Surabaya, 18 Oktober 2016
2.
Bultek 11: Revaluasi Aset Tetap
3.
Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Pajak
4.
Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Akuntansi
5.
Revaluasi Aset tetap untuk Tujuan Akuntansi dan Pajak.
2.
PSAK 16 (revisi 2011) tentang Aset Tetap
3.
PSAK 46 (revisi 2014) tentang Pajak Penghasilan
4.
PSAK 1 (revisi 2013) tentang Penyajian Laporan
Keuangan
5.
Peraturan Menteri Keuangan RI No:191/PMK.010/2015
6.
Peratu
ran Menteri Keuangan RI No:
Peraturan :
PSAK 16 (revisi 2011) tentang Aset Tetap
Peraturan terkait lainnya :
- PSAK 46 (revisi 2014) tentang Pajak Penghasilan
-PSAK 1 (revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan
-- Buletin teknis (bultek) no 11 tanggal 23 Februari 2016 tentang Revaluasi aset tetap .
Untuk Tujuan Perpajakan Menurut Akuntansi
Peraturan Menteri Keuangan RI No.
79/PMK.03/2008 tentang Penilaian kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-12/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
Untuk Tujuan Perpajakan Menurut Akuntansi
NOMOR PER-37/PJ/2015
TENTANG TATA CARA PENGAJUAN
PERMOHONAN DAN PENGADMINISTRASIAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN
BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 73/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -37/PJ/2015.
PMK RI NOMOR 233/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR 191/PMK.010/2015
TENTANG PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN
1. Frekuensi revaluasi (PSAK 16) Frekuensi revaluasi (Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015)
Pr 31.
Revaluasi dilakukan dengan
keteraturan yang cukup reguler.... Pasal 3 ayat 2 Pr 34.
Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari aset tetap yang direvaluasi:
1. Beberapa aset tetap mengalami
perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif sehingga perlu
direvaluasi secara tahunan.
2. Aset tetap yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan, aset tetap tersebut mungkin perlu direvaluasi
setiap tiga atau lima tahun sekali.
Penilaian kembali aktiva tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap yang
2. Scope revaluasi (PSAK 16) Scope revaluasi (Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )
Pr. 36.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama direvaluasi.
Pasal 3 (1)
3. Perlakuan selisih revaluasi(PSAK 16)
Perlakuan selisih revaluasi
(Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )
Pr.39.
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain (“penghasilan
komprehensif lain”)dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. (lihat contoh II & III)
Pasal 9
1. Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap Wajib Pajak di atas nilai sisa buku komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 6 harus dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama "Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Wajib Pajak Tanggal namun, kenaikan tersebut diakui dalam
laba rugi hingga sebesar jumlah
penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui
sebelumnya dalam laba rugi.
2. Pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa
3. Perlakuan selisih revaluasi(PSAK 16)
Perlakuan selisih revaluasi
(Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )
Pr.40.
Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi.
namun, penurunan nilai tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain (“penghasilan komprehensif lain”)
tersebut mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Pasal 9
Objek Pajak berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah
3. Perlakuan selisih revaluasi(PSAK 16) Perlakuan selisih revaluasi (Peraturan Menteri
Keuangan No :
191/PMK.010/2015 ) Pr.41.
Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi
ketika penghentian atau pelepasan aset tersebut.
Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang
dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar
perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah penyusutan
berdasarkan biaya perolehan awalnya.
Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi.
Pasal 9
3.Dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lebih besar daripada selisih lebih penilaian kembali secara komersial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemberian saham bonus atau
pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran yang bukan merupakan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya sampai dengan sebesar selisih penilaian
4. Masa manfaat setelah revaluasi (PSAK 16)
Masa manfaat setelah revaluasi (Peraturan Menteri Keuangan No : 191/PMK.010/2015 )
-Sesuai sisa masa manfaat
Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset dikaji sekurang-kurangnya setiap akhir tahun buku dan jika hasil kajian berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi
- Masa manfaat aset setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi
INDONESIA NOMOR 233/PMK.03/2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR
191/PMK.010/2015
TENTANG
1.
