• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN budaya hukum konsep DAN METODOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN budaya hukum konsep DAN METODOLOGI"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

1 PENDEKATAN TEKNIS

Untuk mencapai sasaran yang diinginkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara

teknis, tepat guna, dan juga tepat waktu, maka Konsultan membuat pendekatan

secara teknis pelaksanaan pekerjaan supaya dapat berjalan dengan lancar, efisien,

dan terarah. Pendekatan secara teknis tersebut dapat dijelaskan seperti pada

poin-poin berikut :

a. Kegiatan Persiapan administrasi

Kegiatan persiapan ini sangatlah penting atau perlu dilaksanakan agar di dalam

melakukan kegiatan selanjutnya benar–benar mantap dan terarah. Tanpa

adanya kegiatan persiapan administrasi ini maka semua pekerjaan yang akan

dilaksanakan tidak akan terkondisi dengan baik tidak selaras dan sinkron

dengan kegiatan yang lainnya.

Dalam melakukan kegiatan persiapan administrasi tersebut ada beberapa hal

yang perlu dilakukan antara lain adalah :

1) Persiapan surat menyurat dengan direksi maupun dengan instansi lain

yang terkait.

2) Persiapan peralatan yang akan dipergunakan.

3) Persiapan personil baik itu tenaga ahli maupun tenaga pendukung.

4) Persiapan kantor dan peralatan kantor.

b. Pengumpulan Data Sekunder

1) Melampirkan gambaran umum wilayah DED (penduduk, sosial ekonomi, kondisi transportasi untuk skala provinsi dan kabupaten)

(2)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

2 Rencana Induk Pelabuhan dan Dokumen SID)

3) Mengumpulkan peraturan dan kebijakan daerah/ nasional yang relevan pada lokasi pekerjaan (RT/RW serta Tetrawil dan Tetralok Provinsi dan

Kabupaten)

4) Peta laut lokasi DED

5) Informasi terkait pencapaian lokasi pekerjaan

6) Inventarisir data fasilitas pelabuhan (jumlah dan dimensi fasilitas pelabuhan, ketersediaan lahan untuk pengembangan jika diperlukan, kondisi jalan

akses, dll) serta membandingkan dengan kesesuaian pada RIP

7) Mengetahui lokasi pelabuhan termasuk keberadaan daerah konservasi di lokasi pekerjaan, kondisi lingkungan)

8) Mengumpulkan data operasional pelabuhan (data jenis ukuran kapal dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, rute/ asal tujuan kapal, komoditas yang diangkut, operasional bongkar muat serta informasi mengenai trayek keperintisan)

9) Mengumpulkan data penunjang antara lain :

a) ketersediaan material konstruksi berupa jenis material, jarak terhadap lokasi, harga;

b) ketersediaan sumber energi (listrik); c) ketersediaan air bersih;

10) Melaksanakan wawancara dengan instansi terkait dan masyarakat setempat

C. Pekerjaan Pemeruman (Sounding)

1) Dalam Perkerjaan Pemerumah (sounding) Koordinat titik-titik peta hidrografi

harus mengunakan koordinat geografis (disarankan menggunakan GPS),

atau dapat menggunakan koordinat lokal (x,y) atau UTM (dengan

(3)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

3 2) Melakukan Pengukuran-pengukuran sudut dalam penentuan titik

referensi dan beacon maupun azimuth menggunakan theodolit Wild T2.

Dan Semua perhitungan agar dilampirkan dalam Bentuk laporan.

3) Pengukuran jarak basis dilakukan lebih dari 200 m diukur dengan alat ukur

optik (theodolit Wild T2), untuk jarak basis kurang dari 200 m boleh

memakai alat pengukur panjang pita baja (meetbond).

4) Kedalaman diukur dengan alat perum gema (echosounder) dengan

ketelitian yang tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa.

Alat perum gema yang dimaksud adalah alat gema yang mencatat

kedalaman baik secara analog maupun digital.

