraturan Antenatal Care K4
Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan populasi yaitu seluruh ibu hamil
trimester 3 yang periksa di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan, sampel yaitu sebagian
ibu hamil trimester 3 yang periksa di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan sebanyak 21
responden dengan menggunakan consecutiv sampling, pengumpulan data menggunakan
kuesioner tertutup dan lembar observasi, pengolahan data dengan scoring, tabulating,
editing, coding kemudian diprosentase dan dianalisis dengan uji Exact Fisher
Hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian responden sudah melakukan
Antenatal Care secara teratur sebanyak 18 orang (61,90%) dan kurang dari sebagian yang
tidak teratur melakukan Antenatal Care sebanyak 3 orang (38,10%). Untuk mengetahui
adanya hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4
dianalisis menggunakan uji Exact Fisher didapatkan p = 0,014 < 0,05, sehingga H1
diterima, artinya terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan
Antenatal Care K4
Melihat hasil penelitian diatas, perlunya petugas kesehatan khususnya bidan agar
meningkatkan penyuluhan tentang Antenatal Care untuk mencegah terjadinya resiko
bahaya pada ibu dan janin.
Kata kunci: Usia, Keteraturan, Antenatal Care K4
PENDAHULUAN
.……. … ….Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang utama dalam masa kehamilan, dengan tujuan membantu ibu hamil dalam proses penyesuaian pada perubahan fisik dan mental serta untuk memantau kondisi ibu dan janin, sehingga diharapkan keadaan keduannya saat kehamilan, kelahiran, dan setelah kelahiran selalu dalam kondisi sehat dan normal baik
fisik dan mentalnya (Wiknjosastro H, 2002:155).
minimal dua kali pada trimester ke III (yaitu satu kali pemeriksaan pada minggu ke 28-36 dan satu kali pemeriksaan setelah minggu ke 36). Antenatal care secara teratur penting untuk menjamin proses alamiah selama kehamilan (Pusdiknakes, 2001). Akan tetapi masih banyak didapati ketidakteraturan wanita hamil melakukan Antenatal Care yang dapat berpengaruh pada status kesehatan ibu, ketidakteraturan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya usia ibu hamil, pendidikan, pengetahuan, jumlah anak (paritas), jarak tempat tinggal ibu hamil dengan tempat pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga (Djakfar M Shadik, 2007).
Pada masa kehamilan, Antenatal Care ini penting agar kelainan dan penyulit yang terjadi dapat segera diobati agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan baik dan selamat (Dep Kes RI, 1992:48). Selain itu Antenatal Care secara teratur sangatlah penting untuk mendapatkan penyuluhan dan agar dilakukan pemeriksaan pada penyakit genetik sehingga kesehatan ibu dan bayi baik (Llewellyn Derek, Jones, 2002:47).
Ketidakteraturan Antenatal Care pada ibu hamil dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Hal ini terbukti bahwa angka kematian ibu di Indonesia berada pada urutan teratas di Negara-negara ASEAN, pada tahun 2005 AKI sebesar 290,8 / 100.000 kelahiran hidup dan diharapkan pada tahun 2010 AKI menurun menjadi 225 / 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan saat kehamilan, persalinan, dan saat nifas (Ahmad Fuady, 2008). Faktor resiko terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan kematian ibu salah satunya yaitu karena ibu tidak pernah ANC. Di jawa timur pada tahun 2007 pencapaian kunjungan Antenatal Care K4 sebanyak 77,04%. Dikabupaten Lamongan tercatat bahwaAntenatal CareK4 mencapai 85,46%. Pencapaian ini masih jauh dari target yang diharapkan pemerintah yaitu 100% pada kunjungan Antenatal Care K4 (Depkes, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 24 September 2008 di BPS desa Sidomukti Lamongan, diambil data pada bulan Januari sampai Desember 2007 terdapat 312 wanita hamil, dari jumlah tersebut yang telah melakukan Antenatal Care secara teratur sebanyak 132 orang (42,31%) dan sebanyak 180 orang (57,69%) yang tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Dan pada tahun 2008 dari bulan Januari sampai September yaitu dari 302 wanita hamil terdapat 210 orang (69,54%) yang melakukan Antenatal Care secara teratur dan yang tidak teratur melakukan Antenatal Care sebanyak 92 orang (30,46%) dengan usia responden < 20 tahun sebanyak 41 orang (44,56%), yang berusia 20-35 tahun 23 orang (25%) dan yang berusia > 35 tahun sebanyak 28 orang (30,43%)
Keteraturan ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah karena usia (M Djakfar Shadik, 2007). Pada usia dibawah 20 tahun cenderung berpendidikan rendah yang mengakibatkan berada pada kondisi ekonomi dan pengetahuan yang rendah, sehingga pengetahuan tentang Antenatal Care cenderung sedikit (Bobak Irene M, Deitra LL, Margaret Duncan Jensen, 2005:839). Selain itu ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun sering kali mengalami ketidak siapan mental tentang kehamilannya, sehingga kesadaran untuk melakukan Antenatal Care kurang, yang dapat mengakibatkan kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin yang terhambat (Tobing N L, 2006). Sedangkan pada ibu hamil usia diatas 30 tahun cenderung tidak teatur melakukan Antenatal Care yang disebabkan oleh jumlah paritas ibu lebih banyak sehingga lebih berpengalaman dalam menangani kehamilannya (M Djakfar Shadik, 2007). Hal ini dapat mengakibatkan kegawatan pada kondisi ibu dan bayi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin dalam kandungan.