Ketentuan Pasal 3 diubah
2.
Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 8 diubah dan di antara ayat
(1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (la)
3.
Ketentuan ayat (1) Pasal 9
4.
Di antara Pasal 9 dan Pasal 10 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni
Pasal 9A .
5.
Di antara Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni
Pasal 11A
Selisih lebih penilaian kembali
aktiva tetap Wajib Pajak di
atas nilai sisa buku komersial
semula setelah dikurangi
dengan Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 dan Pasal 6
harus
dibukukan dalam neraca
komersial pada perkiraan
modal dengan nama "Selisih
Lebih Penilaian Kembali Aktiva
Tetap Wajib Pajak Tanggal ...
dikenakan atas Revaluasi Aset Tetap
Pajak penghasilan final atas revaluasi aset tetap masuk dalam ruang lingkup
PSAK 46
Dasar :
1. pr.DK02 dn DK03 PSAK 46
pajak penghasilan dalam ruang lingkup PSAK 46 adalah pajak yang dikenakan atas laba kena pajak.
PSAK 46 Konsekuensi Pajaknya
Pr 58 : mensyaratkan bahwa konsekuensi pajak atas suatu transaksi atau peristiwa diakui dalam unsur laporan keuangan yang sama dengan pengakuan transaksi dan peristiwa tersebut.
-Transaksi dan peristiwa yang diakui dalam laba rugi, dampak pajaknya juga diakui dalam laba rugi.
-Sedangkan untuk transaksi dan peristiwa lain yang diakui di luar laba rugi (baik dalam penghasilan
komprehensif lain atau langsung di ekuitas), maka dampak pajak kini dan tangguhan dari transaksi dan peristiwa tersebut juga diakui di luar laba rugi
pengakuan dampak pajak kini dan tangguhan
bergantung pada
Jika entitas melakukan revaluasi aset tetap hanya untuk
tujuan pajak,
maka entitas mengungkapkan informasi
mengenai selisih lebih revaluasi aset tetap
tersebut
dalam
catatan atas laporan keuangan
sesuai PMK 233/2015.
Harus mendapat persetujuan dari otoritas perpajakan
Dalam hal
persetujuan
otoritas perpajakan diperoleh
setelah akhir
periode pelaporan dan sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk
terbit
, peristiwa tersebut tidak memberikan bukti atas adanya
persetujuan dari otoritas perpajakan pada akhir periode pelaporan.
Dengan demikian, persetujuan tersebut
merupakan peristiwa
PSAK 46, Pr 12 :
jika jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak
yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya
diakui sebagai aset
jika entitas
belum memperoleh persetujuan
dari otoritas
perpajakan pada akhir periode pelaporan, maka pajak yang
telah dibayarkan untuk keperluan pengajuan permohonan
revaluasi aset tetap diakui sebagai aset.
Jurnal :
D. Pajak Dibayar Dimuka
K. Kas/Bank
Untuk tujuan pajak
Contoh :
Perusahaan memiliki bangunan yang dibeli dengan harga Rp 3 Milyar Aset dibeli pada Januari 2010
Umur ekonomis menurut akuntansi 10 tahun Umur ekonomis menurut fiskal 20 tahun Tanpa nilai residu.
Pada akhir tahun 2015, Perusahaan memutuskan untuk melakukan revaluasi atas aset tetap bangunannya tersebut dan telah mendapat persetujuan dari kantor pajak pada tanggal 30 Desember 2015.
