• Tidak ada hasil yang ditemukan

T SEJ 1302619 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T SEJ 1302619 Chapter3"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini ialah SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Dasar pertimbangan peneliti memilih sekolah ini karena penerapan pembelajaran berbasis nilai religi yang menjadi tema utama

penelitian sudah cukup lama diaplikasikan. Dalam proses pembelajaran sejarah,

guru selalu berusaha untuk menambahkan materi sejarah dengan nilai religi,

dalam hal ini adalah ajaran Islam, kepada peserta didik. Disamping itu, sekolah

terpadu yang embrio utamanya adalah pesantren, terkenal dengan solidaritas

sosial para peserta didiknya yang juga menjadi tema penelitian ini. Solidaritas

sosial muncul secara alamiah karena peserta didik tinggal di asrama sehingga

menjadi salah satu kultur sekolah. Berdasarkan pertimbangan diatas, peneliti

berpendapat bahwa metode etnografi yang digunakan sangat cocok dengan

kondisi sekolah yang dipilih karena cara pengamatan dan pengumpulan data

yang peneliti lakukan berada dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa

memanipulasi subyek yang diteliti atau apa adanya.

Subjek penelitian atau sumber data pada tahap awal memasuki lapangan

dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek

yang diteliti dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, sehingga mampu “membukakan pintu” ke mana saja seharusnya peneliti akan melakukan pengumpulan data hingga mencapai data jenuh. Pada penelitian ini yang dijadikan

subjek dan diamati sebagai sumber data adalah manusia, peristiwa, dan situasi.

Manusia yang dimaksud adalah semua orang yang terlibat dalam penelitian yang

terdiri dari peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, stakeholderdan peneliti.

(2)

dalamdan luar kelas maupun kehidupan keseharian peserta didik di lingkungan

sekolah, asrama dan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah

latar atau gambaran yang menyangkut keadaan atau kondisi ketika berlangsung

pengamatan terhadap proses pembelajaran oleh guru dan kehidupan keseharian

peserta didik.

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari semua perkataan, tindakan,

situasi, peristiwa dan dokumen yang dapat diamati oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Sedangkan sumber data tersebut berasaldari peserta didik, pendidik,

tenaga kependidikan, stakeholderdan dokumen yang sesuai dengan penelitian ini.

Secara lebih detail yang menjadi subjek penelitian dalam studi ini adalah:

1) Seluruh peserta didik terdiri dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII

2) Kepala Sekolah

3) Tenaga Pendidik (Guru)

4) Tenaga Kependidikan (Staf Tata Usaha)

5) Stake Holder (orang tua, masyarakat)

6) Kyai (Pimpinan Yayasan)

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di

SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya adalah pendekatan

kualitatif dengan metode etnografi. Menurut Creswell (2013 : 4) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan

memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang –

dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian

kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para

informan/partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang

khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk

penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang

(3)

yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan

kompleksitas suatu persoalan. Bogdan dan Taylor (1993 : 30) menyatakan bahwa

metode kualitatif akan menunjuk kepada prosedur-prosedur riset yang

menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah

laku mereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-keadaan

dan individu secara holistik (utuh) jadi pokok kajian, baik sebuah organisasi atau

individu, tidak akan direduksi (disederhanakan) menjadi variabel yang telah ditata

atau sebuah hipotesa yang telah direncanakan sebelumnya, akan tetapi akan dilihat

sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Di samping itu penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang

secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2005 : 60).

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan,

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,

mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya

pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan

proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat

kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya berifat

sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan

subjek penelitian (Moleong, 2008 : 44). Sejalan dengan ciri-ciri tersebut, Nasution

(2003 : 10) secara terperinci menjabarkan karakteristik penelitian kualitatif, di

antaranya lebih mengutamakan:

“Perspektif emic, artinya lebih mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak memaksa pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan tanpa generalisasi, seakan-akan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga mendapat perhatian penuh terhadap konsep-konsep yang dianut partisipan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut mengenai

definisi kualitatif, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif

berlatar alamiah, menghasilkan data kualitatif berupa catatan wawancara dan

(4)

pandang induktif, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian dan lebih

mementingkan proses daripada hasil. Hal ini tentunya terkait dengan penelitian

yang dilakukan dimana peneliti mencoba untuk mendeskripsikan dan

menganalisis pembelajaran berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas peserta didik. di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

etnografi. Creswell (2012 : 481 ) menyatakan etnografi adalah sebagai berikut:

An ethnography is a useful design for studying groups in education, their behaviors, beliefs, and language, and how they develop shared patterns of interacting over time. Ethnographic research is a qualitative design for describing, analyzing, and interpreting the patterns of a culture-sharing group.

