• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deteksi Kualitas Tembakau Madura Berbasis Image Processing Dan Sensor Gas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Deteksi Kualitas Tembakau Madura Berbasis Image Processing Dan Sensor Gas"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

73

Deteksi Kualitas Tembakau Madura

Berbasis

Image Processing

Dan Sensor Gas

Kunto Aji Wibisono

*a)

, Ahmad Fiqhi Ibadillah

a)

Abstrak: Madura merupakan salah satu daerah penghasil tembakau di Indonseia. Tembakau Madura merupakan jenis komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sebagian besar tembakau madura diserap oleh pabrik rokok sebagai bahan baku utama rokok maupun sebagai racikan atau campuran kretek. Terdapat banyak jenis varietas tembakau gunung yang ditanam petani di Madura, namun yang memiliki karakteristik khas adalah tembaku Prancak – 95. Hal ini disebabkan aroma tembakau Prancak – 95 Madura tidak bias ditiru oleh jenis varietas tembaku lain di Indonesia. Hal lain yang membedakan yaitu terjadi karena kontur atau struktur tanah Madura yang memang khas, yang merupakan kelebihan dari tembakau Madura. Pada penelitian ini didesain sebuah sistem gradding untuk mendeteksi kualitas tembakau Prancak – 95 madura. Deteksi kualitas daun tembakau ini didasarkan pada dua ekstraksi fitur yaitu tekstur dan aromatik. Berdasarkan kedua fitur tersebut nantinya akan diklasifikasikan dengan menggunakan tabel standard gradding tembakau ke dalam 4 kelas klasifikasi. Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan input kedua fitur didapatkan nilai akurasi yang optimal. Sehingga berdasarkan data percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem telah dapat melakukan proses gradding

kualitas tembakau Madura dengan akurat.

Kata-kata kunci : Tembakau Madura, Prancak – 95 Madura, gradding.

1. Pendahuluan

Diantara berbagai komoditas perkebunan, tembakau merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi di banyak negara seperti China, India, Brazil, Amerika, Eropa, Zimbabwe, Malawi, Rusia dan juga Indonesia. Tembakau dapat digunakan sebagai pestisida, dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan untuk obat, dan aplikasi olahan yang paling utama yaitu bahan baku rokok. Produksi rokok memberikan pengaruh besar pada perekonomian nasional Indonesia karena berkontribusi dalam penerimaan cukai .

Madura merupakan salah satu penghasil jenis tembakau terbaik di Indonesia, varietas tembakau Madura yang paling diminati oleh perusahaan industri rokok adalah jenis Prancak – 95 Madura. Jenis ini memiliki karakteristik tekstur dan aroma yang khas sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku utama maupun sebagai racikan atau campuran kretek.

Untuk lebih dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tembakau Madura, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kualitas daun tembaku yang melibatkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal melibatkan human sensory (lebih pada penciuman) seperti pengujian aromatik. Sedangkan faktor eksternal melalui human vision

(pengamatan visual), meliputi pengamatan tekstur. Penentuan nilai kualitas daun tembakau dengan menggunakan parameter sensor manusia memiliki banyak kekurangan, diantaranya adalah tidak adanya sebuah nilai

referensi yang absolut, sehingga penentuan level kualitas daun tembakau hanya berdasarkan perkiraan [1].

Berbagai metode telah digunakan untuk melakukan pengujian kualitas daun tembakau diantaranya adalah dengan menggunakan metode optimasi Conjugate Gradient pada algoritma Backpropagation Neural Network. Metode ini memanfaatkan input dari kamera yang mendeteksi tekstur dan ukuran dari sampel daun tembakau, kemudian mengklasifikasikannya dalam 3 kategori[2]. Penelitian lain yang masih berkaitan dengan image processing yaitu dengan memanfaatkan Image Feature Extraction. Metode ini dilakukan dengan mengambil ekstraksi fitur gambar sampel untuk dapat melakukan klasifikasi dari daun tembaku. Fitur gambar yang digunakan sebagai classifier adalah color feature, shape feature,dan texture feature[3]. Kedua metode tersebut mampu mendefinisikan level kualitas dari sampel daun tembakau yang digunakan dalam pengujian.

Pada penelitian ini akan didesain sebuah sistem deteksi kualitas daun tembakau Madura berdasarkan ekstraksi fitur visual dan aromatik. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan akurasi deteksi kualitas daun tembakau dibandingkan pengukuran secara manual, ataupun dapat melampaui level optimasi dari penelitian sebelumnya yang hanya menggunakan komponen data visual dari kamera sebagai komponen input.

