• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spek Teknis (GENSET)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Spek Teknis (GENSET)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI TEKNIS

PERATURAN UMUM

Pasal 1 Jenis Pekerjaan

1.1 Jenis dan lingkup Pekerjaan adalah :

Nama Proyek : Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin Makassar

Lokasi Pekerjaan

Kota/Kabupaten : Kampus Tamalanrea Kota Makassar

Propinsi : Sulawesi Selatan

Lingkup Pekerjaan Pemborongan

Lingkup pekerjaan adalah pembangunan sesuai dengan item 1.1 pasal ini yang terletak di Kampus

Tamalanrea Kota Makassar dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk

pula pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan, alat – alat dan segala keperluan yang berhubungan

dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Hal ini meliputi :

 Pekerjaan Pendahuluan

 Pekerjaan Tanah dan Pondasi

 Pekerjaan Struktur

 Pekerjaan Arsitektur

 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pasal 2 Setting Out

2.1. Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana bagunan di lapangan, Kontraktor harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan kondisi lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar.

2.2. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran, maka Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.

2.3. Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan di luar dan di

dalam Kompleks.

Pasal 3 Pekerjaan Persiapan

3.1. Pembersihan Lapangan

Untuk tempat kerja, penumpukan bahan bahan bangunan gudang sementara, Direksi Keet dll.Kontraktor harus terlebih dahulu membersihkan serta membenahi lapangan.

3.2. Penerangan, Pagar dan tanda-tanda pengaman.

(2)

Pasal 4

Pekerjaan Pendahuluan

4.1. Kontraktor akan diberikan petunjuk mengenai gudang penyimpanan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

4.2. Kontraktor harus membatasi operasinya dilapangan yang betul betul diperlukan untuk pekerjaan

tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi.

Pasal 5 Material

5.1. Bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam Negeri yang memenuhi pesyaratan teknis yang

ditentukan.

5.2. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan , maka mutunya minimal harus

sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender. Untuk pemesanan bahan itu harus diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas serta kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat persetujuan.

5.3. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi

ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratan-persyaratannya akan dicantumkan di dalam pasal-pasal berikut.

Peraturan-peraturan khusus antara lain, yaitu:

 NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)

 PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia

 NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

 NI-4 : Persyaratan cat Indonesia

 NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

 NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia

 NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan

 PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia

 PUIL-2007: Peraturan Umum Instalasi Listrik

 SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton

 SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan dgn Agregat Ringan.

 SNI 2834 : Standar Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

 Standar Industri Indonesia (SII)

a. Air

Air yang digunakan sebagai bahan pengikat spesi maupun adukan campuran beton adalah air yang tidak mengandung zat asam, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu campuran spesi maupun agregat beton.

b. Pasir

Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai PBI-1971 / NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar tumbuhan, ataupun bahan lain.

(3)

Pasir untuk campuran beton disyaratkan pasir dengan butiran kasar atau Pasir Beton. Tidak diperkenankan memakai pasir yang berasal dari muara sungai atau yang mengandung air asin maupun payau.

c. Semen

Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan, maupun beton disyaratkan sesuai ASTM atau SNI -15-0302-1994, Type Semen yang disyaratkan adalah setara dengan Semen Portland Type I, jenis A. atau Semen Portland Pozoland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.

d. Cat

Cat dasar pada bagian atau bidang kayu yang baru menggunakan cat dasar meni kayu, Untuk pengecatan kembali bidang kayu, kusen, pintu dan jendela menggunakan cat kualitas baik dan mengkilap, disyaratkan setara Dulux. Penggunaan Cat untuk tembok dan plafond disyaratkan setara Dulux.

e. Kayu

Bahan kayu yang dipakai untuk penggantian konstruksi maupun konstruksi baru adalah Kayu Klas I setara Bayam.

Penggunaan untuk struktur pendukung, gording, rangka atap juga menggunakan kayu Klas II atau setara Samarinda.

Kualitas kayu disyaratkan yang kering, tidak pecah dan dengan serat yang baik.

5.4. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh. Kontraktor harus

mengajukan usul perubahan pada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama dan apa yang disyaratkan.

5.5. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi

persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Pasal 6 Aksebilitas

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran aksebilitas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya.

Pasal 7 Cuaca

Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, penundaan pekerjaan tersebut harus tercatat dan atas instruksi konsultan pengawas dengan pertimbangan apabila pekerjaan dilanjutkan dapat mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan, misalnya pada saat pengecoran, plesteran dinding bangunan dll.

Pasal 8 Peralatan Survei

(4)

PEKERJAAN PENDAHULUAN

 Pekerjaan pengukuran, sebelum pekerjaan dimulai dilakukan pengukuran dengan menggunakan

alat ukur sehingga di dapat hasil ukur yang akurat.

 Penyediaan peralatan P3K yang berisi obat-obatan yang diperlukan untuk pertolongan pertama

pada kecelakaan

 Air kerja untuk keperluan pekerjaan sehingga tidak mengalami keterlambatan pelaksanaan

dikarenakan kekurangan air.

 Listrik Kerja digunakan untuk keperluan penggunaan alat bantu dari mesin seperti mesin pemotong,

mesin bor dll dan penerangan ruangan .