Spradley (2007 : 3-12) menyatakan bahwa etnografi merupakan pekerjaan

mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini untuk memahami

suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan

kehidupan untuk mendapatkan pandangan mengenai dunianya. Inti dari etnografi

adalah upaya untuk mempelajari makna-makna tindakan dari kejadian yang

menimpa orang yang ingin kita pahami. Etnografi adalah suatu kebudayaan yang

mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan

yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi

kebudayaan. Etnografi bermakna untuk membangun suatu pengertian yang

sistematik mengenai kebudayaan manusia dan perspektif orang yang telah

mempelajari kebudayaan itu. Beberapa sumbangan yang khas dan penting dari

etnografi adalah menginformasikan teori-teori ikatan budaya, menemukan

grounded theory, memahami masyarakat yang kompleks dan memahami perilaku

manusia.

Pendapat lain mengenai etnografi dikemukakan oleh Rahardjo (2010) yang

menyatakan bahwa :

(5)

seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.

http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html

Menurut Fraenkel & Wallen (1990) (Creswell, 2012:294) tujuan penelitian

etnografis adalah memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian.

Penelitian ini menekankan aspek pemotretan pengalaman individu-individu

sehari-hari dengan cara mengobservasi dan mewawancarai mereka dan

individu-individu lain yang relevan.Atkinson danHammersley (1983:208) menyebutkan

ada empat ciri etnografi, yaitu:

pertama, menekankan ekplorasi tentang hakikat suatu fenomena sosial tertentu dan buka menguji hipotesis tentang fenomena tersebu; kedua, kecenderungan untuk bekerja dengan data yang tidak terstruktur yakni data yang belum di-coding di saat pengumpulannya, berdasarkan seperangkat analisis yang tertutup; ketiga, investigasi terhadap sejumlah upacara, bahkan sangat mungkin hanya satu upacara, namun dilakukan secara rinci; keempat, analisis data melibatkan penafsiran langsung terhadap makna dan fungsi tindakan manusia. Hasil analisis ini umumnya mengambil bentuk deskripsi dan penjelasan verbal.

Metode etnografi mulai dengan penelitian pemilihan tentang suatu budaya,

tinjauan kepustakaan berkaitan dengan kebudayaan dan identifikasi variable yang

menarik biasanya variable yang dilihat berarti/bermakna oleh anggota kebudayaan

tersebut (Emjir, 2007 : 145-146).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa etnografi merupakan upaya mendeskripsikan suatu kebudayaan

untuk memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian. Adapun subjek

penelitiannya adalah kelompok berbagi budaya seperti kelompok-kelompok dalam

(6)

keyakinan, bahasa, dan bagaimana mereka mengembangkan pola bersama untuk

berinteraksi dari waktu ke waktu. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi

dan wawancara dengan informan serta bisa juga lewat studi dokumen yang hasil

analisisnya mengambil bentuk deskripsi dan penjelasan verbal. Hal ini sangat

berkaitan sekali dengan penelitian yang peneliti lakukan karena peneliti akan

mendeskripsikan dan menganalisis mengenai pembelajaran sejarah berbasis nilai

religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini peneliliti akan mendeskripsikan dan menganalisis mengenai rancangan dan implementasi

pembelajaran sejarah berbasis nilai religi serta aktualisasi solidaritas sosial peserta

didik.

Creswell (2012 : 464-468 ) menyebutkan ada tiga jenis etnografi yang

cocok digunakan untuk dunia pendidikan yaitu :

1. etnografi realis, adalah sebuah pendekatan yang populer yang digunakan

oleh para antropologi budaya. Dicirikan oleh Van Maanen (1988), ia

mencerminkan sebuah pandangan tertentu yang diambil oleh si peneliti

terhadap para individu yang sedang diteliti.Etnografi realisadalah sebuah

kisah yang ditampilkan secara objektif dari suatu situasi, biasanya ditulis

dari sudut padangan orang ketiga, yang melaporkan secara objektif

informasi yang dipelajari dari para partisipan di situs (lapangan).

2. studi kasus, adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang bounded system

(suatu sistem tertutup) seperti aktivitas, peristiwa, proses, atau individu

berbasis pengumpulan data yang ekstensif (Creswell, 2007). Bounded

(tertutup) bermakna bahwa kasus itu terpisah (berdiri sendiri) untuk diteliti

dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik tertentu.