Sensor gas TGS 2620 digunakan sebagai komponen untuk mendeteksi aroma dari daun tembakau, sedangkan perangkat kamera digunakan untuk mendapatkan citra visual dari sampel daun tembakau yang dideteksi. Data hasil pembacaan dari sensor gas dan kamera, selanjutnya diproses berdasarkan spesifikasi aturan penentuan kualits tembakau Virginia untuk mendapatkan

Korespondensi: kunfin35@gmail.com

a) Prodi Tekni Elektro, Universitas Trunojoyo Madura, Jl.Raya Telang Kamal

(2)

hasil deteksi kualitas mutu sampel tembakau. Output hasil deteksi berupa klasifikasi level sampel daun tembakau madura yang dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu kategori I (istimewa), kategori II (sangat bagus), kategori III (bagus), kategori IV (cukup). Sehingga dengan mengetahui level kategori dari kualiatas daun tembakau yang dideteksi, diharapkan dapat membantu petani tembakau untuk terus meningkatkan kualitas dari varietas tanaman tembakau Madura. Selain itu dengan adanya standarisasi pada hasil produksi daun tembakau Madura, maka hal ini akan menambah nilai ekonomis sehingga dapat menembus pasaran tembakau internasional.

2. Metode

2.1 Ekstraksi Fitur Dengan Image Processing

Fitur dari daun tembakau yang bias diekstrak dengan menggunakan teknologi image processing adalah

shape feature (fitur bentuk), color feature (fitur warna), dan

texture feature (fitur tekstur). Hasil dari pembacaan fitur dari daun tembakau ini kemudian diproses untuk mendapatkan klasifikasi mutu dari daun tembakau.

Ekstraksi Fitur Bentuk

Untuk mendapatkan ekstraksi fitur bentuk dari gambar objek daun tembakau dilakukan konversi citra ke biner, mengisi region yang berlubang dan melakukan operasi morphologi dengan erosi dan dilasi. Dari ekstraksi bentuk dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai luas, panjang dan lebar objek daun tembakau[4]. Nilai luas, panjang dan lebar ini akan mewakili ekstraksi bentuk daun tembakau agar dapat diklasifikasikan. Contoh hasil ekstraksi bentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Hasil ektraksi fitur bentuk pada gambar

Ekstraksi Fitur Warna

Mengesktraksi fitur warna bertujuan untuk mengetahui nilai warna RGB pada daun tembakau. Langkah awal sebelum mendapatkan nilai warna RGB pada objek daun tembakau adalah menghilangkan warna pada background

dengan distance color threshold. Sehingga didapatkan hasil ekstraksi fitur yang menunjukkan warna objek daun tembakaunya saja, sedangkan untuk warna background

akan hilang dan menjadi warna hitam atau warna biner 0 [5]. Contoh hasil metode ekstraksi fitur warna seperti yang ditunjukkan gambar 2.

Ekstraksi Fitur Tekstur

Sebelum mendapatkan nilai entropy dari tekstur perlu dilakukan ekstraksi fitur tekstur pada citra objek daun tembakau. Ekstraksi fitur tekstur tersebut menggunakan metode grey level co – occurance matrix (GLM), yang

didefinisikan dengan persamaan 1 berikut :

𝑝𝛿(𝑖, 𝑗) = *(𝑥, 𝑦) ∥ 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑖, 𝑓(𝑥 + 𝐷𝑋, 𝑦 + 𝐷𝑌) = 𝑗+…..(1)

Gambar 2. Hasil ektraksi fitur warna pada gambar

2.2 Sensor Gas TGS 2620

TGS 2620 adalah tipe sensor gas semikonduktor yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap alkohol dan jenis uap zat organik, serta menggunakan konsumsi daya yang rendah dan memiliki daya pemakaian untuk jangka waktu yang relatif lama. Untuk mendukung proses deteksinya, sensor TGS2620 membutuhkan suplai arus untuk mengaktifkan komponen heater sebesar 56mA, sedangkan sebagai

packaging IC menggunakan model standar TO – 5[8]. Bentuk fisik sensor gas TGS 2620 ditunjukkan pada gambar 3 berikut [6].