 Konsultan pengawas berhak untuk menolak dipekerjakannya tukang-tukang yang menurut

penilaiannya tidak memiliki keahlian/keterampilan yang cukup untuk mengerjakan Pekerjaan ini.Dalam hal seperti itu, Pemborong harus dengan segera mengganti tukang tersebut dengan tukang-tukang lain yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan. Dalam hal pengambilan tindakan tersebut, maka tetap akan menjadi tanggungan Pemborong sepenuhnya.

PEKERJAAN TANAH

A. Pengukuran Tapak Kembali

1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi

bangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera kebenarannya.

2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang

sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas untuk dimintakan keputusan.

3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alat-alat

waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

4. Pemborong harus menyediakan theodolit/waterpas beserta petugas yang melayaninya untuk

kepentingan pemeriksaan Pemberi Tugas/Pengawas selama pelaksanaan proyek

5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azaz segitiga phytagoras hanya

diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Pemberi Tugas/Pengawas

B. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)

1. Letak dan tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/Pengawas

2. Tugu paokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm,

tertancap kuat didalam permukaan tanah sedalam 1 M, dengan bagian yang menonjol di atas permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di ats tanah

3. Tugu patokan dasar harus dibuat permanent, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan

dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/Pengawas untuk membongkarnya.

4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi tanggung jawab

pemborong

5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan),

(5)

C. Papan dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Kayu Kls II dengan ukuran kaso

(5/7 cm) yang tertancap di bawah tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau di ubah-ubah berjarak max 1,5 M satu sama lain

2. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dibuat dari kayu Meranti Merah dengan ukuran tebal

3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas)

3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainya, kecuali dikehendaki lain

oleh Pemberi Tugas/Pengawas

4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cn dari sisi luar galian tanah oleh

pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan

5. Pada Papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua as-as

bangunan dan peil ±0,00 atau peil reference lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila kena air/air hujan

6. Setelah selesai pemasangan Papan dasar pelaksanaan Pemborong harus melaporkannya

kepada Pemberi Tugas/Pengawas

7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan Papan dasar pelaksanaan menjadi tanggung

jawab pemborong

PEKERJAAN GALIAN A. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan

alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub-struktur, seperti

yang disebutkan/ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan Pemberi Tugas/Pengawas 3. Juga termasuk didalamnya adalah pekerjaan galian untuk saluran-saluran dan

pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan pekerjaan-pekerjaan galian

4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas/Pengawas

B. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Galian untuk reservoir, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan

peil-peil yang tercantum digambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu , jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat di bagian galian yang akan dilaksanakan dibongkar dan dibuang

2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan,kabel listrik, telepon dan lain-lain yang

masih digunakan maka pemborong harus secepatnya memberitahukan kepada Pemberi Tugas/Pengawas atau kepada penguasa/instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut

3. Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk

menjamin bahwa pekerjaan yang telah sedang berlangsung tersebut tidak terganggu

4. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka pemborong

harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang sejenis untuk daerah ang bersangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali, pengisian/pengurug kelebihan galian harus dilakukan dengan pondasi batu kali

5. Pengisian/pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan

ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang diisyaratkan mengenai Pekerjaan Urugan dan Pemadatan. Pekerjaan pengisian/pengurug kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pengawas

6. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih terdapat

akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali ke luar sedangkan lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar ang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur

(6)

Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air dan lumpur pada dasar galian

Sebelum pekerjaan dewatering dimulai, Pemborong wajib menyerahkan perhitungan yang mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan dipergunakan serta kedalaman dan jumlah pit/sumur, dengan memperhatikan data tanah yang tersedia termasuk penyediaan pompa cadangan untuk mengganti yang rusak.

Pemborong akan mendapatkan laporan pumping test Direksi/ Pengawas/Perencana Struktur. Permukaan air tanah pada setiap saat harus ada pada 50 cm di bawah muka galian yang terendah. Pengawasan terhadap dewatering harus oleh orang yang berpengalaman, untuk itu harus dilakukan 24 jam dan dibuatkan daftar pengalaman yang setiap saat dapat diperiksa.

8. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu

harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk direksi/pengawas.

9. Pemborong harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah yang ditemui

selama pekerjaan galian.

Kecuali ditujukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri.

10. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galianharus

dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas

B. Persyaratan Pekerjaan

Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Jenis tanah adalah Silty Clay atau pasir urug.

2. Tanah harus bersih berarti tidak menggandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,

bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

4. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum dan hasilnya

harus secara tertulis diserahkan kepada Direksi/Pengawas.

Direksi/Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum

tiap-tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus mengikuti STM.D-1557-70.

2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian rencana.

Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.

3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, pemborong harus membuat saluran-saluran

sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.

(7)

5. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/ Pengawas maka pemadatan tersebut tidak boleh dibasahi dengan air. Pemadatan urugan dilakukan dengan mamakai alat Stemper/Compactor yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

6. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga

mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan kecuali untuk

daerah galian pondasi harus mengikuti spesifikasi mengenai “Pekerjaan Galian”.

7. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ±

50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua Drainase darurat harus disetujui oleh Direksi/Pengawas. Cara kerja yang dilakukan oleh pemborong harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.

8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus di test di laboratorium, untuk

mendapatkan nilai Standard Proctor/Kepadatan Maksimum Pada Kadar Air Optimum

Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.

9. Untuk bahan yang sama, untuk setiap lapis tanah tebal 20 cm ang sudah dipadatkan

harus ditest juga di lapangan, yaitu 1 (satu) test untuk setiap 750 m2, yaitu dengan Sand

Cone Test dengan hasil kepadatan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk lapisan yang didalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya

95% dari Standard Proctor.

b. Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya

90% dari Standard Proctor.

10. Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/Pengawas. Semua

hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui samapi di mana kedudukan permukaan tanah tersebut.

11. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan

dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air huajn, panas matahasri dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan dengan plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup setelah hasil test memenuhi sarat dan mendapat persetujuan tertulis Direksi/Pengawas.

12. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur

dengan cara menggaruk atau sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai lapisan berikutnya.

13. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa

melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai lapisan berikutnya.

Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang l kembali pekerjaannya atau duganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi/Pengawas/Perencana Struktur.

14. Setelah Pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ke tempat tertentu yang

disetujui oleh Direksi/Pengawas.

15. Pemborong harus mangadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus

membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainase.

PEKERJAAN URUGAN/LAPISAN PASIR URUG A. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat

bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan

(8)

B. Persyaratan Pekerjaan

1. Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,

bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti diisyaratkan dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal 14 ayat 3.

2. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam

alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI-3 hal 10. Apabila dipandang perlu, Direksi/Pengawas dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah, atau biaya Pemborong.

3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas

dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Lapisan pasir urug dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 10 cm, hingga

mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.

2. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat pemadat

yang disetujui Direksi/Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum hasil laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik.

Kondisi galian yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.

Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak terpenuhi.

3. Tebal lapisan pasir urug minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam

gambar.

Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.

4. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan

tertulis dari Direksi/Pengawas.

PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas galian, yaitu bekas galian pondasi, septictank dan semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar struktur atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

B. Persyaratan Bahan

Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal terdahulu.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang dibangun yang

akan ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksakan dahulu oleh Direksi/Pengawas.

2. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu

pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Direksi/Pengawas.

3. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pekerjaan urugan tanah.

PASANGAN BATU GUNUNG

1. Umum

Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua pondasi batu gunung dan lainnya yang ukurannya sesuai dengan gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

2. Referensi

Pekerjaan ini harus sesuai dengan :

(9)

NI – 8 Peraturan semen portland Indonesia

3. Material

1). Batu

Bahan untuk pondasi batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan P.U.B.I.,

NI – 3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal

umum dilokasi.

Batu gunung harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak. 2). Adukan

Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 3 pasir.

4. Pelaksanaan

Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.

Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral.

PEKERJAAN BETON

 Beton

a. Umum

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa dengan mutu beton K.350 untuk struktur utama (kecuali ditentukan lain), beton bertulang dengan penulangannya, bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan.

b. Referensi

Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti yang tertera dalam :

NI – 2 (1971) Peraturan beton bertulang indonesia

NI – 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di indonesia

NI – 5 (1961)

NI – 8 (1972) Peraturan semen portland Indonesia

c. Material

Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :

Agregat

Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar dan harus sesuai dengan

persyaratan di dalam NI – 2 Bab 3.3, Bab 3.4 dan Bab 3.5.

Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi oleh bahan-bahan yang dapat merusak. Agregat halus (pasir) dan agregat kasar (koral atau split) harus disimpan dalam tempat-tempat yang terpisah.

Semen

Semen yang dipakai harus dari mutu terbaik seperti disyaratkan dalam NI – 8 Bab 3.2.

Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan

beton.

Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung.

Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat yang tidak terkena air (dengan lantai terangkat) dan ditumpuk dalam urutan pengiriman.

(10)

Pembesian

Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah, aspal, oli/minyak gemuk (fat).

Juga besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.

Besi penulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 2 Bab 3.7 yang dinyatakan sebagai

U – 32 (Besi Ulir), untuk diameter diatas 13 mm sedangkan untuk dibawah 13 mm adalah U-24

(Besi Polos), sesuai dengan keterangan pada gambar perencanaan.

Kawat pengikat harus berukuran minimal garis tengah 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI – 2

Bab 3.7.

Penggunaan besi ulir atau besi polos harus memperhatikan gambar detail pada gambar rencana.

A i r

Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan persyaratan dalam NI – 2 Bab 3.6.

Sebelum air untuk pengecoran dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium Penelitian Masalah Air.

d. Pelaksanaan

1. Proporsi

Kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa sehingga mencapai

kekuatan beton karakteristik 250 kg/cm2 kecuali disebutkan lain pada gambar.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan trial test yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil trial test tersebut ditentukan oleh

Direksi Pengawas “Deviasi Standard” yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama

pelaksanaan, sesuai dengan syarat-syarat PBI – 71 Pasal 4.6 dan 4.7.

2. Pengecoran Beton

Kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting. Alat-alat pengaduk (beton molen) dan alat pembawa harus bersih.

Penulangan harus dimatikan pada posisinya dan diperiksa sebelum pengecoran dilakukan. Direksi Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.

Pelaksanaan Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 kecuali dipersyaratkan lain.

Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan segera sesudah pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator). Tidak diperbolehkan melakukan pengetokan untuk hal ini. Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih besar dari 7000 impuls per menit. Penggunaan alat penggetar tidak boleh mengenai besi penulangan. Pemadatan dengan penggetaran ini harus dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 6.4.

3. Penyambungan Beton

Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang lama dibersihkan dan dikasarkan, bekisting harus dikencangkan kembali dan penyambungannya dengan menggunakan air semen, jika umur beton lebih dari 3 hari penyambungannya harus menggunakan Bonding Agent yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

4. Slump

Slump yang diizinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.4.

Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat menggunakan slump yang tinggi.

5. Lantai Kerja

Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberikan pasir 10 cm dan lantai kerja minimal 5 cm, dengan adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi beton tersebut.

(11)

6. Kolom dan Balok Praktis

Kontraktor harus memberikan/merencanakan kolom-kolom praktis untuk pemasangan dinding seluas 10 m2 atau dimana dianggap perlu harus dipasang kolom praktis.

7. Pemeliharaan Beton

Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara rutin, sehingga beton berumur satu minggu. Pada umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

8. Masa Pelaksanaan

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat benda uji untuk ditest di laboratorium.

Penyerahan dan pengambilan benda uji harus disertai Direksi Pengawas. Jumlah benda uji yang dibuat sesuai dengan permintaan Direksi Pengawas. Setelah berumur 7 (tujuh) hari, benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium. Ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971 Bab 4.7 harus dipenuhi.

9. Pemeriksaan Lanjutan

Apabila hasil pemeriksaan pada Bab 4.7 PBI 1971 masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada, sesuai pasal 4.8 PBI 1971.

Biaya pekerjaan dalam pasal-pasal ini menjadi tanggungan Kontraktor. Hal-hal yang bersangkutan

dengan mutu beton hendaknya mengikuti NI – 2 pasal yang bersangkutan.

e. Bahan Additive

Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.

f. Bekisting

1. Umum

Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi daripada beton yang dicor. Perencanaan pelaksanaan, serta pembongkaran bekisting harus sesuai dengan

cara-cara yang disarankan dan kriteria di dalam NI – 2 Bab 5.8.

Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum digunakan.

Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan di dalam bekisting untuk memungkinkan pembersihan bekisting.

2. Referensi

Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi NI – 2 dan NI – 3.

3. Material

Bekisting untuk Beton.

Seluruh bekisting untuk beton harus terbuat dari papan minimal kls II, Multiplex 9 mm dan balok ukuran 5/10 digunakan pada rangka utama dan kayu 5/7 untuk rangka pengisi, kecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi Pengawas.

Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan bekisting secara lengkap untuk disetujui Direksi Pengawas.

(12)

d. Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

e. Ukuran jarak harus disesuaikan dengan rencana dalam gambar.

4. Pembongkaran Bekisting

Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan minimum sebagai berikut : Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya setelah 7 hari, dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.

Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar, sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.

Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 hari, demikian juga bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.

5. Contoh-contoh

Sebelum pelaksanaan pemasangan, lebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.

6. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi

Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

TULANGAN WIRE MESH

Tulangan structural decking adalah dengan menggunakan baja wire mesh yang spesifikasinya harus mengikuti kriteria sebagai berikut :

Diameter : 8 mm

Tegangan leleh Karakteristik : 5000 kg/cm2

Tegangan geser kampuh las : 2500 kg/cm2

Kemampuan tekuk : 0- 135

Bentuk permukaan kawat : polos

Spasi / jarak antara : 150 mm x 150 mm

Produk : Union mesh

Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka

atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .

2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada

dokumen tender.

3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung

jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.

4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,

Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan

menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)

6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa

(13)

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai

gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.

2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit

(Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.

4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air

(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk

tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.

6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai

sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

Jaminan Struktural

 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun

keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan

Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold

formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)

dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan

sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction

industries”(Australian Standard 3566).

PEKERJAAN FINISHING ATAP

Pekerjaan Penutup Atap 1. Umum

a. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap, Pemborong harus memeriksa

terlebih dahulu apakah seluruh rangka telah selesai dipasang dan sudah sesuai menurut ketentuan dalam persyaratan teknis ini.

b. Pelaksana pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah diijinkan Pengawas.

c. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyiapan bagian-bagian yang akan dipasang, menyediakan material alat-alat bantu dan pemasangan penutup atap.

2. Bahan

a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya, atau cacat lainnya. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flashing arah memanjang dan melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording baja profil, sekrup dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.

Adapun spesifikasinya adalah

 Tipe /Merk : ex. “trimdeckf”

(14)

 Tebal : 0.40 mm (TCT – Total Coating Thickness)

 Warna : ditentukan kemudian

b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan pemasangan.

3. Pelaksanaan

a Sebelum pemasangan, semua material harus disetujui konsultan pengawas.

b Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga ahli/supervisi dari

pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.

c Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris ke arah atas,

kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas dan seterusnya hingga atap tertutup semua.

d Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup lembaran bawahnya

sama dengan arah angin.

e Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.

f Puncak atap harus ditutup nok atap model ”U” dengan bahan yang sama dan sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatannya.

g Pada sambungan atap di daerah jurai dipasang flashing yang terbuat dari bahan yang sama

PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

Pekerjaan Dinding

1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan bata sesuai gambar rencana dan RKS.

2. Contoh-contoh Bahan

Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah :

Blok beton Hebel B-2 dengan spesifikasi sebagai berikut :

 Ukuran : 100 x 200 x 600 mm

 Berat Jenis Kering ( ρ ) : 500 kg/m3

 Berat Jenis Normal ( ρ ) : 575 kg/

 Kuat Tekan ( σ ) : 4,0 N/mm2

 Konduktivitas Termis ( λ ) : 0,16 W,mK

Adukan

Adukan pemasangan Blok beton Hebel B-2 dengan menggunakan mortar khusus, yaitu semen instan :

 Untuk Pengikat antara Blok Hebel dengan lantai, sloof, kolom praktis, ringbalk praktis

menggunakan PRIME MORTAR – PM 200 yaitu Ready Mix Plaster.

