• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta. 1. Sejarah PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta. 1. Sejarah PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

47

A. Gambaran Umum PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta 1. Sejarah PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta

PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang sering disingkat menjadi PT. Taspen (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil. Pendirian PT. Taspen (Persero) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, khususnya pada saat mencapai usai pensiun.

Usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hari tua dan asuransi sosial bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut telah dirintis sejak tahun 1960 melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 25 sampai 26 Juli 1060. Keputusan konferensi tersebut secara resmi dituangkan dalam keputusan Mentri Pertama RI No. 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960, yang antara lain menetapkan tentang perlunya pembentukan jaminan sosial bagi Pegawai Negeri sebagai bekal bagi Pegawai Negeri dan keluarganya di saat mengakhiri pengabdiannya kepada Negara.

(2)

Sebagai realisasi dari konferensi tersebut maka pada tanggal 17 April 1963 melalui Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1963 didirikan Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN TASPEN). Atas diberlakukannya Undang-Undang No. 9 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk Perusahaan Negara, maka pada tahun 1970 dilakukan perubahan bentuk badan hukum PN TASPEN menjadi Perusahaan Umum atau Perum melalui surat Keputusan Menteri Keuangan No: Kep-749/MK/IV/II/1970.

Sejalan dengan perkembangan perekonomiaan Negara dan beban tugas yang diemban perusahaan, maka pada tanggal 4 Januari 1982 dilakukan perubahan bentuk Badan Hukum Perum TASPEN menjadi Perseroan Terbatas sehingga bernama PT. Taspen (Persero). Perubahan ini dituangkan dalam peraturan Pemerintahan No 26 Tahun 1981, sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah.

Nomor 25 Tahun 1981.

Sejak awal berdiri TASPEN hanya mengelola Program Tabungan Hari Tua (THT) bagi Pegawai Negeri Sipil dan sejak tahun 1987 TASPEN mulai mendapat tugas untuk mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dengan demikian TASPEN telah sepenuhnya mengelola Asuransi Sosial yang menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1981 didefinisikan sebagai Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun, THT, dan kesejahteraan lainnya.

(3)

Sebagai upaya untuk memudahkan peserta Taspen dalam memperoleh haknya, PT. Taspen (Persero) mendirikan 42 Kantor Cabang yang terdiri dari enam (6) Kantor Cabang Utama dan 36 Kantor Cabang yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia. Salah satu Kantor Cabang tersebut adalah PT. Taspen (Persero) Cabang Surakarta.

2. Kondisi umum PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta

PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta merupakan salah satu Kantor Cabang PT. Taspen (Persero) yang ditugaskan untuk menggerakkan/menjalankan segala aktivitas/kegiatan Program Asuransi (THT) dan Program Pensiun yang ditempatkan dibawah pengawasan Kantor Cabang Utama Semarang dan TASPEN Pusat yang berkedudukan di Jakarta yang juga bertindak sebagai pengelola aktivitas yang berkaitan dengan Program Asuransi (THT) dan Program Pensiun.

Maksud didirikannya PT. Taspen (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan para pesertanya. 2. Meningkatkan pelayanan kepada pesertanya.

3. Menumbuhkan kepercayaan kepada peserta bahwa perusahaan berkemampuan dalam memenuhi kewajiban.

Tujuan didirikan PT. Taspen (Persero) sebagai berikut :

1. Untuk memberikan kesejahteraan kepada peserta melalui pembayaran nilai manfaat (benefit).

(4)

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai perusahaan dan pegawainya.

3. Untuk berperan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan kepentingan lingkungannya secara selaras dan seimbang.

Lokasi PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta terletak di Jalan Veteran No. 305 Surakarta, dengan luas tanah 2126 m2 dan luas bangunan 1600 m2 serta jumlah pegawai 43 orang. Dalam menjalankan tugasnya PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta memberlakukan sistem lima (5) hari kerja dengan jadwal jam kerja sebagai berikut :

1. Hari biasa yaitu Senin sampai dengan kamis. Masuk pukul 07.45 sampai dengan pukul 16.30. Istirahat pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. 2. Hari Jum’at

Pukul 07.00 sampai dengan pukul 07.30 senam (kecuali pada minggu pertama).

Masuk pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.30. Istirahat pukul 11.30 sampai dengan pukul 13.30.

Masalah gaji pegawai pada PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta merupakan satu hak yang diberikan kepada pegawai dan merupakan balas jasa/penghargaan kerja seorang pegawai. Penggajian pegawai pada PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

(5)

1. Gaji pegawai sebesar 25% dari APBD dan 22,5% dari PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta menurut pangkat serta masa kerja yang ditetapkan mulai bulan pertama kerja.

2. Gaji pokok pegawai besarnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Pangkat.

3. Tunjangan yang berlaku bagi pegawai :

a. Tunjangan suami/isteri sebesar 2 kali dari gaji pokok, apabila suami/isteri kedua-duanya berkedudukan sebagai pegawai PT. Taspen maka salah satu dari mereka harus keluar.

b. Tunjangan anak sebesar dari gaji pokok untuk 3 orang anak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1997.

c. Tunjangan Jabatan. d. Tunjangan Kesehatan.

Dari pemberian gaji pada PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta adalah atas dasar waktu, gaji diberikan dengan cara harian, mingguan, bulanan. Pada PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta pemberian gaji diberikan secara bulanan.

Untuk menunjang dan menjaga agar kerja tetap lancar dan baik maka diperlukan adanya beberapa sarana dan fasilitas pendukung, misalnya :

a) Gedung

b) Parkir ( Umum dan Karyawan ) c) Mushola

(6)

d) Kantin e) Koperasi f) Taman g) Ruang Rapat h) Ruang Serba Guna

i) Ruang Kerja yang Memadai j) Lapangan Volly

PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta sangat merespon adanya program tersebut, yakni sampai dengan saat ini sudah hampir 95%. Pejabat dan pegawai PT. Taspen (Persero) Kantor Surakarta telah mengantongi Sertifikat Service Evelent atau Pelayanan Prima bahkan dengan mine tune up.

Dalam meningkatkan taraf hidup dan status bangsa, peran Pegawai Negeri Sipil sangat dibutuhkan karena Pegawai Negeri Sipil termasuk salah satu tulang punggung Negara. Diharapkan dengan adanya Pelaksanaan Program Pensiun dan Program Tabungan Hari Tua (THT) / Asuransi Kematian ini, maka kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil akan semakin terjamin. Sehingga kinerja Pegawai Negeri Sipil juga harus semakin meningkat, mengingat ketatnya persaingan di dunia bisnis dan penyedia sarana dan jasa untuk umum.

(7)

3. Visi dan Misi PT. TASPEN ( PERSERO ) Kota Surakarta Visi

“Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya”.

Misi

“Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan Stakeholder lainnya secara Profesional dan Akuntabel, berlandaskan Integritas dan Etika yang tinggi”.

