• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergub Nomor 61 Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pergub Nomor 61 Tahun 2013"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

DARI PEMERINTAH PROVINSI KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA DAN PEMERINTAH DESA DI PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan urusan pemenntahan melalui mekanisme tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, perlu disusun Mekanisme Penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

b. bahwa ketentuan Pasal 39 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa, mengamanatkan agar ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penyelenggaraan Tugas Pembantuan Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa diatur dengan Peraturan Gubernur;

(2)

Bangka Belitung tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan barang milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

(3)

Indonesia Nomor 5107), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209);

7. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 40);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal I

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau

Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah;

3. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelengaraan pemerintahan desa; 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang

(4)

pemerintahan dibidang tertentu daerah provinsi; 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota,

yang selanjutnya disebut SKPD Kabupaten/Kota adalah organisasi/lembaga pada pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang tertentu daerah Kabupaten/Kota;

6. Tugas Pembantuan Provinsi selanjutnya disebut TP Provinsi adalah penugasan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa, untuk melaksanakan sebagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi;

7. Dana Tugas Pembantuan Provinsi adalah dana yang berasal dari dana APBD Provinsi yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa;

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ,yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

9. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disebut RKA-SKPD, adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah yang merupakan penjabaran dari rencana kerja pemerintah daerah dan rencana kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah;

(5)

singkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah;

12. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD; 13. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya

disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya;

14. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/ bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran;

15. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja Iainnya danpembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK; selanjutnya disingkat SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga; 18. Tim Koordinasi Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan Provinsi yang selanjutnya disebut Tim DKTP Provinsi adalah Tim yang membantu Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan di Provinsi dan tugas pembantuan di Kabupaten/Kota dan Desa;

(6)

penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota dan Desa.

BAB II

PRINSIP PENYELENGGARAAN Pasal 2

(1) Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan sebagian urusan yang menjadi kewenangannya berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. (2) Penyelenggaraan Tugas Pembantuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penugasan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. (3) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan.

Pasal 3

(1) Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berdasarkan prosedur dan kriteria yang diatur dengan Peraturan Gubernur.

(2) Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit tujuan, sasaran, ruang lingkup kegiatan, penunjukkan SKPD pelaksana, pelaporan dan pertanggungjawaban serta pembinaan dan pengawasan.

Pasal 4

(1) TP Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh SKPD Kabupaten/Kota yang mempunyai bidang tugas dan fungsi sama dengan SKPD Provinsi.

(7)

(3) Unit pada Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati/ Walikota setelah mendapatkan masukan dari Tim TP Kabupaten/Kota.

Pasal 5

(1) TP Provinsi kepada Pemerintah Desa dilaksanakan oleh perangkat desa.

(2) Pelaksanaan TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh camat.

Pasal 6

(1) TP Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Pemerintah Provinsi. (2) TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memperhatikan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, efisiensi dan keserasian pembangunan nasional serta pembangunan daerah.

BAB III

TATACARA PENUGASAN Pasal 7

(1) Pemerintah Provinsi memberitahukan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa mengenai lingkup sebagian urusan Pemerintah Provinsi yang akan ditugaskan pada tahun anggaran berikutnya segera setelah Kebijakan Umum Anggaran serta Penetapan Plafon Anggaran Sementara disepakati antara Gubernur dan DPRD Provinsi.

(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dalam menyusun perencanaan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(8)

Lingkup TP Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 diatur dengan Peraturan Gubernur setelah mendapat masukan dari Tim Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi.

BAB IV

TATA CARA PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu

TP Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Pasal 9

(1) Bupati/Walikota dibantu oleh Tim TP Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan TP Provinsi dengan melakukan:

a. sinkronisasi sebagian urusan pemerintahan yang ditugaskan dengan penyelenggaraan urusan Pemerintah Kabupaten/Kota;

b. penyiapan SKPD Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan program dan kegiatan tugas pembantuan; dan

c. koordinasi, pengendaUan, pembinaan, pengawasan, dan pelaporan kegiatan tugas pembantuan di Kabupaten/Kota.