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Perhitungan nilai buku sebelum revaluasi :
A. Menurut perhitungan komersial
Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000
Nilai residu 0
Umur ekonomis 10 tahun
Masa manfaat sd 30 Desember 2015 6 tahun
Akumulasi penyususan = 6/10 X 3.000.000.000 = 1.800.000.000 Nilai buku = 3.000.000.000 – 1.800.000.000 = 1.200.000.000
B. Menurut perhitungan fiskal
Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000
Nilai residu 0
Umur ekonomis 20 tahun
Masa manfaat sd 30 Desember 2015 6 tahun Akumulasi penyususan = 6/10 X 3.000.000.000 = 900.000.000 Nilai buku = 3.000.000.000 – 900.000.000 = 2.100.000.000 Selisih nilai buku komersial dan fidkal sebelum revaluasi =
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
Contoh :
Nilai revaluasian 3.500.000.000
Nilai buku bangunan 2.100.000.000 (Nilai buku fiskal) Selisih revaluasian 1.400.000.000
Pajak penghasilan (3%) 42.000.000
Jurnal pada saat bayar pajak, jika Pengajuan revaluasi dan persetujuannya diperoleh pada tahun yang sama (mis : di tahun 2015):
D. Beban Pajak Final Revaluasian (PL) 42.000.000
K. Bank 42.000.000
Untuk tujuan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka :
1. jumlah pajak yang telah dibayar diakui sebagai beban pajak dalam laba rugi.
Jurnal :
D. Beban Pajak Final Revaluasian (PL) 42.000.000
K. Pajak Dibayar Dimuka 42.000.000
(Pajak telah dibayar di th 2015, namun persetujuan dari otoritas diperoleh th 2016)
Pada tahun 2015 dijurnal :
D. Pajak dibayar di muka 42.000.000
K. Bank/kas 42.000.000
Pajak penghasilan dikenakan atas selisih antara nilai aset tetap revaluasian dengan nilai buku fiskal
Untuk tujuan pajak
2. timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, karena dasar
pengenaan pajak atas aset tetap menjadi lebih tinggi dari jumlah tercatat secara akuntansi.
Perbedaan temporer tersebut menimbulkan aset pajak tangguhan (timbul dari selisih revaluasi)
Jurnal :
D. Aset pajak tangguhan
K. Penghasilan pajak tangguhan
Untuk tujuan pajak
Nilai tercatat setelah revaluasian :
Nilai tercatat /nilai buku komersial bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.000.000.000
Ak. Penyusutan 1.800.000.000 Nilai buku 1.200.000.000 Catatan :
Karena revaluasi hanya untuk tujuan pajak , maka secara komersial nilai sebelum dan setelah revaluasi tetap sama.
Nilai tercatat /nilai buku fiskal bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.458.000.000 (3.500.000.000 - 42.000.000)
Ak. Penyusutan 0 Nilai buku 3.458.000.000
Selisih nilai buku komersial dan fiskal setelah revaluasian =
Untuk tujuan pajak
Selisih nilai buku komersial dan fiskal setelah revaluasian dan sebelum revaluasian :
Selisih nilai buku komersial dan fiskal setelah revaluasian :
1.200.000.000 – 3.458.000.000 = - 2.258.000.000 Selisih nilai buku komersial dan fiskal sebelum revaluasian :
1.200.000.000 – 2.100.000.000 = - 900.000.000
Selisih - 1.358.000.000
Efek pajak tangguhannya = 25% X 1.358.000.000 = 339.500.000
Jurnal koreksi atas saldo pajak tangguhan :
D. Aset pajak tangguhan 339.500.000
Untuk tujuan pajak
Kontrol :
Saldo awal aset pajak tangguhan 225.000.000
Jk Aset pajak tangguhan 339.500.000
Jumlah 564.500.000
Selisih nilai buku setelah revaluasian 2.258.000.000
Untuk tujuan pajak
3. jumlah penyusutan secara pajak menjadi lebih besar dibandingkan penyusutan secara akuntansi di masa depan. Pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer ini diakui dalam laba rugi.