Tebal aplikasi : 10 – 20 mm

 Untuk Pengikat/Siar antara Blok Hebel menggunakan PRIME MORTAR – PM 110 yaitu Thin

Bed Mortar.

Tebal aplikasi : 2 – 3 mm

(15)

Pelaksanaan

Semua pasangan blok hebel dibuat dengan ketebalan yang ditentukan sesuai spek bahan, Pekerjaan dinding harus dipatok (diukur) dan dibangun sesuai ukuran, ketebalan dan ketinggian yang tercantum dalam gambar-gambar serta memberi bidang yang rata.

Siar-siar untuk mengikat lantai, sloof, kolom praktis, ringbalk praktis menggunakan PRIME MORTAR –

PM 200 yaitu Ready Mix Plas yang mempunyai tebal 10 – 20 mm yang merata serta padat.

Untuk Pengikat/Siar antara Blok Hebel menggunakan PRIME MORTAR – PM 100 yaitu Thin Bed

Mortar, dengan tebal aplikasi 2 – 3 mm.

Pengerukan Siar ;

Semua dinding siar harus dikeruk dengan menggunakan pecahan blok hebel atau dengan papan amplas, untuk menjamin melekatnya plesteran ke dinding dengan baik.

Perlindungan ;

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bilamana hujan perlu diberi perlindungan pada bagian atasnya.

Pemeliharaan ;

Dinding harus dijaga agar tetap lembab selama min. 7 hari setelah dilaksanakan.

Angker dan Ikatan ;

Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus tertanam dalam pertemuan blok hebel dengan beton setelah membersihkan angker-angker tersebut dari kerak-kerak, karat dan kotoran lainnya.

Pemasangan angker dipasang setiap 3 (tiga) susun blok hebel sampai ke batas ringbalk yang telah ditentukan.

Permukaan beton harus dibuat kasar pada sambungan-sambungan tegak dengan tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.

Kolom Praktis

Pada tiap jarak 3 meter dalam blok hebel (atau pada sambungan-sambungan antara, sehingga luas bidang blok hebel max. 12 m2) dan pada semua pertemuan dinding, harus dibuat kolom praktis dari beton dengan lebar 15 cm setebal blok hebel. Kolom ini harus dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaan blok hebel, diberi tulangan pokok 4 dia. 8 mm serta beugel dia. 6 pada tiap jarak 20 cm, atau seperti tercantum dalam gambar.

Pekerjaan Plesteran

1. B a h a n.

1.1. Adukan untuk plesteran blok hebel menggunakan mortar khusus, yaitu semen instan PRIME

MORTAR – PM 210 yaitu Ready Mix Plaster.

1.2. Adukan untuk acian menggunakan PRIME MORTAR – PM 310

2. P e r s i a p a n

Permukaan dinding blok hebel harus diberi waktu cukup untuk mengering dan semua pipa, saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya. Siar-siar sudah harus dikeruk.

3. Pelaksanaan.

Tebal plesteran 10 mm dan harus menghasilkan permukaan sesuai persetujuan Direksi. Harus dipasang aduk-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata.

(16)

plesteran harus segera dimulai pasa saat plesteran mulai mengeras untuk mencegah terjadinya cacat-cacat pada keadaan cuaca panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.

4. Memperbaiki dan Membersihkan.

Pemborong wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk persegi panjang serta diplester kembali.

Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak-retak, noda dan cacat lain.

Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

PEKERJAAN PLAFOND

1. Rangka Plafond B a h a n ;

Untuk rangka plafond Calciboard dipakai rangka Hollow , dimana terdiri dari :

 Suspension Rod

 Suspension Clip

 Suspension Bracket

 Wall Angle

 Main Runner

 Panel

Pemasangan ;

 Sebelum dilaksanakan pemasangan plafon, pekerjaan lain yang berada di atasnya harus

sudah terpasang seperti misalnya pipa, kabel dan lain-lain.

 Bilamana dikehendaki, Pemborong wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk

Pengawas sebelum pekerjaan mulai dipasang.

 Penyimpanan bahan rangka, gypsum board dan material lain di tempat pekerjaan harus

diletakkan pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.

 Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut, angkur dan penguat lain

yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

 Semua unit plafond gypsum harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan pola gambar

rencana.

 Penyambungan plafond gypsum atau celah pada pertemuan antara gypsum, dilakukan dengan

joint compound, joint tape, uniflot dan lain-lain atau sesuai standard dan rekomendasi dari pabrik gypsum/petunjuk Pengawas, sehingga permukaannya rata, rapih dan bebas dari

bekas-bekas sambungan.

2. Plafond Gypsum

B a h a n ;

Plafond yang dipergunakan adalah Plafond Gypsum 9 mm merk Jayaboard harus berkualitas baik. Contoh dari bahan yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari MK/Konsultan Pengawas.

Pemasangan ;

 Sebelum dilaksanakan pemasangan plafon, pekerjaan lain yang berada di atasnya harus

sudah terpasang seperti misalnya pipa, kabel dan lain-lain.

 Bilamana dikehendaki, Pemborong wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk

(17)

 Penyimpanan bahan rangka, gypsum tile dan material lain di tempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut, angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

 Semua unit plafond gypsum tile harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan pola gambar

rencana.