Disamping itu peranan petugas atau bidan yang ada yang ada didesa, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan terutama di kabupaten yang cakupannya masih rendah (Mitha S Indah, 2008). Peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan adanya program keringanan biaya pada masyarakat dengan kondisi ekonomi yang rendah yang banyak terjadi pada ibu hamil usia kurang dari 20 tahun, sedangkan pada ibu hamil dengan pengetahuan yang kurang dibidang kesehatan, dapat dilakukan penyuluhan pada kader-kader sehingga diharapkan pengetahuan yang telah diberikan dapat disampaikan pada masyarakat umumnya dan pada Ibu hamil khususnya dengan cara pemberitahuan dari mulut kemulut, contoh pemberian penyuluhan untuk ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun yaitu tentang pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, sedangkan untuk ibu hamil dengan usia diatas 35 tahun dapat diberikan penyuluhan tentang pentngnya melakukan Antenatal Care pada semua ibu hamil yang telah memiliki anak sedikit ataupun banyak. Rumusan masalah pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah ”Adakah hubungan usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4”. Sedangkan tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah mengidentifikasi tingkat usia ibu hamil yang melakukan Antenatal CareK4 di BPS Ny. S desa Sidomukti Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan dan mengidentifikasi keteraturan Antenatal Care K4 pada ibu hamil di BPS Ny. S desa Sidomukti Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan dan menganalisis hubungan tingkat usia ibu hamil dengan keteraturan melakukan kunjungan Antenatal Care K4 di BPS Ny.S desa Sidomukti Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan
METODE PENELITIAN
.… … .…Desain penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel. Pendekatannya dengan cara Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2003:85).
Analisa data ini juga menggunakan bantuan piranti lunak SPSS atau statiscal product and service solution
HASIL
.
PENELITIAN
…a. Data Umum
1) Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di BPS Ny.S Desa Sidomukti-Lamongan
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 9 42,86
2 SMP 6 28,57
3 SMA 5 23,81
4 PT 1 4,76
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 1. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden adalah berpendidikan SD yaitu sebanyak 9 orang (42,86%)
2) Jenis Pekerjaan Responden
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1 Wiraswasta 2 9,52
2 Tidak
Bekerja 19 90,48
Jumlah 21 100
3) Jumlah Kehamilan Responden
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Kehamilan Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan
No Hamil Ke
Frekuensi Prosentase
1 1 (satu) 8 38,10 2 2 (dua) 4 19,05 3 3 (tiga) 6 28,57
4 4
(empat)
2 9,52
5 >5 1 4,76
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden yang diteliti saat itu sedang hamil ke-1 yaitu sebanyak 8 responden (38,10%)
4) Jumlah Anak Responden
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan No Jumlah Anak Frekuensi Prosentase
(%)
1 Belum memiliki anak
8 38,10
2 1 (satu) 4 19,05 3 2 (dua) 6 28,57 4 3 (tiga) 2 9,52
5 >5 1 4,76
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden yang diteliti saat itu belum memiliki anak yaitu sebanyak 8 responden (38,10%)
5) Jarak Tiap anak Responden
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jarak Anak Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan No Jarak Tiap Anak Frekuensi Prosentase
(%)
1 Belum memiliki anak
8 38,10
2 1-2 tahun 2 9,52 3 2-10 tahun 10 47,62
4 ≥ 11 1 4,76
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden yang diteliti saat itu memiliki anak dengan jarak tiap anak 2-11 tahun (47,62%)
b. Data Khusus
1) Karakteristik Umur Responden
Tabel 6. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Umur
Responden di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 < 20 tahun 3 14,28 2 20-35 Ahun 12 57,15 3 > 35 tahun 6 28,57
Jumlah 21 100
2) Keteraturan Antenatal Care K4 Responden
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Keteraturan Antenatal Care K-4 Pada Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan
N o
Keteraturan Antenatal Care
Frekuensi Prosentase (%)
1 Teratur 13 61,90 2 Tidak Teratur 8 38,10
Berdasarkan tabel 7. menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden teratur melakukan Antenatal Care K-4 yaitu sebanyak 13 orang (61,90 %) dan selebihnya ibu hamil trimester 3 tidak melakukan Antenatal CareK-4
3) Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal CareK4
Tabel 8. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K-4 Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan Antenatal Care K-4 adalah ibu hamil yang berusia 20-35 tahun sebanyak 11 responden (91,67) dan lebih dari sebagian ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Caresecara teratur adalah yang berusia >35 tahun sebanyak 5 orang (16,67 %).