Kondisi tersebut menyebabkan timbulnya perbedaan temporer kena pajak atau koreksi beda waktu negatif yang akan menimbulkan liabilitas pajak tangguhan
Jurnal :
D. Beban pajak tangguhan
revaluasi diperlakukan dengan
salah satu cara
berikut ini:
(a)
disajikan kembali secara porposional
dengan perubahan dalam
jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset
setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya.
maka kenaikan tersebut diakui dalam
pendapatan
komprehensif lain
dan
terakumulasi dalam
ekuitas
pada bagian
surplus revaluasi
.
HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari 2005 Umur ekonomis 10 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400
Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300
Jurnal :
D. Aset tetap 750 *
K. Akumulasi penyusutan 450 **
K. Penghasilan komprehensif lain - Surplus revaluasi 300
HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400
Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan 600
K. Aset tetap 300
HP Aset tetap 1.000
Umur ekonomis 10 tahun Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400
Nilai revaluasian 350 Rugi revaluasi 50
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan 600 D. Rugi atas penurunan revaluasi –(L/R) 50
Dengan cara dieliminasi
namun, kenaikan tersebut
diakui dalam laba rugi
hingga
sebesar jumlah penurunan nilai aset
yang
Dari contoh II
HP Aset tetap 1.000,
Umur ekonomis 10 tahun,
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan
600
Nilai buku/nilai tercatat
400
Nilai revaluasian
350
Rugi revaluasi
50
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan
600
D. Rugi atas penurunan revaluasi 50
K.
Aset tetap
650
Nilai setelah revaluasi :
Nilai aset setelah revaluasi 350
Sisa umur ekonomisnya 4
Penysutan tahun 2011 = 350:4 = 87,5
Jurnal :
D. Biaya penyusutan 87,5
K.
Ak. Penyusutan
87,5.
Nilai akhir tahun 2011
Pada 1 Januari tahun 2012 dilakukan revaluasi kembali
dengan nilai revaluasi 417,5, sehingga :
Nilai aset tetap setelah revaluasi 350
Akumulasi penyusutan 87,5
Nilai buku 262,5
Nilai revaluasi 417,5
surplus revaluasi 155
Jurnal :
D. Aset tetap
67,5
D. Akumulasi penyusutan
87,5
K. Laba revaluasi
–
(L/R)
50
revaluasi
Diakui sebagai :
1. Diakui sebagai laba atas revaluasi (L/R) sebesar rugi yang pernah diakui
pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak
melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset
tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan
komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah
akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus
revaluasi.
pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak
melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset
tersebut.
Dari contoh Ib
HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400
Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan 600
K. Aset tetap 300
Aset tetap = 1.000
–
300 = 700
Ak. Penyusutan 600
–
600 = 0
Nilai buku = 700
Sisa umur ekonomis 4 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Penyusutan tahun 2011 = 700 : 4 = 175
Jurnal :
D. Beban penyusutan 175
K. Akumulasi penyusutan 175
terjadi penurunan nilai revaluasi yaitu menjadi 450
Rugi revaluasi = 525 – 450 = 75
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan 175 D. Ekuitas – surplus revaluasi 75
K. Aset tetap 250
Nilai pada 1 Januari tahun 2012 setelah revaluasi
revaluasi
Diakui sebagai :
1. Didebetkan ke ekuitas selama tidak melebihi akumulasi surplus revaluasi yang pernah diakui.
2. Selisihnya diakui sebagai rugi atas penurunan
ekuitas dapat
dipindahkan langsung
ke saldo laba ketika
aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi
pemindahan sekaligus surplus revaluasi
ketika
penghentian atau pelepasan aset tersebut
.
Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut
dapat
dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh
entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan
ke saldo laba adalah
sebesar perbedaan antara jumlah
penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan
jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan
awalnya
.
Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba
tidak
dengan penggunaan aset oleh entitas
. Dalam hal ini, surplus revaluasi
yang dipindahkan ke saldo laba adalah
sebesar perbedaan antara
Dari contoh no Ib
HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400
Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan 600
K. Aset tetap 300
Nilai Aset tetap setelah revaluasi = 1000-300 = 700 Sisa umur ekonomis = 10 tahun – 6 tahun = 4 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan = 600 - 600 = 0
Nilai buku revaluasian 700
Pada 31 Desember tahun 2011
Penyusutan tahun 2011 setelah revaluasi adalah = 700 : 4 = 175
Jurnal :
D. Beban penyusutan 175
Jurnal :
D. Beban penyusutan 100
K. Akumulasi penyusutan 100
perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan awalnya
= 175-100=75
Jurnal memindahkan surplus revaluasi ke saldo laba : D. Ekuitas-Surplus revaluasi 75
Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset dikaji
sekurang-kurangnya setiap akhir tahun buku dan jika hasil kajian berbeda
dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut
diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi
Pr 57
Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan ekspektasi
kegunaan oleh entitas. Kebijakan manajemen aset dari
entitas mungkin mencakup pelepasan aset setelah
jangka waktu tertentu atau setelah pemakaian sejumlah
proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan
aset.
Oleh karena itu, umur manfaat aset dapat lebih
pendek dari pada umur ekonomis aset tersebut.
revaluasi aset tetap diakui dan diungkapkan sesuai dengan
PSAK 46:
Pajak Penghasilan
PSAK 46, pr. 20
•
....Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali lain pada aset ke
nilai wajar mempengaruhi laba kena pajak (rugi pajak) untuk
periode berjalan, maka dasar pengenaan pajak aset disesuaikan
sehingga
tidak ada perbedaan temporer.
Pada 1 Januari tahun 2011 Dari contoh no Ib
HP Aset tetap 1.000 dibeli 1 Januari tahun 2005 Umur ekonomis 10 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Ak. Penyusutan 600 Nilai buku/nilai tercatat 400
Nilai revaluasian 700 Selisih revaluasian 300
Jurnal :
D. Akumulasi penyusutan 600
K. Aset tetap 300
K. Penghasilan komprehensif lain - Surplus revaluasi 300
D. Penghasilan komprehensih lain – beban pajak tangguhan 75*
K. Liabilitas pajak tangguhan 75
*) 25% X 300 = 75
si lebih lanjut ke laba rugi kasi lebih lanjut ke laba rugi 4 Paragraf 7
Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:
(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset
Takberwujud);
(b) pengukuran kembali program imbalan pasti (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing);
X
X
asi lebih lanjut ke laba rugi kasi lebih lanjut ke laba rugi 4 Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran
kembali aset keuangan sebagai 'tersedia untuk dijual' (that PSAK 55:
(e) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran); bagian efektif dari keuntungan dan kerugian
instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55).
X
X
5 Pemisahan pajak penghasilan atas akun yang
penghasilan komprehensif lain
. Contoh pos tersebut adalah:
(a) perubahan jumlah tercatat yang timbul dari revaluasi aset
tetap (lihat PSAK 16:
Aset Tetap);
dan ...
PSAK 46-Pr. 64
•
....Jika entitas melakukan pengalihan tersebut
(“
surplus revaluasi
ke saldo laba”
), maka jumlah yang dialihkan adalah neto dari pajak
tangguhan terkait. Pertimbangan serupa diterapkan atas
Dari contoh IV
Penyusutan tahun 2011 setelah revaluasi adalah = 700 : 4 = 175
Jurnal :
D. Beban penyusutan 175
K. Akumulasi penyusutan 175
Penyusutan berdasarkan harga perolehan awal= 1000 : 10 = 100
Jurnal :
D. Beban penyusutan 100
K. Akumulasi penyusutan 100
direklasifikasi ke laba ditahan adalah
25% X 75 = 18,75 ( dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku) .