Gambar 3. Bentuk fisik dan layout footprint sensor TGS2620

Sensor TGS 2620 membutuh dua jenis input tegangan , yaitu tegangan heater (VH) dan tegangan circuit (VC). Tegangan heater (VH) digunakan sebagai suplai elemen pemanas, yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dari sampel gas deteksi, sehingga hasil pembacaan sensor lebih akurat. Sedangkan tegangan circuit (VC) digunakan sebagai tegangan pengukuran yang dikombinasikan dengan besaran resistansi beban (RL) yang dipasang secara seri. Konfigurasi wiring dari sensor gas TGS2620 ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Konfigurasi rangkaian sensor gas TGS2610

Untuk respon output dari sensor ditunjukkan pada persamaan 2., dengan RS (Resistansi Sensor) dan VRL (tegangan pada resistansi beban)

(3)

2.3 Sistem Warna Dengan Deteksi HSV

Segmentasi warna merupakan proses segmentasi dengan pendekatan daerah yang bekerja dengan menganalisis nilai warna dari tiap piksel pada citra dan membagi citra tersebut sesuai dengan fitur yang diinginkan. Segmentasi citra dengan deteksi warna HSV menggunakan dasar seleksi warna pada model warna HSV dengan nilai toleransi tertentu. Pada metode segmentasi dengan deteksi warna HSV dilakukan pemilihan sampel piksel sebagai acuan warna untuk membentuk segmen yang diinginkan. Citra digital menggunakan model warna RGB sebagai standar acuan warna, oleh karena itu proses awal pada metode ini memerlukan konversi model warna RGB ke HSV. Untuk membentuk segmen sesuai dengan warna yang diinginkan maka ditentukan nilai toleransi pada setiap dimensi warna HSV, kemudian nilai toleransi tersebut digunakan dalam perhitungan proses adaptive threshold. Hasil dari proses threshold tersebut akan membentuk segmen area dengan warna sesuai toleransi yang diinginkan. Secara garis besar, gambaran proses segmetnasi dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Sistem Warna HSV (Hue, Saturation, Value)

Variasi dari roda HSV digunakan untuk memilih warna yang diinginkan. Hue diwakili oleh lingkaran/keliling dalam roda. Sumbu horizontal menunjukan saturation dan sumbu vertical menunjukan value. Untuk mengambil suatu warna tertentu kita perlu menentukan dahulu hue dan kemudian kita baru memilih nilai saturation dan untuk brightness kita bisa memilihnya dari nilai value.

2.4 Sistem Klasifikasi Tembakau

Padilla dalam Abdallah (1970) mendefinisikan bahwa mutu tembakau adalah gabungan dari sifat fisik, kimia, organoleptik dan ekonomi yang menyebabkan tembakau tersebut sesuai atau tidak untuk tujuan pemakaian tertentu. Mutu tembakau juga didefinisikan sebagai gabungan semua sifat kimia dan organoleptik yang dapat ditransformasi oleh perusahaan, pedagang, atau perokok yang secara ekonomis dan ditinjau dari rasa dapat diterima (Manuel Lanoscompany, 1985).

Beberapa grader (orang yang mempunyai kemampuan/ keahlian dan dipercaya oleh suatu perusahaan untuk menilai mutu/ grade tembakau) dalam melakukan penilaian mutu menggunakan penilaian berdasarkan warna, pegangan, dan aroma, kadang-kadang juga dilengkapi dengan dibakar dan dihisap asapnya untuk lebih meyakinkan (penentuan mutu dengan uji sensori). Tembakau sebagai bahan baku rokok ini memerlukan

proses pemetikan daun yang benar dan tepat, baik tepat waktu, cara dan kriteria kematangan daun yang dipanen. Menurut Badri , tanaman tembakau memiliki daun sebanyak 26 sampai 32 helai. Pemilihan daun tembakau yang baik atau sempurna bisa dilakukan melalui tes aroma, kematangan berdasarkan kesempurnaan bentuk dan teksturnya [7].

Tabel 1 dan 2 menunjukkan skema klasifikasi daun tembakau berdasarkan aroma dan teksturnya yang sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) untuk tembakau virginia. Pada tabel 2.1 merupakan standar klasifikasi daun tembakau berdasarkan teksturnya. Sedangkan pada tabel 2 menunjukkan klasifikasi dari rajangan daun tembakau, yang dikelompokkan dengan mendeteksi aromanya. Berdasarkan kriteria yang ditunjukkan pada tabel 1 dan 2 maka dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan deteksi kualitas dari sampel daun tembakau Prancak – 95 Madura. Tabel ini yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan untuk menentukan grade dari kualitas tembakau berdasarkan masukan dari sensor gas TGS2610 dan kamera.