3. etnografi kritis, adalah sejenis penelitian etnografis di mana para peneliti

tertarik pada pemberian advokasi dalam rangka emansipasi

kelompok-kelompok yang termajinalkan di dalam masyarakat (Thomas, 1993). Para

peneliti kritis biasanya adalah individu-individu yang berpikiran politis

yang mencoba mencari, melalui penelitian mereka, advokasi terhadap

(7)

Berdasarkan jenis etnografi diatas, penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti termasuk ke dalam etnografi realis karena penulis akan meneliti

bagaimana pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan

solidaritas sosial pada sebuah komunitas yaitu komunitas sekolah terpadu

(pesantren) yang kemudian melaporkannya secara objektif sesuai dengan

informasi yang diterima dari informan/partisipan di lapangan. Peneliti dalam

penelitian ini langsung berinteraksi dengan komponen yang ada di sekolah

sehingga segala permasalahan yang terkait dengan pembelajaran sejarah berbasis

nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik dapat diketahui

dan dipahami oleh peneliti secara jelas. Penelitian ini lebih memusatkan perhatian

pada ucapan dan tindakan subjek penelitian, serta situasi yang dialami dan

dihayatinya, dengan tetap berpegang teguh pada kekuatan data hasil wawancara.

Selanjutnya Creswell (2012 : 477-480) menyebutkan 5 langkah tahapan

yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian etnografi yaitu:

1. Mengidentifikasi Tujuan dan Tipe rancangan, dan Mengaitkan Tujuan dengan Masalah Penelitian

Langkah-langkah pertama dan yang paling penting dalam melakukan

penelitian adalah mengidentifikasi kenapa anda melakukan penelitian,

rancangan bentuk apa yang anda akan gunakan, dan bagaimana tujuan anda

terkait dengan masalah penelitian anda.Dalam etnografi realis, fokusnya

diletakkan pada pemahaman tentang kelompok berbudaya sama dan dengan

menggunakan kelompok tersebut, pemahaman yang lebih mendalam

terhadap tema budaya akan dapat dikembangkan. Kelompok berbudaya

sama boleh jadi keseluruhan sekolah atau sebuah ruang kelas.

Tema-temanya boleh jadi mencakup topik-topik seperti enkulturasi, akulturasi,

sosialisasi, pendidikan terlembagakan, pembelajaran dan kognisi, dan

perkembangan anak dan orang dewasa.

2. Membicarakan Masalah-masalahterkait dengan Persetujuan dan Akses

Dalam langkah ini, ketiga jenis rancangan mengikuti prosedur yang sama.

(8)

perlu mengidentifikasi jenis sampling bertujuan yang ada dan yang paling

relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam proses ini,

identifikasi situs penelitian anda dan kemudian identifikasi pula

pimpinan(gate keeper) yang bisa memberikan akses pada anda ke situs dan

para iforman/partisipan. Dalam semua penelitian, anda perlu menjamin

dihormati dan dihargainya situs, secara aktif merancang penelitian untuk

terus melakukan kerja sama timbal balik dengan para indvidu di lokasi

situs.

3. Gunakan Prosedur Pengumpulan Data yang Tepat

Ketiga rancangan ini memiliki ciri yang sama, dengan penekanan pada

pengumupulan data yang ekstensif sekali, menggunakan prosedur majemuk

dalam pengumpuan data, keterlibatan secara aktif semua

informan/partisipan dalam proses penelitian.Dalam etnografi realis, karena

peneliti akan meghabiskan banyak waktu dengan para individu di lapangan,

peneliti perlu memasuki situs secara berangsur-angsur dan sedapat

mungkin secara tidak kentara (unobtrusive). Membangun hubungan dengan

informan/partisipan kunci, penting sekali untuk kontak yang berjangka

panjang. Dalam laporan-laporan etnografi realis, penekanan diberikan pada

pembuatan catatan-catatan lapangan dan pengamatan terhadap “cultural

scence” (pemandangan budaya). Wawancara dan artifak seperti gambar,

reliks, dan simbol-simbol juga merupakan bentuk-bentuk data yang

penting. Data apa saja yang bisa membantu mengembangkan pemahaman

yang mendalam tentang pola-pola yang diayomi bersama oleh kelompok

budaya tertentu akan sangat bermanfaat.

4. Menganalisis dan Menginterpretasi Data dalam sebuah Rancangan Dalam semua rancangan etnografi, anda akanterlibat dalam proses

pengembangan deskripsi, analisis data dalam rangka menemukan

tema-tema, dan memberikan interpretasi dalam rangka memaknai informasi. Ini

merupakan prosedur yang biasa dilalui dalam analisis dan interpretasi pada

(9)

5. Menyusun Laporan Sesuai dengan Rancangan

Etnografi realis ditulis sebagai sebuah laporan informasi yang objektif

tentang kelompok berbudaya sama. Pandangan pribadi dan bias anda akan

tetap berada di latar belakang, pembicaraan pada akhir laporan akan

menandakan bagaimana penelitian itu memberikan kontribusi terhadap

pengetahuan berkenaan dengan tema kultural yang didasarkan pada

pemahaman terhadap pola-pola yang sama dalam bertingkah laku, berpikir

dan bebahasa dari kelompok berbudaya sama itu.