5) Setiap hari Kami melakukan bar-check terhadap alat echosounder yang

dipakai sebelum dan sesudah pekerjaan sounding. Salah satu hasil

bar-check dilampirkan dalam laporan (bar-bar-check untuk setiap beda kedalaman 1

m, jarak kedalaman minimal 5x = 5 m, lebih dalam lebih teliti).

6) Bidang surutan yang dipakai sebagai dasar pengukuran dan data-data

pengamatan pasang-surut yang asli di lapangan harus dibawa untuk

diperlihatkan kepada Tim Evaluasi saat pembahasan Laporan Antara.

Bidang surutan yang dipakai adalah 0,00 m-LWS.

7) Semua kertas echosounder hasil pengukuran dan data-data sudut asli di

lapangan harus dibawa untuk diperlihatkan kepada Tim Evaluasi saat

pembahasan Laporan Antara.

8) Posisi pemeruman

Posisi sounding ditentukan/dilakukan dengan beberapa cara berikut:

a) Cara Snellius dengan mengunakan 2 buah sextant

Dalam Laporan Antara harus dilampirkan data-data lapangan dengan

urutan sebagai berikut:

- Titik-titik yang dipakai dan rencana lembar-lembar busur (arch-sheet).

- Perhitungan lembar-lembar busur yang sudah dicek.

(4)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

4 (dalam daftar rapih).

b) Cara perpotongan dua jarak dengan mengunakan alat elektronik (MRS

III dan sejenisnya).

c) Cara gabungan jalur arah dan jarak dengan menggunakan pengukur

sudut elektronik.

Untuk cara-cara dalam butir a), b) dan c) dalam Laporan Antara

harus dilampirkan data-data lapangan dengan urutan sebagai berikut:

- Sketsa titik-titik lengkap dengan pembagian lembarnya (sheet).

- Daftar sudut-sudut dan jarak-jarak lengkap dengan

formula/cara perhitungan (dalam daftar rapih).

d) Cara gabungan Raai dan potongan/cutting (dipergunakan untuk areal

yang tidak luas)

11) Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat di-sounding, maka kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load

atau disipat datar (levelling) dari darat.

12) Selama pekerjaan sounding, kecepatan kapal harus tetap dipertahankan konstan (maksimum 4 knot) dan berada dalam satu jalur, dengan posisi

echosounder tetap diaktifkan.

13) Haluan perum diusahakan tegak lurus pantai atau dermaga, sedangkan untuk pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara

sounding silang minimal 3 jalur.

14) Jarak antar raai pada area rencana pengembangan adalah 10,0 m, sedangkan diluar area pengembangan 25,0 m.

D. Pengamatan Pasang Surut

1) Tujuan pengamatan pasang surut (pasut) secara umum adalah sebagai berikut Menentukan permukaan air laut rata-rata (MLR) dan ketinggian

titik ikat pasut (tidal datum plane) lainnya untuk keperluan survey

rekayasa dengan melakukan satu sistem pengikatan terhadap bidang

referensi tersebut. Memberikan data untuk peramalan pasut dan arus

(5)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

5 pasut. Menyelidiki perubahan kedudukan air laut dan gerakan kerak

bumi. Menyediakan informasi yang menyangkut keadaan pasut untuk

proyek teknik. Memberikan data yang tepat untuk studi muara sungai

tertentu. Melengkapi informasi untuk penyelesaian masalah hokum yang

berkaitan dengan batas-batas wilayah yang ditentukan berdasarkan

pasut.

2) Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah

yang dicapai maupun kedudukan LWS.

3) Untuk perhitungan-perhitungan konstanta harmonis, duduk tengah, air tinggi yang dapat dicapai maupun LWS mempergunakan metode

Admiralty (tidak diperkenankan menggunakan formula penentuan air

terendah untuk Indian Low Water Spring). Uraian perhitungan dengan

metode Admiralty agar disampaiakan dengan urutan sebagai berikut:

a. Rumus umum yang dipakai dalam perhitungan.

b. Perhitungan konstanta harmonis dan elevasi duduk tengah (DT) atau

MSL.

c. Perhitungan elevasi 0,00 LWS dan air tinggi yang dapat dicapai.

d. Sketsa urutan tiap elevasi air untuk 0,00 LWS, DT, AT yang

dapat dicapai berdasarkan perhitungan.