Jurnal untuk memindahkan surplus revaluasi ke saldo laba
( keduanya merupakan bagian dari ekuitas):
D. Surplus revaluasi 56,25 *
K.
Laba ditahan 56,25
Noted :
- jumlah yang dialihkan adalah neto dari pajak tangguhan
- Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui
laba rugi
tersebut
terkait dengan akuntansi revaluasi
suatu
periode lebih awal, atau revaluasi yang diperkirakan
akan dilaksanakan pada periode masa depan, maka
pengaruh pajak baik aset revaluasi maupun
penyesuaian dasar pengenaan pajak
diakui dalam
penghasilan komprehensif lain
pada periode terjadinya.
Akan tetapi, jika revaluasi
untuk tujuan pajak tidak
terkait dengan akuntansi revaluasi
suatu periode lebih
awal, atau revaluasi yang diperkirakan dilaksanakan
pada periode masa depan, maka dampak penyesuaian
atas dasar pengenaan pajak tersebut
diakui dalam laba
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
• pajak kini dan tangguhan diakui di penghasilan komprehensif lain atau laba rugi, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan tersebut.
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
a. jumlah pajak yang telah dibayar diakui di penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi ;
PMK 233/2015 pasal 9 (1)
Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap Wajib Pajak di atas nilai sisa buku komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 6 harus dicatat dalam laporan keuangan Wajib Pajak.
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Contoh :
Perusahaan memiliki bangunan yang dibeli dengan harga Rp 3 Milyar Aset dibeli pada Januari 2010
Umur ekonomis menurut akuntansi 10 tahun Umur ekonomis menurut fiskal 20 tahun Tanpa nilai residu.
Pada akhir tahun 2015, Perusahaan memutuskan untuk melakukan revaluasi atas aset tetap bangunannya tersebut dan telah mendapat persetujuan dari kantor pajak pada tanggal 30 Desember 2015.
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Perhitungan nilai buku sebelum revaluasi :
A. Menurut perhitungan komersial
Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000
Nilai residu 0
Umur ekonomis 10 tahun
Masa manfaat sd 30 Desember 2015 6 tahun
Akumulasi penyususan = 6/10 X 3.000.000.000 = 1.800.000.000 Nilai buku = 3.000.000.000 – 1.800.000.000 = 1.200.000.000
B. Menurut perhitungan fiskal
Biaya perolehan Bangunan 3.000.000.000
Nilai residu 0
Umur ekonomis 20 tahun
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
Contoh :
Nilai revaluasian 3.500.000.000
Nilai buku bangunan 2.100.000.000 (Nilai buku fiskal) Selisih revaluasian 1.400.000.000
Pajak penghasilan (3%) 42.000.000
Jurnal pada saat bayar pajak, jika Pengajuan revaluasi dan persetujuannya diperoleh pada tahun yang sama yaitu di tahun 2015 :
D. Beban Pajak Final Revaluasian (PL) 42.000.000
K. Bank 42.000.000
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
Perbedaan waktu aset tetap bangunan sebelum revaluasian:
Nilai buku aset tetap komersial 1.200.000.000
Nilai buku aset tetap fiskal 2.100.000.000
Beda waktu 900.000.000 (koreksi positif) Saldo aset pajak tangguhan=25%X900.000.000= 225.000.000
Hasil perhitungan KJPP, nilai revaluasian = 3.500.000.000 Nilai buku komersial/akuntansi = 1.200.000.000
Selisih revaluasian = 2.300.000.000
Nilai wajar aset bangunan (setelah dikurangi pajak yg dibayar ) = 3.458.000.000
Nilai buku komersial = 1.200.000.000
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
Jurnal revaluasi aset :
D. Aset tetap bangunan 2.258.000.000
K. Penghasilan komprehensif lain-surplus revaluasi 2.258.000.000
D. Akumulasi peny aset tetap-bangunan 1.800.000.000
K. Aset tetap bangunan 1.800.000.000
Atau
Ak peny AT-bangunan 1.800.000.000
AT-bangunan 458.000.000
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
b. jumlah tercatat suatu aset tetap yang direvaluasi secara pajak dan akuntansi akan menjadi sama dengan dasar pengenaan pajaknya,
sehingga tidak terdapat perbedaan temporer atas aset yang direvaluasi tersebut .
