• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVALUASI ASET TETAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REVALUASI ASET TETAP"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Surabaya, 18 Oktober 2016

(2)

2.

Bultek 11: Revaluasi Aset Tetap

3.

Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Pajak

4.

Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Akuntansi

5.

Revaluasi Aset tetap untuk Tujuan Akuntansi dan Pajak.

(3)

2.

PSAK 16 (revisi 2011) tentang Aset Tetap

3.

PSAK 46 (revisi 2014) tentang Pajak Penghasilan

4.

PSAK 1 (revisi 2013) tentang Penyajian Laporan

Keuangan

5.

Peraturan Menteri Keuangan RI No:191/PMK.010/2015

6.

Peratu

ran Menteri Keuangan RI No:

(4)

Peraturan :

PSAK 16 (revisi 2011) tentang Aset Tetap

Peraturan terkait lainnya :

- PSAK 46 (revisi 2014) tentang Pajak Penghasilan

-PSAK 1 (revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan

-- Buletin teknis (bultek) no 11 tanggal 23 Februari 2016 tentang Revaluasi aset tetap .

Untuk Tujuan Perpajakan Menurut Akuntansi

Peraturan Menteri Keuangan RI No.

79/PMK.03/2008 tentang Penilaian kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-12/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian

Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.

(5)

Untuk Tujuan Perpajakan Menurut Akuntansi

NOMOR PER-37/PJ/2015

TENTANG TATA CARA PENGAJUAN

PERMOHONAN DAN PENGADMINISTRASIAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN

BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 73/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -37/PJ/2015.

PMK RI NOMOR 233/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

KEUANGAN NOMOR 191/PMK.010/2015

TENTANG PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN

(6)
(7)

1. Frekuensi revaluasi (PSAK 16) Frekuensi revaluasi (Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015)

Pr 31.

Revaluasi dilakukan dengan

keteraturan yang cukup reguler.... Pasal 3 ayat 2 Pr 34.

Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari aset tetap yang direvaluasi:

1. Beberapa aset tetap mengalami

perubahan nilai wajar secara

signifikan dan fluktuatif sehingga perlu

direvaluasi secara tahunan.

2. Aset tetap yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan, aset tetap tersebut mungkin perlu direvaluasi

setiap tiga atau lima tahun sekali.

Penilaian kembali aktiva tetap

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap yang

(8)

2. Scope revaluasi (PSAK 16) Scope revaluasi (Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )

Pr. 36.

Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama direvaluasi.

Pasal 3 (1)

(9)

3. Perlakuan selisih revaluasi(PSAK 16)

Perlakuan selisih revaluasi

(Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )

Pr.39.

Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain (“penghasilan

komprehensif lain”)dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. (lihat contoh II & III)

Pasal 9

1. Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap Wajib Pajak di atas nilai sisa buku komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 6 harus dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama "Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Wajib Pajak Tanggal namun, kenaikan tersebut diakui dalam

laba rugi hingga sebesar jumlah

penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui

sebelumnya dalam laba rugi.

2. Pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa

(10)

3. Perlakuan selisih revaluasi(PSAK 16)

Perlakuan selisih revaluasi

(Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )

Pr.40.

Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi.

namun, penurunan nilai tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut.

Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain (“penghasilan komprehensif lain”)

tersebut mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.

Pasal 9

Objek Pajak berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan sebagaimana telah

(11)

3. Perlakuan selisih revaluasi(PSAK 16) Perlakuan selisih revaluasi (Peraturan Menteri

Keuangan No :

191/PMK.010/2015 ) Pr.41.

Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi

ketika penghentian atau pelepasan aset tersebut.

Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang

dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar

perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah penyusutan

berdasarkan biaya perolehan awalnya.

Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi.

Pasal 9

3.Dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lebih besar daripada selisih lebih penilaian kembali secara komersial

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemberian saham bonus atau

pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran yang bukan merupakan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya sampai dengan sebesar selisih penilaian

(12)

4. Masa manfaat setelah revaluasi (PSAK 16)

Masa manfaat setelah revaluasi (Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )

-Sesuai sisa masa manfaat

Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset dikaji sekurang-kurangnya setiap akhir tahun buku dan jika hasil kajian berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi

- Masa manfaat aset setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi

(13)

INDONESIA NOMOR 233/PMK.03/2015

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

KEUANGAN NOMOR

191/PMK.010/2015

TENTANG

(14)

1.