4) Pengukuran Arus Meliputi Pengamatan kecepatan dan arah arus. Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval

waktu 30 menit, menggunakan alat current meter dan floater yang

dilakukan pada saat pasang tertinggi (Spring Tide) dan pada saat

pasang terendah (Neap Tide) pada bulan yang sama. Posisi

pengamatan arus adalah 0,2d; 0,6d; dan 0,8d dari permukaan air,

dimana d = kedalaman di lokasi pengamatan arus.

5) Lokasi pengamatan diplotkan dalam peta hidrografi dan hasil pengamatan arus dilampirkan pada laporan dalam bentuk:

a. Grafik hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan

(6)

PT. BUANA REKAYASA ADH b. Peta arah

E. Pengambilan Contoh

i. Pengambilan

F. Pembuatan Bench M Bench Mark (BM) diba

(survei Bathymetri) d

pengukuran yang aka

patok Bench Mark (

IGANA arus.

oh Air

contoh air dilakukan dengan water sam

arus pada kedalaman 0,2d; 0,6d dan 0,8d

contoh air dilakukan pada saat Spring Tid

ang sama.

kemudian diuji di laboratorium da

imen dan kadar garam/salinitas. Satu

n satuan sedimen dalam mg/l.

ark (BM)

angun minimum 2 (dua) buah pada posis

n ketinggian berdasarkan LWS dan jarak a

minimal 100 cm. BM tersebut

dengan ukuran 40x40x150 cm

sedalam 100 cm dari permuk

diplot dalam peta. Penempata

mempertimbangkan rencana

pelabuhan, sehingga BM dap

untuk jangka waktu lama dan

berfungsi sebagai titik awal

gan warna biru muda dan pada

BM.1 HUBLA dan BM.2 HUBLA serta

Setelah pekerjaan survey selesai.

i

ukan dengan peralatan T0, T2 dan Wate

akukan survei teristris dilakukan dengan

dan penentuan posisi dilakukan dengan

an dilaksanakan pada kegiatan ini terdiri

(BM) dan patok Control Point (CP), p

t dibuat dari beton

m3 yang ditanam

ri dari pemasangan

(7)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

7 pengukuran potongan melintang dan memanjang yang kesemuanya harus

dalam satu sistem referensi ketinggian. Jalur survei topografi adalah sekitar

lokasi yang ditetapkan bersama owner, mengikuti garis pantai/muara dengan

panjang jalur yang diukur dibatasi maximum 500 meter untuk tiap lokasi

Pekerjaan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

i. Melakukan Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth)

dilakukan pada salah satu BM.

ii. Melaksanakan Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi:

a. Dipakai titik BM sebagai basis.

b. Pengukuran jarak basis dengan alat elektronik atau optis (T2 dan

intervarbasis) atau sejenis.

c. Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa-luar biasa.

Selisih sudut antara tipa bacaan titik boleh lebih daripada 10 detik.

iii. Pengukuran Poligon

a. Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara

titik-titik poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon

adalah 75 m.

b. Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon

harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang

sama atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya

sehingga kesalahan- kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).

iv. Pengukuran Sipat Datar

a. Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan

diikatkan pada Bench Mark.

b. Pengukuran sipat datar dari Bench Mark ke Bench Mark dengan alat

waterpass dilakukan dengan teliti, dengan kesalahan penutup tidak

boleh lebih dari (3 Vd) mm dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam

km).

c. Semua ketinggian harus mengacu pada LWS.

d. Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double stand (pulang

(8)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

8 ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm

dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).

v. Pengukuran Situasi dan Detail

a. Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan

desain harus diambil posisinya.

b. Setiap ujung dermaga existing harus diambil posisinya dan jarak

antara ujung- ujung dermaga yang bersebelahan juga harus diukur

(guna pengecekan)

vi. Kemudian Buku ukur harus diperlihatkan kepada Pengguna Jasa.