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara usia ibu hamil dengan keteraturan Antenatal Care K-4, maka dilakukan ujiChi Squaredimana X² hitung = 10,752 dan p = 0,005, tetapi dari hasil analisa
didapatkan 5 cell (83,3 %) nilai harapannya kurang dari 5 dan maksimum nilai harapan yang kurang dari jumlah celladalah 1,14 %, sehingga disederhanakan menggunakan 2 x 2 tabel menjadi:
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan Antenatal CareK-4 adalah yang berusia <20-35 tahun sebanyak 12 orang (80 %) dan kurang dari sebagian ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care K-4 adalah yang berusia >35 tahun sebanyak 5 orang (83,33 %)
Dari uji Chi Square X² hitung = 7,289 dan p = 0,014, tetapi dari hasil analisa didapatkan 2cell(50 %) nilai harapannya (Fe) kurang dari 5 dan maksimum nilai harapan yang kurang dari jumlah celladalah 2,29 %, sehingga diuji dengan uji Fisher’s Exact didapatkan p hitung = 0,014, Dimana p < 0,05. sehingga H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturanAntenatal CareK-4
PEMBAHASAN
.… .…Pada pembahasan disajikan hasil penelitian
a. Ibu Hamil Trimester 3 Yang
Melakukan
Antenatal Care
K-4 Di
BPS
Ny.
S
Desa
Sidomukti-Lamongan
b. Tingkat
Keteraturan
Antenatal
Care
K-4
Pada
Ibu
Hamil
Trimester 3 Di BPS Ny. S Desa
Sidomukti Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan
Berdasarkan
tabel
2.
hasil
identifikasi keteraturan
Antenatal Care
K4, lebih dari sebagian responden sudah
melakukan
Antenatal Care
secara teratur
(61,90%). Banyaknya ibu hamil yang
melakukan
Antenatal Care
secara teratur
disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya jumlah paritas. Menurut M
Dachlan dkk (2002: 447), bahwa ibu-ibu
yang memiliki anak yang banyak atau
terlalu dekat jaraknya maka akan
cenderung lebih repot jika melakukan
perawatan
pada
dirinya
karena
kemungkinan sibuk mengasuh anaknya.
Berarti ibu hamil dengan jumlah paritas
(anak) yang masih sedikit, cenderung
merasa
lebih
khawatir
dengan
kehamilannya.
Karena
mereka
menganggap
masih
belum
berpengalaman
dalam
menangani
kehamilannya,
sehingga
ibu
hamil
tersebut menjadi lebih rajin untuk
memeriksakan kehamilannya pada tenaga
kesehatan. Hal ini terbukti dengan jumlah
responden
yang
teratur
melakukan
Antenatal Care
K4 adalah ibu hamil
trimester 3 yang belum memiliki anak
(53,85%), yang memiliki 1 dan 2 anak
masing-masing sebanyak (23,08%).