Ketentuan Pasal 3 diubah

2.

Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 8 diubah dan di antara ayat

(1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (la)

3.

Ketentuan ayat (1) Pasal 9

4.

Di antara Pasal 9 dan Pasal 10 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni

Pasal 9A .

5.

Di antara Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni

Pasal 11A

(15)

Selisih lebih penilaian kembali

aktiva tetap Wajib Pajak di

atas nilai sisa buku komersial

semula setelah dikurangi

dengan Pajak Penghasilan

sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 dan Pasal 6

harus

dibukukan dalam neraca

komersial pada perkiraan

modal dengan nama "Selisih

Lebih Penilaian Kembali Aktiva

Tetap Wajib Pajak Tanggal ...

(16)

dikenakan atas Revaluasi Aset Tetap

 Pajak penghasilan final atas revaluasi aset tetap masuk dalam ruang lingkup

PSAK 46

 Dasar :

1. pr.DK02 dn DK03 PSAK 46

pajak penghasilan dalam ruang lingkup PSAK 46 adalah pajak yang dikenakan atas laba kena pajak.

(17)

PSAK 46 Konsekuensi Pajaknya

Pr 58 : mensyaratkan bahwa konsekuensi pajak atas suatu transaksi atau peristiwa diakui dalam unsur laporan keuangan yang sama dengan pengakuan transaksi dan peristiwa tersebut.

-Transaksi dan peristiwa yang diakui dalam laba rugi, dampak pajaknya juga diakui dalam laba rugi.

-Sedangkan untuk transaksi dan peristiwa lain yang diakui di luar laba rugi (baik dalam penghasilan

komprehensif lain atau langsung di ekuitas), maka dampak pajak kini dan tangguhan dari transaksi dan peristiwa tersebut juga diakui di luar laba rugi

pengakuan dampak pajak kini dan tangguhan

bergantung pada

(18)

Jika entitas melakukan revaluasi aset tetap hanya untuk

tujuan pajak,

maka entitas mengungkapkan informasi

mengenai selisih lebih revaluasi aset tetap

tersebut

dalam

catatan atas laporan keuangan

sesuai PMK 233/2015.

Harus mendapat persetujuan dari otoritas perpajakan

Dalam hal

persetujuan

otoritas perpajakan diperoleh

setelah akhir

periode pelaporan dan sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk

terbit

, peristiwa tersebut tidak memberikan bukti atas adanya

persetujuan dari otoritas perpajakan pada akhir periode pelaporan.

Dengan demikian, persetujuan tersebut

merupakan peristiwa

(19)

PSAK 46, Pr 12 :

jika jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak

yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya

diakui sebagai aset

jika entitas

belum memperoleh persetujuan

dari otoritas

perpajakan pada akhir periode pelaporan, maka pajak yang

telah dibayarkan untuk keperluan pengajuan permohonan

revaluasi aset tetap diakui sebagai aset.

Jurnal :

D. Pajak Dibayar Dimuka

K. Kas/Bank

(20)

Untuk tujuan pajak

Contoh :

Perusahaan memiliki bangunan yang dibeli dengan harga Rp 3 Milyar Aset dibeli pada Januari 2010

Umur ekonomis menurut akuntansi 10 tahun Umur ekonomis menurut fiskal 20 tahun Tanpa nilai residu.

Pada akhir tahun 2015, Perusahaan memutuskan untuk melakukan revaluasi atas aset tetap bangunannya tersebut dan telah mendapat persetujuan dari kantor pajak pada tanggal 30 Desember 2015.

