• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL WARJAN KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARTIKEL WARJAN KEBUMEN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM

MELALUI PEMBIMBINGAN INTENSIF

Oleh : Warjan

Pengawas Dikmen Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen

Contact person : HP. 085227190415, e-mail : warjan_wasdik@yahoo.com

ABSTRACK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembimbingan intensif mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM. Penelitian ini mengambil subjek guru-guru SMP Negeri 1 Padureso Kabupaten Kebumen tahun 2010 yang berjumlah 11 orang. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan melalui dua siklus yang diawali oleh kondisi atau refleksi awal. Untuk mengumpulkan data tentang kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM dan hasil pembimbingan digunakan metode dokumentasi, pengamatan (observasi) dan wawancara. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM mengalami peningkatan dari rata-rata 2,4 sebelum pembimbingan menjadi rata 2,76 setelah pembimbingan pertama dan meningkat lagi menjadi rata-rata 2,97 setelah pembimbingan kedua. Sedangkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM juga menunjukkan adanya peningkatan dari rata-rata 2,4 sebelum pembimbingan kemudian meningkat menjadi rata-rata2,78 setelah pembimbingan pertama dan meningkat lagi menjadi 3,03 setelah pembimbingan kedua. Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembimbingan yang dilakukan peneliti mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM dan dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Hal ini tentu saja bukan karena adanya tindakan pembimbingan semata melainkan juga adanya semangat dan kemauan yang kuat dari para guru untuk meningkatkan dirinya

Key Word : Pembelajaran, PAIKEM, pembimbingan

Guru merupakan ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garda paling depan dalam penyelenggaraan pendidikan. Melalui guru penanaman nilai-nilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang relevan dengan kekinian dan masa depan dapat berlangsung. Dengan demikian guru memiliki posisi yang sentral dan strategis dalam pendidikan.

(2)

atau yang sering disingkat PAIKEM. Dengan kegiatan pembelajaran yang demikian diharapkan guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking).

Akan tetapi, dalam kenyataanya masih banyak dijumpai guru-guru yang menempatkan dirinya sebagai penyampai materi pelajaran sehingga kegiatan pembelajaran tak ubahnya hanya sebagai sarana untuk “transfer of knowledge”, sementara penanaman nilai-nilai dan pembentukan kepribadian kurang mendapat perhatian. Demikian halnya yang terjadi di SMP Negeri 1 Padureso Kabupaten Kebumen. Berdasarkan hasil supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah, sebagian besar guru di sekolah tersebut masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Mereka kurang mengembangkan metode mengajar yang bervariasi sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton dan menjenuhkan, komunikasi lebih banyak terjadi satu arah dan keterlibatan siswa masih kurang.

Untuk mengatasi kondisi yang demikian, guru harus dibekali dengan kemampuan dalam memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah melalui mata-mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini peran pengawas sebagai pembina dan pembimbing para guru tentu sangat dibutuhkan. Pengawas tidak hanya berperan sebagai resources person atau konsultan, bahkan secara kolaboratif dapat bersama-sama dengan guru melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(3)

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan diadakan pembinaan terprogram yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Pengawas sekolah merupakan salah satu unsur tenaga kependidikan yang memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan dan peningkatan mutu pendidikan formal karena pengawas sekolah memiliki tugas pokok melakukan penilaian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik dari sisi manajerial maupun akademik.

Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan pengawas sekolah dalam membimbing guru adalah meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

Pembelajaran PAIKEM ini sejalan dengan tuntutan dari pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi yang tengah diterapkan di sekolah saat ini. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

Dengan Pembelajaran PAIKEM diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis dan berfikir kreatif (critical dan creative thinking). Itulah sebabnya akan menarik jika dilakukan penelitian tentang tindakan pengawas dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis PAIKEM.

Atas dasar kondisi yang demikian itulah, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang perlunya tindakan pembimbingan bagi para guru guna meningkatkan kemampuan mereka dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM.