Tata nilai yang terkandung dalam Misi tersebut diatas berarti bahwa Insan Taspen senantiasa menjunjung tinggi Tata Nilai sebagai sesuatu yang berharga serta menjadi pedoman standar berperilaku (Code of Conduct) yang merupakan energi dan motivasi untuk maju menuju Visi Perusahaan. Tata Nilai Taspen yaitu:

Tumbuh

Taspen mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan yang terjadi baik karena tuntutan lingkungan internal maupun eksternal.

Etika

Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah hati, sabar dan manusiawi.

Profesional

Taspen bekerja dengan profesional berdasarkan Target Mutu Pelayanan 5T yaitu Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat

(8)

Tempat, dan Tepat Administrasi. Akuntabilitas

Taspen dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri berdasarkan sistem dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.

Integritas

Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan melaksanakan janjinya sebagaimana yang dituangkan dalam Visi dan Misi Perusahaan.

4. Struktur Organisasi PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta Gambar 4.1 Struktur Organisasi

a. KANTOR CABANG Kepala BIDANG LAYANAN DAN MANFAAT Kepala Bidang SEKSI KEPESERTAAN Kepala Seksi SEKSI LAYANAN DAN MANFAAT Kepala Seksi BIDANG KEUANGAN Kepala Bidang

SEKSI KAS & VERIFIKASI SPJ Kepala Seksi

SEKSI ADM. KEUANGAN Kepala Seksi BIDANG UMUM & SDM Kepala Bidang SEKSI UMUM Kepala Seksi SEKSI SDM Kepala Seksi

(9)

Struktur organisasi PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta terdiri atas : a. Kepala Cabang

1) Merencanakan dan mengendalikan kegiatan kantor cabang. 2) Mengelola kegiatan operasional kantor cabang.

3) Menyelenggarakan tugas yang dapat mendukung mutu pelayanan demi kepuasan peserta untuk kantor cabang, yang meliputi tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan koreksi dan pencegahan, mengontrol dokumen dalam data, teknik statistik dan pengadilan catatan mutu.

4) Melaksanakan Pembinaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di unit kerjanya.

b. Bidang Layanan dan Manfaat

Bidang layanan dan manfaat dikepalai oleh Kepala Bidang dan membawahi 2 seksi, yaitu seksi layanan dan seksi kepesertaan yang masing-masing di kepalai oleh kepala seksi.

 Seksi Penetapan Klim

Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Layanan Meliputi:

Dalam hal penerimaan SPP klim petugas wajib melakukan pemeriksaan dan penelitian mengenai kelengkapan berkas sesuai dengan persyaratan pengajuannya sebelum dibayarkan. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian keabsahan SPP klim dan penelitian kekurangan pembayaran.

(10)

 Seksi Data Peserta dan Pemasaran (DPP)

Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Data dan pemasaran (DPP) Meliputi :

Terdiri dari pengelolaan data peserta aktif dan pengelolaan data peserta pensiun. Pengelolaan data peserta aktif yaitu pendataan peserta PNS dan BUMN mengenai perubahan data finansial yang meliputi SKG, KGB, kenaikan/penurunan pangkat, mutasi luar daerah, dll. Pengelolaan data peserta pensiun meliputi perubahan data tunjangan anak, kantor bayar, dll. Pemeliharaan data harus dilakukan secara kontinyu dan konsisten melalui kegiatan Perekaman data, Peremajaan data, maupun penghapusan data.

c. Bidang Keuangan

Bidang keuangan dikepalai oleh Kepala Bidang Keuangan dan membawahi 2 seksi yaitu seksi Kas Keuangan dan seksi administrasi keuangan yang masing-masing di kepalai oleh kepala seksi.

 Seksi Kas Keuangan

Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Kas keuangan meliputi: a) Proyeksi Cash Flow

Merupakan pernyusunan rencana kebutuhan dana untuk 1 (satu) bulan kedepan yang kemudian disusun lagi berdasarkan presentase pertanggal aktif dari dari pengalaman masa lalu / tahun lalu dan

(11)

dikirim setiap tanggal 10 bulan berkenaan untuk proyeksi bulan berikutnya.

b) Penerimaan dan Pengeluaran Bank/Kas

Untuk membiayai pengeluaran KCU Surakarta, diterbitkan Nota Amanat, yaitu media perintah yang dibuat oleh KCU Surakarta yang ditujukan ke Kantor Pusat untuk menarik sejumlah dana dari rekening Kantor Pusat sebagai central account untuk keuntungan rekening Kantor Cabang.

c) Kasir Non Dapem

Tugas Kasir Non Dapem adalah menerima dan menghitung uang dari bank. Kemudian setelah voucher SPP (Surat Permintaan Pembayaran) Langsung diterima oleh kasir, dilakukanlah pembayaran klim yang diajukan oleh pensiun, kemudian memposting voucher-voucher tersebut untuk dibuatkan Laporan Harian Kas.

d) Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun Non Dapem

Setelah pensiun dibayarkan kepada penerima yang berhak, KCU kemudian membuat Daftar Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun (DP3) Non Dapem untuk semua kelompok pensiun dalam beberapa rangkap. SPP (Surat Permintaan Pembayaran) asli beserta lampirannya disampaikan ke bidang BKN (Badan Keuangan Negara) setempat sebagai bagian dari SPJP bendaharawan pensiun

(12)

Kantor Cabang Utama. Lembar tembusan Ke-2 untuk arsip kantor cabang dan lampiran berkenaan disimpan pada dosir pensiun. e) Proses Penyelesaian SPP Tidak Langsung

Setelah voucher diterima dari bagian Penetapan Klim, Keuangan kemudian membuatkan Cek Pos dan Bukti Transfer. Selanjutnya voucher diposting dan dibuatkan DP Pensiun dan THT. Langkah terakhir adalah membuat Bilyet Giro (BG) untuk dikirim ke Kantor Bayar masing-masing pensiun.

f) Pertanggungjawaban Pensiun atas dasar Dapem.

Setelah menerima Laporan Petanggungjawaban (LPJ) dari kantor bayar, selanjutnya dilakukan perekaman Damu I, II, III dari Kantor Bayar kemudian membuat SPJP beserta lampirannya untuk dikirim ke DJA Perbendaharaan.

g) Reskonsiliasi

Untuk mencocokkan transaksi bank / SGG Giro Kliring dengan transaksi yang ada pada Buku Besar Perusahaan.

 Seksi Administrasi Keuangan Administrasi keuangan meliputi :

a) Pengadministrasian SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak) Premi Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi

Pengadministrasian SSBP Premi dilakukan untuk memantau apakah Premi PNS sudah disetor ke KPPN dan untuk memantau jumlah dana yang telah disetorkan oleh masing-masing PEMDA.

(13)

- Premi PNS sebesar 3,25 % untuk THT - Iuran PNS sebesar 4,75 % untuk Pensiun

- SSBP adalah sarana bagi bagian Keuangan Pemda untuk menyetor premi/IWP 10 % ke KPPN

- SSBP paling lambat diterima oleh KPPN tanggal 5 setiap bulannya

- Copy SSBP akan dikirim ke bidang Keuangan kantor cabang setiap bulannya untuk kegiatan monitoring

b) Penyusunan Neraca Saldo Kantor Cabang

Bidang Keuangan wajib membuat Laporan Keuangan berupa Neraca Saldo yang dibuat di akhir bulan pada saat Buku Kas/Bank/Giro Pos ditutup, setelah rekonsiliasi Bank/Giro Pos dilakukan. Laporan bulanan berupa Neraca Saldo (Program Asuransi dan Pensiun) dicetak dan dilaporkan ke Kantor Pusat. Divisi Anggaran dan Akuntansi minimal tanggal 5 setiap bulannya. d. Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia

Bidang Umum dan SDM dikepalai oleh Kepala Bidang Umum dan SDM dan membawahi dua seksi yaitu Seksi Umum dan Seksi SDM yang masing-masing dikepalai oleh kepala seksi.

 Seksi Umum

Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Umum meliputi : 1) Kehumasan

(14)

Berdasarkan SK-07/DIR/2010, kehumasan adalah suatu fungsi yang berperan dalam penyediaan dan penyebarluasan informasi, khususnya mengenai ketaspenan kepada manajemen, pemegang saham, peserta, dan masyarakat serta berperan sebagai Event Organizer dari setiap kegiatan perusahaan.

2) Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pengadaan barang adalah pengadaan sesuatu yang berwujud dalam bentuk jadi yang dilakukan melalui usaha fabrikasi, distribusi/pengadaan yang langsung dapat dipergunakan, dimanfaatkan/dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengadaan jasa adalah pengadaan sesuatu dalam bentuk prestasi pihak lain yang dilakukan melalui jasa untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip Efisien, Efektif, Terbuka dan Bersaing, Transparan, Adil dan tidak diskriminatif serta Akuntabel. Pengadaan barang dan/atau jasa dilaksanakan melalui mekanisme penunjukan langsung, pemilihan langsung, dan pelelangan. Kebutuhan barang dan/atau jasa diajukan oleh masing-masing unit kerja pengguna barang dan/atau jasa kepada unit kerja Umum di Kantor Pusat, Kantor Cabang Utama/Kantor Cabang yang sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

(15)

3) Aset Perusahaan

Suatu kegiatan dalam suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan tersebut tidak memiliki item-item pendukung kegiatan yang disebut dengan aset. Aset adalah segala peralatan yang menjadi faktor pendukung utama berjalannya kegiatan operasional perusahaan yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dikonversikan kedalam bentuk uang, seperti tanah, gedung, kendaraan, komputer, peralatan kantor, dan sebagainya. 4) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Program ini merupakan suatu program dari pemerintah (Kementrian BUMN) untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN sekaligus sebagai program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat yang diatur dalam peraturan Menteri Negara dan BUMN Nomor: PER/05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007.

Sumber pendanaan dari program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) ini berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana PKBL tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil, koperasi, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Kriteria dasar dari program kemitraan adalah :

(16)

1. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun 2. Telah mempunyai potensi dan prospek usaha untuk

dikembangkan

3. Mempunyai asset minimum Rp. 200 juta (diluar tanah dan bangunan)

4. Omset penjualan pertahun maksimum Rp. 1 Milyar 5. Belum pernah akses pada perbankan (Non Bankable) 6. WNI dan memprioritaskan pensiunan PNS.

 Seksi SDM

Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi SDM meliputi : 1) Penggantian Pengobatan Karyawan

Penggantian/bantuan pengobatan diberikan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: SK-13/DIR/2009 tanggal 16 Maret 2009 tentang Bantuan Biaya Perawatan Kesehatan Karyawan. Bantuan biaya perawatan kesehatan adalah bantuan biaya kesehatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dan/atau keluarga yakni suami/istri dan dua orang anak yang masuk dalam tanggungan karyawan. Jenis-jenis bantuan perawatan yang masuk dalam daftar tanggungan perusahaan antara lain rawat jalan, rawat inap, persalinan, Keluarga Berencana (KB), kacamata, dll. Pengobatan karyawan akan diganti dengan syarat yang bersangkutan harus menyerahkan bukti pembayaran/kuitansi tidak lebih dari sebulan sejak tanggal penerbitan bukti

(17)

pembayaran/kuitansi. Kuitansi pengobatan yang diserahkan juga haruslah berisi informasi yang terdiri dari jenis pemeriksaan, jenis obat yang diberikan, serta biaya pengadaan bahan (misalnya untuk gigi palsu, dsb).

2) Cuti Karyawan

Cuti adalah hak untuk tidak masuk kerja dalam jangka waktu tertentu yang diberikan oleh perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.Taspen (Persero) Nomor: SK-42/DIR/2008 yang mengatur tentang Cuti

Karyawan, maka waktu jatuh tempo cuti karyawan adalah tanggal dan bulan karyawan diangkat sebagai calon karyawan, karyawan tetap, dan karyawan yang diperbantukan. Dalam melaksanakan cuti, karyawan diberikan tunjangan cuti pada saat jatuh tempo cuti. Jenis-jenis cuti, antara lain : Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti Sakit, Cuti Bersalin, Cuti Diluar Tanggungan Perusahaan, Cuti Alasan Penting, dan Cuti Bersama.

3) Pembuatan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Taspen (Persero) Nomor: SK-25/DIR/2009, surat perintah perjalanan dinas adalah surat perintah melaksanakan tugas dinas keluar tempat kedudukan perusahaan yang diterbitkan oleh Pejabat/Direksi yang berwenang. Perjalanan dinas terbagi dua, yaitu dinas dalam negeri dan dinas luar negeri. Perjalanan dinas dalam negeri terdiri dari perjalanan

(18)

dinas yang dilakukan dalam kota (menggunakan SPT) dan perjalanan dinas luar kota (menggunakan SPPD). Dalam melaksanakan perjalanan dinas, karyawan diberikan biaya perjalanan dinas secara lumpsum dan definitif yang terdiri dari biaya transportasi, biaya penginapan, uang makan, uang saku, dan uang angkutan setempat.

4) Upah Lembur

Kerja lembur merupakan kegiatan perusahaan yan dilaksanakan diluar jam kerja yang penetapannya diatur berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: SK-32/DIR/2008. Kerja lembur terdiri dari :

- Kerja lembur biasa, yaitu kerja lembur pada hari kerja (maksimal 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam hari kerja dari Senin hingga Jumat)

- Kerja lembur luar biasa, yaitu kerja lembur yang dilaksanakan pada hari libur (maksimal 6 jam dalam 1 hari libur)

Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan minimal 2 (dua) jam dalam sehari dan 14 (empat belas) jam dalam seminggu. Pembayaran upah lembur karyawan dilakukan pada awal bulan bersamaan dengan gaji sedangkan untuk tenaga kontrak dilakukan seminggu sekali.

(19)

5. Proses Layanan Pada Peserta PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta Gambar 4.2 Proses Layanan

Peserta mendatangi

kantor Taspen Satpam

Memberi nomor antri : 1. Pengajuan klim 2. Non klim

2. Non klim 1. Pengajuan klim

Petugas non klim penelitian & penetapan Proses SPP klim : a. Langsung/tunai b. Tidak langsung/transfer c. Konfirmasi instansi Petugas penyedia

Proses non klaim : a. Informasi

b. Pemberian blanko

c. Mutasi kantor bayar & keluarga d. Usul SK janda/duda

Selesai

Petugas penyedia (Verifikasi)

Kasir layanan (Close) Kabid layanan

Kasir Transfer bank

Selesai

Siapkan kartu identitas diri & SK pensiun

Mengambil uang klim di kantor kas

(20)

6. Program Kerja PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta

a. Daftar Penyelesaian dan Pembayaran Klim PNS Pusat dan Daftar PNS Daerah Otonom adalah sebagai berikut :

1) Pembayaran Klim THT

Tabel 4.1 Pembayarn Klim THT

No.

Jenis Kejadian

Non Penyesuian Penyesuaian Jml SPP Pembayaran (Rp) Jml SPP Pembayaran (Rp) ASURANSI DWIGUNA 1 PESERTA PENSIUN 1.992 96.940.604.900 1.161 2.904.136.800 2 PESERTA KELUAR 22 311.271.800 3 4.295.000

3 PESERTA AKTIF MENINGGAL 550 29.020.261.500 222 643.300.700

JUMLAH 2.568 125.972.138.200 1.386 3.551.732.500

ASURANSI KEMATIAN

1 ASKEM ISTRI PESERTA AKTIF 286 1.685.591.500 123 45.788.100 2 ASKEM ANAK PESERTA AKTIF 33 93.002.700 10 1.808.000 3

ASKEM ISTRI SETELAH PESERTA

PENSIUN 723 3.070.239.000 4 1.827.800

4

ASKEM ANAK SETELAH PESERTA

PENSIUN 1 4.049.100 0 0

5

ASKEM SENDIRI KARENA PENSIUNAN

MENINGGAL 2.299 11.009.742.900 8 6.483.000

6

ASKEM ISTRI/SUAMI SETELAH

PENSIUNAN MENINGGAL 673 1.093.723.500 1 40.900

7

ASKEM ANAK SETELAH PENSIUNAN

MENINGGAL 2 5.986.100 0 0

JUMLAH 4.017 16.962.334.800 146 55.947.800

(Sumber: http://www.taspen.com/?page_id=1462)

Berdasarkan data tabel pembayaran Program THT (Tabungan Hari Tua) diatas maka, dapat diketahui bahwa Jumlah Pembayaran PNS Pusat atau Daerah Otonom yang seharusnya terbayarkan ialah sebesar Rp 16.962.334.800, namun jumlah pembayaran program THT (tabungan hari tua) yang telah disesauikan ialah sebesar Rp 55.947.800.

(21)

2) Pembayaran Klim Pensiun

Tabel 4.2 Pembayaran Klim Pensiun

No. Jenis Permohonan Jumlah

SPP

Pembayaran (Rupiah)

1 PENSIUN PERTAMA (SP4A) 2.015 8.929.159.906

2 SP4A YANG DIKEMBALIKAN 1 4.074.900

3 PENSIUN JANDA/DUDA (SP4B) 2.303 5.288.693.430 4 PENGEMBALIAN IURAN PENSIUN 36 943.301.891 5 SUP2 KOMPENSASI 114 489.055.500 6 SUP3 KOMPENSASI 74 402.985.800 7 SUP4 KOMPENSASI 7 25.869.100 8 RETUR NDPM PENS13 3 6.436.500 9 RETUR NONDAPEM 16 62.384.400 10 PIUTANG KELEBIHAN POTONGAN 1 1.800.000

11 SUP2 PENS13 KOMPENSASI 15 22.177.600

12 SUP3 PENS13 KOMPENSASI 89 169.463.200

13 SUP4 PENS13 KOMPENSASI 4 6.397.200

14 SUP2 PENS RAPEL KOMPENSASI 18 6.619.600

15 SUP3 PENS RAPEL KOMPENSASI 44 18.995.700

16 SUP4 PENS RAPEL KOMPENSASI 2 715.200

17 PENSIUN LANJUT/PINDAHAN 499 2.152.856.900

18 UANG KEKURANGAN PENSIUN 158 632.244.400

19 UANG DUKA WAFAT 4.507 27.925.773.100

20 PENSIUN YATIM/PIATU (SP2YP) 114 418.516.820

21 PENSIUN KE-13 683 1.630.523.600

(22)

Berdasarkan data pembayaran klim pensiun, maka dapat kita ketahui bahwa terdapat Dua Puluh Satu (21) jenis permohonan dan yang paling tinggi tingkat pemohonannya yaitu Uang Duka Wafat yang berjumlah 4.507 dan dibayarkan sebesar Rp. 27.925.773.100. Kemudian jenis permohonan yang paling sedikit yaitu SP4A (pensiun pertama) Yang Dikembalikan berjumlah satu (1) ialah sebesar Rp. 4.074.900 dan jenis permohonan Piutang Kelebihan Potongan yang berjumlah sama yaitu satu (1) dibayarkan sebesar Rp. 1.800.000.

3) Pembayaran Klim JKM

Tabel 4.3 Pembayaran Klim JKM

No. Program Jumlah (Rupiah)

1 JKM 2.604.882.000

(Sumber: http://www.taspen.com/?page_id=1462)

Dapat kita ketahui bahwa Program Jaminan Kematian (JKM) adalah perlindungan atas resiko kematian bukan akibat kecelakaan kerja namun berupa santunan kematian yang telah ditetapkan mulai pada bulan Juli 2015. Berdasarkan data pembayaran klim JKM dapat kita ketahui bahwa jumlah dana yang di bayarkan sebesar Rp. 2.604.882.000.

(23)

Daftar Pendapatan Premi

Tabel 4.4 Daftar Pendapatan Premi

No. Program Pendapatan Premi

(Rupiah) 1 THT PUSAT 21.812.349.765 DAERAH OTONOM 119.866.916.904 2 PENSIUN PUSAT 31.743.567.761 DAERAH OTONOM 175.178.971.114 3 JKK 4.042.134.937 4 JKM 5.052.620.128 (Sumber: http://www.taspen.com/?page_id=1462)

Berdasarkan tabel daftar pendapatan premi diatas maka, dapat diketahui jumlah pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) pusat sebesar Rp. 21.812.349.765 dan pada daerah otonom sebesar Rp. 119.866.916.904, selanjutnya pembayaran pada program Pensiun pusat sebesar Rp. 31.743.567.761 dan Pensiun daerah otonom sebesar Rp. 119.866.916.904, kemudian pada program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dibayarkan sebesar Rp. 4.042.134.937 dan yang terakhir yaitu program Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp. 5.052.620.128.

B. Kualitas Pelayanan Pembayaran Dana Pensiun Kepada Pegawai Negeri Sipil di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta

Kualitas pelayanan pembayaran gaji pensiun Pegawai Negeri Sipil di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta adalah salah satu tata cara

(24)

yang dilakukan PT. Taspen (Persero) dalam memberikan pelayanan pembayaran pensiun kepada para pesertanya setelah para peserta melengkapi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Dalam memberikan pelayanan pembayaran dana pensiun kepada para pesertanya PT. Taspen memiliki kendala berupa salah satu keluhan yang sering terdengar dari masyarakat yang berhubungan langsung dengan aparatur pemerintah karena suatu urusan adalah berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku juga perilaku yang memberikan layanan kepada masyarakat kadang kala kurang bersahabat.

Terdapat ketidakpuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT. Taspen (Persero) di Kota Surakarta. Dapat dijelaskan bahwa kualitas pelayanan merupakan tolak ukur dari organisasi. Semakin baik pelayanan yang diberikan kepada peserta penerima dana pensiun maka semakin tinggi kepercayaan peserta terhadap organisasi tersebut. Maka dari itu, PT. Taspen memiliki keinginan untuk dapat memperbaiki kualitas pelayanan yang menurut peserta penerima pembayaran dana pensiun kurang memuaskan. Untuk itu, penulis menggunakan dimensi yang telah dijelaskan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuratman, 1985 (Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2011:10) sebagai tolak ukur untuk sebuah kualitas pelayanan PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta. dimensi tersebut adalah :

(25)

a. Tangible (Bukti Fisik)

Tangible merupakan kualitas pelayanan yang berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu dan tempat informasi. Dengan demikian bukti fisik salah satu indikator yang sangat penting dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dalam hal fasilitas yang secara nyata terlihat. PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta sebagai asuransi sosial dan melaksanakan pembayaran pensiun Pegawai Negeri Sipil. Dalam tugas ini senantiasa berusaha meningkatkan nilai layanan dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil sebagai tugas yang telah diamanatkan oleh pemerintah. Disamping didukung dengan personil atau pegawai yang ada, dalam melaksanakan tugas dan fungsi PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta juga didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana sebagai berikut:

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana PT Taspen (Persero) Kota Surakarta

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

1. Komputer 40 Unit Baik

2. Peralatan Kantor 105 Unit Baik

3. Mobil Pelayanan 2 Unit Baik

(Sumber: PT. Taspen Surakarta)

Berdasarkan tabel diatas, sarana dan prasarana yang terdapat di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta diharapkan dapat menunjang tugas pokok dan fungsi pegawai PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Diungkapkan dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada Kepala

(26)

Seksi SDM PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta beliau mengatakan bahwa :

“terkait untuk sarana dan prasarana terutama untuk ruang pelayanan kita sudah standarisasi, kemarin di tahun 2015 kita sudah diberikan untuk standar komporit standar kantor Taspen di seluruh Indonesia. Semuanya sudah sangat baik dan memadai seperti bangunan gedung yang bagus, ruang pelayanan nyaman, terlihat bersih dan rapi, fasilitas yang diberikanpun juga sangat lengkap guna untuk penunjang pelaksanaan pelayanan”(Wawancara, 7 Januari 2016)

Mengenai fasilitas lainnya seperti ruang tunggu, tempat informasi berupa loket Costumer Service yang diberikan PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta salah satu masyarakat yang sedang dalam proses pengurusan pengajuan Klim mengungkapkan bahwa ruang tunggu tempat informasi berupa loket Costumer Service yang diberikan sudah sangat baik. Berikut hasil wawancara penulis dengan salah satu pengguna jasa Bp. Kiswiranto Riyadi, beliau mengatakan bahwa:

“sarana dan prasarana yang diberikan Taspen saat ini sudah jauh lebih maju ketimbang tahun-tahun yang sebelumnya, bahkan saat ini sudah disediakan fasilitas air minum gratis untuk setiap peserta yang sedang antri. Dari kebersihannya pun sangat terjaga terutama diruang tunggu ini. Namun bangku yang disediakan untuk menunggu antrian masih kurang, karena peserta Taspen sudah terlalu banyak apalagi saat awal bulan”.(Wawancara, 5 Januari 2016)

Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa fasilitas dalam pelayanan pembayaran pensiun Pegawai Negeri Sipil ini sudah cukup memuaskan, hanya saja ada satu kekurangan yaitu dari faktor prasarana yang masih kurang memadai

(27)

untuk peserta penerima dana pensiun. Namun dari pihak PT. Taspen sudah berusaha melakukan upaya yang cukup baik dengan memberikan sarana dan prasarana lainnya yang dapat memberikan kenyamanan bagi peserta pensiun yaitu ruangan yang bersih dan rapi sehingga memberikan kenyamanan saat menunggu antiran.

Tangible yaitu faktor fasilitas fisik, peralatan atau sarana dan pegawai yang dimiliki suatu organisasi. Kualitas layanan adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat terlihat atau digunakan oleh pegawai sesuai dengan penggunaan dan pemanfaatannya yang dirasakan membantu pelayanan yang diterima oleh orang yang menginginkan pelayanan, sehingga puas atas pelayanan yag dirasakan, yang sekaligus menunjukkan prestasi kerja atas pemberian pelayanan yang diberikan (Parasuraman, 2001:32). Bukti fisik sebuah organisasi yang meliputi sarana dan prasarana pendukung dalam organisasi adalah salah satu poin penting yang harus diperhatikan karena hal tersebut adalah kesan pertama yang akan diterima oleh penerima layanan organisasi.

Tangible atau bukti langsung berupa bentuk pelayanan bukti fisik biasanya berupa sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia. Berpedoman dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dimensi tangible atau bukti langsung yang berupa kelengkapan sarana dan prasarana yang terdapat di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta sudah cukup memadai hanya saja ada salah satu peserta yang masih mengeluhkan tentang prasarana yang dianggapnya masih kurang yaitu

(28)

jumlah kursi antrian yang berada diruang tunggu, namun keadaan kantor yang bersih dan rapi serta fasilitas penunjang lainnya membuat peserta nyaman untuk mengantri. Sejauh ini Taspen selalu berusaha untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dari segi sarana dan prasarana, hal ini di ungkapkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada Kepala Seksi SDM yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana sudah memenuhi standarisasi yang cukup memadai seperti ruang tunggu yang sangat nyaman, bersih dan rapi serta fasilitas yang lengkap di berikan oleh PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta sehingga berakibat kepada kepuasan pensiun yang sedang dan telah melakukan pengurusan pensiun itu sendiri. Keberadaan sarana seperti kelengkapan alat kantor dan ruang kerja beserta fasilitas pendukung seperti ruang tunggu adalah merupakan upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk memberikan kenyamanan dan rasa puas terhadap pelayanan yang diberikan bagi masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan langsung semua sarana dan prasarana di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta sudah baik dengan tersedianya gedung yang strategis, ruang tunggu yang nyaman, bersih dan tersedianya kotak keluhan dan saran.

Kondisi Fisik di kantor pelayanan PT. Taspen yang baik dan lengkap ini merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh organisasi yang memberikan pelayanan bagi para penerima pensiun ini, hal ini merupakan hal mutlak yang seharusnya dimiliki oleh para

(29)

penyedia layanan bagi masyarakat karena kesan awal yang diterima oleh para penerima layanan ialah kondisi fisik kantor, beserta sarana dan prasarana pendukung didalamnya, jika hal ini telah mendapat nilai plus maka akan mendapat kesan tersendiri bagi para penerima layanan.

Berdasarkah hasil wawancara dengan pegawai dan penerima layanan serta pengamatan langsung yang dilakukan peneliti dalam penelitian indikator tangible atau bukti fisik berupa sarana dan prasarana yang terdapat di PT. Tapen (Persero) Kota Surakarta sudah cukup memuaskan untuk masyarakat.

b. Reliability (Kehandalan)

Reliability berkaitan dengan kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya. Dimana keterampilan, keahlian dan kemampuan harus dimiliki aparatur dalam mencapai misi suatu organisasi yaitu bukan saja keterampilan teknis dalam mengisi suatu pekerjaan tetapi juga memiliki hubungan manusiawi harus jelas manifestasinya sesuai dengan lapangan pekerjaan yang membutuhkannya, terutama untuk suatu pekerjaan yang banyak berkomunikasi/berinteraksi langsung dengan orang lain, baik didalam maupun diluar organisasi.

Pentingnya indikator ini adalah kepuasan masyarakat akan menurun apabila jasa yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur indikator reliability ini merupakan kemampuan

(30)

PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dalam menyediakan dan memberikan layanan yang terpercaya.

Berikut merupakan wawancara yang dilakukan penulis dengan Kepala Bidang Pelayanan Taspen :

”kita bicara 2016 ini bahwa sifatnya wajib untuk setiap karyawan diberikan jam pelatihan yaitu 16 jam pertahun dan wajib untuk setiap karyawan mengikuti program kerja 2016 PT. Taspen ini yang terkait untuk pelatihan dalam hal kompetensi”. (Wawancara, 6 Januari 2016)

Bukan hanya dari pihak PT. Taspen yang merasakan hal tersebut, namun jua dari pihak yang penerima pensiun. Berikut hasil wawancara yang diungkapkan oleh Bp. Marsam salah satu penerima dana pensiun :

“menurut saya sudah cukup baik sebab selama ini saya selalu mendapat informasi yang jelas karna cara komunikasi yang dilakukan oleh para karyawan disini sudah sangat baik. Saya tidak pernah dibuat kebingungan dengan informasi yang di sampaikan”. (Wawancara, 6 Januari 2016)

Hal ini didukung pula dengan hasil wawancara dengan peserta Taspen yaitu Ibu Sutarmi yang mengungkapkan bahwa :

“saya melihat para pegawai disini sepertinya sudah cukup trampil dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sesai dengan tugas mereka masing-masing. Tidak ada yang kebingungan dengan apa yang sudah menjadi tugas mereka”. (Wawancara, 7 Januari 2016)

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam indikator kehandalan ini yaitu berkaitan dengan kinerja pegawai yang harus sesuai dengan harapan pelanggan

(31)

dalam menyediakan dan memberikan layanan yang terpercaya yang berarti pegawai mampu bekerja sesuai tanggung jawab dan telah memahami tugas dan fungsinya. Secara garis besar para karyawan telah memahami tugas dan fungsi dari posisi mereka dan mampu berkomunikasi dengan pelanggan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal ini peserta penerima dana pensiun.

Reliability, dimaksudkan sebagai kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya. Untuk itu kualitas yang handal merupakan harapan pelanggan dalam hal ini pensiun berarti suatu pelayanan setiap saat dituntut untuk dapat melaksanakan dengan segera melalui cara yang benar tanpa ada kesalahan didalamnya. Kehandalan atau reliability itu sendiri menurut Parasuraman (2001:32) adalah:

“setiap pegawai memiliki kemampuan yang handal, mengetahui mengenai seluk beluk prosedur kerja, mekanisme kerja, memperbaiki berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan prosedur kerja dan mampu mampu menunjukkan, mengarahkan, dan memberikan arahan yang benar kepada setiap bentuk pelayanan yaang belum dimengerti oleh masyarakat, sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut”.

Inti dari kehandalan atau reliability berdasarkan uraian teori diatas merupakan bentuk kualitas layanan dari kehandalan dalam suatu organisasi dapat ditunjukkan dengan kehandalan pemberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk karakteristik yang dimiliki oleh pegawai

(32)

tersebut, sesuai dengan keberadaan organisasi tersebut sehingga mempengaruhi bentuk kualitas pelayanan dari organisasi.

Berpedoman dengan hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat disimpulkan bahwa indikator kehandalan atau reliability

pada PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dalam memberikan pelayanan yang maksimal dengan kompetensi yang dimiliki karyawan sudah mencapai tingkat kepuasan masyarakat dalam hal ini penerima pensiun. Hal ini dapat dilihat dengan keterangan para penerima layanan pensiun yang menyatakan bahwa para pegawai sangat menguasai pekerjaan yang dilakukan, ketika para penerima layanan menyampaikan jenis layanan yang diinginkan maka para pegawai akan menjelaskan prosedur serta persyaratan yang harus dipenuhi. Hal ini adalah salah satu indikator yang membuktikan bahwa para pegawai pemberi layanan telah memiliki kehandalan dalam memberikan pelayanan bagi para penerima pensiun.

Hal ini didukung pula dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Taspen dengan mewajibkan para pegawai Taspen untuk mengikuti pelatihan selama 16 jam dalam satu tahun untuk meningkatkan kemampuan dan sikap kerjanya dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Upaya ini merupakan langkah yang sangat baik mengingat PT. Taspen adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan yang senantiasa membutuhkan perbaikan secara terus

(33)

menerus meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat penggunanya terutama bagi penerima dana pensiun.

c. Responsiveness (Daya Tanggap)

Responsiveness merupakan kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara tanggap terhadap keinginan konsumen. Daya tanggap yang diperlihatkan oleh petugas atau pegawai yang memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu aspek penting dalam memberikan kepuasan kepada masyarakat yang dilayani. Prosedur pelayanan yang harus dilalui setiap orang yang membutuhkan pelayanan pada instansi ini cukup mudah dan sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan baik oleh masyarakat yang dilayani maupun petugas yang memberikan pelayanan.

Hal ini memerlukan adanya penjelasan yang bijaksana mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi, sehingga bentuk pelayanan mendapat respon positif. Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dijadikan salah satu program dalam proses layanan pada peserta Taspen Kota Surakarta saat ini seperti yang di katakan pada saat wawancara kepada Seksi Pelaksana Umum bahwa :

“iya jadi seperti ini, untuk saat ini program peserta aktif pensiunan itu proses pembayaran dana pensiunnya hanya dalam waktu 45 menit. Dalam waktu 45 menit itu proses pembayaran harus selesai, tetapi dengan ketentuan para

(34)

peserta pensiun harus sudah melengkapi segala macam pesyaratan guna menerima dana pensiun tersebut”. (Wawancara, 4 Januari 2016)

Adapun wawancara penulis terhadap Bp. Dany Ardian dalam pengurusan pensiun beliau mengatakan bahwa :

“sekarang sudah ada itu yang namanya program yang dengan menyerahkan dokumen yang sudah lengkap kepada petugas pelayanan maka dalam waktu 45 menit semua proses pembayaran akan selesai. Itu benar benar sangat membantu ya karna kita jadi ga harus menunggu terlalu lama. Kalaupun harus menunggu lama karna ada peserta yang bermasalah dokumennya dan belum lengkap persyaratannya”.