(21)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Perhitungan nilai buku sebelum revaluasi :

A. Menurut perhitungan komersial

Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000

Nilai residu 0

Umur ekonomis 10 tahun

Masa manfaat sd 30 Desember 2015 6 tahun

Akumulasi penyususan = 6/10 X 3.000.000.000 = 1.800.000.000 Nilai buku = 3.000.000.000 1.800.000.000 = 1.200.000.000

B. Menurut perhitungan fiskal

Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000

Nilai residu 0

Umur ekonomis 20 tahun

Masa manfaat sd 30 Desember 2015 6 tahun Akumulasi penyususan = 6/10 X 3.000.000.000 = 900.000.000 Nilai buku = 3.000.000.000 900.000.000 = 2.100.000.000 Selisih nilai buku komersial dan fidkal sebelum revaluasi =

(22)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:

Contoh :

Nilai revaluasian 3.500.000.000

Nilai buku bangunan 2.100.000.000 (Nilai buku fiskal) Selisih revaluasian 1.400.000.000

Pajak penghasilan (3%) 42.000.000

Jurnal pada saat bayar pajak, jika Pengajuan revaluasi dan persetujuannya diperoleh pada tahun yang sama (mis : di tahun 2015):

D. Beban Pajak Final Revaluasian (PL) 42.000.000

K. Bank 42.000.000

(23)

Untuk tujuan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka :

1. jumlah pajak yang telah dibayar diakui sebagai beban pajak dalam laba rugi.

Jurnal :

D. Beban Pajak Final Revaluasian (PL) 42.000.000

K. Pajak Dibayar Dimuka 42.000.000

(Pajak telah dibayar di th 2015, namun persetujuan dari otoritas diperoleh th 2016)

Pada tahun 2015 dijurnal :

D. Pajak dibayar di muka 42.000.000

K. Bank/kas 42.000.000

Pajak penghasilan dikenakan atas selisih antara nilai aset tetap revaluasian dengan nilai buku fiskal

(24)

Untuk tujuan pajak

2. timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, karena dasar

pengenaan pajak atas aset tetap menjadi lebih tinggi dari jumlah tercatat secara akuntansi.

Perbedaan temporer tersebut menimbulkan aset pajak tangguhan (timbul dari selisih revaluasi)

Jurnal :

D. Aset pajak tangguhan

K. Penghasilan pajak tangguhan

(25)

Untuk tujuan pajak

Nilai tercatat setelah revaluasian :

Nilai tercatat /nilai buku komersial bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.000.000.000

Ak. Penyusutan 1.800.000.000 Nilai buku 1.200.000.000 Catatan :

Karena revaluasi hanya untuk tujuan pajak , maka secara komersial nilai sebelum dan setelah revaluasi tetap sama.

Nilai tercatat /nilai buku fiskal bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.458.000.000 (3.500.000.000 - 42.000.000)

Ak. Penyusutan 0 Nilai buku 3.458.000.000

Selisih nilai buku komersial dan fiskal setelah revaluasian =

(26)

Untuk tujuan pajak

Selisih nilai buku komersial dan fiskal setelah revaluasian dan sebelum revaluasian :

Selisih nilai buku komersial dan fiskal setelah revaluasian :

1.200.000.000 3.458.000.000 = - 2.258.000.000 Selisih nilai buku komersial dan fiskal sebelum revaluasian :

1.200.000.000 2.100.000.000 = - 900.000.000

Selisih - 1.358.000.000

Efek pajak tangguhannya = 25% X 1.358.000.000 = 339.500.000

Jurnal koreksi atas saldo pajak tangguhan :

D. Aset pajak tangguhan 339.500.000

(27)

Untuk tujuan pajak

Kontrol :

Saldo awal aset pajak tangguhan 225.000.000

Jk Aset pajak tangguhan 339.500.000

Jumlah 564.500.000

Selisih nilai buku setelah revaluasian 2.258.000.000

(28)

Untuk tujuan pajak

3. jumlah penyusutan secara pajak menjadi lebih besar dibandingkan penyusutan secara akuntansi di masa depan. Pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer ini diakui dalam laba rugi.

Kondisi tersebut menyebabkan timbulnya perbedaan temporer kena pajak atau koreksi beda waktu negatif yang akan menimbulkan liabilitas pajak tangguhan

Jurnal :

D. Beban pajak tangguhan

(29)
(30)

revaluasi diperlakukan dengan

salah satu cara

berikut ini:

(a)

disajikan kembali secara porposional

dengan perubahan dalam

jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset

setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya.