Tabel 1. Standard SNI Mutu Tembakau Berdasarkan Bentuk

(4)

3. Implementasi Sistem

3.1 Desain Ruang Pengujian

Ruang pengujian merupakan ruang terisolasi yang dilengkapi dengan perangkat pengambilan data sample seperti kamera dan sensor gas TGS2620, serta perangkat penerangan homogeny yaitu lampu. Perangkat untuk melakukan pemprosesan data terdiri atas mikrokontroler dan PC / Laptop terinstalasi di luar dari ruang pengujian. Bentuk layout ruang pengujian ditunjukkan pada gambar 6 berikut :

Gambar 6. Bentuk prototype ruang pengujian kualitas daun tembakau

Pada penelitian ini terdapat beberapa perangkat antara lain : a) Sensor Gas TGS 2620 untuk mengidera aroma

daun tembakau

b) Mikrokontroller sebagai pengolah data dari sensor Gas dan mentransfer data ke komputer

c) USB to Serial digunakan sebagai jembatan komunikasi antara mikrokontroler dan computer d) Sampel daun tembakau Prancak – 95 Madura

dengan kategori kualitas yang berbeda

e) Kabel-kabel konektor digunakan untuk menghubungkan antara satu rangkaian elektronika dengan rangkaian yang lain

3.2 Hasil Implementasi Ruang Pengujian

Gambar 7 menunjukkan bentuk ruangan pengujian mutu kualitas tembakau yang didesain khusus dan dilengkapi dengan sensor TGS2610 dan kamera. Ruangan ini diset dalam konfigurasi background hitam, dengan tujuan untuk lebih memudahakan dalam melakukan prosesing gambar sampel.

Pada Gambar 8 ditunjukkan realisasi dari desain penempatan kamera sebagai device capture image. Kamera ditempatkan di bagian atas dari ruang pengujian dengan level ketinggian yang statis. Hal ini ditujukan untuk menjaga konsistensi jarak kamera dengan sampel objek.

Gambar 7. Implementasi ruang pengujian daun tembakau

Gambar 8. Implementasi penempatan kamera

3.3 Pengujian Sensor Gas TGS2610

Pengujian sensor ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik sensor, serta mencari nilai keluaran sensor yang akan dimasukkan ke ADC. Pengujian didasarkan pada respon waktu dan respon perubahan resistansi sensor terhadap kadar aromatik tembakau yang dideteksi.

Pengujian respon waktu dimaksudkan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sensor gas untuk mencapai nilai yang stabil pada saat kondisi awal sensor diaktifkan. Tabel 3 berikut menampilkan respon sensor waktu pertama kali diaktifkan.

Tabel 3. Respon sensor terhadap waktu

Waktu (detik) Nilai ADC Tegangan

(5)

27 765 3.735351563

28 762 3.720703125

29 765 3.735351563

Tabel 3 menunujukkan hubungan antara waktu dan data ADC yang merupakan data hasil pembacaan sensor. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 2 terlihat bahwa pada saat detik awal terjadi kondisi nilai yang tidak stabil pada sensor. Nilai dari sensor menunujukkan trend nilai yang cenderung menurun. Kondisi ini berlangsung hingga detik yang ke – 25.

Sensor TGS2610 memerlukan waktu yang relatif singkat unuk mencapai nilai yang stabil, waktu yang diperlukan adalah kurang lebih 29 detik. Hal ini disebabkan proses pemanasan heater yang terdapat pada bagian sensor.

Heater berfungsi untuk meminimalkan jumlah kandungan kadar air pada gas yang didteksi. Sehingga dengan adanya sistem air conditioniner ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi hasil deteksi gas oleh sensor.

Pada saat sensor mencapai keadaan yang stabil maka nilai yang ditunjukkan oleh ADC relative berada pada kondisi stabil, yaitu pada nilai 766 – 762. Pada kondisi stabil inilah maka akan dijadikan patokan untuk kalibrasi pengukuran. Hal ini sesuai dengan pengujian yang dilakukan oleh Luay Fraiwan, Khaldon Lweesy, Aya Bani – Salma, dan Nour Mani (2011)[8]. Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa nilai range sensor gas yang digunakan untuk proses deteksi berada pada level tegangan antara 0,25 – 3,73 volt. Nilai tersebut setara dengan besar data ADC 0 – 764.