Selain
itu
peranan
tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan juga dapat mempengaruhi ibu
hamil melakukan
Antenatal Care
secara
teratur. Yang dalam penelitian ini
peranan petugas kesahatan (bidan) pada
ibu hamil yaitu berbentuk perhatian bidan
yang diberikan kepada ibu hamil dengan
melakukan kunjungan rumah pada ibu
yang baru hamil untuk memberikan
pelayanan berupa pemeriksaan kehamilan
dan konseling yang dibutuhkan oleh ibu,
termasuk menganjurkan ibu melakukan
Antenatal Care
secara teratur. Menurut
Sunaryo (2004: 128). Bahwa pada
umumnya seseorang mengharapkan dari
orang lain adanya sikap perhatian, minat
dan simpati terhadap peristiwa yang
sedang dialami, yang mana tingkat
keberhasilan dan kebahagian bersandar
pada
kehidupan
bersama
sebagai
makhluk sosial. Adanya sikap perhatian
dari tenaga kesehatan khususnya bidan
pada ibu hamil dapat menjadikan ibu
hamil rutin melakukan
Antenatal Care
secara teratur karena perhatian yang
diberikan
bidan
menimbulkan
rasa
percaya
ibu
hamil
tersebut
untuk
memeriksakan kehamilannya di bidan
tersebut.
tidak melakukan
Antenatal Care
secara
teratur yaitu banyak pada ibu hamil
dengan jumlah paritas >2 (62,5%).
Menurut Koentjoronigrat yang
dikutip oleh Nursalam dan Siti pariani
(2002).
“makin
tinggi
pendidikan
seseorang, makin mudah untuk menerima
informasi, sehingga makin banyak pula
pengetahuan
yang
dimiliki,
dan
sebaliknya bila pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan”. Lebih dari sebagian ibu
hamil trimester 3 yang tidak melakukan
Antenatal Care
secara teratur adalah
berpendidikan SD sebanyak 5 dari 8
responden (62,5%). Rendahnya tingkat
pendidikan
menjadikan
pengetahuan
yang dimiliki tentang
Antenatal Care
sangat sedikit.
c. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil
Trimester 3 Dengan Keteraturan
Antenatal Care
K4 Di BPS Ny. S
Desa
Sidomukti
Kabupaten
Lamongan Kecamatan Lamongan
Berdasarkan
tabel
2
hasil
identifikasi hubungan antara usia ibu
hamil trimester 3 dengan keteraturan
Antenatal Care
K4 di BPS Ny. S Desa
Sidomukti-Lamongan,
maka
hasil
penelitian dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact
yaitu p = 0,014, dimana p
< 0,05. sehingga H1 diterima, artinya
terdapat hubungan antara usia ibu hamil
trimester 3 dengan keteraturan
Antenatal
Care
K-4.
Usia ibu hamil mempengaruhi
dalam melakukan
Antenatal Care
secara
teratur. Dalam penelitian ini jumah
responden yang melakukan
Antenatal
Care
secara teratur adalah pada usia
20-35 tahun sebanyak 11 dari 13 responden
(84,62%). Menurut Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP (2007). Mengatakan
bahwa tiap organ dalam tubuh manusia
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan. Tiap organ (fisik dan
psikis) dapat dikatakan matang jika ia
telah
mencapai
kesanggupan
menjalankan
fungsinya,
sehingga
kematangan berhubungan erat dengan
umur seseorang. Kondisi mental dan
kesiapan ibu hamil usia 20-35 tahun
dalam menghadapi kehamilannya lebih
siap jika dibandingkan dengan ibu hamil
dengan usia yang terlalu muda. Sehingga
cenderung melakukan
Antenatal Care
secara
teratur
dalam
meghadapi
kehamilannya. Menurut Tobing NL
(2006). Usia ibu hamil yang terlalu muda
sering kali mengalami ketidaksiapan
mental tentang kehamilannya, sehingga
kesadaran untuk melakukan
Antenatal
Care
kurang.
Selain itu ibu hamil usia 20-35 tahun
biasanya masih memiliki anak sedikit,
sehingga merasa tidak mampu menangani
keadaanya selama hamil. Menurut M
Djakfar Shadik (2007). Bahwa ibu hamil
yang
berumur
dibawah
30
tahun
cenderung melakukan
Antenatal Care
secara teratur, hal ini disebabkan karena
jumlah anak yang dimiliki masih sedikit
atau bahkan belum memiliki anak. Hal ini
terbukti dengan jumlah responden yang
melakukan
Antenatal Care
K4 secara
teratur adalah ibu hamil trimester 3 yang
belum memiliki anak (53,85%).
KESIMPULAN DAN SARAN
.1. SIMPULAN.
1)
Sebagian besar usia ibu hamil
yang melakukan
Antenatal Care
adalah pada usia <20-35 tahun
(71,43%).
