REVISI (RESUME)
TEORI OPERANT CONDITIONING BF SKINNER DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan yang dibimbing oleh Muchammad Zaka. A, M.Pd.
Disusun oleh :
Melati Ramadhani
NIM : T20171380
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Operant Conditioning
Operant conditioning (pengkondisian operan) juga disebut sebagai pengkondisian instrumental yaitu sebuah bentuk pembelajaran yang beranggapan bahwa konsekuensi (baik berupa hadiah, hukuman, maupun penguatan) dapat menghasilkan kemungkinan terjadinya perubahan perilaku seorang anak.1
Menurut B.F. Skinner, melalui operant conditioning konsekwensi dapat menghasilkan kemungkinan perubahan perilaku seseorang. Dia juga mengatakan bahwa reward dan punishment membentuk perkembangan perilaku seorang anak. 2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa reward (hadiah) dan punishment (hukuman) sangat mempengaruhi perilaku seorang anak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan rumah maupun sekolah. Karena, dua hal inilah yang merangsang anak untuk melakukan perilaku atau kebiasaan yang lebih baik atau malah sebaliknya.
Secara umum operant conditioning merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang ditimbulkan oleh kemungkinan terjadinya sebuah perubahan perilaku (kebiasaan). Operant conditioning merupakan inti dari pendapat B.F. Skinner tentang perilaku (kebiasaan). Reward dan hukuman merupakan satu kesatuan dalam perilaku suatu organisme (seseorang).
Reinforcement (reward) Sebuah konsekuensi atau tindakan yang dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu perilaku (kebiasaan).3
- Positive Reinforcement, meningkatnya frekuensi respon seseorang karena
tindakan ini diikuti oleh dorongan yang dapat menguntungkan. Contoh : seorang siswa menanyakan pertanyaan bagus kepada gurunya kemudian guru memuji siswa tersebut. Konsekuensinya siswa tersebut akan bertanya pertanyaan yang lebih bagus lagi.4
- Negative Reinforcement, meningkatnya frekuensi respon seseorang karena
tindakan ini dapat menghapuskan dorongan penolakan. Contoh : ketika seorang siswa mengumpulkan PR tepat waktu dan guru berhenti mengkritik,
1
John W. Santrock, Educational Pshycology, (New York : McGraw-Hill, 2011), 222. 2
John W. Santrock,Child Development (New York : McGraw-Hill, 2011), 27.
3 John W. Santrock, Educational Pshycology, (New York : McGraw-Hill, 2011), 222.
4
maka konsekuensinya siswa akan semakin sering mengumpulkan PR tepat waktu.5
Punishment (hukuman) Sebuah konsekwensi atau tindakan yang mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu perilaku. Contoh : seorang siswa menyela guru saat menerangkan pelajaran akhirnya guru menegur siswa tersebut secara lisan. Komsekuensinya siswa tersebut berhenti menyela guru.6 Hukuman dibedakan menjadi dua bentuk yaitu hukuman yang bersifat positif seperti menghukum siswa dengan hal yang tidak menyenangkan, seperti menulis kata maaf di papan tulis hingga penuh. Hukuman yang bersifat negatif seperti mengambil barang yang mereka senangi.
Generalisasi
Generalisasi artinya memberikan respon yang sama terhadap stimulus yang serupa.7 Perhatian yang istimewa merupakan sebuah tingkatan yang dapat menggeneralisasikan perilaku dari satu situasi ke situasi yang lainnya. Contoh : jika seorang guru memuji siswanya yang menanyakan pertanyaan bagus yang berhubungan dengan bahasa Inggris, akankah generalisasi ini dapat menstimulasi siswa tersebut untuk lebih giat dalam pelajaran sejarah, matematika, dan lainnya?
Diskriminasi
Diskriminasi berarti membedakan antara stimulus dan peristiwa yang berhubungan dilingkungan. Contoh : seorang murid yang mengetahui bahwa diatas meja guru terdapat nampan yang bertuliskan “Matematika” artinya dia harus mengumpulkan tugas matematika diatas nampan tersebut, sedangkan jika nampan tersebut bertuliskan “Inggris” berarti dia harus mengumpulkan tugas bahasa Inggrisnya diatas nampan tersebut.8
Ekstingsi
seperti saat siswa tersebut mencubit temannya, maka secara langsung guru akan memperhatikannya. Dari hal tersebut siswa beranggapan bahwa dengan melakukan hal yang buruk kepada temannya maka dia akan mendapatkan perhatian dari seorang guru.9
Analisis Perilaku Terapan
Penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Dua kegunaan penting dari analisis perilaku terapan dalam pendidikan yaitu : pertama untuk menambah perilaku yang diinginkan dan yang kedua untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.10 Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan:
1. Meningkatkan perilaku yang diinginkan
2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukan (shaping) 3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
Meningkatkan Perilaku yang Diinginkan
1. Memilih penguat yang efektif
2. Membuat penguatan bersifat kontingen dan tepat waktu 3. Memilih jadwal penguatan yang terbaik
4. Mempertimbangkan penggunaan perjanjian (contracting) 5. Menggunakan penguatan negatif secara efektif
6. Menggunakan prompts dan shaping
- Prompts : Stimulus yang ditambahkan atau isyarat yang diberikan sebelum meningkatnya respon likelihood yang akan terjadi.
- Shaping : Memperkuat perkiraan succesive terhadap perilaku trget yang telah ditentukan.
Evaluasi Operant Conditioning dan Analisis Perilaku Terapan
Pengkondisian operan dan analisis perilaku terapan telah membuat kontribusi terhadap praktek mengajar. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan guru dan siswa, sehingga guru mampu mempelajari bagaimana sebuah konsekuensi dapat mempengaruhi perilaku seorang siswa. Jika
9
Ibid., 223. 10
digunakan secar efektif, tekhnik behavioral dapat membantu seorang guru dalam mengatur ruang kelas.11
Strategi penggunaan analisis perilaku terapan untuk merubah kebiasaan12
1. Fokus terhadap apa yang kamu ingin murid lakukan, daripada apa yang tidak kamu ingin mereka lakukan
2. Ingat bahwa tidak semua ukuran sama pada penguatan
3. Secara tidak sengaja guru sering memperkuat perilaku yang tidak ingin dilanjutkan oleh muridnya
4. Ketika menggunakan prinsip premack, guru memberikan informasi kepada muridnya tentang bagaimana cara mereka mendapat kenyamanan.
5. Guru bukanlah satu-satunya sumber reinforcement (penguat) dan hukuman di dalam kelas
6. Hukuman bukanlah sebuah hukuman kecuali perilaku tersebut sudah berkurang
7. Meniadakan hukuman adalah ide yang buruk
8. Memberi masalah yang terait dengan hukuman, merupakan jalan pintas terkahir
11
Ibid., 232. 12
DAFTAR PUSTAKA