(Wawancara, 7 Januari 2016)

Hal ini didukung pula dengan pernyataan salah seorang pensiunan Ibu Akhir Suyati yang mengungkapkan bahwa :

“Pelayanan disini sudah cukup baik, daya tanggap pegawainya sudah baik, kita cukup menyampaikan apa yang ingin diurus maka secara sigap pegawai akan menjelaskan prosedur dan kelengkapan berkas yang dibutuhkan, waktu pelayanannya saja yang tidak menentu tergantung cepat atau tidaknya kita memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, hal inilah yang biasanya menjadi keluhan kami karena, banyak juga yang daridaerah dan jika ada berkas yang kurang maka harus bolak balik lagi dan membutuhkan biaya yang lebih”. (Wawancara, 6 Januari 2016)

Dari hasil wawancara Seksi Pelaksana Umum maupun para mayarakat/peserta dalam hal ini penerima dana pensiun bahwa dalam keadaan normal pelayanan dalam pengurusan pensiun yang dilakukan di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta berjalan baik, artinya disini baik dari peserta selaku pemohon pensiun dan karyawan selaku

(35)

pemberi pelayanan sama-sama memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Namun berdasarkan hasil penelitian dalam waktu penyelesaian proses layanan memang sudah cukup baik, dalam penyelesaian pelayanan terlaksana sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta salama 45 menit selesai pemerosesan. Apabila standar pelayanan yang telah ditetapkan tersebut mengalami hambatan atau tidak dapat terlaksana sesuai dengan standar pelayanan, itu disebabkan oleh kurangnya persyaratan yang seharusnya sudah dilengkapi terlebih dahulu oleh peserta penerima dana pensiun.

Responsiveness yaitu kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara tanggap terhadap keinginan konsumen. Daya tanggap berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang dipersepsikan oleh pelanggan termasuk dalam indikator ini waktu tunggu untuk memperoleh pelayanan. Definisi daya tanggap menurut Tjiptono (2007:6) yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Tanggap disini dapat diartikan bagaimana respon organisasi terhadap segala hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat. Respon yang dimaksud sebaik-baiknya cara organisasi dalam menerima entah itu permintaan, keluhan, saran, kritik, komplain, dan sebagainya atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat. Hal ini memerlukan adanya penjelasan yang bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan, dan

(36)

membujuk, agar menyikapi segala bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi, sehingga bentuk pelayanan mendapat respon positif (Parasuraman 2001:32).

Kegiatan melayani konsumen dengan sebaik-baiknya dalam sebuah organisasi atau perusahaan tidak sekedar tentang kehandalan organisasi, namun lebih ditentukan kepada bagaimana cara organisasi menanggapi masyarakat dalam bentuk apapun. Berpedoman dengan hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat disimpulkan bahwa dimensi Responsiveness atau daya tanggap pegawai PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dalam pengurusan pensiun sudah baik karena berdasarkan hasil penelitian yang terdapat program waktu penyelesaian pelayanan pembayaran pensiun yaitu 45 menit pelayanan. Dalam waktu yang sudah ditentukan yaitu 45 menit para pegawai harus sudah menyelesaikan pembayaran tersebut, dengan ketentuan/persyaratan bahwa para peserta pensiun sudah melengkapi berkas yang harus dipenuhi sebelum melakukan pembayaran dana pensiun. Apabila data yang diberikan oleh pelanggan belum lengkap maka pelayanan akan lebih lama dari waktu yang sudah ditentukan.

Waktu penyelesaian 45 menit pemerosesan permohonan pembayaran dana pensiun yang telah dijadikan salah satu program oleh Taspen bisa menjadi salah satu kelemahan yang dimiliki PT. Taspen itu sendiri, karena sering kali Taspen mendapatkan pelanggan yang masih belum melengkapi berkas yang dibutuhkan sehingga pelayanan

(37)

akan lebih lama dari waktu yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap penerima pelayanan yang datang dari luar kota hal ini cukup meresahkan, sebab hal ini seharusnya menjadi bahan perbaikan bagi organisasi untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat dengan menggunakan sistem informasi yang lebih baik agar seluruh masyarakat dapat mengakses informasi terkait prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan untuk memperoleh pelayanan sehingga keterlambatan penyelesaian layanan dapat dihindari.

d. Assurance (Jaminan)

Assurance menyangkut kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen dengan memberikan jaminan kepada masyarakat seperti pelindungan data. Dimana pegawai PT. Taspen dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus bersifat sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan.

Pentingnya indikator ini adalah kepuasan masyarakat akan menurun apabila jasa yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur indikator assurance ini merupakan kemampuan PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dalam memberikan jaminan layanan yang terpercaya. Berikut merupakan wawancara yang dilakukan penulis dengan Kepala Bidang Pelayanan PT. Taspen :

disini dalam memberikan pelayanan yang terpecaya kepada penerima pelayanan, Taspen menjamin kesejahteraan para

(38)

pegawai secara lebih dari cukup, semua kesejahteraan karyawan sudah di cover oleh perusahaan. Semua karyawan hanya datang saja ke kantor dan fokus dalam bekerja melayani para peserta pensiun dengan baik”. (Wawancara, 7

Januari 2016)

Selanjutnya dari pihak penerima layanan PT. Taspen berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Giyati mengungkapkan bahwa :

Kalau mengurus disini kita tidak bisa pastikan berapa lama karna terkadang kalau masih ada berkas yang kurang harus diurus lagi, jadi saya rasa tidak ada jaminan atas pelayanan disini (PT. Taspen)”. (Wawancara, 5 Januari 2016)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa pihak PT. Taspen telah melakukan upaya untuk dapat memberikan jaminan dalam pemberian pelayanannya dengan memperbaiki kesejahteraan pegawai, hanya saja berdasakan pendapat penerima layanan hal ini masih kurang efektif karena mereka masih menemui permasalahan dalam pemberian jaminan penyelesaian pelayanan yang dibutuhkan oleh para pensiunan ini.

Assurance ialah menyangkut kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen dengan memberikan jaminan kepada masyarakat seperti pelindungan data. Sikap yang dimaksudkan dalam dimensi assurance ini ialah sikap seorang pegawai dalam memberikan keyakian dan jaminan bagi para penerima layanan bahwa pelayanan akan diberikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jaminan atas layanan

(39)

yang diberikan sangatlah penting bagi penerima layanan karena pada hakekatnya ketika kita hendak mengurus sesuatu maka, adalah wajar ketika kita ingin mendapatkan jaminan bahwa hal tersebut dapat terpenuhi dan dapat diselesaikan dengan baik. Hal inilah yang kemudian menjadi tanggung jawab sebuah organisasi pemberi layanan untuk memberikan jaminan atas layanan yang berkualitas bagi masyarakat.