H. Pekerjaan Pemetaan

i. Metode Pemetaan

Dalam Perhitungan dalam pembuatan peta hidrografi disajikan

dalam lintang/bujur (apabila didapatkan BM berkoordinat geografis)

dengan metode:

1. Ellipsoide : bessel 1841.

2. Proyeksi : mercator.

3. Skala peta : untuk kolam pelabuhan 1:1.000, untuk alur pelayaran

1:2.500.

4. Meridian utama yang dipakai adalah Jakarta Baru.

5. Dalam hal tidak didapatkan titik tetap, koordinat geografis bisa

menggunakan sistem lokal (X,Y) atau UTM (dengan persetujuan

Pengguna Jasa).

6. Peta menggunakan kertas ukuran A1 dan bila luas daerah yang

(9)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

9 lembar. Peta harus dibuat dengan skala besar yang

memperlihatkan area survey secara keseluruhan.

7. Peta hidrografi dan topografi dibuat di atas kertas kalkir dengan

posisi selalu menghadap Utara.

8. Penulisan angka-angka kedalaman pada masing-masing jalur

maksimum 10 cm untuk skala 1:1.000 dan maksimum 25 m untuk

skala 1:2.500.

9. Jarak antara lajur sounding adalah 25 m, kecuali untuk daerah

di sekitar rencana dermaga digunakan jarak antara 10 m.

ii. Ruang Lingkup Pemetaan

Peta yang akan disajikan adalah keadaan- keadaan penting seperti:

a. Daerah dangkal.

b. Karang tenggelam maupun timbul.

c. Kerangka kapal tenggelam.

d. Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi.

e. Garis kedalaman/ketinggian (kontur).

- Untuk hidrografi, kontur yang ditarik adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 15, 20, dst.

- Untuk topografi, kontur yang ditarik adalah: 1, 2, 3, dst (interval 1 meter).

- Garis pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan

dan perairan.

- Daerah ketinggian antara 0,00 m-LWS dan garis pantai supaya

diberikan angka-angka ketinggian (hal ini perlu mendapat

perhatian khusus).

- Pada peta dicantumkan nilai LWS (muka surutan) terhadap MSL

(duduk tengah) dan HWS (muka air tertinggi), serta hubungan

antara pasang surut dan BM.

- Simbol-simbol yang dipakai dalam penggambaran seperti: karang, pantai berpasir, kerangka kapal dan lain-lain harus

(10)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

10 Dishidros TNI-AL atau Bakosurtanal.

iii. Pembuatan Gambar Potongan lokasi tertentu (alternatif rencana

dermaga dan trestle) diharuskan membuat gambar-gambar potongan

melintang setiap jarak 25 m dengan skala vertikal 1:100 dan skala

horizontal 1:500 atau 1:1.000 sejumlah minimum 3 profil untuk setiap

alternatif (kecuali bila ada ketentuan lain dalam aanwijzing). Dengan

terlihat posisi potongan profil.

I. Pekerjaan Pemodelan Data Hidrooceanografi

1) Melakukan pengumpulan data angin harian dari BMKG terdekat atau

sumber lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan minimal 10 tahun

terakhir.

2) Menentukan area pembvangkitan gelombang (fetch gelombang);

3) Menetukan distibusi gelombang 10 tahun terakhir berdasarkan data angin;

4) Analisa tinggi gelombang rencan 50 tahunan pada lokasi pekerjaan; 5) Permodelan transformasi gelombang dan pemodelan arus terhadap

kesesuaian fasilitas pelabuhan eksisting maupun kebutuhan

pengembangan fasilitas pelabuhan

J. Pekerjaan Boring

Pekerjaan Boring dengan prosedur ASTM. Pengeboran dilaksanakan sampai

kedalaman -30 meter dari dasar laut dengan pengambilan contoh tanah dan

pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter (SPT pertama kali dilaksanakan pada

kedalaman -1 meter dari dasar laut). Pelaksanaan SPT diberhentikan setelah

SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan berturut-turut setinggi 30 cm

sampai dengan ketebalan minimal 5 meter, sedangkan pengeborannya sendiri

tetap dilakukan sampai – 30 meter dari dasar laut.