(4)

penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran guru akan pentingnya meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi kepala sekolah dapat memberikan masukan perlunya melakukan supervisi kunjungan kelas secara terprogram dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan Bagi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam merumuskan kebijakan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran

Pembelajaran PAIKEM

Menurut Munandar (1992) dalam Hamzah B. Uno (2007 : 81), proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Sebagai suatu sitem, proses belajar saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

Atas dasar pengertian tersebut, scara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode pembelajaran ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada serta efektifitas pencapaian tujuan. Dengan demikian kepiawaian guru dalam memilih dan mengembangkan metode sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Sesuai dengan singkatannya, pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi (Depdiknas, 2010 : 23.

(5)

diperbuat/dipikirkan : “mengapa demikian?”, “apakah hal itu berlaku untuk …?”, untuk perbaikan gagasan/makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang lahirkan gagasan baru. Atas dasar karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2010 : 24).

Pembimbingan

Berdasarkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah, salah satu kompetensi akademik yang harus dimiliki pengawas adalah membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembela-jaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pe-lajaran di sekolah/madrasah, serta. membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bim-bingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengem-bangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah (Depdiknas, 2008 : 5).

Secara terminologis, pembimbingan atau pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama yang berwujud layanan professional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah atau Pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar (Hamzah B. Uno, 2007 : 169).

Dalam konteks kepengawasan, pembinaan guru merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan supervisi pendidikan. Atas dasar itu maka pembimbinhan guru dalam supervisi mengandung pengertian :

1. Serangkaian

bantuan yang berwujud layanan professional

2. Layanan

(6)

3. Maksud layanan tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai.

Berkaitan dengan penerapan pembelajaran berbasis PAIKEM, tugas pengawas adalah melakukan pembimbingan kepada para guru mengenai bagaimana menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis PAIKEM dan melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM. Agar kegiatan pembimbingan ini dapat berjalan secra efektif maka perlu diprogram secara sistematis.

Adapun langkah kegiatan pembimbingan yang dilakukan pengawas sekolah adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pemahaman terhadap guru mengenai konsep dasar pembelajaran berbasis PAIKEM.

2. Melaksankan pembimbingan terhadap guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM.

3. Melaksanakan pembimbingan terhadap guru cara melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAIKEM.

4. Melaksanakan pemantauan terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAIKEM.

5. Bersama guru mengadakan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran berbasis PAIKEM.

Kerangka Berfikir

(7)

Akan tetapi, dalam kenyataanya masih banyak dijumpai guru-guru yang menempatkan dirinya sebagai penyampai materi pelajaran sehingga kegiatan pembelajaran tak ubahnya hanya sebagai sarana untuk “transfer of knowledge”. Sementara itu, penanaman nilai-nilai dan pembentukan kepribadian kurang mendapat perhatian. Akibatnya peserta didik hanya menguasai sebagian materi pelajaran tetapi tidak dalam pengertian menguasai sejumlah kompetensi sebagaimana diharapkan oleh kurikulum. Pembelajaran lebih mengarah pada pencapaian kemampuan kognitif dan kurang menyentuh pada persoalan-persoalan yang berada di ranah afektif dan psikomotorik.

Untuk mengatasi kondisi yang demikian, guru harus dibekali dengan kemampuan dalam memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah melalui mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini peran pengawas sebagai pembina dan pembimbing para guru tentu sangat dibutuhkan. Pengawas tidak hanya berperan sebagai resources person atau konsultan, bahkan secara kolaboratif dapat bersama-sama dengan guru melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Salah satu persoalan yang dihadapi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran adalah minimnya wawasan atau pengetahuan para guru dalam melakukan inovasi kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai secara optimal. Secara umum para guru masih menggunakan cara-cara konvensional dalam proses pembelajaran terutama dengan metode ceramah dengan variasi tanya jawab atau diskusi yang kurang terprogram. Akibatnya peserta didik lebih banyak menerima informasi dari guru tanpa kesempatan aktifitas dan kreatifitas yang optimal.

(8)

tugas pokok melakukan penilaian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik dari sisi manajerial maupun akademik.

Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan pengawas sekolah adalah melakukan pembimbingan terhadap guru dalam rangka meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan begitu guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran melalui penerapan konsep PAIKEM.

