• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGUB NOMOR 093 Tahun 2017 DATA SPACIAL Bappeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERGUB NOMOR 093 Tahun 2017 DATA SPACIAL Bappeda"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 093 TAHUN 2017

TENTANG

JARINGAN DATA SPASIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Menimbang: a. bahwa data spasial merupakan data yang berkaitan dengan unsur

keruangan belum dimanfaatkan secara optimal oleh instansi pemerintah maupun masyarakat di Kalimantan Selatan;

b. bahwa data spasial dibutuhkan oleh instansi pemerintah maupun

masyarakat untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam berbagai aspek pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan;

c. bahwa penyelenggaraan pembangunan data spasial yang tertata dengan

baik dan dikelola secara terstruktur, transparan, dan terintegrasi dalam suatu simpul jaringan provinsisangat penting dalam upaya memberikan kemudahan pertukaran dan penyebarluasan Data Spasial antarinstansi pemerintah dan antara instansi pemerintah dengan masyarakat;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Jaringan Data Spasial Provinsi Kalimantan Selatan;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21

Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

(2)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta

Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502);

15. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014tentang Jaringan Informasi

Geospasial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 78);

16. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 199);

17. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan

Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 28);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 100);

20. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 072 Tahun 2016 tentang

(3)

Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 72);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN TENTANG JARINGAN DATA

SPASIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksudkan dengan: 1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.

4. DaerahKabupaten/Kota adalah Daerah Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

5. Bupati/Wali Kota adalah Bupati/Wali Kota di Daerah Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan KerjaPerangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah ProvinsiProvinsi Kalimatan Selatan.

7. Badan Pusat Statistik yang selanjutnya disingkat BPS adalah Lembaga Pemerintah yang bertugas dibidang statistik, yang secara struktural bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki kantor perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota, sebagai instansi vertikal di Daerah Provinsi.

8. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. 9. Penyelenggaraan Satu Data Provinsi Kalimatan Selatan adalahsuatu kegiatan yang

meliputi proses perencanaan, pengumpulan, pengolahan, verifikasi dan validasi, diseminasi dan analisis data.

10.Geoportal adalah sistem informasi geografis yang menyajikan data dan informasi yang seragam, lengkap, aktual, valid, dan akuntabel, yang dikelola dalam suatu sistem yang terintegrasi untuk kebutuhan pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

11.PenanggungJawab Data adalah Pejabat yang bertanggung jawab terhadap penyediaan, penyebarluasan, dan keabsahan data.

12.Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab dibidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.

13.Forum Data adalah forum yang dibentuk untuk menjalin komunikasi dan informasi mengenai data pembangunan, termasuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan data pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

(4)

15.Data Spasial adalah data hasil pengukuran, pencatatan, dan pencitraan terhadap suatu unsur keruangan yang berada di bawahatau di atas permukaan bumi dengan posisi keberadaannya mengacu pada sistem koordinat nasional.

16.Data Rahasia adalah data/atau informasi yang dikecualikan.

17.Simpul Jaringan adalah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan data spasial tertentu.

18.Unit Kliring adalah salah satu unit kerja pada Simpul Jaringan yang ditunjuk sebagai pelaksana pertukaran dan penyebarluasan data spasial tertentu.

19.Wali Data adalah simpul jaringan yang bertugas mengelola data termasuk menyempurnakan isi dari metadata dan memberlakukan standar penyebarluasan data.

20.Metadata adalah informasi singkat atas data spasial yang berisi identifikasi, kualitas, organisasi, acuan, entitas, distribusi, sitasi, waktu, dan acuan data.

21.Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional.

22.Spesifikasi Data Spasial adalah uraian yang berisi ketentuan teknis dalam mencapai tujuan khusus dan penjelasan rinci sesuai dengan kekhususan data spasial tersebut.

23.Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini, meliputi: a. Pembangunan Geoportal;

b. Pembanguan Satu Data Daerah Provinsi; c. Pengumpulan Satu Data Daerah Provinsi; d. Pengolahan Satu Data Daerah Provinsi; e. Diseminasi Satu Data Daerah Provinsi; f. Data Rahasia;

g. Tata Cara Koordinasi Pengelolaan Satu Data Pembangunan Daerah Provinsi; h. Forum Data; dan

i. Insentif dan Disinsentif.

BAB III

SISTEM PENGELOLAAN SATU DATA DAERAH Pasal 3

(1) Pembangunan Geoportal dilaksanakan oleh Bappeda. (2) Bappeda bertanggungjawab dalam pengelolaan Geoportal. (3) Bappeda membangun Geoportal berkoordinasi dengan:

a.Pemerintah Pusat;

b.Pemerintah Daerah Provinsi;

(5)

d.Pemerintah Desa; dan e. Masyarakat.

(4) Pihak-pihak yang berkoordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan Sub Sistem dari Geoportal dan dapat mengakses sistem jaringan yang terkoneksi dengan Sistem Geoportal.

(5) Untuk mengakses Geoportal dilakukan secara bertahap dan dimuat dalam rencana induk Pengelolaan Satu Data Pembangunan.

(6) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membangun sistem pengelolaan Satu Data Pembangunan di daerah masing- masing dan selanjutnya dintegrasikan dengan Geoportal.

Pasal 4

Daftar Uraian lengkap mengenai pembangunan Geoportal dan Jenis Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB IV

PENGUMPULAN DATA Pasal 5

(1) Pengumpulan data dilakukan oleh SKPD atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, dan Lembaga lainnya sesuai dengan tugas dan kewenangannya. (2) Data yang dikumpulkan sebagimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

mencakup:

a. data pendidikan; b. data kesehatan;

c. data pekerjaan umum; d. data perumahan; e. data penataan ruang;

f. data perencanaan pembangunan; g. data perhubungan;

h. data lingkungan hidup; i. data pertanahan;

j. data kependudukan dan catatan sipil; k. data sosial;

l. data ketenagakerjaan dan keimigrasian; m. data koperasi, usaha kecil dan menengah; n. data penanaman modal;

o. datakebudayaan, pariwisata, hotel dan restoran; p. data kepemudaan dan olahraga;

q. data otonomi daerah, pemerintahan umum, keuangan daerah, perangkat daerah, dan persandian;

r. data pemberdayaan masyarakat; s. data statistik;

t. data kearsipan; u. data perpustakaan;

v. data komunikasi dan informatika; w. data pertanian dan ketahanan pangan; x. data kehutanan;

y. data energi, sumberdaya mineral, listrik, air, dan gas; dan z. data kelautan dan perikanan.

(6)

a. kompilasi produk administrasi;

b. sistem pencatatan dan pelaporan dan sektoral; c. observasi lapangan dan monitoring;

d. penanganan kasus; e. survei;

f. hasil sensus; dan g. cara lainya.

(4) Pengumpulan data secara langsung melalui survei sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e, dalam pelaksanaannya di lapangan harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bappeda serta mendapatkan suvervisi dari BPS.

(5) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan secara periodik sesuai dengan periode pengumpulan data dan diserahkan kepada Bappeda, dengan dilengkapi metadatanya.

(6) Periode pengumpulan data ditetapkan oleh Bappeda.

BAB V

PENGOLAHAN DATA Bagian Kesatu

Wali Data Pasal 6

(1) Data yang sudah dikumpulkan diolah melalui tahapan pengelompokan, penyuntingan, dan tabulasi yang selanjutnya disahkan oleh otoritas data.

(2) Data yang dikumpulkan dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut melalui tahapan integrasi, analisis, atau teknik pengolahan lainya sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan.

(3) Otorisator Data di Daerah Provinsi adalah Kepala SKPD.

(4) Otorisator data di Daerah Kabupaten/Kota adalah Kepala Bappeda Kabupaten/Kota.

(5) Otorisator data Kecamatan adalah Camat.

(6) Data yang telah disahkan, diserahkan kepada tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan hirarki pengelolaan data, yaitu mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan, Daerah Kabupaten/Kota, dan SKPD, untuk selanjutnya diserahkan kepada Bappeda melalui Pengelola Simpul Jaringan.

(7) Hasil dari pengelolaan data yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diolah menjadi data spasial berupa Informasi Geospasial Tematik (Peta Tematik) dengan mengunakan peta dasar dari Badan Informasi Geospasial.

(8) Daftar Tenis Peta Tematik menurut kewenangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diuraikan lebih lanjut sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

(9) Pengolahan data dapat dilakukan oleh Wali Data dan/atau pemilik data.

(10) Wali Data merupakan simpul jaringan yang bertugas untuk mengelola data termasuk menyempurnakan isi dari metadata dan memberlakukan standar penyebarluasan data.

(11) Bappeda merupakan Wali Data di Daerah Provinsi, sedangkan Bappeda Kabupaten/Kota merupakan Wali Data di Daerah Kabupaten/Kota.

(7)

Bagian Kedua Integrasi Data

Pasal 7

(1) Integrasi data merupakan proses kombinasi beberapa data dari berbagai sumber untuk menghasilkan informasi terpadu.

(2) Integrasi data dilaksanakan oleh Bappeda selaku simpul jaringan data di Daerah Provinsi dan untuk Daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten/Kota.

(3) Proses integrasi data dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi informasi, yang infrastruktur jaringannya disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatanuntuk Daerah Provinsi dan infrastruktur jaringan untuk Daerah Kabupaten/Kota diserahkan kepada masing-masing Daerah Kabupaten/Kota.

BAB VI

VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA Pasal 8

(1) Verifikasi dan validasi data merupakan tahapan dalam pengolahan datayang harus dilakukan di setiap jejang/tingkatan penanggungjawab data, untuk menghasilkan data yang valid.

(2) Bappeda dapat melakukan verifikasi dan validasi data dalam setiap tahapan pengolahan data, meliputi:

a. metodologi;

b.proses pengolahan; dan c. hasil.

(3) Tim verifikasi dan validasi data ditetapkan dengan Keputusan Gubernur melalui usulan Kepala Bappeda.

BAB VII DISEMINASI DATA

Pasal 9

(1) Diseminasi merupakan kegiatan dalam penyebarluasan hasil pengolahan data dan/atau informasi kepada lembaga atau institusi yang ditugaskan dalam proses pengambilan keputusan dalam pembangunan Daerah Provinsi.

(2) Diseminasi data dilaksanakan oleh Bappeda melalui Pengelola Geoportal.

(3) Data yang dilakukan Diseminasi harus sudah memiliki status informasi terbuka. (4) Data yang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa informasi yang wajib

diumumkan dan tersedia secara berkala, informasi yang wajib disediakan setiap saat, dan informasi yang wajib diumumkan secara merata.

(8)

(6) Tata cara pemilihan, update, penetapan, dan layanan permohonan data/informasi mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan informasi publik.

BAB VIII DATA RAHASIA

Pasal 10

(1) Bappeda dapat menetapkan data rahasia setelah melalui proses uji konsekuensi yang dilakukan Pengelola Geoportal dengan berdasarkan ketentuan pengecualian informasi, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pelaksanaan uji konsekuensi didasarkan pada pertimbangan secara seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.

(3) Jangka waktu penetapan datarahasia tidak bersifat permanen dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Untuk kepentingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, data rahasia sebagimana dimaksud pada ayat (1)dapat diberikan setelah menempuh mekanisme uji kepentingan sesuai dengan kententuan peraturan perundangan-undangan.

BAB IX

KOORDINASI DAN KERJA SAMA Bagian Kesatu

Koordinasi Pasal 11

(1) Bappeda melaksanakan koordinasi dalam pengumpulan, pengelolaan, verifikasi, dan validasi serta diseminasi data untuk membangun Geoportal.

(2) Koordinasi sebagimana yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan Pemerintah Pusat, SKPD, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, masyarakat serta pihak lainnya.

(3) Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan koordinasi, setiap SKPD harus memiliki petugas, penanggung jawab data yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (4) Koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

Pemerintah Desa dilaksanakan dengan petugas pengelola data pada instansi yang bersangkutan.

Bagian Kedua Kerja Sama

Pasal 12

(1) Badan dapat melaksanakan kerjasama dalam pengumpulan, pengolahan, verifikasi, dan validasi serta Diseminasi data untuk membangun Geoportal.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, perguruan tinggi, lembaga penelitian, masyarakat serta pihak lain.

(9)

BAB X FORUM DATA

Pasal 13

(1) Untuk menunjang pembangunan Geoportal, Bappedamembentuk Forum Data yang melibatkan Pemerintah Pusat, SKPD terkait, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

(2) Forum data dibentuk sebagai media komunikasi dan/atau koordinasi permasalahan data.

(3) Pembentukan forum data ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(4) Dalam menjalankan tugasnya forum data melaksanakan pertemuan secara periodik.

(5) Forum Data juga dapat diselenggarakan mendadak ketika ada hal-hal yang bersifat penting tentang data yang diusulkan oleh salah satu unsur anggota.

(6) Dalam hal terhadap data yang bersifat penting dan memerlukan pemecahan secara khusus, maka dibentuk panitia adhoc yang diusulkan oleh forum data untuk

ditetapkan melalui Keputusan Gubernur. (7) Kegiatan forum data difasilitasi oleh Bappeda.

BAB XI

INSENTIF DAN DISINSENTIF Bagian Kesatu

Insentif Pasal 14

(1) Gubernur dapat memberikan insentif kepada SKPD, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan masyarakat yang mengelola data pembangunan daerah dengan baik dan/atau memberikan kontribusi terhadap perwujudan sistem dan prosedur pengelolaan data dan informasi pembangunan. (2) Bentuk insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tunjangan

khusus, infrastruktur, program dan/atau penghargaan.

(3) Kriteria dan jenis insentif, serta pihak penerima insentif ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur serta terlebih dahulu berkoordinasi dengan TAPD.

Bagian Kedua Disinsentif

Pasal 15

(1) Pemerintah Daerah Provinsi dapat memberikan disinsentif kepada SKPD, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa yang tidak mengelola data pembangunan daerah dengan baik.

(2) Bentuk disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran dan/atau pembatalan pemberian bantuan.

(3) Kriteria dan jenis disinsentif serta pihak penerima disinsentif ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur yang penandatanganannya dimandatkan kepada Kepala Bappeda.

BAB XII PEMBIAYAAN

(10)

Pembiayaan Pembangunan Sistem Pengelolaan Satu Data Pembangunan Daerah dibebankan pada:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan b. Sumber lain yang sah dan bersifat tidak mengikat.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimatan Selatan.

Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 6 November 2017

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

ttd

H. SAHBIRIN NOOR

Diundangkan di Banjarbaru pada tanggal 6 November 2017

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN,

ttd

H. ABDUL HARIS

Referensi

Dokumen terkait

Justeru, dalam memastikan pencapaian misi dan visi negara untuk melahirkan sumber manusia yang mempunyai minda kelas pertama dan kualiti bertaraf dunia, sebagai

04 Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna. Kota

menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi

Berdasarkan seluruh penemuan yang diperoleh baik dari analisis deskriptif maupun berdasarkan hasil anaslsis uji-t, maka dapat diambil suatu keputusan bahwa e-modul

Bentuk klinis psoriasis antara lain psoriasis vulgaris, psoriasis gutata, psoriasis pustulosa, psoriasis inversa (psoriasis fleksural), psoriasis eksudativa, psoriasis

Tulang merupakan organ tubuh yang sangat penting dalam menunjang kehidupan, oleh karena itu polimer yang akan menjadi media tempat tumbuh senyawa kalsium fosfat karbonat

Jenis Print an kita unakan adalah sablon denan berbaai maam tinta khusus an kami olah sendiri di dalam abrik kami.. Jika berbaai maam tinta khusus

Kondisi lain yang mungkin terjadi adalah hilangnya paket data (packet dropout) karena ketidakhandalan jaringan atau akibat penumpukan data yang melebihi