Apabila sampai pada kedalaman – 30 meter dari dasar laut belum dijumpai

lapisan tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan

(11)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

11 Apabila sangat diperlukan, kedalaman pengeboran dapat ditambah atau

dikurangi dengan persetujuan Pengguna Jasa. Penambahan/pengurangan

akan diperhitungan sebagai pekerjaan tambah kurang.

1) Metode Pelaksanaan Pengeboran

Sebelum pelaksanaan

pengeboran dimulai,

semua peralatan yang

akan dipergunakan

dalam pekerjaan

tersebut harus sudah

dipersiapkan terlebih

dahulu di tempat

sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar. Pengeboran

dilakukan dengan alat bor yang mempunyai kemampuan dan

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mampu menembus tanah keras dengan nilai N-60

2. Kemampuan alat bor dapat mencapai kedalaman 100 m

3. Mesin diesel kapasitas 80 PK

4. Water pump dengan kapasitas (50 s/d 60 liter/menit)

5. Casing dengan diameter minimum 97 mm

6. Drilling rod (4,05 cm)

7. Tabung sampel panjang 50 cm dan diameter 7,5 cm

8. Mata bor klep

9. Tabung SPT

10. Piston dan piston rod untuk keperluan pengambilan undisturbed

Kapasitas pompa harus cukup besar sehingga terjamin bahwa sisa

(12)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

12 ditemui perubahan lapisan tanah yang dibor dengan melihat perubahan

jenis tanah yang keluar. Lubang bor yang terjadi sewaktu pengeboran

harus dilindungi dengan casing agar tidak terjadi kelongsoran sehingga

diperoleh hasil pengeboran yang baik dan teliti. Pada setiap tambahan

kedalaman tertentu, casing harus diturunkan sampai dasar lubang dengan

menambah sambungan pada bagian atas casing. Untuk tanah lunak (soft

soil) sistem pengeboran harus dilaksanakan dengan casing system yaitu

mengebor dengan casing yang berputar (drilling rod) dan ujung casing diberi

mata bor.

2) Data dan Hasil Pekerjaan Lapangan

Hasil pekerjaan lapangan tersebut dituangkan ke dalam bor-log yang

menggambarkan:

a. Elevasi muka tanah terhadap Datum

b. Number of blows pada standard penetration test dan kedalamannya

(dalam angka dan grafik)

c. Kedalaman tanah dimana undisturbed sample diambil

d. Elevasi lapisan batas atas dan bawah dari setiap perubahan lapisan

tanah yang ditemui selama pengeboran

e. Deskripsi dari jenis tanah untuk tiap interval kedalaman

f. Hal-hal lain (khusus) yang ditemui/terjadi pada saat pengeboran

dilaksanakan

g. Penjelasan teknis dari penyimpangan-penyimpangan atau kejanggalan

yang terjadi selama pengeboran.

3) Undisturbed Sampling

Untuk setiap interval kedalaman 2 meter diambil undisturbed sample dan untuk

pertama kalinya diambil sampel pada kedalaman – 3 m dari muka tanah yang

bersangkutan. Tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah

seamless tube sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch (ID=Internal

Diameter, OD=Outer Diameter), tebal tabung 1/16 inch, dengan panjang 50

cm. Tabung yang dipakai tipe fixed-piston sampler terbuat dari baja atau

(13)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

13 Tebal tabung: baja 1,5 ± 0,1 mm dan ID 75 ± 0,5 mm

Bila akan dipakai ID yang lain dari harga di atas harus dipenuhi persyaratan

Degree of disturbance:

A(%) = 100 (OD2- ID2) < 10 % D2

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada waktu pengambilan contoh

tanah adalah:

a. Dasar lubang bor di mana akan diambil contoh tanah harus bersih dari sisa pengeboran dengan memompakan air ke dalam lobang bor yang

berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa tanah yang tertinggal, lama

mencuci minimum 5 menit sebelum diadakan pengambilan sampel.

b. Ujung bawah casing pada saat itu harus berada pada dasar lubang bor untuk menghindari adanya longsoran-longsoran pada dasar lubang dan

sisa pengeboran (sludge)

c. Segera setelah lubang bor bersih, tabung contoh tanah ditekan ke dalam tanah dengan tekanan tenaga manusia. Penekanan harus

dilakukan dengan hati-hati, continuous (single movement) dan perlahan

agar air yang terdapat dalam tabung diberi kesempatan keluar melalui

katup (ball-valve) yang terdapat pada kepala tabung (connector head).