Metode

Penelitian ini mengambil subjek penelitian guru SMP Negeri 1 Padureso tahun 2010 yang berjumlah 11 orang. Mereka akan mendapat treatment berupa bimbingan agar terjadi peningkatan kemampuan untuk menerapkan pembelajaran PAIKEM. Adapun pelaksanaan tindakannya dilakukan melalui dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari : perencanaan, pelaksanaan, pengamatanpara dan refleksi. Pada setiap siklus guru mendapat bimbingan dari peneliti untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis PAIKEM dan setelah itu mereka melaksanakan pembelajaran PAIKEM sesuai rencana yang telah disusun.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian digunakan teknik dokumentasi, pengamatan dan wawancara. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Setelah data terkumpul kemudian diadakan analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut kemudian dirata-rata dan diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu : (1) = kurang, (2) =cukup, (3) = baik, dan (4) amat baik.

Hasil Penelitian

(9)

kegiatan, yaitu menyusun RPP berbasis PAIKEM dan melaksanakan pembelajaran PAIKEM. Atas dasar kegiatan pembimbingan tersebut dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut :

Kondisi Awal

Kegiatan penelitian dimulai dari hasil supervisi kepala sekolah yang menatakan bahwa rata-rata guru SMPN 1 padureso belum menerapkan pembelajaran PAIKEM. Ini ditunjukan oleh nilai rata-rata hasil supervisi akademik sebesar 2,4. Atas dasar kondisi yang demikian maka peneliti melakukan kegiatan pembimbingan kepada para guru mengenai pembelajaran PAIKEM. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penilaian dan pengamatan terhadap guru terkait dengan penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Adapun hasilnya dapat dikemukakan seperti berikut :

Siklus I

Setelah diadakan penilaian terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM digunakan penilaian terhadap RPP dengan Instrumen lembar penilaian yang telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan penilaian terhadap RPP yang disusun oleh guru diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan guru dalam penyusunan RPP berbasis PAIKEM sebesar 2,76.

2. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis PAIKEM

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM dilakukan dengan cara observasi oleh kepala sekolah terhadap guru dalam mengajar. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai kolaboran melakukan pengamatan untuk membantu peneliti dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan pengamatan terhadap para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM sebesar 2,78.

(10)

Dengan memperhatikan hasil refleksi antara peneliti bersama kepala sekolah dan guru, peneliti berkesimpulan perlunya untuk mengadakan perbaikan dalam tindakan pembimbingan terhadap guru. Dengan harapan akan terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan pembelajaran PAIKEM.

Setelah diadakan penilaian terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM digunakan penilaian terhadap RPP dengan Instrumen lembar penilaian yang telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan penilaian terhadap RPP yang disusun oleh guru diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan guru dalam penyusunan RPP berbasis PAIKEM sebesar 2,97.

2. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran PAIKEM

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM dilakukan dengan cara observasi oleh kepala sekolah terhadap guru dalam mengajar. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai kolaboran melakukan pengamatan untuk membantu peneliti dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan pengamatan terhadap para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM sebesar 3,03.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pembimbingan untuk setiap tahapnya maka dapat tunjukkan pada tabel berikut :

Kemampuan Guru 2,4 2,76 2,78 2,97 3,03

(11)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM mengalami peningkatan dari rata-rata 2,4 sebelum pembimbingan menjadi rata 2,76 setelah pembimbingan pertama dan meningkat lagi menjadi rata-rata 2,97 setelah pembimbingan kedua. Sedangkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM juga menunjukkan adanya peningkatan dari rata-rata 2,4 sebelum pembimbingan kemudian meningkat menjadi rata-rata2,78 setelah pembimbingan pertama dan meningkat lagi menjadi 3,03 setelah pembimbingan kedua.

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembimbingan yang dilakukan peneliti mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM dan dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Hal ini tentu saja bukan karena adanya tindakan pembimbingan semata melainkan juga adanya semangat dan kemauan yang kuat dari para guru untuk meningkatkan dirinya

Atas dasar hasil penelitian nampak bahwa kegiatan pembimbingan sebagai tugas pokok pengawas sekolah sangat diperlukan . Hal ini diakui oleh para guru karena untuk memenuhi kebutuhan guru, terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang merupakan tugas utama guru diperlukan adanya bantuan profesional dari pengawas. Para guru mernyadari bahwa mereka merasa belum optimal dalam upaya memberdayakan pembelajaran. Karena itu mereka berharap adanya pembinaan yang terus menerus agar mereka dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara optimal.