(2) Bupati/Walikota memberitahukan kepada DPRD Kabupaten/Kota berkaitan.

Pasal 10

Penyelenggaraan TP Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) berdasarkan pada pedoman, kriteria, dan kebijakan Pemerintah Provinsi, serta memperhatikan keserasian, kemanfaatan, kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, dan pembangunan di Kabupaten/Kota.

Bagian Kedua

TP Provinsi kepada Pemerintah Desa Pasal 11

(9)

Kecamatan, serta Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan penyelenggaraan TP Provinsi. (2) Kepala Desa dalam menyelenggarakan TP Provinsi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan pedoman, kriteria dan kebijakan Pemerintah Provinsi.

(3) Camat atau dengan sebutan lainnya mengkoordinasikan semua penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Desa.

BAB V

TATA CARA PENGHENTIAN PENUGASAN Pasal 12

(1) Gubernur menghentikan TP Provinsi dengan Keputusan Gubernur setelah mendapat masukan dari Tim Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi dengan tembusan kepada DPRD Provinsi. (2) Gubernur memberitahukan kepada Bupati/Walikota

dan Kepala Desa rencana penghentian TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan surat Gubernur yang ditembuskan kepada DPRD Provinsi.

Pasal 13

Penghentian TP Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilakukan berdasarkan:

a. urusan pemerintahan daerah tidak dapat dilanjutkan karena pemberi penugasan mengubah kebijakan;

b. pelaksanaan urusan pemerintahan daerah tidak sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau

c. penerimaan penugasan mengusulkan untuk dihentikan sebagian atau seluruhnya apabila terjadi kejadian luar biasa yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pekerjaan.

BAB VI

PENGELOLAAN DANA TUGAS PEMBANTUAN Bagian Kesatu

(10)

Pasal 14 TP Provinsi dianggarkan dalam APBD.

Pasal 15

Anggaran TP Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dialokasikan setelah adanya penugasan sebagian urusan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota dan/ atau Pemerintah Desa.

Pasal 16

Proses perencanaan dan penganggaran dana TP Provinsi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pasal 17

Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 digunakan untuk:

a. melakukan pemantauan dan evaluasi dana TP Provinsi oleh Tim Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi; dan

b. merumuskan kebijakan pengelolaan keuangan TP Provinsi.

Bagian Kedua Perangkat Pengelola

Pasal 18

(1) Gubernur melimpahkan kewenangan penetapan perangkat pengelola keuangan kepada Bupati/Walikota dalam penyelenggaraan TP Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

(11)

(3) Penetapan perangkat pengelola keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan Keputusan Bupati/Walikota.

Pasal 19

(1) Gubernur melimpahkan kewenangan penetapan perangkat pengelola keuangan kepada Kepala Desa dalam penyelenggaraan TP Provinsi kepada Pemerintah Desa.

(2) Perangkat pengelola keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar, dan Bendahara Pengeluaran.

(3) Penetapan perangkat pengelola keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan Keputusan Kepala Desa dan ditembuskan kepada Camat.

Bagian Ketiga

Penyaluran dan Pelaksanaan Pasal 20

(1) Dalam penyelenggaraan TP Provinsi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, bendahara pengeluaran pada SKPD yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota untuk melaksanakan TP Provinsi membuka rekening pada bank pemerintah yang sehat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penyaluran dana TP Provinsi dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah Provinsi atau Kuasa Bendahara Umum Daerah Provinsi ke rekening bendahara pengeluaran pada SKPD pelaksana kegiatan TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(12)

Pasal 21

(1) PPTK pada SKPD Kabupaten/Kota yang ditetapkan sebagai penanggungjawab Tugas Pembantuan Provinsi menyiapkan dokumen SPP-LS untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran pada SKPD Kabupaten/Kota berkenaan dalam rangka pengajuan permintaan pembayaran.

(2) Bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengajukan SPP-LS disertai dengan lampiran yang dipersyaratkan kepada kepala SKPD berkenaan setelah ditandatangani oleh PPTK Tugas Pembantuan.