C.Instrumen Penelitian

Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh dua hal yaitu kualitas

instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data.Instrumen utama dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, peneliti kualitatif sebagai human

instrument berfungsi menetapkan data dan membuat kesimpulan. Fungsi peneliti

dalam penelitian kualitatif menurut Nasution (2003 : 223) dinyatakan bahwa: “Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu di kembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Dijadikannya peneliti sebagai human instrument tentu memiliki

keunggulan tersendiri. Lincoln dan Guba (1985:199) menyatakan bahwa “...the

human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of

normal human activities: looking, listening, speaking, reading, and the like”. Dari

pernyataan ini semakin jelas bahwa keunggulan manusia sebagai instrumen dalam

penelitian naturalistik karena alat ini dapat melihat, mendengar, membaca,

merasa, dan sebagainya yang biasa dilakukan manusia umumnya. Selanjutnya

Moleong (2008 : 169) menjelaskan, beberapa alasan mengapa manusia dijadikan

(10)

1. Manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap

pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.

2. Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri

pada keadaan dan situasi pengumpulan data.

3. Manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya

dan memandang dunia sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang

berkesinambungan di mana mereka memandang dirinya sendiri dan

kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, benar, dan mempunyai arti.

4. Manusia sebagai instrumen mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan.

5. Manusia sebagai instrumen ialah memproses data secepatnya setelah

diperolehnya, menyusunnya, mengubah arah inkuiri atas dasar

penemuannya.

6. Manusia sebagai instrumen memiliki kemampuan lainnya, yaitu

kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami responden.

Peneliti sebagai human instrument berarti peneliti berfungsi juga sebagai

alat penelitian. Sebagai alat penelitian, peneliti tentunya mempunyai ciri khas

tersendiri. Menurut Nasution (2003 : 55-56) ciri tersebut adalah :

1. Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus

dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian.

2. Peneliti sebagai alat, dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan angka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, dipahami dengan

merasakan dan menyelaminya berdasarkan penghayatan.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera

menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,

(11)

7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang lain dari pada yang lain

dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman

mengenai aspek yang diselidiki

Selanjutnya LincolndanGuba(1985: 193) mengemukakansejumlahalasan

mengapa manusia sebagai alat pengumpuldata, yaitu:

1. Responsivenes; Manusia dapat merasakan dan memberikan tanggapan

terhadap petunjuk-petunjuk baik perorangan maupun lingkungan.

2. Holistic emphasi; Holistik dalam lingkungan sekeliling, akan memerlukan

manusia sebagai instrumen yang mampu menangkap gejala lingkungan

alamiah yang menyeluruh.

3. Adaptability; Daya guna manusia untuk menyesuaikan diri sangat tinggi

sehingga dapat mengumpulkan informasi mengenai banyak aspek pada

berbagai tingkatan secara simultan.

4. Knowledge base expansion; Berkemampuan menjalankan fungsi

secara simultan dalam pengetahuan proposisional dan dalam pengetahuan

yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman.

5. Processual immediacy; Kemampuan manusia sebagai instrumen

untukmemproses datasegerasetelahterkumpul,dandapat

segeramengembangkannya

6. Opportunities to explore typical or idiosyncratic response; Mempunyai

kemampuan untuk menyelidiki jawaban-jawaban sumber data dan

informasi sampai pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

7. Opportunities for clarification and summarization; Mempunyai

kemampuan yang unik dalam menyimpulkan data serta meminta perbaikan

dan penjelasaan secara langsung dari sumber informasi.

Berdasarkan beberapa pemahaman diatas, terdapat beberapa pertimbangan

yang melandasi pemilihan pendekatan kualitatif dan metode etnografi yaitu :

1. Data yang terkumpul berupa kata-kata atau uraian deskriptif

meskipun tidak menutup kemungkinan berupa angka-angka sertaperolehan

(12)

2. Dalam penelitian ini peneliti memiliki kedudukan yang sama dengan

subjek penelitian, baik di saat melakukan wawancara, maupun di saat

mengamati sejumlah fenomena sesuai dengan fokus penelitian yang

terjadi secara holistik;

3. Proses kerja penelitian dilakukan dengan mengutamakan pandangan dan

pendirianinforman/partisipan terhadap situasi yang dihadapi;

4. Data penelitian dianalisis secara induktif untuk mendapatkan makna dari

kondisi alami yang ada;

5. Pemaknaan dalam penelitian dilakukan oleh peneliti serta atas interpretasi

bersama antara peneliti dengan sumber data dan fokus masalah tentang

pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan

solidaritas sosial peserta didik.