3)
dengan
keteraturan
Antenatal
Care
K-4, hal ini dibuktikan
dengan uji
Fisher’s Exact
yaitu p
= 0,014, dimana p < 0,05.
2.
SARAN
Dapat digunakan sebagai
masukan
dalam
perencanaan
peningkatan pelayanan kesehatan
khususnya pemberian pelayanan
pada ibu hamil.
Masyarakat
perlu
tahu
akan pentingnya
Antenatal Care
secara teratur selama kehamilan
terutama pada usia yang belum
dan sudah tidak reproduktif,
karena
usia
yang
bukan
reproduktif,
kehamilannya
semakin banyak resiko pada ibu
dan janin. Sehingga
Antenatal
Care
yang
teratur
dapat
mengurangi
resiko
gangguan
kesehatan pada ibu dan janin.
Pentingnya
keaktifan
tenaga kesehatan terutama bidan
dalam
pemberian
penyuluhan
pada
seluruh
masyarakat,
sehingga diperlukan pembentukan
kader-kader untuk memberikan
informasi pada ibu hamil tentang
Antenatal
Care
sehingga
pengetahuan ibu hamil tentang
Antenatal Care
bertambah.
Sebagaimana yang telah
dikemukakan, bahwa penelitian
memiliki
keterbatasan
jumlah
sampel yang terlalu kecil dan
kurang dapat mewakili populasi,
maka penelitian ini masih perlu
dilanjutkan dengan jumlah sampel
yang lebih besar untuk dapat
mewakili populasi. Akan tetapi
diharapkan karya tulis ini menjadi
bahan masukan bagi peneliti yang
akan datang untuk melanjutkan
penelitian tentang hubungan usia
ibu hamil trimester 3 dengan
keteraturan
Antenatal Care
K4
. . .
DAFTAR PUSTAKA
. . .A. Azis Alimul H. (2007). Metodologi Penelitian Untuk Kebidanan Dan Analisa Data. Jakarta: Selemba Medika.
A. Azis Alimul H. (2007).
Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak I.
Jakarta:
Selemba Medika
Arisma. (2007).
Gizi Dalam
Daur
Kehidupan.
Jakarta: EGC
Azrul Azwar. (2006). Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Departemen kesehatan RI.
Bambang Prasetyo. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Departemen kesehatan RI. (2006). Penggerakkan dan pemberdayaan masyaakat melalui kemitraan modul 2. Jakarta: Departemen kesehatan RI. Departemen kesehatan RI. (2005). Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervesi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tinngkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen kesehatan RI.
Dwi Prayitno. (2008).Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Eko Budiarto. (2003). Metodologi PenelitianKedokteran. Jakarta: EGC
Friedman, Marilyn M .(1998). Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik.Jakarta: EGC.
IBG Manuaba, Chandradinata dan IBG Fajar Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
John Th Ire. (2006). Posyandu, Sebuah Konsep Pendekatan Hak Anak Dan Perempuan. Available from: http://www.indomedia.com.
Accessed on June 2008.
Luknis Sabri dan Sutanto Priyo H. (2007). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Maria Ulfah Anshor. (2005). Revitalisasi Posyandu. Available from:
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0507/02/swara/1836943.htm. Accessed on June 2008.
Moersintowarti B Narendra. (2003). Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Jawa Timur Tahunan I & Seminar Perkani Jawa Timur. Surabaya: PPNI dan PERKANI Jawa timur.
Nasrul Effendi. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat edisi 2. Jakarta: EGC.
Nursalam, M Nur, Rekawati S dan Sri Utami. (2005). Asuhan Keperwatan Bayi Dan Anak Untuk perawat dan bidan. Jakarta : Salemba medika.
Nursalam. (2003). Konsep Penerepan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Poerdwandarminta. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Purnamawati (2007).Bayiku Anakku.Jakarta: PT Gramedia.
Ridwan. (2003). Dasar – Dasar Statistik. Bandung : Alfa Beta.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (1997). Statiska Untuk Ekonomi Dan Niaga II. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2006). Metode penelitian
administrasi. Bandung: Alfa Beta. Sri Poerdji Hastoety Djaiman. (2002).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Balita Berkunjung Ke Posyandu.
Available from:
http://digilib.litbang.depkes.go.id. Accessed on June 2008.
Sudiharto. (2007). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan kepeawatan transkultural. Jakarta: EGC.
Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahid Igbal M, Nurul Chayatin, Khoirul Rozikin, Supradi. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu.