• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 3, 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 3, 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH E-MODUL BERBASIS SCIENTIFIC PADA MATA PELAJARAN

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL TERHADAP HASIL BELAJAR

DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI MULTIMEDIA

DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Dewa Ayu Kade Diah Arindia Putri1, Ketut Agustini2, I Made Gede Sunarya3

Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Bali

1215051169@undiksha.ac.id1, ketutagustini@undiksha.ac.id2, sunarya@undiksha.ac.id3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui (1) Pengaruh e-modul mata pelajaran Pengolahan Citra Digital kelas XI Multimedia terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Singaraja (2) Motivasi siswa kelas XI Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja setelah menggunakan e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital (3) Respon siswa kelas XI Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja setelah menggunakan e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan desain Post Test Only, With Non Equivalent Control Group Design. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan yaitu kelas XI MM 1 yang digunakan sebagai kelas kontrol dan XI MM 2 yang digunakan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 52 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes uraian untuk mengukur hasil belajar dan metode angket untuk menganalisis motivasi belajar siswa dan respon siswa. Data hasil belajar kemudian dianalisis dengan melakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji- t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 3 Singaraja antara siswa yang menggunakan e-modul

dengan hasil belajar siswa yang beajar menggunakan bahan ajar konvensional. Hasil analisis uji-t memperoleh thitung sebesar 1.714 dan ttabel sebesar 1,671

untuk dk sebesar 50 dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan kriteria pengujian diperoleh thitung > ttabel,

ini berarti H0 ditolak. Motivasi belajar siswa yang

menggunakan e-modul dikatakan tinggi dilihat dari rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen yaitu sebesar 96,96 (eksperimen). (2) Respon siswa dari penerapan e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital adalah positif dilihat rata – rata skor hasil angket respon siswa yaitu 92,44.

Kata-kata kunci: Quasi eksperimen, E-modul,

Pengolahan Citra Digital, metode pembelajaran

Project Based Learning.

Abstract— The objectives of this research are to know: 1) the influence of Digital Image Processing subject e-module of grade XI Multimedia towards the learning result of the students of SMK Negeri 3 Singaraja; 2) The motivation of students of grade XI Multimedia in SMK Negeri 3 Singaraja after applying scientific-based e-module to the Digital Image Processing subject; and 3) Responses from the students of grade XI Multimedia in SMK Negeri 3 Singaraja after applying scientific-based e-module to the Digital Image Processing subject.

This research is a quasi experiment with the design of Post Test Only, With Non Equivalent Control Group Design. The population covers all students of grade XI Multimedia in SMK Negeri 3 Singaraja academic year 2015/2016. The samples of this study were students of grade XI MM 1 as the controlling class and grade XI MM 2 as the experimental class with the total of 52 students. The methods of collecting data applied in this study are elaboration test method in order to measure the learning result; and questionnaire in order to analyze students’ learning motivation and responses. The data on learning result were then analyzed by

(2)

conducting prerequisite test which includes normality test, homogeneity test, and t-test.

The findings showed that (1) there were significant impacts toward the learning result of students from grade XI Multimedia in SMK Negeri 3 Singaraja between those who applied the e-module and those who studied by applying the conventional module. The result of t-test analysis showed that tcount was 1.714 and ttable was

1,671 in which the degree of freedom was 50 with 5% significant level. Based on the test category, it was obtained that tcount > ttable which means that H0 is rejected.

Learning motivation of students who applied the e-module is high by considering the average result of students’ learning motivation from the experimental class which is 96.96 (experiment). Students’ responses toward the application of scientific-based e-module on the Digital Image Processing subject are positive that can be noticed from the average score of students’ responses through questionnaire which is 92.44. Keywords: Quasi experiment, E-modul, Digital Image Processing, Project Based Learning Method

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dan dibagi dalam beberapa jenjang. Jenjang tersebut dibagi berdasarkan tingkatan usia dan kemampuan peserta didik, masing-masing jenjang memiliki rentang usia dan lama pendidikan yang berbeda-beda, dengan pengaturan jenjang pendidikan seperti ini memudahkan dalam pengelompokan peserta didik dan target serta kebijakan dan hal-hal lain mengenai pendidikan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan program keahlian kejuruannya. Pengertian mengenai sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah

salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

SMK Negeri 3 Singaraja merupakan salah satu SMK di Kabupaten Buleleng yang tetap menggunakan Kurikulum 2013 karena sudah 3 semester menggunakan kurikulum ini. SMK Negeri 3 Singaraja memiliki sepuluh (10) kompetensi keahlian, salah satunya adalah kompetensi keahlian Multimedia. Dalam kompetensi keahlian multimedia terdapat mata pelajaran khusus yaitu mata pelajaran produktif. Salah satu mata pelajaran produktif yang terdapat pada kompetensi keahlian Multimedia adalah mata pelajaran Pengolahan Citra Digital. Mata pelajaran Pengolahan Citra Digital merupakan salah satu dari beberapa mata pelajaran produktif Multimedia yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta keterampilan tentang konsep dasar tipografi, citra bitmap, dan citra vektor.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di SMK Negeri 3 Singaraja khususnya di jurusan Multimedia yang sudah peneliti lakukan, bahwa di kelas XI untuk mata pelajaran Pengolahan Citra Digital sudah terdapat media pembelajaran berupa e-modul namun belum sempat untuk diterapkan, di mana e-modul ini dibuat dengan menerapkan pendekatan scientific dan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Model pembelajaran Project Based Learning adalah model yang berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan atau disiplin atau bidang studi [1].

Dalam proses pembelajaran, metode pengajaran guru di SMK Negeri 3 Singaraja selama ini masih menggunakan metode ceramah sehingga kurang variatif, di mana pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga kurang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dari permasalahan di atas, guru harus mampu

(3)

meningkatkan pemberdayaan siswa sehingga mampu belajar dengan efektif dan efisien. Salah satu caranya adalah menerapkan e-modul berbasis scientific. E-modul berbasis scientific merupakan sebuah media pembelajaran yang digunakan sebagai sarana penunjang dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi Pengolahan Citra Digital kepada siswa. Dengan menggunakan model Project Based Learning dalam penyampaian materi pembelajaran akan menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk autentik tertentu.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian pengembangan media pembelajaran yang berjudul “Pengembangan E-Modul Berbasis Scientific pada Mata Pelajaran Pengolahan Citra Digital Kelas XI Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja” oleh Luh Asri Ramayanthi (2015) di mana e-modul ini dikembangkan dengan menggunakan model Dick and Carey. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase siswa yang memberikan respon sangat baik sebesar 68%, persentase siswa yang memberikan respon baik sebesar 32%, dan tidak ada siswa yang memberikan respon cukup, kurang, maupun sangat kurang sedangkan hasil analisis data respon guru menunjukkan bahwa persentase guru yang memberikan respon sangat baik sebesar 100% dan tidak ada guru yang memberikan respon baik, cukup, kurang, maupun sangat kurang [2]. Jika dilihat dari model pengembangan Dick and Carey pada e-modul ini hanya sampai pada tahap merancang dan melaksanakan evaluasi formatif di samping itu pengembangan sebelumnya tidak disertai dengan strategi pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dalam penelitian itu juga disarankan bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih jauh pengukuran hasil belajar akhir siswa menggunakan e-modul mata pelajaran Pengolahan Citra Digital tersebut sehingga model pengembangan Dick and Carey ini sampai pada tahap akhir yaitu merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif [2].

Penerapan E-Modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital akan menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab mereka sendiri di mana proses belajar yang dilakukan berpusat pada siswa (student centered) sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dan termotivasi dan mengakibatkan berimbas pada peningkatan hasil belajar serta memotivasi siswa dalam belajar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh E-Modul Berbasis Scientific pada Mata Pelajaran Pengolahan Citra Digital Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Siswa Kelas XI Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja”.

II. KAJIAN TEORI A. Teori Belajar

Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan, pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia. Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar konstruktivisme dan teori belajar humanisme [3].

1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dalam konsep Behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat di ubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Teori behaviorisme sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat di amati. Teori-teori dalam rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul. 2. Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori

(4)

perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya menjadi pengetahuan yang bermakna. Teori belajar ini mencerminkan siswa memiliki kebebasan artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apaun asal tujuan belajar dapat tercapai.

4. Teori Belajar Humanisme

Teori belajar humanisme yaitu suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena sosial. B. E-Modul

E-modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan waktu tertentu, yang ditampilkan menggunakan piranti elektronik misalnya komputer atau android. E-modul adalah bagian dari electronic based e-learning yang

pembelajarannya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat berupa elektronik. Artinya tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video kaset, OHP, slide, LCD projector, tape set. Menurut Hamdani (2011:220) beberapa manfaat modul bagi siswa antara lain:

1. Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.

2. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam pelajaran. 3. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara

belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

4. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul.

5. Mampu membelajaran diri sendiri.

6. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

C. E-Modul Berbasis Scientific pada Mata Pelajaran Pengolahan Citra Digital

E-Modul mata pelajaran Pengolahan Citra Digital menganut aliran belajar Konstruktivisme, dimana pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa dan siswa diharuskan aktif dan mencari tahu sendiri apa yang dibutuhkan untuk diri siswa itu sendiri. Pengembangan e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai tipografi dan pengolahan citra baik citra bitmap maupun citra vektor serta mempermudah proses belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah. Pembelajaran Pengolahan Citra Digital yang terdapat di dalam e-modul ini menggunakan metode pendekatan scientific. Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang menuntut peserta didik beraktivitas sebagai seorang ahli sains. Peserta didik dalam proses pembelajaran diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah penerapan metode ilmiah.

Susunan e-modul ini terdiri dari pembuka yang berisi kata pengantar modul, glossarium

(5)

Pengolahan Citra Digital dan peta kedudukan bahan ajar. Jumlah kegiatan pembelajaran dalam e-modul Pengolahan Citra Digital sebanyak 8 kegiatan pembelajaran.

D. Pendekatan Scientific

Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan dalam kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan scientific sebagai pendekatan ataupun metode. Namun karakteristik dari pendekatan scientific tidak berbeda dengan metode scientific (scientific method). Pendekatan scientific dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran [4]. E. Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning/PjBL) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Project Based Learning dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan pebelajar atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal. Project Based Learning dapat diterapkan untuk semua bidang studi. Implementasi model ini mengikuti lima langkah utama sebagai berikut [1].

1. Menetapkan tema proyek. 2. Menetapkan konteks belajar. 3. Merencanakan aktivitas-aktivitas. 4. Memproses aktivitas-aktivitas.

F. Mata Pelajaran Pengolahan Citra Digital Pengolahan Citra Digital adalah salah satu mata pelajaran wajib paket keahlian Multimedia yang harus dicapai oleh siswa SMK. Mata pelajaran Pengolahan Citra Digital bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta keterampilan tentang konsep dasar tipografi, citra bitmap, dan citra vektor. Adapun aplikasi penunjang yang digunakan dalam pembelajaran Pengolahan Citra Digital di SMK Negeri 3 Singaraja yaitu Adobe

Photoshop dan CorelDRAW. Pembelajaran Pengolahan Citra Digital ini menggunakan metode pendekatan scientific. Dalam pendekatan ini praktikum atau eksperimen berbasis sains merupakan bidang pendekatan ilmiah dengan tujuan dan aturan khusus, dimana tujuan utamanya adalah untuk memberikan bekal ketrampilan yang kuat dengan disertai landasan teori yang realistis mengenai fenomena yang akan kita amati.

G. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motoric [5]. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern. 1. Faktor Intern

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

2. Faktor Ekstern

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

H. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Menurut Sardiman terdapat 2 (dua) jenis motivasi, diantaranya sebagai berikut [5].

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada

(6)

dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

III. METODOLOGI

Penelitian ini mengikuti desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan non-equivalent post-test only control group design di mana pada penelitian ini diberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel. Kelas XIMM 2 dengan

jumlah siswa 25 orang diberikan perlakuan berupa penggunaan e-modul berbasis scientific dan disebut sebagai kelaseksperimen sedangkan kelas XI MM 1 dengan jumlah 27 orang menggunakan model pembelajaran konvensional dan disebut sebagai kelas kontrol.Sebelum menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel peneliti melakukan uji kesetaraan terlebih dahuludengan menggunakan uji-t.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk ranah kognitif. Metode tes digunakan untuk mengetahuihasil belajar Pengolahan Citra Digital siswa dengan menggunakan tes uraian yang mencakup keseluruhan keterampilan dari materi yang diajarkan dan metode angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar serta respon siswa terkait dengan penggunaan e-modul berbasis scientific. Adapun jenis pengumpulan data dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Variabel Metode Instrumen Sumber Data Keterangan

Motivasi Angket Angket motivasi belajar Siswa kelompok kelas eksperimen Dilakukan setelah Post-test Hasil Belajar Pengolahan Citra Digital

Tes Tes subjektif soal uraian dan

tes psikomotor

Siswa kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol

Dilakukan saat Post-test

Respon siswa

Angket Angket respon siswa Siswa kelompok kelas eksperimen Dilakukan setelah Post-test Perangkat pembelajaran dan instrumen

penelitian dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk mendapat gambaran secara empirik apakah perangkat dan instrumen layak digunakan dalam penelitian. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan dengan menentukan validitas isi perangkat pembelajaran, sedangkan validiasi instrumen penelitian dilakukan dengan menentukan validitas isi

tes, reliabilitas tes, indeks kesukaran butir tes dan indeks daya beda tes. Validitas tes ini ditinjau dari validitas isi dan validitas konstruk. Untuk memperoleh tujuan dari proses analisis, data terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan uji validitas tes dan reliabilitas tes. Rancangan validasi perangkat pembelajaran dan uji coba instrument penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

(7)

Tabel 3 Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian.

Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Uji Coba Dasar Estimasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Validitas isi (content validity)

Satu orang dosen dan satu orang guru

Tes Posttest

Pemrograman Dasar

Validitas isi (content validity)

Satu orang dosen dan satu orang guru

Validitas Konstruk Indeks korelasi product moment antara skor butir dan skor total, dengan kriteria rhitung > rtabel.

Indeks Daya Beda Formula Formula Mehrens & Lehmen, dengan kriteria: 0,40 ≤

𝐷𝐵 < 0,70

Indek Kesukaran Butir Formula Mehrens & Lehmen, dengan kriteria:

0,30 < 𝑃𝐼 ≤ 0,70

Reliabilitas tes Koefisien Alpha Cronbach dengan kriteria : r > 0.8

Angket Motivasi Belajar dan Angket Respon

Validitas isi (content validity)

Satu orang dosen dan satu orang guru

Data yangdiperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dankualitatif. Data kuantitatif akan dianalisis dengan analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data hasil belajar, motivasi belajar siswa dan respon siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis scientific, kemudian data kualitatif dianalisis dengan memberimakna terhadap deskripsi data. Analisis statistik yang akan digunakan berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan ujihipotesis.Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data hasil belajar aplikasi basis data pada kelas eksperimen dankelas kontrol dengan menggunakan analisis Chi-Square [6] dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen atau sama, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji F [7], sedangkan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis alternatif yang telah diajukan diterima atau ditolak dengan menggunakan rumus polled varians. Skor motivasi belajar siswa didapatkan dengan membagi

jumlah skor motivasi belajar siswa dengan jumlah siswa. Skor rata – rata respon siswa didapatkan dengan membagi jumlah skor respon siswa dengan jumlah siswa.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan data pengukuran hasil belajar kognitif mata pelajaran Pengolahan Citra Digital terhadap 25 siswa kelompok eksperimen, diperoleh data distribusi frekuensi skor posttest hasil belajar kognitif mata pelajaran Pengolahan Citra Digital kelompok eksperimen, skor tertinggi siswa adalah 40 dan skor terendah siswa adalah 25 dengan rentangan 15, banyak kelas interval 6 dan panjang kelas interval adalah 3. Rata-rata atau mean (M) hasil belajar Pengolahan Citra Digital yang dicapai siswa pada kelas eksperimen sebesar 35.72. Untuk melihat presentase kategori hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 1.

(8)

Gambar 1 Histogram Hasil Belajar Pengolahan Citra Digital Kelompok Eksperimen

Berdasarkan data pengukuran hasil belajar kognitif mata pelajaran Pengolahan Citra Digital terhadap 27 siswa kelompok kontrol, diperoleh data distribusi frekuensi skor posttest hasil belajar kognitif mata pelajaran Pengolahan Citra Digital kelompok eksperimen, skor tertinggi siswa adalah 40 dan skor terendah siswa adalah 23 dengan rentangan 17, banyak kelas interval 6 dan panjang kelas interval adalah 3. Rata-rata atau mean (M) hasil belajar Pengolahan Citra Digital yang dicapai siswa pada kelas eksperimen sebesar 33.81. Untuk melihat presentase kategori hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Histogram Hasil Belajar Pengolahan Citra Digital Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas data, maka ringkasan hasil uji normalitas untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Sampel X2

hitung X2tabel Keterangan

1. Kelompok

eksperimen 4.83 11.1 Normal 2. Kelompok

kontrol 8.83 11.1 Normal

Sedangkan dari uji homogenitas yang telah dilakukan diperoleh Fhitung = 1.12, kemudian

dibandingkan dengan nilai Ftabel. kemudian

dibandingkan dengan nilai dari Ftabel. Derajat kebebasan (dk) untuk pembilang adalah 27 – 1 = 26 dan derajat kebebasan (dk) untuk penyebut adalah 25 – 1 = 24 dengan taraf signifikansi (α) 5%, maka diperoleh Ftabel = 1.98. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel (Fhitung ≤ Ftabel), maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga varians dikatakan homogen. Karena nilai Fhitung < Ftabel (1.12 < 1.98) maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Hal ini berarti bahwa varians data hasil belajar Pengolahan Citra Digital kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. berdaasrkan perhitungan uji t diatas dengan menggunakan rumus polled varians memperoleh thitung sebesar 1.714.

Rangkuman hasil analisis uji t data hasil posttest hasil belajar Pengolahan Citra Digital siswa dapat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisis Uji-t dengan Microsoft Excel 2016

No Kelompok N Dk

X

S2 T

hitung Ttabel

1 Eksperimen 25

50 36 19.71 1.714 1.671 2 Kontrol 27 34 22.15

Dari Tabel 5 menunjukkan thitung = 1.714 dan

ttabel = 1.671 untuk dk = 50 dengan taraf signifikan

5%. Berdasarkan kreteria pengujian, karena thitung >

ttabel (1.714 > 1.671) maka H0 ditolak, berarti H1

diterima. Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan E-Modul Berbasis Scientific pada Mata Pelajaran 0 20 40 60 80 100 Sangat Baik

Baik Cukup Kurang Sangat Rendah Per sen tase Kategori

Hasil Belajar XI MM2

0 20 40 60 80 100 Sangat Baik

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Per

sen

tase

Kategori

(9)

Pengolahan Citra Digital Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Siswa di Kelas XI Multimedia SMK Negeri 3 Singaraja.

2. Pembahasan

a. Hasil Belajar

Berdasarkan seluruh penemuan yang diperoleh baik dari analisis deskriptif maupun berdasarkan hasil anaslsis uji-t, maka dapat diambil suatu keputusan bahwa e-modul berbasis scientific pada mata Pelajaran Pengolahan Citra Digital memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan e-modul/konvensional. Dari keputusan tersebut ada suatu perbedaan dan kendala yang terlihat selama penelitian berlangsung.

Secara umum, materi yang disajikan dalam e-modul berbasis scientific hampir sama dengan sumber belajar yang digunakan siswa yang selama ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar (berupa softcopy modul Pengolahan Citra Digital). Hal yang membedakan dalam penggunaan e-modul adalah mempermudah siswa dalam pencarian materi pelajaran serta mampu mengefektifkan waktu siswa untuk dapat belajar di rumah dan tidak terbatas hanya dapat belajar di sekolah saja, cara belajar siswa menjadi lebih teratur dan sesuai dengan indikator pembelajaran yang ada, siswa menjadi lebih mandiri dalam mengerjakan project yang diberikan. Melalui konten-konten yang ada pada e-modul berbasis saintifik pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital dapat memfasilitasi siswa untuk dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa baik dalam pembelajaran di kelas maupun belajar dirumah. Sehingga, melalui e-modul ini siswa tidak hanya terfasilitasi oleh materi saja melainkan siswa secara terstruktur dapat belajar mandiri tanpa perlu arahan dari guru.

Secara operasional kedua kelompok belajar diberikan materi yang sama tetapi media yang digunakan berbeda. Perbedaannya juga terletak pada cara siswa dalam proses pembelajaran dan cara belajar siswa. Pada e-modul siswa sudah disiapkan materi secara lengkap, tutorial praktikum, permasalah terkait serta penugasan sehingga kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

e-modul lebih terstruktur sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan scientific sedangkan pada pembelajaran konvensional siswa mencari materi sendiri, mencari tutorial sendiri dan materi yang didapat siswa belum tentu sesuai dengan indikator pembelajaran. Sehingga siswa tidak terstruktur dalam pembelajaran maupun praktikum.

b. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil analisis data hasil penyebaran angket motivasi belajar siswa setelah penggunaan e-modul sebagai media pembelajaran yang diberikan di kelas eksperimen dengan perbandingan media pembelajaran konvensional pada kelas kontrol masing – masing sebanyak 26 butir soal, menunjukkan bahwa hasil motivasi belajar siswa di kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil motivasi belajar di kelompok kontrol, dimana skor rata – rata kelompok eksperimen sebesar 96.96 dengan kategori Sangat Tinggi, dan skor rata – rata kelompok kontrol sebesar 91.56 dengan kategori Tinggi.

Terlihat bahwa dengan diterapkannya e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital motivasi belajar Pengolahan Citra Digital di kelas eksperimen lebih tingi dibandingkan dengan kelas kontrol hal ini dikarenakan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dengan menggunakan e-modul berbasis scientific. Selain itu, siswa merasa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran sehingga siswa lebih antusias dan merasa senang ketika pelajaran berlangsung. Ini dapat menumbuhkan motivasi belajar bagis siswa yan akan berdampak positif pada hasil belajar mereka.

c. Respon Siswa

Hasil analisis respon siswa terhadap penerapan e-modul berbasis scientific berada pada kategori positif. Keadaan seperti ini dapat dijadikan modal untuk menciptakan suasana belajar yang efektif agar bisa meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih tinggi. Respon positif siswa akan menjadi lankah awal untuk menuju kepada lingkungan belajar yang efektif. Jadi, dengan diperoleh respon siswa yang positif terhadap penerapan e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra

(10)

Digital di dalam kelas dapat mengindikasikan bahwa e-modul berbasis scienttifc ini dapat diterima dengan baik oleh siswa. Oleh karena itu, penerapan e-modul berbasis scientific pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital ini dapat dijadikan sebagai langkah alternative dalam pembelajaran di kelas khususnya dalam pelajaran Pengolahan Citra Digital.

V. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa simpulan. Adapun simpulan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan e-modul berbasis saintifik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital kelas XI Multimedia SMK Negeri 3 Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis penelitian sebesar 1.714. 2. Hasil dari analisis motivasi belajar siswa dari penerapan e-modul berbasis saintifik pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital dilihat dari rata – rata skor motivasi belajar siswa sebesar 96.96 adalah termasuk dalam kategori sangat tinggi.

3. Hasil dari analisis respon siswa dari penerapan e-modul berbasis saintifik pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital dilihat dari rata – rata skor respon siswa sebesar 92.44 adalah termasuk dalam kategori positif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran guna meningkatkan kualitas pembelajaran Pengolahan Citra Digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang belajar dengan e-modul berbasis saintifik pada mata pelajaran Pengolahan Citra Digital secara signifikan memperoleh hasil belajar Pengolahan Citra Digital lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada para guru bahwa e-modul berbasis sarintifik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013.

1. Kepada peneliti lain yang membaca penelitian ini dan bermaksud mengembangkan hasil temuan

lebih lanjut, diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik dengan cara menggunakan sampel yang lebih banyak, seperti diterapkan di sekolah lain pada mata pelajaran yang sama, sehingga hasilnya akan lebih luas dan lebih terukur keakuratannya.

2. Peneliti menyadari bahwa perlakuan yang diberikan kepada siswa sangatlah singkat jika digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian di semua pokok bahasan baik di semester genap maupun semester ganjil. Ada kemungkinan pokok bahasan lain akan memberikan hasil yang berbeda dengan pokok bahasan yang dijadikan materi perlakuan. Disarankan peneliti lain agar melaksanakan penelitian sejenis dengan pemilihan materi yang berbeda dan waktu lebih lama untuk mendapatkan gambaran yang lebih meyakinkan mengenai hasil belajar siswa. 3. E-modul yang digunakan dalam penelitian ini

belum sepenuhnya dapat digunakan dengan baik oleh guru maupun siswa, dikarenakan masih ada beberapa menu yang belum dipahami cara penggunaannya. Peneliti menyarankan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan media pembelajaran berupa e-modul agar membuatkan sebuah pedoman penggunaan media e-modul sebagai media dalam pembelajaran baik yang ditujukan kepada guru maupun kepada siswa itu sendiri.

REFERENSI

[1] Santyasa, I. W. (2012). Model Project Based Learning. Dalam

Pembelajaran Inovatif (hal. 178-192). Singaraja.

[2] Ramayanthi, A. (2015). Pengembangan E-Modul Berbasis Scientific pada Mata Pelajaran Pengolahan Citra Digital Kelas XI Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, 3-4.

[3] Putrayasa, I. B. (2013). Landasan Pembelajaran. Singaraja-Bali: Undiksha Press.

[4] Atsnan, M., & Yuliana, R. (2013). Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Seminar Nasional Matematika, 2-3. [5] Dimyati, M. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

[7] Susetyo, B. (2015). Prosedur Penyusunan dan Analisis Tes.

(11)

[8] Pemerintah Republik Indonesia (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 2 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3 Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian.
Gambar 1 Histogram Hasil Belajar Pengolahan Citra Digital  Kelompok Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan drainase lingkungan, jalan lingkungan dan prasarana dasar permukiman lainnya

Mengubah ukurannya, mengatur posisinya terhadap objek lain (misalnya: teks) dan lain sebagainya. Kotak dialog Frame untuk memformat frame dan kotak dialog Graphics

BAGI Anda yang ingin membuka suatu usaha namun memiliki kendala modal maka BAGI Anda yang ingin membuka suatu usaha namun memiliki kendala modal maka sebaiknya membuat proposal

matriks ini dinamakan adjoin A dan dinyatakan dengan adj(A).. Menggunakan reduksi matriks atau metode penyapuan dengan langkah- langkah sebagai berikut:.. a) Membagi baris

Nilai determinan tidak berubah jika (a) baris ditulis sebagai kolom atau sebaliknya, atau (b) kita menambahkan pada setiap unsur salah satu baris (atau kolom), k kali dari unsur

Pengelompokan waktu pengamatan berdasarkan kelimpahan fitoplankton menunjukkan adanya 2 kelompok, yaitu kelompok I (Juni-September) dan kelompok II (Oktober).

ini bertujuan untuk meneliti perbedaan sifat mekanik dan struktur mikro pada piston hasil dari proses pengecoran dibandingkan dengan proses tempa... Tujuan

Oleh sebab itu, banyak sekali aturan-aturan atau pemikiran tentang adat maupun perpaduan adat dengan Islam yang belum ditulis dengan baik, sehingga tidaklah mudah bagi