 Penyambungan plafond gypsum tile atau celah pada pertemuan antara panel, dilakukan

dengan joint compound, joint tape, uniflot dan lain-lain atau sesuai standard dan rekomendasi dari pabrik gypsum tile/petunjuk Pengawas, sehingga permukaannya rata, rapih dan bebas dari bekas sambungan.

PEKERJAAN LANTAI

1. Pekerjaan Keramik Lantai

B a h a n : a. Bahan

Lantai Keramik yang digunakan di Lantai Ruangan Teknis dan Teras : Jenis : Keramik

Ukuran : Menyesuaikan gambar-gambar

Produk : Asia Tile Kw.1

Ketebalan Minimum : 7 mm atau sesuai gambar

Ukuran : 40 x 40 cm

Warna : ditentukan kemudian

 Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat, keramik yang

cacat akibat pemasangan harus diganti. Warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

 Keramik yang dipakai adalah keramik non slip kualitas terbaik .

 Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat, keramik yang

cacat akibat pemasangan harus diganti. Warna akan ditentukan kemudian oleh MK/Konsultan Pengawas.

Pemeriksaan ;

Sebelum pemasangan keramik, pemborong wajib memeriksa persiapan-persiapan lapisan dasarnya terutama lapisan pasir serta menjamin dasar yang rata dan padat. Semua pipa-pipa, saluran dan lain sebagainya harus terpasang pada tempatnya dan diperiksa sebelum pemasangan keramik.

Adukan ;

- Adukan untuk ruang basah 1 PC : 3 Pasir dan untuk ruangan kering 1 PC : 5 Pasir, dengan

ketebalan 3 cm

- Untuk siar/nat digunakan semen khusus untuk ini dengan dicampur air.

Cara Pemotongan ;

Pemotongan keramik sedapat mungkin dihindari dan bila terpaksa, pemotongan jangan jauh lebih kecil dari ½ ukuran, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar. Pemotongan harus rata, tanpa pinggiran yang menonjol dan gompel.

Cara Pemasangan ;

(18)

diisi dengan adukan 1 PC : 1 Pasir setelah adukan pertama memenuhi secara padat. Segera setelah pemasangan keramik selesai lantai dibersihkan.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan dan Syarat-syarat ;

Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui MK/Konsultan Pengawas. Pengerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang bersangkutan. Sebelum pengecatan, maka cat dalam kaleng harus diaduk secara baik sebelum dituangkan dalam tempat cat yang disediakan. Tanpa petunjuk dari pabrik maka penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain tidak dibenarkan.

2. Jenis Bahan

Cat Tembok

Cat tembok untuk tembok dalam adalah cat jenis emulsi merk Mowilex dan luar jenis emulsi dengan kandungan Acrylic 100% Weathercoat merk Mowilex..

3. Daftar Bahan

Secepat setelah penandantanganan kontrak, tetapi paling lambat 2 bulan sebelum pekerjaan cat dimulai, pemborong wajib menyerahkan kepada MK/Konsultan Pengawas, daftar bahan yang akan dipergunakan, semua bahan yang dipakai harus disetujui oleh MK/Konsultan Pengawas.

4. Pemilihan Warna

Semua jenis warna yang dipakai akan ditentukan dan disetujui oleh MK/Konsultan Pengawas.

5. Persiapan

Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat mungkin dicegah. Semua permukaan yang akan di cat harus dipersiapkan sesuai dengan bestek tertulis dan sesuai dengan persyaratan pabrik.

6. Pekerjaan Permulaan

Cat Dasar Kayu ;

Pemborong wajib memeriksa sebelum pengecatan serta menjamin permukaan kayu licin, serta siap untuk dicat. Permukaan harus dibersihkan dari debu dan kotoran lain. Selanjutnya pengerjaan Wood Stain atau Water Stain, Wood Filler dan Ultran Politur sesuai petunjuk pabrik.

Cat Dasar Besi ;

Segera setelah besi dibersihkan permukaan besi diberi cat dasar meni sebanyak dua lapis dengan tebal 30-35 micron. Besi yang telah diberi cat dasar sebelum pengiriman harus diperiksa terhadap cacat. Cat dasar yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan dengan sikat baja sampai bersih. Semua pengecatan yang cacat harus dikerok dan semua karat dilepaskan dengan sikat baja sampai bersih. Semua besi yang menjadi terbuka harus segera ditutup dengan cat dasar seperti disebut diatas. Besi galvanis dicat dengan zinchromat tanpa dimeni lebih dahulu.

Cat Dinding Tembok

(19)

Pengecetan (Finishing)

Pengecetan harus dilakukan sebagai berikut:

 Tembok

Dua Lapis cat emulsi untuk dinding dalam dan luar, untuk dinding harus menggunakan cat khusus untuk luar

PEKERJAAN KUSEN DAN RANGKA PINTU/JENDELA ALUMINIUM

1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

PEKERJAAN SANITAIR

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Komponen Panel

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama banyak ragamnya, antara lain ;

a) Pemutus tenaga MCCB, 3 phasa, 45 kA, 36 kA, 25 kA, dan 18 kA, pemutus tenaga mini MCB, 3 phasa, 15 kA, 10 kA, dan 8 kA, MCB 1 phasa, 8 kA dan 5 kA yang telah memenuhi persyaratan SPLN 108/SLI,175/IEC 989, dan IEC 947-2, LMK, PLN.

Produksi : setara Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.