(31)

maka kenaikan tersebut diakui dalam

pendapatan

komprehensif lain

dan

terakumulasi dalam

ekuitas

pada bagian

surplus revaluasi

.

(32)
(33)

HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari 2005 Umur ekonomis 10 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400

Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300

Jurnal :

D. Aset tetap 750 *

K. Akumulasi penyusutan 450 **

K. Penghasilan komprehensif lain - Surplus revaluasi 300

(34)
(35)

HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400

Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan 600

K. Aset tetap 300

(36)
(37)
(38)

HP Aset tetap 1.000

Umur ekonomis 10 tahun Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400

Nilai revaluasian 350 Rugi revaluasi 50

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan 600 D. Rugi atas penurunan revaluasi –(L/R) 50

(39)

Dengan cara dieliminasi

namun, kenaikan tersebut

diakui dalam laba rugi

hingga

sebesar jumlah penurunan nilai aset

yang

(40)

Dari contoh II

HP Aset tetap 1.000,

Umur ekonomis 10 tahun,

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan

600

Nilai buku/nilai tercatat

400

Nilai revaluasian

350

Rugi revaluasi

50

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan

600

D. Rugi atas penurunan revaluasi 50

K.

Aset tetap

650

Nilai setelah revaluasi :

(41)

Nilai aset setelah revaluasi 350

Sisa umur ekonomisnya 4

Penysutan tahun 2011 = 350:4 = 87,5

Jurnal :

D. Biaya penyusutan 87,5

K.

Ak. Penyusutan

87,5.

Nilai akhir tahun 2011

(42)

Pada 1 Januari tahun 2012 dilakukan revaluasi kembali

dengan nilai revaluasi 417,5, sehingga :

Nilai aset tetap setelah revaluasi 350

Akumulasi penyusutan 87,5

Nilai buku 262,5

Nilai revaluasi 417,5

surplus revaluasi 155

Jurnal :

D. Aset tetap

67,5

D. Akumulasi penyusutan

87,5

K. Laba revaluasi

(L/R)

50

(43)

revaluasi

Diakui sebagai :

1. Diakui sebagai laba atas revaluasi (L/R) sebesar rugi yang pernah diakui

(44)

pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak

melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset

tersebut.

Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan

komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah

akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus

revaluasi.

(45)

pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak

melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset

tersebut.

(46)

Dari contoh Ib

HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400

Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan 600

K. Aset tetap 300

(47)

Aset tetap = 1.000

300 = 700

Ak. Penyusutan 600

600 = 0

Nilai buku = 700

Sisa umur ekonomis 4 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Penyusutan tahun 2011 = 700 : 4 = 175

Jurnal :

D. Beban penyusutan 175

K. Akumulasi penyusutan 175

(48)

terjadi penurunan nilai revaluasi yaitu menjadi 450

Rugi revaluasi = 525 450 = 75

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan 175 D. Ekuitas surplus revaluasi 75

K. Aset tetap 250

Nilai pada 1 Januari tahun 2012 setelah revaluasi

(49)

revaluasi

Diakui sebagai :

1. Didebetkan ke ekuitas selama tidak melebihi akumulasi surplus revaluasi yang pernah diakui.

2. Selisihnya diakui sebagai rugi atas penurunan

(50)

ekuitas dapat

dipindahkan langsung

ke saldo laba ketika

aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi

pemindahan sekaligus surplus revaluasi

ketika

penghentian atau pelepasan aset tersebut

.

Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut

dapat

dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh

entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan

ke saldo laba adalah

sebesar perbedaan antara jumlah

penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan

jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan

awalnya

.

Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba

tidak

(51)

dengan penggunaan aset oleh entitas

. Dalam hal ini, surplus revaluasi

yang dipindahkan ke saldo laba adalah

sebesar perbedaan antara

(52)

Dari contoh no Ib

HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400

Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan 600

K. Aset tetap 300

(53)

Nilai Aset tetap setelah revaluasi = 1000-300 = 700 Sisa umur ekonomis = 10 tahun – 6 tahun = 4 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan = 600 - 600 = 0

Nilai buku revaluasian 700

Pada 31 Desember tahun 2011

Penyusutan tahun 2011 setelah revaluasi adalah = 700 : 4 = 175

Jurnal :

D. Beban penyusutan 175

(54)

Jurnal :

D. Beban penyusutan 100

K. Akumulasi penyusutan 100

perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan awalnya

= 175-100=75

Jurnal memindahkan surplus revaluasi ke saldo laba : D. Ekuitas-Surplus revaluasi 75

(55)
(56)

Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset dikaji

sekurang-kurangnya setiap akhir tahun buku dan jika hasil kajian berbeda

dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut

diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi

Pr 57

(57)

Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan ekspektasi

kegunaan oleh entitas. Kebijakan manajemen aset dari

entitas mungkin mencakup pelepasan aset setelah

jangka waktu tertentu atau setelah pemakaian sejumlah

proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan

aset.

Oleh karena itu, umur manfaat aset dapat lebih

pendek dari pada umur ekonomis aset tersebut.

(58)
(59)

revaluasi aset tetap diakui dan diungkapkan sesuai dengan

PSAK 46:

Pajak Penghasilan

PSAK 46, pr. 20

....Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali lain pada aset ke

nilai wajar mempengaruhi laba kena pajak (rugi pajak) untuk

periode berjalan, maka dasar pengenaan pajak aset disesuaikan

sehingga

tidak ada perbedaan temporer.

(60)

Pada 1 Januari tahun 2011 Dari contoh no Ib

HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun

Metode penyusutan garis lurus

Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400

Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300

Jurnal :

D. Akumulasi penyusutan 600

K. Aset tetap 300

K. Penghasilan komprehensif lain - Surplus revaluasi 300

D. Penghasilan komprehensih lain – beban pajak tangguhan 75*

K. Liabilitas pajak tangguhan 75

*) 25% X 300 = 75

(61)
(62)

si lebih lanjut ke laba rugi kasi lebih lanjut ke laba rugi 4 Paragraf 7

Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:

(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset

Takberwujud);

(b) pengukuran kembali program imbalan pasti (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);

(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing);

X

X

(63)

asi lebih lanjut ke laba rugi kasi lebih lanjut ke laba rugi 4 Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:

(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran

kembali aset keuangan sebagai 'tersedia untuk dijual' (that PSAK 55:

(e) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran); bagian efektif dari keuntungan dan kerugian

instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55).

X

X

5 Pemisahan pajak penghasilan atas akun yang

(64)

penghasilan komprehensif lain

. Contoh pos tersebut adalah:

(a) perubahan jumlah tercatat yang timbul dari revaluasi aset

tetap (lihat PSAK 16:

Aset Tetap);

dan ...

PSAK 46-Pr. 64

....Jika entitas melakukan pengalihan tersebut

(“

surplus revaluasi

ke saldo laba”

), maka jumlah yang dialihkan adalah neto dari pajak

tangguhan terkait. Pertimbangan serupa diterapkan atas

(65)
(66)

Dari contoh IV

Penyusutan tahun 2011 setelah revaluasi adalah = 700 : 4 = 175

Jurnal :

D. Beban penyusutan 175

K. Akumulasi penyusutan 175

Penyusutan berdasarkan harga perolehan awal= 1000 : 10 = 100

Jurnal :

D. Beban penyusutan 100

K. Akumulasi penyusutan 100

(67)

direklasifikasi ke laba ditahan adalah

25% X 75 = 18,75 ( dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku) .

Jurnal untuk memindahkan surplus revaluasi ke saldo laba

( keduanya merupakan bagian dari ekuitas):

D. Surplus revaluasi 56,25 *

K.

Laba ditahan 56,25

Noted :

- jumlah yang dialihkan adalah neto dari pajak tangguhan

- Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui

laba rugi

(68)
(69)

tersebut

terkait dengan akuntansi revaluasi

suatu

periode lebih awal, atau revaluasi yang diperkirakan

akan dilaksanakan pada periode masa depan, maka

pengaruh pajak baik aset revaluasi maupun

penyesuaian dasar pengenaan pajak

diakui dalam

penghasilan komprehensif lain

pada periode terjadinya.

