Ica Anisa Purnama, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PEMANFAATAN SIFAT-SIFAT CAHAYA DALAM KARYA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar
siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan selama
ini, serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode yang
digunakan peneliti dalam proses pengambilan data adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.
Metodologi kualitatif adalah prosedurpenelitian yang menghasilkan data
deskriptifberupa kata-kata tertulis/lisan dari orang- orangatau perilaku yang dapat
diamati. Pendekatanini diarahkan pada latar dan individu secaraholistik.
(http://pasca.undiksha.ac.id/e- learning/staff/dsnmateri/6/1-14.pdf)
McNiff (Arikunto et al, 2010:102) mengemukakan dalam bukunya yang
berjudul Action Resea rch Principles and Practicebahwa’PTK merupakan bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum,
pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya’. Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan bukan hanya lamunan peneliti semata.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan
spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja,
B. Model Penelitian
Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis
dan Mc Tagart. Model penelitian ini dilaksanakan melalui empat kegiatan yang
pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang (siklus). Keempat kegiatan ini
adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Desain
penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat
yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru menentukan rancangan
untuk siklus kedua.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan
sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk
meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan
pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan
terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambata n atau
kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat
melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah
selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan
dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya.
Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus
tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun disarankan sebaiknya tidak
kurang dari dua siklus.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VB SDN 01 Ciheulang Kecamatan
Ciparay Kabupaten Bandung semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014. Jumlah
siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 31 siswa terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan. Usia siswa antara 11-12 tahun. Bahasa ibu yang
digunakan siswa sehari- hari adalah bahasa sunda. Alasan peneliti memilih kelas
V, karena siswa kelas V sudah mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan baik
dalam kelompok.
Latar belakang ekonomi masyarakat sebagian besar dari golongan ekonomi
menengah ke bawah. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi harian siswa yang
menunjukkan bahwa orangtua wali murid sebagian besar adalah petani, pedagang
dan wiraswasta.
Prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan
menggunakan model siklus berulang dan berkelanjutan yang berpatokan pada
model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Tagart seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya. Pelaksanaan PTK pada penelitian ini dilaksanakan
dalam 3 (tiga) siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklusnya terdiri
dari tahap perencanan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun rincian
kegiatan pada setiap tahapnya adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah SDN 01 Ciheulang.
b. Observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi dan situasi
SDN 01 Ciheulang secara keseluruhan, terutama siswa kelas V yang
akan dijadikan subjek penelitian.
c. Identifikasi permasalahan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji buku sumber kelas V,
model-model pembelajaran dan membuat perencanaan sesuai dengan model-model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
d. Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
e. Membuat kesepakatan bersama wali kelas dalam pemanfaatan waktu
pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru
sekaligus praktisi dalam pembelajaran di kelas. Dalam hal ini selaku praktisi
peneliti melakukan tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada
pembelajaran IPA di kelas V B sekaligus menjadi observer bertugas yang
mengamati pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
dilakukan dalam tiga siklus. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini
adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebagai
berikut :
a. Perencanaan penelitian
1) Pada siklus pertama, peneliti merencanakan rencana
pembelajaran.
2) Merencanakan bahan soal pra siklus berupa soal essa y, untuk
menentukan nilai awal siswa.
3) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan
kelompok melakukan praktek.
4) Merencanakan bentuk tes formatif atau kuis I untuk individu.
5) Merencanakan pengelompokkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
b. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2) Guru dan siswa berdoa untuk memusatkan perhatian.
3) Guru mengecek kehadiran siswa.
4) Guru memberikan tes awal berupa soal pra siklus kepada siswa
secara individu untuk mendapatkan skor dasar atau nilai awal
siswa sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
5) Guru melakukan apersepsi.
6) Guru menyajikan materi pembelajaran dengan metode ceramah
mengenai cara membuat suatu karya atau model sederhana
berupa periskop.
7) Guru mendemonstrasikan cara membuat periskop sederhana.
8) Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang masing- masing
terdiri dari 6-7 anggota yang heterogen.
9) Setiap kelompok diberi lembar kerja dan petunjuk untuk
membuat periskop sederhana.
10) Setiap kelompok melakukan praktek cara membuat periskop
sederhana.
1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan melakukan tanya
jawab dalam kelompoknya mengenai pertanyaan yang ada
dalam lembar kerja.
2) Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kerja
kelompoknya di depan kelas.
3) Kelompok lain memberikan tanggapan tentang presentasi dari
kelompok lain yang mendapat giliran presentasi.
4) Guru memberikan koreksi tentang tanggapan dan jawaban siswa
dan memberikan penguatan tentang materi periskop.
5) Guru melakukan tanya-jawab tentang hal-hal yang belum
dipahami siswa.
6) Siswa secara individu mengerjakan kuis I untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
1) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa.
2) Peneliti merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
3) Peneliti mengevaluasi hasil kerja siswa dalam tugas kelompok.
4) Peneliti mengevaluasi hasil kerja siswa dalam bentuk soal pra
siklus dan kuis I Individu.
5) Hasil refleksi dari siklus I yang masih memiliki kekurangan
akan diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan penelitian
1) Pada siklus kedua, peneliti merencanakan rencana pembelajaran.
2) Merencanakan bentuk tes dan tugas untuk kegiatan kelompok
melalui praktek.
3) Merencanakan bentuk tes formatif atau kuis II untuk individu.
b. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
3) Guru mengecek kehadiran siswa.
4) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompok yang
telah dibentuk dalam siklus I.
5) Guru melakukan apersepsi.
6) Guru menyajikan materi pembelajaran dengan metode ceramah
mengenai cara membuat suatu karya atau model sederhana
berupa kaleidoskop.
7) Guru mendemonstrasikan cara membuat kaleidoskop sederhana.
8) Setiap kelompok diberi lembar kerja dan petunjuk untuk
membuat kaleidoskop sederhana.
9) Setiap kelompok melakukan praktek cara membuat kaleidoskop
sederhana.
c. Observasi
1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan melakukan tanya
jawab dalam kelompoknya mengenai pertanyaan yang ada
dalam lembar kerja.
2) Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kerja
kelompoknya di depan kelas.
3) Kelompok lain memberikan tanggapan tentang presentasi dari
kelompok lain yang mendapat giliran presentasi.
4) Guru memberikan koreksi tentang tanggapan dan jawaban siswa
dan memberikan penguatan tentang materi kaleidoskop.
5) Guru melakukan tanya-jawab tentang hal-hal yang belum
dipahami siswa.
6) Siswa secara individu mengerjakan kuis II untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
1) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa.
2) Peneliti merefleksi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4) Peneliti mengevaluasi hasil kerja siswa dalam bentuk soal kuis
II Individu.
5) Hasil refleksi dari siklus II yang masih memiliki kekurangan
akan diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya.
Siklus III
a. Perencanaan penelitian
1) Pada siklus ketiga, peneliti merencanakan rencana
pembelajaran.
2) Merencanakan bentuk tes dan tugas untuk kegiatan kelompok
melalui praktek.
3) Merencanakan bentuk tes formatif atau kuis III untuk individu.
b. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2) Guru dan siswa berdoa untuk memusatkan perhatian.
3) Guru mengecek kehadiran siswa.
4) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompok yang
telah dibentuk dalam siklus I.
5) Guru melakukan apersepsi.
6) Guru menyajikan materi pembelajaran dengan metode ceramah
mengenai cara membuat suatu karya atau model sederhana
berupa kaca pembesar (lup).
7) Guru mendemonstrasikan cara membuat kaca pembesar (lup)
sederhana.
8) Setiap kelompok diberi lembar kerja dan petunjuk untuk
membuat kaca pembesar (lup) sederhana.
9) Setiap kelompok melakukan praktek cara membuat kaca
pembesar (lup) sederhana.
c. Observasi
1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan melakukan tanya
jawab dalam kelompoknya mengenai pertanyaan yang ada
2) Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kerja
kelompoknya di depan kelas.
3) Kelompok lain memberikan tanggapan tentang presentasi dari
kelompok lain yang mendapat giliran presentasi.
4) Guru memberikan koreksi tentang tanggapan dan jawaban siswa
dan memberikan penguatan tentang materi kaca pembesar (lup).
5) Guru melakukan tanya-jawab tentang hal-hal yang belum
dipahami siswa.
6) Siswa secara individu mengerjakan kuis III untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
1) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa.