Keadaan itu sangat beralasan karena guru merupakan ujung tombak dari kegiatan pembelajaran. Dalam posisi seperti itu, para guru perlu terus dibimbing agar dapat mengembangkan kompetensinya secara optimal dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Hal ini penting karena untuk meningkatkan mutu pendidikan pada dasarnya harus berfokus pada kegiatan pembelajaran yang merupakan jantungnya pendidikan.

(12)

guru yang cukup signifikan antar a sebelum dan sesudah pembimbingan. Oleh karena itu model pembimbingan semacam itu dapat dijadikan model bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan pembimbingan akademik terhadap guru.

Terkait dengan program kepengawasan, jika selama ini program-programnya lebih banyak diwarnai oleh supervisi manajerial, dengan memaknai hasil penelitian ini maka pengawas sekolah perlu mengubah orientasi dan prioritas ke arah supervisi akademik. Bagaimana pun harus disadari bahwa meningkatkan mutu pendidikan harus difokuskan pada peningkatan mutu pembelajaran, dengan guru sebagai pelaku utamanya. Implikasinya, pengawasan akademik mestinya lebih dominan dan menjadi prioritas dibandingkan pengawasan manajerial.

Kesimpulan dan saran

Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat simpulkan bahwa pembimbingan yang dilakukan secara intensif terbukti mampu meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 1 Padureso dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM. Selain menggairahkan, model pembelajaran ini juga mampu melibatkan aktifitas siswa secara optimal dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan keleluasan kepada mereka untuk mengaktualisasikan potensi yang mereka miliki. Dengan demikian kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking) di kalangan siswa dapat dikembangkan lebih optimal.

Guna keperluan pemantauan pelaksanaan pembelajaran, pembimbingan model ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi akademik di sekolahnya.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM pada skala yang lebih luas maka disarankan agar pihak-pihak yang terkait, terutama kepala sekolah, pengawas sekolah dan pembina lainnya dapat ikut mengembangka model pembimbingan seperti ini sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

(13)

Tanpa nama. (2008). Penyusunan Program Pengawas Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Tanpa nama. (2009). Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Uno, H. (2007). Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta :Bumi Aksara.

(14)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU

DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM

MELALUI PEMBIMBINGAN INTENSIF

Oleh WARJAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

(15)

Gambar

tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini adalah untuk mengetahui efek asam sitrat sebagai sumber asam dan natrium bikarbonat sebagai sumber basa, atau interaksi keduanya yang dominan dalam menentukan

Biaya kualitas dapat didefinisikan dengan sangat beragam, tetapi secara umum biaya kualitas adalah biaya – biaya yang terlihat maupun biaya – biaya yang tidak terlihat

Jika kedua fasa tersebut adalah zat cair yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair.Partisi adalah keadaan kesetimbangan keberhasilan pemisahan sangat tergantung

A fehérnyár-ligetek ( Senecioni sarracenici-Populetum albae : Kevey 2008: 22. táblázat) és a tölgy-kőris-szil ligetek fehér nyáras konszociációjának ( Pimpinello..

Gerakan yang menempatkan tubuh dan pikiran dalam garis sumbu simetri yang sesuai dengan harmonisasi alam sehingga mengaktifkan energi Sampai sekarang ini, gerakan

Hasil penelitian menunjukkan input dan proses sudah sesuai, namun terdapat aspek yang tidak sesuai dengan pedoman PPIA dan TIPK yaitu pada input sebagian

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa pengalaman petani responden dalam menjalankan usahatani jagung untuk Kecamatan Labangka (lahan kering) lebih tinggi dibandingkan

Tidak hanya itu, dalam hal ini juga seperti yang dikemukaan oleh bapak Sairi selaku krani 1 humas PT Perkebunan Nusantara (PTPN V) Sei- Tapung ditemukannya