Busbar dan sepatu kabel serta perekatnya (Mur dan Baut) adalah jenis tembaga dengan konduktifitasnya sebesar 99,99 % yang dilengkapi dengan warna phasa, netral dan pembumian sesuai persyaratan BS 1977, DIN 46235, LMK, PLN.

Produksi : setara Catu, Unibell, Voksel.

SPESIFIKASI PEKERJAAN PENERANGAN

Umum

1. Penjelasan

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :

a) Menyediakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna

Teknik Instalasi Instalasi Kabel/Wiring Umum

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi semua persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nimir dan

jenis pintalannya. Semua kawat kawat dengan penampang 6-10 mm2 keatas haruslah terbuat secara

dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2

kecuali untuk pemakaian remote control.

Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :

 Untuk instalasi penerangan adalah NYM. Semua instalasi penerangan dan stop kontak

menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan. Pentahanan disatukan didalam panel.

 Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel NYFGbB, NYY.

(20)

“Splice” / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya “splice” ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun

cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bias dicapai (accessible). Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electris

dengan cara-cara “compression atau solidered”. Dalam membuat “splice” konektor harus dihubungkan

pada konduktor-konduktor dengan baik, demikian sehingga semua konduktor tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bias lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselin atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition, dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

Penyambungan Kabel

 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus

(misalnya junction box, dll), untuk itu Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencanaan dan MK.

 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-masing dan

harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.

 Penyambungan kabel tembaga harus menggunakan penyambungan-penyambungan dari

ukuran-ukuran yang sesuai.

 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita PVC/protein yang khusus

untuk listrik.

 Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti misalnya

temperature-temperatur pengecoran dan semua lubang udara harus terbuka selama pengecoran.

 Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa

baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.

Saluran Penghantar dalam Bangunan

 Untuk instalasi penerangan didaerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar

(conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas ceiling.

 Setiap saluran kabel dalam dinding bangunan dipergunakan pipa conduit PVC minimum Ø ¾ “.

Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction box.

 Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan “socket/lock

nut”, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel

yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

Instalasi Saklar dan Stop Kontak (outlet) Saklar-saklar

(21)

kecuali ditentukan lain . Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring (standart). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.

Kotak Kontak

Kotak kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V AC. Semua pasangan kotak kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah (grounding). Kotak kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wali outlet sesuai gambar rencana atau petunjuk Pengawas.

Instalasi Fixtures Penerangan Umum

Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pengerjaannya harus rapi dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7 mm Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang kepada Perencana/ Pengawas untuk disetujui.

Kabel-Kabel untuk Fixture

Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk “fixture” harus ditutup asbestos dan tahan

panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm2, kawat-kawat harus dilindungi dengan “tape”

atau “tubing” disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Untuk instalasi tegangan rendah kabel

penerangan dan stop kontak digunakan jenis NYM dengan tegangan kerja 0,6/1 KV. Kabel yang

digunakan produk KABELINDO , METAL, TRANKA atau SUPREME.

Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan / perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus-menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.

Lampu-lampu

Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan gambar. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white.

Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus dilengkapi

dengan capasitor. Dalam spesifikasi ini besarnya “microfarad” dari capasitor untuk setiap lampu tidak

terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

Kabel Tegangan Rendah (NYY, NYFGbY, NYM) 380 V Umum

Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35º C, temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70º C dan temperatur maximum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250º C.

Konstruksi

Kabel harus terdiri atas :

a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga “compacted” yang dipilin.

b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.

c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan pengisi ruangan

diantara kawat phasa.

d. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.

e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan IEC

(NYFGbY).

(22)

Penandaan / Warna

Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :

a. Phasa : merah, kuning, hitam

b. Netral : biru

Peralatan Listrik Material untuk Instalasi Saklar Tunggal/Ganda

Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 V AC

Type : single gang, double gang dan multiple gang

Plates : Steel

Kotak Kontak dan Switch Type Dinding

Type : Flush

Terminal : 2 P + e.220 V AC, 10 A

Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A

Bentuk : Persegi dengan outlet, switch.

Fixtures Dan Armature

a. Lampu RM Gloss type M1 4 x 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

b. Lampu DL RD 150 11 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

c. Lampu DL RD 175 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

d. Lampu GEO 1 x 18 watt ACR, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

e. Lampu BL 1 x 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

Testing dan Commissioning

 Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem

 Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka harus

dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/Pengawas dan Perencana minimum 1 minggu sebelumnya diberitahukan secara tertulis. Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita Acara Testing dan Commissioning.

 Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan

 Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik Proyek/Pengawas dan

Perencana dengan kapsitas beban maksimum dan secara terus-menerus selama 1x24 jam.

 Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan, Pemborong harus

mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas beban/tanggungan pelaksana pekerjaan.

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS 1. MATERIAL / BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI Pemipaan

a. Untuk pipa-pipa jaringan/instalasi sistem air bersih, pipa air kotor, air buangan, ventilasi, dan pipa

air hujan dari lantai atap digunakan pipa-pipa PVC Kelas AW (10 kg/cm²) ex Vinilon dan harus memenuhi standard-standard yang disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas. .

b. Klasifikasi jenis pipa dan ketebalan pipa PVC yang digunakan

Diameter dalam Tebal dinding minimum

dia. 50 s/d 75 mm 3,00 - 4,15 mm

dia. 100 s/d 125 mm 4,50 - 5,40 mm

(23)

dia. 200 s/d <250 mm 8,40 - 10,30 mm

Seluruh jenis pipa uPVC utamanya yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi Standard Industri Indonesia (SII) 0344-82/ISO-4065, JIS.K.6741-1975 dan JIS.K.6742-1979.