Indikator ini sangatlah penting kedudukannya karena kepuasan masyarakat akan menurun apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi assurance ini merupakan kemampuan PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dalam memberikan jaminan layanan yang terpercaya. PT. Taspen telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki permasalahan tersebut dengan memperbaiki kesejahteraan pegawai, hal ini dirasa penting karena dengan upaya tersebut diharapkan kinerja aparat pegawai dapat meningkat. Namun, melihat kondisi yang terjadi seharusnya PT. Taspen meninjau kembali dan melakukan upaya-upaya lain untuk menangangi keluhan dan permasalahan dalam indikator assurance ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa indikator ini masih kurang maksimal dilaksanakan. Adapun yang menjadi titik kelemahan dari PT. Taspen Kota Suirakarta ialah tidak adanya jaminan atas penyelesaian pelayanan bagi

(40)

masyarakat, yang seringkali terjadi ialah waktu penyelesaian untuk layanan yang sama dapat diselesaikan dengan jangka waktu yang berbeda sehingga tidak sedikit penerima layanan yang memberikan keluhan terkait hal tersebut.

e. Empathy (Empati)

Empathy merupakan sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap konsumen. Dalam pelaksanaan pelayanan pada dasarnya lebih tertuju pada aspek manusia dalam organisasi, yaitu sikap dan perilaku yang ditampilkan petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sikap yang dimaksudkan disini ialah sikap karyawan yang mudah dihubungi, komunikasi yang baik dan ramah kepada masyarakat, memahami kebutuhan/keinginan pelanggan dan melayani dengan ramah dan sopan. Sikap tegas tetapi penuh perhatian juga diterapkan di PT. Taspen demi memenuhi kebutuhan para pensiun. Dengan demikian PT. Taspen mengadakan pelatihan masalah sikap, tingkah laku dalam menghadapi dan melayani peserta yang dilakukan setiap bulannya guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada para peserta. Berikut merupakan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Kepala Bidang Pelayanan, beliau mengungkapkan bahwa :

“jadi kita sudah memiliki buku sebagai pedoman masalah standar etika pelayanan itu sudah mengcover semuanya, mulai dari datang peserta sudah harus dilayani oleh satpam kita dengan cara dibukakan pintu, kemudian ditanyakan ada keperluan apa. Jadi buku petunjuk standar etika itu untuk

(41)

satpam, karyawan, pejabat itu sudah di atur semua. Pelatihanpun juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana para pegawai Taspen memahami apa yang telah disebutkan di buku pedoman tentang standar etika tersebut ”.

(Wawancara, 6 Januri 2016)

Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan salah seorang peserta pelayanan Bp. Wardojo , beliau mengungkapkan bahwa :

“Pegawai disini sudah cukup baik sikapnya, mereka juga perhatian kepada para penerima layanan, hanya saja terkadang juga ada yang terkesan terlalu tegas terkait berkas-berkas yang biasanya diurus, itulah yang biasa menyulitkan dan membuat pelayanan biasanya terhambat”. (Wawancara, 7 Januri 2016) Dari Hasil wawancara dengan pihak terkait dapat diketahui bahwa pihak PT. Taspen telah melakukan upaya yang cukup baik untuk meningkatkan rasa empati para pegawainya hanya saja para penerima layanan masih merasakan sikap yang kurang baik khususnya terkait sikap yang terlalu kaku terhadap proses penyelesaian pelayanan yang diinginkan oleh para penerima layanan. Dan berdasarkan yang dilapangan sikap ramah dan sopan santun pegawai dalam memberikan pelayanan masih kurang baik dimana dalam pengurusan layanan banyak pihak pegawai ada yang menujukkan sikap dan tingkah laku yang kurang baik seperti dalam pengurusan penyelesaian klim pegawai terhadap penerima yang mengeluh terkait pelayanan yang diberikan pegawai.

Dengan diberikannya buku tentang standar etika pelayanan untuk diketahui dan dipelajari oleh para pegawai Taspen. Selain buku

(42)

pedoman tersebut PT. Taspen mengadakan pelatihan masalah sikap, tingkah laku dalam menghadapi dan melayani peserta guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada para peserta. Hal ini adalah upaya yang sangat baik untuk dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat. Namun terkadang para pegawai terlalu tegas dan membuat para peserta Taspen berfikir bahwa para pegawai tersebut bersikap keras dan terlihat kaku dalam melayani peserta.

Indikator Empati ini merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh sebuah organisasi, sikap dan perilaku pegawai merupakan gambaran baik buruknya sebuah organisasi maka, sudah seharusnya bagi organisasi seperti PT. Taspen untuk lebih meningkatkan lagi sikap empati para pegawainya agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat pengguna layanannya.

Dari teori kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuratman, 1985 (Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2011:10), ada lima (5) indikator kualitas pelayanan menurut apa yang dikatakan konsumen yaitu Tangibles, Reliability, Responsivess, Assurance, Emphaty. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta dan dibahas pada bagian sebelumnya maka dapat diketahui bahwa kualitas di PT. Taspen sudah cukup baik namun masih memiliki kekurangan pada

(43)

beberapa bagian. Adapun bagian yang masih memiliki kelemahan ialah pada indikator Responsiveness, Assurance dan Emphaty. Indikator ini masih dirasa kurang baik berdasarkan hasil wawancara dengan para penerima layanan pensiunan yang menyatakan bahwa dalam prasarana yaitu bangku antrian diruang tunggu masih dianggap kurang jumlahnya. Selain itu dalam memberikan pelayanan pihak PT. Taspen (Persero) Kota Surakarta terkadang tidak dapat menyelesaikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan sehingga hal ini juga berdampak bagi indikator assurance pelayanan yang diberikan karena tidak mampu memberikan jaminan pelayanan yang baik bagi penerima layanan.

Gambar

Tabel 4.1 Pembayarn Klim THT
Tabel 4.2 Pembayaran Klim Pensiun
Tabel 4.4 Daftar Pendapatan Premi
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana PT Taspen (Persero) Kota Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai perunding hartanah yang berdaftar (selepas ini dipanggil ejen hartanah), saya perlu menjelaskan secara terperinci kepada client (penjual/pembeli) tentang proses jual beli

Searle (1979:13) menjelaskan bahwa direktif memiliki poin ilokusi yang terdiri atas kenyataan bahwa tindak tersebut merupakan usaha oleh penutur untuk mencapai mitra tutur

Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

Kemudian guru menyampaikan tujuan penggunaaan media komik Jurnal Penyesuian (JuPe). Guru mengorganisasi bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit

POLA PENYELENGGARAAN PEND IDIKAN BERBASIS MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMROSESAN ENERGI ALTERNATIF MINYAK JARAK RAKYAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian madu hutan berpengaruh terhadap proliferasi limfosit pada hewan uji tikus jantan galur Wistar berupa peningkatan proliferasi

dilakukan oleh ayah kandung terhadap anak kandung yang diperoleh dari. Putusan Pengadilan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Pengawasan Renovasi Instalasi Rawat Inap Kelas III Rindu A dan Rindu B