Akan tetapi, jika revaluasi

untuk tujuan pajak tidak

terkait dengan akuntansi revaluasi

suatu periode lebih

awal, atau revaluasi yang diperkirakan dilaksanakan

pada periode masa depan, maka dampak penyesuaian

atas dasar pengenaan pajak tersebut

diakui dalam laba

(70)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

• pajak kini dan tangguhan diakui di penghasilan komprehensif lain atau laba rugi, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan tersebut.

(71)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:

a. jumlah pajak yang telah dibayar diakui di penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi ;

PMK 233/2015 pasal 9 (1)

Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap Wajib Pajak di atas nilai sisa buku komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 6 harus dicatat dalam laporan keuangan Wajib Pajak.

(72)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Contoh :

Perusahaan memiliki bangunan yang dibeli dengan harga Rp 3 Milyar Aset dibeli pada Januari 2010

Umur ekonomis menurut akuntansi 10 tahun Umur ekonomis menurut fiskal 20 tahun Tanpa nilai residu.

Pada akhir tahun 2015, Perusahaan memutuskan untuk melakukan revaluasi atas aset tetap bangunannya tersebut dan telah mendapat persetujuan dari kantor pajak pada tanggal 30 Desember 2015.

(73)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Perhitungan nilai buku sebelum revaluasi :

A. Menurut perhitungan komersial

Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000

Nilai residu 0

Umur ekonomis 10 tahun

Masa manfaat sd 30 Desember 2015 6 tahun

Akumulasi penyususan = 6/10 X 3.000.000.000 = 1.800.000.000 Nilai buku = 3.000.000.000 1.800.000.000 = 1.200.000.000

B. Menurut perhitungan fiskal

Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000

Nilai residu 0

Umur ekonomis 20 tahun

(74)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:

Contoh :

Nilai revaluasian 3.500.000.000

Nilai buku bangunan 2.100.000.000 (Nilai buku fiskal) Selisih revaluasian 1.400.000.000

Pajak penghasilan (3%) 42.000.000

Jurnal pada saat bayar pajak, jika Pengajuan revaluasi dan persetujuannya diperoleh pada tahun yang sama yaitu di tahun 2015 :

D. Beban Pajak Final Revaluasian (PL) 42.000.000

K. Bank 42.000.000

(75)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:

Perbedaan waktu aset tetap bangunan sebelum revaluasian:

Nilai buku aset tetap komersial 1.200.000.000

Nilai buku aset tetap fiskal 2.100.000.000

Beda waktu 900.000.000 (koreksi positif) Saldo aset pajak tangguhan=25%X900.000.000= 225.000.000

Hasil perhitungan KJPP, nilai revaluasian = 3.500.000.000 Nilai buku komersial/akuntansi = 1.200.000.000

Selisih revaluasian = 2.300.000.000

Nilai wajar aset bangunan (setelah dikurangi pajak yg dibayar ) = 3.458.000.000

Nilai buku komersial = 1.200.000.000

(76)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:

Jurnal revaluasi aset :

D. Aset tetap bangunan 2.258.000.000

K. Penghasilan komprehensif lain-surplus revaluasi 2.258.000.000

D. Akumulasi peny aset tetap-bangunan 1.800.000.000

K. Aset tetap bangunan 1.800.000.000

Atau

Ak peny AT-bangunan 1.800.000.000

AT-bangunan 458.000.000

(77)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

b. jumlah tercatat suatu aset tetap yang direvaluasi secara pajak dan akuntansi akan menjadi sama dengan dasar pengenaan pajaknya,

sehingga tidak terdapat perbedaan temporer atas aset yang direvaluasi tersebut .

Jika sebelum tanggal persetujuan otoritas perpajakan entitas memiliki aset atau liabilitas pajak tangguhan, maka peristiwa ini mengakibatkan

pembalikan perbedaan temporer yang sebelumnya timbul. Pembalikan perbedaan temporer tersebut diakui dalam laba rugi.