(3) Lampiran dokumen SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Gubernur yang mengatur system dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.

(4) Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerbitkan SPMLS disertai dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan kepada kuasa BUD Provinsi.

(5) Kelengkapan dokumen SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Gubernur yang mengatur sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.

(6) Kuasa BUD Provinsi meneliti Kelengkapan dokumen SPM-LS tugas pembantuan yang diajukan oleh kepala SKPD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (5) untuk menerbitkan SP2D.

Pasal 22

(1) Dalam penyelenggaraan TP Provinsi kepada desa, Bendahara Pengeluaran Desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa membuka rekening pada bank pemerintah yang sehat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penyaluran dana TP Provinsi kepada desa dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah Provinsi atau Kuasa Bendahara Umum Daerah Provinsi ke Rekening Bendahara Pengeluaran Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(13)

sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Gubernur yang mengatur sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.

Pasal 23

(1) PPTK pada kantor pemerintah desa yang ditetapkan sebagai penanggungjawab tugas pembantuan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan dokumen SPP-LS untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran/bendahara desa pada kantor pemerintah desa berkenaan dalam rangka pengajuan permintaan pembayaran.

(2) Bendahara pengeluaran/bendahara desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengajukan SPPLS disertai dengan lampiran yang dipersyaratkan kepada kepala desa berkenaan setelah ditandatangani oleh PPTK Tugas Pembantuan.

(3) Lampiran dokumen SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan dalam peraturan gubernur yang mengatur system dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.

(4) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerbitkan SPMLS disertai dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan kepada kuasa BUD Provinsi atau Kabupaten/Kota;

(5) Kelengkapan dokumen SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Gubernur yang mengatur system dan prosedur pengelolaan keuangan daerah;

(6) Kuasa BUD Provinsi atau Kabupaten/Kota meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS tugas pembantuan yang diajukan oleh Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) untuk menerbitkan SP2D.

Pasal 24

(1) Penerimaan dalam pelaksanaan TP Provinsi merupakan penerimaan provinsi dan wajib disetor ke rekening Kas Umum Daerah Provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(14)

Kas Umum Daerah Provinsi. Bagian Keempat

Pengelolaan Barang Hasil Pelaksanaan Tugas Pembantuan

Pasal 25

(1) Pengadaan barang dari pelaksanaan TP Provinsi merupakan barang milik daerah Provinsi.

(2) Barang dari pelaksanaan TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(3) Barang dari pelaksanaan TP Provinsi dilakukan penatausahaan, penggunaan, dan pemanfaatan barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN TUGAS PEMBANTUAN

Bagian Kesatu Umum Pasal 26

(1) Penerima Tugas Pembantuan mempertanggung-jawabkan dan melaporkan tugas pembantuan. (2) Pertanggungjawaban dan pelaporan tugas

pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat(l) meliputi aspek:

a. manajerial; dan b. akuntabilitas.

Bagian Kedua

TP Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Pasal 27

(15)

(2) Kepala SKPD Kabupaten/Kota selaku Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Barang bertanggung jawab terhadap penggunaan dana TP Provinsi dan wajib menyelenggarakan akuntansi serta menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang.

(3) Penyusunan dan penyampaian laporan TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilakukan dengan tahapan:

a. Kepala SKPD Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan laporan penyelenggaraan dan pengelolaan dana setiap bulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Kepala SKPD Provinsi yang menjadi Pembina TP Provinsi dan Bupati/Walikota melalui SKPD yang membidangi perencanaan;

b. Bupati/walikota menugaskan SKPD yang

membidangi perencanaan untuk

menggabungkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan

c. Bupati/Walikota menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Gubernur melalui SKPD Provinsi yang membidangi perencanaan.

(4) Laporan penyelenggaraan dan pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai bahan perencanaan, pembinaan, pengendalian, dan evaluasi oleh Pemerintah Provinsi.

(5) Penyusunan laporan penyelenggaraan dan pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.

Bagian Ketiga

TP Provinsi kepada Pemerintah Desa Pasal 28

(16)

(2) Kepala desa selaku Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Barang bertanggung jawab terhadap penggunaan dana TP Provinsi dan wajib menyelenggarakan akuntansi serta menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang.

(3) Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan TP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan tahapan:

a. Kepala Desa menyusun dan menyampaikan laporan penyelenggaraan dan pengelolaan dana setiap bulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Kepala SKPD Provinsi yang menjadi Pembina TP Provinsi dan Bupati/Walikota melalui SKPD yang membidangi perencanaan yang dikoordinasikan oleh Camat atau sebutan lainnya;

b. Bupati/Walikota menugaskan SKPD yang

membidangi perencanaan untuk

menggabungkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada gubernur melalui SKPD provinsi yang membidangi perencaanaan.

(4) Bupati/Walikota menugaskan SKPD yang membidangi perencanaan untuk menggabungkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada gubernur melalui SKPD provinsi yang membidangi perencaanaan.

(5) Laporan penyelenggaraan dan pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai bahan perencanaan, pembinaan, pengendalian, dan evaluasi.

(6) Penyusunan laporan penyelenggaraan dan pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.

Bagian Keempat

(17)

(1) Penatausahaan keuangan dan barang dalam pelaksanaan kegiatan TP Provinsi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan desa dilakukan secara terpisah dari penatausahaan keuangan dan barang Kabupaten/Kota dan Desa.

(2) Penatausahaan keuangan dan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan diselenggarakan oleh SKPD Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRATE Pasal 30

(1) SKPD Kabupaten/Kota penerima TP Provinsi yang secara sengaja dan/atau lalai dalam menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dikenakan sanksi berupa penundaan pencairan dana untuk bulan berikutnya. (2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan SKPD Kabupaten/Kota penerima TP Provinsi dari kewajiban menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.

Pasal 31

(1) Kepala Desa penerima TP Provinsi yang secara sengaja dan/atau lalai dalam menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 29 dikenakan sanksi berupa penundaan pencairan dana untuk bulan berikutnya.

(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan Kepala Desa dari kewajiban menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.

Pasal 32

(18)

administrasi terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa penerima TP Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan Pasal 32 diatur dengan Peraturan Gubernur.

BAB IX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 33

(1) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan TP Provinsi.

(2) Bupati/Walikota selaku penerima TP Provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan TP Provinsi yang dilaksanakan oleh SKPD Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. (3) Pengawasan penyelenggaraan TP Provinsi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan setelah memperoleh pelimpahan penugasan dari Gubernur.

(4) Pembinaan sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi pemberian pedoman, fasilitasi, dan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan TP Provinsi.

Pasal 34

Gubernur dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan kegiatan dan pengelolaan dana TP Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 mempertimbangkan masukan-masukan dari Tim Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 35

(1) Pemeriksaan TP Provinsi meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

(19)

internal Provinsi dan/atau unit pemeriksa eksternal Pemerintah.

(3) Ketentuan mengenai pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 36

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan gubernur.

Pasal 37

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 8 November 2013

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto

RUSTAM EFFENDI Diundangkan di Pangkalpinang

(20)

dto

IMAM MARDI NUGROHO

Referensi

Dokumen terkait

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPD dan STPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) Ketentuan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) huruf d merupakan acuan bagi pemerintah Kabupaten dalam melakukan tindakan penertiban

(2) Berakhirnya izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan kewajiban pemegang izin untuk memenuhi

Selain sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2), ayat (3) dan ayat (5), pasal 21 ayat (2), pasal 26 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), wajib pajak yang melalaikan kewajiban

Lampiran Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 21 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan

(9) Apabila dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi pada OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dipandang perlu untuk melakukan cek fisik

(4) Untuk kepentingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, data rahasia sebagimana dimaksud pada ayat (1)dapat diberikan

(1) Prosedur pengenaan sanksi administrasi berupa pencabutan Izin Pemugaran, Izin Pemanfaatan atau Izin Membongkar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) adalah Tim