2) Peneliti merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
3) Peneliti mengevaluasi hasil kerja siswa dalam tugas kelompok.
4) Peneliti mengevaluasi hasil kerja siswa dalam bentuk soal kuis
III Individu.
5) Hasil refleksi dari siklus III yang masih memiliki kekurangan
akan diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya.
3. Observasi
Observasi yang dimaksud dalam hal ini adalah observasi terbuka yaitu
observasi yang apabila sang pengamat melakukan pengamatannya dengan
mengambil kertas pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi
di kelas dalam bentuk catatan lapangan.
4. Refleksi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan
pada pelaksanaan tindakan siklus yang telah dilakukan, tentang hal- hal yang
dirasakan sudah berjalan dengan baik dan kelemahan-kelemahan pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dirancang. Hasil refleksi sebagai masukan untuk
Jika penelitian dilakukan melalui beberapa siklus, maka refleksi terakhir
peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain untuk
melanjutkan dalam kesempatan lain.
E. Instrumen Penelitian
Dalam tahap ini, untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam
pengumpulan data maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah
yang diteliti akan terefleksikan dengan baik. Adapun instrumen yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan
data. Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan
lapangan. Menurut Muhadi (2011: 132) catatan lapangan (field notes) dalam
penelitian adalah bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai
tentang proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian,
ditulis secara deskriptif dan reflektif. Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti
atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap
subjek atau objek penelitian tindakan kelas.
2. Tes Formatif
Tes formatif yang akan digunakan selama penelitian adalah soal essay
untuk mengukur pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dan
untuk mendapatkan hasil belajar secara individu.
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik yang digunakan selama penelitian ini adalah
petunjuk-petunjuk cara membuat atau merancang karya atau model periskop,
kaleidoskop dan lup dari bahan sederhana dan bahan diskusi secara
berkelompok. Lembar kerja peserta didik dibuat untuk mendapatkan hasil
belajar secara kelompok sebagaimana yang diterapkan dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Rubrik adalah perangkat pemberian skor yang secara eksplisit
menyatakan kinerja yang diharapkan bagi tugas-tugas yang diberikan atau
bagi suatu hasil karya siswa (Warsono, 2012: 279). Adapun rentang skor/nilai
yang digunakan dalam penelitian ini dimuali dari nol (0), 1, 2, dan 3. Pada
penelitian ini rubrik digunakan untuk menilai hasil karya siswa dan untuk
mengamati kerja siswa dalam kelompok yang merupakan penerapan dari
prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian
secara berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan, dan akhir
pelaksanaan program tindakan. Pengo lahan data merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam menyusun dan mengkaji data yang diperoleh
sehingga mampu menyajikan informasi untuk menjawab masalah yang
ditetapkan dalam penelitian ini.
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, hal ya ng selanjutnya
dilakukan adalah pengolahan data. Dalam pengolahan data peneliti
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data dari tes formatif yang dituangkan dalam format
penilaian kerja individu siswa dan mengumpulkan data dari hasil
kerja kelompok yang dituangkan dalam format penilaian kelompok.
b. Mengidentifikasi data dari tes formatif yang dituangkan dalam
bentuk format penilaian tes formatif individu.
c. Menganalisis data dari hasil kerja kelompok yang dituangkan dalam
tes kinerja dalam bentuk tugas kelompok.
d. Menyiapkan hasil penelitian
2. Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis, data-data tersebut berasal dari
catatan lapangan, serta nilai siswa dalam kegiatan belajar kelompok dan tes
formatif individu.
Analisis data baik yang bersifat kualitatif ataupun yang bersifat
kuantitatif sebelumnya dianalisis kemudian dideskripsikan dengan
menampilkan hasil data yang kemudian dipresentasikan dan akan ditarik
sebuah kesimpulan.
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan, kemudian
peneliti mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang
dilakukan peneliti, diantaranya :
a. Menganalisis data dari hasil tes pra siklus untuk mengukur
pemahaman awal siswa.
b. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan.
c. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus.
d. Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap siklus. Untuk
mengukur pemahaman siswa, peneliti menggunakan pedoman skala
penilaian yang diadaptasi dari Sudjana (2009:77) dengan modifikasi
penulis sendiri yang tertera pada tabel 3.1, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pedoman Nilai
Nilai Kategori
80-100 Baik
55-75 Cukup