Jurnal :

D. Liabilitas pajak tangguhan

K. penghasilan pajak tangguhan

Atau

(78)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:

Nilai tercatat /nilai buku komersial bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.458.000.000 (3.000.000.000+458.000.000)

Ak. Penyusutan 0 Nilai buku 3.458.000.000

Nilai tercatat /nilai buku fiskal bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.458.000.000 (3.500.000.000 - 42.000.000)

Ak. Penyusutan 0 Nilai buku 3.458.000.000

Nilai buku komersial = nilai buku fiskal saldo pajak tangguhan 0 (nihil)

Jurnal pembalikan :

D. Beban pajak tangguhan 225.000.000

(79)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

c. pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menentukan perbedaan temporer yang mungkin timbul atas nilai tercatat aset dalam laporan keuangan dan dasar pengenaan pajaknya.

Entitas mengakui konsekuensi pajak kini dan tangguhan yang timbul atas aset tetap yang direvaluasi, termasuk pembalikan perbedaan temporer yang mungkin timbul pada masa depan, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi pajak tersebut sesuai PSAK 46 paragraf 58.

Perbedaan temporer setelah revaluasi tersebut dapat disebabkan karena

perbedaan metode penyusutan, perbedaan jangka waktu penyusutan atau karena adanya revaluasi lagi aset tetap tersebut dimasa yang akan datang sehingga

(80)

Untuk tujuan akuntansi dan pajak

Jurnal yang dapat timbul dari kondisi tersebut adalah

D. Beban pajak tangguhan

K. Liabilitas pajak tangguhan

Atau

D. Aset pajak tangguhan

(81)

Tangguhan yang Timbul Akibat Revaluasi Aset Tetap Baik untuk

Tujuan Pajak maupun untuk Tujuan Akuntansi dan Pajak

 Sesuai dengan PSAK 46 paragraf 5 1A, aset atau liabilitas pajak tangguhan

diukur dengan menggunakan tarif pajak dan dasar pengenaan pajak yang konsisten dengan perkiraan entitas dalam memulihkan aset atau

menyelesaikan liabilitas tersebut.

 pada umumnya aset tersebut akan dipulihkan melalui penggunaan aset.  entitas menghitung dampak pajaknya dengan menggunakan tarif pajak

(82)

Pr 78 PSAK 16 (rev 2011)

Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan : a. Tanggal efektif revaluasi;

b. Apakah melibatkan penilai independen;

c. Metode dan estimasi signifikan yang digunakan dalam estimasi nilai

wajar;

d. Penjelasan mengenai nilai wajar aset tetap yang ditentukan secara

langsung dengan mengacu pada harga terobservasi dalam pasar aktif atau transaksi pasar terkini yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain;

e. Untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset

tersebut dicatat dengan menggunakan metode biaya; dan

f. Surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan

(83)

Pr 80 PSAK 46 (rev 2014)

Komponen beban (penghasilan) pajak dapat mencakup:

beban (penghasilan) pajak kini;

penyesuaian apapun yang diakui pada periode atas pajak kini yang berasal dari periode

sebelumnya;

jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang berasal dari timbulnya perbedaan

temporer dan pembalikannya;

(84)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Oleh karena itu untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini di fokuskan pada strategi guru dalam menciptakan kenyamanan belajar

suatu situasi atau kejadian, sehingga penelitian ini sering disebut sebagai penelitian survei, (b) tujuan khusus penelitian ini adalah g p j p mencari informasi faktual secara

Dengan kata lain, media massa televisi cukup menjadi fasilitator dalam memberikan berbagai informasi, baik untuk lembaga-lembaga yang akan menyalurkan sumbangannya

Fokus penelitian ini adalah penulis berusaha bersifat preventif terhadap fenomena tersebut di Kota Palangka Raya khususnya di KUA Kecamatan Jekan Raya yaitu

Variabel pada penelitian ini yaitu SIMDA berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman (Ha),

Adanya konselor yang berasal bukan dari lulusan bimbingan dan konseling membuat kondisi BK di sekolah semakin memprihatinkan, dan adanya konselor sekolah yang

Tansatrisna Maju Bersama mengalami kesulitan dalam melakukan pengecekan data karyawan dan anggota yang hadir maupun yang berhalangan hadir karena pada saat pencatatan data

a. Tujuan penelitian dinilai cukup bermanfaat. Desain penelitian dapat menjamin bahwa penelitian akan mencapai tujuannya. Tujuan penelitian tidak dapat dicapai dengan