INSTALASI PEMIPAAN Sistem Penyambungan Pipa

Pipa Air Bersih, Pipa Air Kotor/Buangan, Ventilasi dan Air Hujan:

Digunakan sistem lem/solvent cement untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang atau pipa yang berdiameter kecil, khusus instalasi air kotor/buangan dan pipa ventilasi.

Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101-1967, dimana untuk ukuran nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm keatas menggunakan solvent cement Joint.

Khususnya untuk pemakaian di-lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus memenuhi standard antara lain :

 Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimal sebanyak 25 gram pada setiap

penyambungan.

 Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvent cement minimal sebanyak 120 gram pada

setiap penyambungan.

 Pemakaian bahan perekat pada sistem penyambungan pipa uPVC ini harus benar-benar mengikuti

petunjuk pabrik dan minimal pada pelaksanaannya dilapangan, Pelaksana Pekerjaan harus menyertakan tenaga ahli/supervisor dari pabrik pembuatnya.

Penggantung / Penumpu Pipa

 Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibout dengan kuat lengkap dengan penggantung atau

angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.

 Standard yang dipersyaratkan harus buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai

gambar rencana.

 Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum

tidak lebih dari 250 cm.

 Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga + 1 mm. Rongga pipa

karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis, atau fire stop dari bahan Mortar yang memenuhi standard BS 476 Part 4.

 Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem

pemipaan vertikal.

 Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.

Penggantung atau penumpu pipa adalah standart product dan harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.

 Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem/ clamp dan dibuat dengan

jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap clamp.

Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya

 Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan

mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

 Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu

(24)

 Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi plumbing. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan campuran yang kuat (K.255) dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

Pipa-pipa Dalam Tanah

 Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan ke dalaman 60 cm diukur dari garis tengah pipa

untuk pipa diameter 100 mm ke bawah dan 80 - 100 cm untuk pipa diameter 125 mm ke atas sampai ke permukaan tanah.

 Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu

dengan baik.

 Sebelum ditanam pipa harus dicoating/pelapis anti karat, pekerjaan coating dilakukan pada pabrik

pembuat pipa atau bila dilakukan proteksi anti karat di lapangan bisa digunakan jenis pelapis/pembungkus dari bahan bitumen yang diperkuat dengan lapisan polyethylene untuk mendapatkan jaminan kwalitas yang lebih baik.

 Cara pekerjaannya harus mengikuti standar produk yang akan digunakan. Untuk pipa-pipa air

bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang sama.

 Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Konsultan

Pengawas/Konsultan Perencana yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun kembali dengan baik, pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan bahan yang ditentukan Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana dengan mendapatkan izin tertulis.

 Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa (as

pipa) sampai kepermukaan jalan/tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 1979 untuk dalamnya galian.

 Pipa-pipa yang melewati jalan, ditambah lapisan beton bertulang tebal 15 cm dengan mutu beton

(K.225-U.24 dengan komposisi 250 kg besi/m3 beton).

 Pada jalur pipa harus dibuat tanda-tanda dari balok beton di atas tanah untuk memudahkan

Indentifikasi pipa di dalam tanah.

PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN

Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 12 kg/cm² untuk pipa air bersih, sedangkan untuk pipa air kotor dengan tekanan + 8 kg/cm² tanpa mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.

P E N G E C A T A N

Semua pipa yang terlihat/exposed harus dilakukan pengecatan.

Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda/warna cat pada setiap jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan. Standard merk Cat yang digunakan minimal product ICI atau Dana paint atau setara.

Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :

- Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.

- Jaringan pipa air kotor dipakai warna hijau.

- Jaringan pipa air buangan atau drain dipakai warna abu-abu.

- Jaringan pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran di luar pipa (warna arah

(25)

PENUTUP

Hal-hal yang belum dijelaskan dalam penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat akan diatur dan ditentukan kemudian, semua ketentuan dalam RKS sepanjang tidak ada perubahan atau kesepakatan lain yang diatur baik dalam Berita Acara Aanwijzing ataupun kontrak Pelaksanaan Pekerjaan adalah mengikat dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak pelaksanaan pekerjaan.

Makassar, 2012

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan adalah plat baja cor dengan ukuran panjang. 6cm, lebar 4cm dan

Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi, Semua bagian harus dikerjakan secara hati-hati

Pemborong harus memperhatikan dan memperhitungkan terhadap penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang dikerjakan sehingga hasil akhir dari

a) Untuk penyeberangan jalan terhadap saluran, apabila lebar dasar lebih besar daripada 1,20 meter dapat dibangun Jembatan Pelat Beton. Perhitungan tebal plat dan pembesiannya

Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Pemborong, apabila diperlukan

Tiang baja ini banyak dipakai karena konstruksinya yang lebih kokoh, lurus, dan bentuknya lebih indah dibandingkan dengan tiang kayu, walaupun ongkos pengangutan

Tabung baja dipakai sebagai bagian luar dari kolom kompo~it tabung baja beton, dipakai tabung baja dengan ukuran 6 em x 6 em, tebal 0.2 em dan dengan panjang

Pemborong harus menyediakan sedikitnya 1 satu setcopy gambar- gambar dan dokumen tender di tempat pekerjaan dalam keadaan tetap rapi dan bersih yang dapat dilihat setiap saat oleh