3.4 Pengujian Ekstraksi Fitur Bentuk

Untuk mendapatkan ekstraksi fitur bentuk dari gambar objek daun tembakau dilakukan konversi citra ke biner, mengisi region yang berlubang dan melakukan operasi morphologi dengan erosi dan dilasi. Dari ekstraksi bentuk yang sudah didapatkan seperti Gambar 9 (a) dan (b) dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai luas, panjang dan lebar objek daun tembakau. Nilai luas, panjang dan lebar ini akan mewakili ekstraksi bentuk daun tembakau agar dapat diklasifikasikan. Untuk mendapatkan nilai luas, panjang dan lebar.

(a) (b)

Gambar 9. (a) Gambar tembakau sebelum diekstrak (b)Gambar output tembakau setelah ekstraksi

Fitur bentuk

3.5 Pengujian Ekstraksi Fitur Tekstur

Sebelum mendapatkan nilai entropy dari tekstur perlu dilakukan ekstraksi fitur tekstur pada citra objek daun tembakau. Ekstraksi fitur tekstur tersebut menggunakan operator. Sehingga didapatkan hasil ektraksi fitur seperti Gambar 10 (b) berikut.

(a) (b)

Gambar 10. (a) Gambar tembakau sebelum diekstrak (b)Gambar output tembakau setelah ekstraksi

Fitur tekstur

4. Kesimpulan

Sistem deteksi kualitas tembakau yang dilengkapi dengan sensor gas TGS2610. Instrumentasi sensor TGS2610 telah didesain dengan tepat sehingga mampu mendeteksi kadar aromatic tembakau dalam level range pembacaan data antara 0 – 776 , sehingga dapat mengenali jenis kualitas sample tembakau. Dengan metode feature extraction pada gambar dengan menggunakan kamera maka, sebelum dilakukannya klasifikasi grade daun tembakau, pada penelitian ini melakukan tahap image acquitition, image pre-processing dan feature extraction untuk mendapatkan dataset berupa nilai angka yang selanjutnya dilakukan tahapan klasifikasi.

Daftar Pustaka

[1]. Badri, M. H. S. A.; Anthana, M.; Hardika, K.. Standart Operasional Kultur Teknis Tembakau. Surakarta; 1994. [2]. Sari, Y., dkk. 2015, Optimasi Conjugate Gradient Pada

Backpropagation Neural Network untuk Deteksi Kualitas Daun Tembakau , Konfresnsi Nasional Sistem & Informatika, STIKOM Bali

[3].Zhang, X., dkk. 2008, Images Features Extraction of Tobacco Leaves, Congress on Image and Signal Processing, China

[4].Anilkumar.Muthevi., dkk. 2017, Leaf Classification Using Completed Local Binary Pattern Of Textures, IEEE 7th International Advance Computing Conference, India [5].Zhang F, Zhang X. Classification and quality evaluation of

(6)

2011; 11: p. 2369–84.

[6] Figaro, (2005), General Information for TGS Sensors. <URL:http://www.figarosensor.com>

[7].Dinas Perkebunan Jawa Barat, Buku Pedoman Standarisasi Mutu Tembakau: 2009

Gambar

Gambar 4. Konfigurasi rangkaian sensor gas TGS2610
Tabel 1. Standard SNI Mutu Tembakau Berdasarkan
Gambar 8. Implementasi penempatan kamera
Tabel 3 menunujukkan hubungan antara waktu dan data

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengolahan dataset ISCX 14 juni menggunakan program pengenalan pola paket data dominan, maka dari data tersebut diambil secara acak centroid awal untuk data normal

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yakob (2017) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis kearifan lokal lebih berorientasi pada peserta didik dan

Berdasarkan hasil anova jumlah ngengat, jumlah koloni telur, jumlah larva dan jarak peletakan telur, menunjukkan bahwa perlakuan C (perangkap warna medium sea green)

Meningkatnya tuntutan akan kebutuhan informasi terbaru oleh pengguna, sementara sumberdaya koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan masih terbatas, mengharuskan pustakawan

We also used the Ordinal Logistic Regression by transform the interval data in dependent variable into ordinal data using Expectation Maximization, one of

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii (Nees &amp; Th. Ness)) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus

Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan routing protocol AODV sehingga jenis paket yang digunakan adalah HELLO, RREQ, RREP, RRER, dan paket data.. Contoh jenis paket yang beredar

kurva aliran 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 0 500 1000 1500 2000 2500 shear rate,du/dx[1/s] sh ear st re s s [P a] New tonian Water padatan 25% padatan 35% padatan 45% Kurva aliran