6. Tingkat keterpercayaan data yang diperoleh dilakukan melalui verifikasi

data dengan metode dan subjek yang berbeda-beda, kemudian dilakukan

penyesuaian-penyesuaian.

Pelaksanaan penelitian dilapangan tentunya akan menemui beberapa

kesulitan terutama dalam usaha mengumpulkan data. Solusi dari hal tersebut

tentunya diperlukan alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian. Beberapa

alat bantu yang dapat digunakan yaitu :

1. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber

data atau informan. Buku catatan ini digunakan selama peneliti

mewawancarai informan di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota

Tasikmalaya terutama peserta didik, guru sejarah, dan kepala sekolah.

2. Tape Recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan selama peneliti mewawancarai informan atau sumber data.

3. Handy Cam digunakan untuk merekam dan digunakan sebagai kamera

untuk mengumpulkan data pada saat kegiatan pembelajaran sejarah di

(13)

dengan adanya bantuan alat penelitian ini maka keabsahan penelitian lebih

terjamin karena disertai bukti-bukti dalam melakukan pengumpulan data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada

natural setting (kondisi alamiah) sumber data primer. Teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation),

wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi (Sugiyono, 2007 :

309). Data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa kata-kata, tindakan dan

dokumen, situasi, dan peristiwa yang dapat diobservasi. Nasution (2003:56)

mengatakan bahwasumber data yang dimaksud adalah :

“Kata-kata diperoleh secara langsung atau tidak langsung melalui wawancara, dan observasi. Dokumen berupa kurikulum, satuan pembelajaran, rencana pelajaran, buku paket, dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Situasi yang berhubungan dengan kegiatan subjek penelitian dan masalah penelitian seperti dalam proses belajar mengajar, situasi belajar di perpustakaan dan situasi di lingkungan sekolah”

Sumber dan teknik pengumpulan data penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum

Condong Kota Tasikmalaya ini dilakukan melalui beberapa teknik seperti:

observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi dan

triangulasi/gabungan.

1. Pengumpulan Data dengan Obervasi

Menurut Sugiyono (2007 : 145) teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Selanjutnya Faisal (1990) mengklarifikasikan observasi menjadi observasi

partisipasi (participant observation), observasi yang secara terang terangan atau

tersamar (overt observation and cover observation), dan observasi yang tak

berstruktur (unstructured observation). Terkait dengan hal tersebut di atas, maka

dalam penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya ini

observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipasif, dimana peneliti

(14)

aktivitas semua komponen sekolah, namun peneliti tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut. Observasi dilakukan untuk mengamati dua proses utama yang

menjadi pokok permasalahan penelitian yaitu :

1. Mengamati secara langsung proses pembelajaran sejarah berbasis nilai

religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik. Observasi

dimulai dengan telaah dokumen perangkat pembelajaran yang dimiliki

guru sejarah, kemudian implementasi proses pembelajaran dimulai dari

apersepsi, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Dalam kegiatan ini

observasi ditujukan kepada semua peserta didik dan guru sejarah. Adapun

guru sejarah yang diobservasi adalah bapak T pada hari senin tanggal 6

April 2015 di kelas XI IPS lanjutan A, XI IPS intensif A, XI IPA lanjutan

A dan XI IPA lanjutan B. Guru kedua yang diobservasi dalam proses

pembelajaran adalah ibu R pada selasa tanggal 7 April 2015 di kelas X IPS

intensif B.

2. Mengamati aktualisasi solidaritas sosial baik di dalam dan luar kelas serta

di kehidupan keseharian peserta didik di lingkungan sekolah. Observasi

dilakukan terutama untuk melihat penerapan nilai religi yaitu : ta’awun

(tolong-menolong), ukhuwah (persaudaraan) dan ittihad (persatuan).

Dalam kegiatan ini observasi ditujukan kepada peserta didik sebagai objek

utama dan komponen sekolah lainnya sebagai objek pendukung. Observasi

mengenai aktualisasi solidaritas sosial peneliti lakukan kurang lebih

selama 5 bulan dari tanggal 18 Februari 2015 sampai 20 Juni 2015 dengan

pemilihan hari dan waktu disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini

disebabkan karena sekolah yang peneliti observasi menerapkan sistem

pembelajaran terpadu selama 24 jam (pesantren). Supaya lebih akurat

penulis melakukan observasi pada siang ataupun malam hari, baik hari

efektif belajar (Sabtu-Kamis) maupun hari libur (Jumat).

Sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian,

pelaksanaan observasi tentunya memberikan manfaat yang cukup besar bagi

peneliti dalam upaya mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal ini, menurut

(15)

1. Peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan

situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik

(menyeluruh),

2. Diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti

menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau

pandangan sebelumya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan

melakukan penemuan atau discovery,

3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,

khusunya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara,

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak akan terungkapkan oleh

responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi

karena dapat merugikan nama lembaga,

5. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga

peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif,

6. Peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga

memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial

yang diteliti.

2. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendialogkan dan menggali

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, baik wawancara terstruktur dengan

bantuan pedoman wawancara maupun yang tidak terstruktur. Wawancara

terstruktur dilakukan untuk memperoleh data tentang implementasi pembelajaran

sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik

dan problematika yang dihadapi. Sedangkan wawancara tidak terstruktur

dilakukan untuk memperoleh data dari beberapa informan kunci untuk

melengkapi data tersebut diatas dengan pertanyaan yang bersifat menggali

pengetahuan informan.

Penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi partisipasif

dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga

(16)

pengumpulan data di atas telah dikembangkan menjadi instrumen pengumpulan

data berupa pedoman-pedoman, meliputi: pedoman wawancara untuk guru

sejarah, peserta didik, kepala sekolah, ketua yayasan, stakeholderdan pedoman

observasi proses pembelajaran sejarah.

Adapun pertanyaan yang diajukan peneliti kepada informan berbeda satu

sama lain karena disesuaikan dengan informasi yang ingin peneliti dapatkan.

Untuk guru sejarah secara garis besar meliputi semua pertanyaan penelitian yaitu:

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi

2. Implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk

mengembangkan solidaritas sosial peserta didik

3. Aktualisasi solidaritas sosial peserta didik

Untuk peserta didik secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu :

1. Proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi

2. Aktualisasi solidaritas sosial dalam kehidupan sehari-hari disekolah baik

di dalam maupun luar kelas

3. Keterkaitan antara pembelajaran sejarah berbasis nilai religi dengan

pengembangan solidaritas sosial peserta didik

Untuk kepala sekolah secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu :

1. Kebijakan secara umum mengenai pembelajaran semua mata pelajaran

berbasis nilai religi

2. Pola pengasuhan peserta didik

3. Rencana strategis pengembangan sekolah

Untuk ketua yayasan secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu :

1. Sejarah berdirinya sekolah

2. Pola hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar

Untuk stakeholder (orang tua dan masyarakat sekitar) secara garis besar

pertanyaan yang diajukan yaitu :

1. Motivasi menyekolahkan anak ke SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong

Kota Tasikmalaya

2. Harapan bagi anak untuk masa depan

(17)

3. Pengumpulan Data dengan Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dalam metode observasi dan

wawancara pada penelitian kualitatif. Lincon dan Guba, (1985: 276-277)

mengatakan bahwa dokumentasi dan catatan digunakan sebagai pengumpulan

data didasarkan pada beberapa hal yakni:

1. Dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena mudah

diperoleh dan relatif lebih murah.

2. Merupakan informasi yang mantap baik dalam pengertian merefleksikan

situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang tanpa melalui

perubahan didalamnya.

3. Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya.

4. Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang

menggambarkan kenyataan formal.

5. Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan non

kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atau perlakuan kepada

peneliti.

Dalam penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota

Tasikmalaya ini, dokumen yang peneliti perlukan adalah dokumen-dokumen

resmi sekolah maupun guru sejarah berupa profil sekolah, tujuan, visi dan misi,

serta rencana pelaksanaan pembelajaran sejarah. Selain itu studi dokumentasi

yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan tentang

pembelajaransejarah dalam bentuk buku, jurnal, dan artikel. Tulisan tentang nilai

religi, solidaritas sosial, etnografi baik berupa penelitian terdahulu maupun artikel

serta peraturan kebijakan tentang pendidikan sejarah. Media massa juga dijadikan

sebagai bahan studi dokumentasi terutama media cetak maupun online. Hasil studi

dokumentasi dan kepustakaan ini dikembangkan sebagai deskripsi penelitian dan

diinterpretasikan sehingga mencapai sebuah kesimpulan.

E.Teknik Analisis Data

(18)

(1992) bahwa”… the ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them from the beginning”. Yang artinya, model ideal dari

pengumpulan data dan analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak

awal.

Pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang penelitian itu dan secara

terus menerus mulai dari tahap pengumpulan data sampai akhir. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini tidak akan memberikan makna yang berarti apabila

tidak dianalisis lebih lanjut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman (1992: 20) bahwa analisa data kualitatif merupakan upaya berlanjut,

berulang dan terus menerus. Dengan demikian analisis yang dimaksud merupakan

kegiatan lanjutan dari langkah pengumpulan data, dalam hal ini peneliti mencoba

memberikan penafsiran terhadap keseluruhan temuan hasil penelitian yang di

dasarkan pada kerangka teoritik yang menyangkut dengan pembelajaran sejarah

berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik.

Penafsiran yang dilakukan tujuannya untuk mendapatkan sebuah gambaran

permasalahan dalam penelitian kemudian mempunyai pemahaman dari hasil

analisis dengan berbagai penjelasan, perbandingan/komparatif, sebab akibat serta

deskriptif. Menurut Miles dan Huberman (1992 : 20) mengemukakan bahwa

aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam

analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion :

(19)

Gambar Model Interaktif dalam Analisis Data

(Miles dan Huberman 1992 :23-27)

1. Data Reduction ( Reduksi Data)

Adapun data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin

lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan selanjutnya,

mencari bila diperlukan.

Reduksi data dapat dibantu dengan berbagai perlatan elektronik seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Kemudian

dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.

Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau

peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang

asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan

perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Reduksi data merupakan suatu

proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta

kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam Data

collection

Data reduction

Data display

(20)

melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang

dipandang ahli. Melalui reduksi data, maka wawasan peneliti akan berkembang,

sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan

pengembangan teori yang signifikan

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai

berikut: pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya yang masih bersifat mentah/kasar ke dalam bentuk yang

lebihmudahdipahamsepertimentranskriphasil wawancaradengan informan dari alat

perekam ke komputer. Kedua, peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu hasil

dokumentasi berupa foto-foto proses pembelajaran sejarah ke dalam bentuk

kata-kata sesuai apa adanya di lapangan. Ketiga, peneliti membuat kalimat dalam

bentuk deskripsi dan membuang data yang peneliti anggap tidak perlu.

Selanjutnya, peneliti memfokuskan tiga jenis data dokumentasi, observasi, dan

wawancara pada tiga kategori berdasarkan tujuan penelitian antara lain :

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

2. Implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

3. Gambaran aktual mengenai pengembangan solidaritas sosial pada peserta

didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

hal ini Miles and Huberman (1992) menyatakan ”the most frequent from of

display data for qualitative research data in the has been narrative text”. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

(21)

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk

uraiansingkat yang bersifat naratif. Adapun pola penyajian data ini akan

disajikan dalam 3 kategori yang terdiri dari:

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi. Dalam tahap ini

peneliti mendeskripsikan persiapan guru dalam melaksanakan proses

pembelajarannya.

2. Implementasi. Dalam tahap ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi. Pertama, dalam tahap perencanaan merupakan langkah awal bagi

gurudalam mempersiapkan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi.

Dengan demikian, tahap perencanaan ini akan menentukan keberhasilan

tahap pelaksanaan. Kedua,pada tahap pelaksanaan peneliti

mendeskripsikan tentang proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi

yang terjadi di dalam kelas. Ketiga,pada tahap evaluasi ini peneliti

mencoba merinci perubahan-perubahan yang terjadi setelah

dilaksanakannya pembelajaran sejarah berbasis nilai dalam prilaku

keseharian peserta didik terutama yang berkaitan dengan solidaritas sosial.

3. Gambaran aktual mengenai pengembangan solidaritas sosial pada peserta

didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

Dalam tahap ini peneliti mendeskripsikan aktualisasi pelaksanaan

solidaritas sosial dalam pola prilaku keseharian.

3. Conclution Drawing/Verification

Kemudian langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman (1992 : 27) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsistenan saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ada sejak awal merupakan

suatu kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak

(22)

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Selanjutnya analisis data yang dilakukan secara bertahap, data diperoleh

selama proses pembelajaran sejarah dan aktualisasi solidaritas sosial melalui

observasi dan wawancara dianalisis. Nasution (2003 : 126) menyatakan analisis

data telah dimulai sejak merumuskan serta menjelaskan masalah, sebelum terjun

ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam

penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan

bersamaan dengan pengumpulan data, namun dalam kenyataannya, analisis data

kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai dalam

pengumpulan data. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Berdasarkan datayang dirumuskan tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi

secara berulang-ulang dengan menggunakan triangulasi, sehingga dapat

disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Apabila ternyata

hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Analisis

data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Dalam penelitian kualitatif,

data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan

data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus

sampai datanya jenuh. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif

(walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang

digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami

kesulitan dalam melakukan analisis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Miles dan

Huberman (1992 : 2), bahwa ” The most serious and central difficulty in the use of

qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling

serius dan sulit dalam anlisis data kualitatif karena metode analisis belum

dirumuskan baik. Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Nasution

(23)

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Kemudian analisis data kualitatif, menurut Bogdan dan Bikllen (1982 :

157) menyatakan bahwa “Data analysis is the process of systematically searching

and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you

accumulate to increase your own understanding of them and enable you to

present what you have discovered to others”. Analisis data adalah proses

pencarian dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah

dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisirkan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.Adapun data yang dianalisis

dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Wawancara. Data ini penulis peroleh dari hasil wawancara terhadap

peserta didik, guru, dan kepala sekolah dalam bentuk tulisan dan rekaman.

Selanjutnya hasil rekaman tersebut dipindahkan ke laptop/komputer untuk

memudahkan peneliti dalam menganalisisnya guna keperluan penelitian

ini.

2. Dokumentasi. Data ini berupa foto atau rekaman video pada saat proses

pembelajaran sejarah berbasis nilai religi berlangsung di kelas dan

gambaran aktualisasi solidaritas sosial peserta didik dalam pola prilaku

(24)

3. Catatan lapangan.Data ini berupa tulisan peneliti pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung serta pola prilaku keseharian di lingkungan

sekolah.

4. Studi kepustakaan. Data ini diperlukan guna mencari informasi mengenai

pembelajaran sejarah berbasis nilai religi dan solidaritas sosial

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur dan tahapan penelitian dimaksudkan sebagai serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang diarahkan pada upaya mencapai tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, prosedur dan tahapannya dimulai sejak peneliti

melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan perumusan hasil

akhir penelitian berupa kesimpulan hasil temuan di lapangan dan pembahasan.

Penelitian dengan metode etnografi menghendaki peneliti terlibat langsung dalam

kegiatan penelitian untuk melakukan observasi partisipasi, wawancara mendalam

serta mempelajari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Di sini peneliti menjadi instrumen utama agar dapat mengumpulkan data seotentik

mungkin. Prosedur penelitian dilakukan menggunakan prinsip-prinsip kerja

penelitian kualitatif dimana antara proses pengumpulan data dan analisis datanya

dilakukan secara simultan.

Tahap persiapan, yang dilakukan peneliti adalah merumuskan masalah,

merumuskan tujuan penelitian, dan menghimpun berbagai teori yang diperlukan,

melakukan prasurvey tentang kondisi lapangan yaitu SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya, menetapkan informan kunci yaitu guru sejarah, peserta didik, kepala sekolah, dan selanjutnya peneliti menyusun

pedoman observasi dan wawancara. Pada tahap pelaksanaan peneliti mulai

menggunakan instrumen wawancara terbuka, dan sekaligus melakukan observasi

terstruktur yang aspek-aspeknya sama antara konten wawancara dengan konten

observasi. Demikian halnya dengan teknik dokumentasi dilakukan seiring dengan

(25)

Pada tahap pelaksanaan peneliti mengumpulkan data, dengan

menggunakan panduan wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti sesuai

dengan fokus penelitian. Bersamaan dengan proses wawancara yang sedang

berjalan peneliti tidak lepas dari kegiatan pengamatan terhadap segala sesuatu

yang terjadi di sekitar lingkungan penelitian. Setelah proses pengumpulan data

dianggap cukup memadai, proses berikutnya peneliti melakukan reduksi data.

Dalam tahap ini data yang dianggap kurang relevan dibuang agar tidak

mengacaukan. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data hasil penelitian.

Tahap analisis dan interpretasi data merupakan kegiatan penelitian yang

dimulai dengan penyusunan materi-materi mentah dan pengambilan suatu tinjauan

mendalam atau gambaran dari proses penelitian secara keseluruhan. Data yang

diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, akan dianalisis dan

dideskripsikan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan tujuan yang

diinginkan. Dengan kata lain, analisis terfokus untuk menjawab masalah yang

diajukan di bagian permasalahan, dan akhirnya sampai pada suatu conclusions

Gambar

Gambar Model Interaktif dalam Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan contoh kalimat di  atas,  ternyata bentuk  ulang yang bukan kata 

Penelitian ini mengenai preferensi merek konsumen produk shampoo sunsilk dan sejauh mana preferensi merek tersebut dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap produk shampoo

PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT DI THE PREMIERE HOTEL KOTA PEKANBARU.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sistem ini akan mengoptimasi panjang jalur listrik di Univeritas Sumatera Utara menggunakan dua buah algoritma pohon merentang minimum Bor vka dan Prim yang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Diisi benda-benda yang merupakan kesatuan dengan tanah yang secara tegas diikutsertakan sebagai obyek Hak Tanggungan, sebagai ternyata dalam Akta Pemberian Hak Tang-gungan. 6)

 Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap sinyal EMG yang direkam pada 8 titik otot (otot Deltoid1, otot Deltoid2, otot Infraspinatus, otot Supraspinatus, otot Teres Major,

Dari analisis tersebut diharapkan kinerja simpang tak bersinyal di simpang Klayatan Gang 3 yang berdasarkan ukuran- ukuran kinerja, kita bisa menemukan solusi agar