Jika sebelum tanggal persetujuan otoritas perpajakan entitas memiliki aset atau liabilitas pajak tangguhan, maka peristiwa ini mengakibatkan
pembalikan perbedaan temporer yang sebelumnya timbul. Pembalikan perbedaan temporer tersebut diakui dalam laba rugi.
Jurnal :
D. Liabilitas pajak tangguhan
K. penghasilan pajak tangguhan
Atau
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
Nilai tercatat /nilai buku komersial bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.458.000.000 (3.000.000.000+458.000.000)
Ak. Penyusutan 0 Nilai buku 3.458.000.000
Nilai tercatat /nilai buku fiskal bangunan 31 Desember 2015 (setelah revaluasi) HP/biaya perolehan 3.458.000.000 (3.500.000.000 - 42.000.000)
Ak. Penyusutan 0 Nilai buku 3.458.000.000
Nilai buku komersial = nilai buku fiskal saldo pajak tangguhan 0 (nihil)
Jurnal pembalikan :
D. Beban pajak tangguhan 225.000.000
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
c. pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menentukan perbedaan temporer yang mungkin timbul atas nilai tercatat aset dalam laporan keuangan dan dasar pengenaan pajaknya.
Entitas mengakui konsekuensi pajak kini dan tangguhan yang timbul atas aset tetap yang direvaluasi, termasuk pembalikan perbedaan temporer yang mungkin timbul pada masa depan, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi pajak tersebut sesuai PSAK 46 paragraf 58.
Perbedaan temporer setelah revaluasi tersebut dapat disebabkan karena
perbedaan metode penyusutan, perbedaan jangka waktu penyusutan atau karena adanya revaluasi lagi aset tetap tersebut dimasa yang akan datang sehingga
Untuk tujuan akuntansi dan pajak
Jurnal yang dapat timbul dari kondisi tersebut adalah
D. Beban pajak tangguhan
K. Liabilitas pajak tangguhan
Atau
D. Aset pajak tangguhan
Tangguhan yang Timbul Akibat Revaluasi Aset Tetap Baik untuk
Tujuan Pajak maupun untuk Tujuan Akuntansi dan Pajak
Sesuai dengan PSAK 46 paragraf 5 1A, aset atau liabilitas pajak tangguhan
diukur dengan menggunakan tarif pajak dan dasar pengenaan pajak yang konsisten dengan perkiraan entitas dalam memulihkan aset atau
menyelesaikan liabilitas tersebut.
pada umumnya aset tersebut akan dipulihkan melalui penggunaan aset. entitas menghitung dampak pajaknya dengan menggunakan tarif pajak
Pr 78 PSAK 16 (rev 2011)
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan : a. Tanggal efektif revaluasi;
b. Apakah melibatkan penilai independen;
c. Metode dan estimasi signifikan yang digunakan dalam estimasi nilai
wajar;
d. Penjelasan mengenai nilai wajar aset tetap yang ditentukan secara
langsung dengan mengacu pada harga terobservasi dalam pasar aktif atau transaksi pasar terkini yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain;
e. Untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset
tersebut dicatat dengan menggunakan metode biaya; dan
f. Surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan
Pr 80 PSAK 46 (rev 2014)
Komponen beban (penghasilan) pajak dapat mencakup:
beban (penghasilan) pajak kini;
penyesuaian apapun yang diakui pada periode atas pajak kini yang berasal dari periode
sebelumnya;
jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang berasal dari timbulnya perbedaan
temporer dan pembalikannya;