Dalam segala hal tidak diperkenankan menekan tabung dengan pukulan.

d. Sebelum tabung ditarik dari dalam tanah, tabung harusdiputar 3600 untuk melepaskan tabung bersama isinya dari tanah dan kemudian

diangkat keluar dari dalam tabung.

e. Tanah pada kedua ujung tabung harus dibuang secukupnya dan ruangan itu kemudian diberi parafin panas sebagai penutup dan

pelindung tanah dalam tabung. Tebal parafin pada bidang bawah

minimum 1 cm dan pada bidang atas minimum 3 cm.

f. Untuk pelaksanaan uji laboratorium, sampel dapat dipotong di lapangan dengan hati-hati sesuai dengan panjang yang diperlukan dan tidak boleh

merusak keaslian sampel sisanya yang belum diuji.

(14)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

14 mungkin pengujian dilakukan pada laboratorium yang dekat jaraknya

dengan lokasi pengeboran (bila terdapat laboratorium yang memenuhi

syarat).

h. Untuk jenis tanah khusus yang sukar diambil undisturbed sampel-nya dengan cara biasa, harus digunakan tabung sampel yang sesuai: soft

cohessive soil dengan alat piston sampler, non cohessive soil dengan

alat piston sampler atau core cutter sampler, dan hard cemented soil

dengan core barrel.

4) Standard Penetration Test (SPT)

Pelaksanaan SPT pertama kali pada kedalaman -1 meter dari sea bed, SPT

kedua dan selanjutnya dimulai setelah pengambilan undisturbed sample pada

kedalaman 3 meter dari sea bed (interval 2 meter). Ketentuan-ketentuan yang

harus dipenuhi adalah:

a. Tabung SPT harus mempunyai ukuran diameter OD 2 inch/profil ID

138 inch, panjang 24 inch

menggunakan split spoon sampler

type.

b. Hammer yang dipakai untuk melakukan penumbukan seberat

140 lbs (63,5 kg), tinggi jatuh bebas

hammer adalah 30 inch (±75 cm).

c. Sebelum melakukan percobaan SPT, casing harus diturunkan sampai dasar lubang. Lubang bor kemudian dibersihkan dari sisa pengeboran

dari tanah yang ada di dasar lubang bor seperti yang diuraikan pada

undisturbed sampling (h.1), h.2), h.3).

d. Perhitungan dilakukan sebagai berikut:

- Tabung SPT ditekan ke dalam dasar lubang sedalam 15 cm. - Untuk setiap interval 10 cm dilakukan perhitungan jumlah pukulan

untuk memasukkan tabung ke dalam tanah sampai dicapai 3 x 10

(15)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

15 e. Tabung diangkat ke permukaan tanah dan split spoon sampler dibuka.

Sludge yang terdapat dalam tabung harus dibuang, kemudian terhadap

sampel diadakan klasifikasi. Unified soil classification dipergunakan

untuk menyusun soil description atau lithology. Tanah tersebut dapat

dipakai untuk laboratorium test. Untuk itu sampel harus dimasukkan

dalam kantong plastik yang ditutup dengan baik dan diberi identitas

nomor boring dan kedalamannya.

f. Percobaan SPT dihentikan setelah didapatkan harga SPT-60 sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut (pengeboran tetap dilaksanakan

hingga kedalaman -30 meter dari seabed dengan memakai core

tube system/diamond bit).

K. Survey Kondisi Fasilitas Pelabuhan Eksisting

Melakukan Survey antara lain: hammer test, core drill, compression strength

test, sand cone test dan Pile integrity test (tergantung permasalahan lokasi).

1) Hammer test dilakukan dengan

tujuan untuk memperoleh besaran

kuat tekan beton eksisiting secara

langsung dilapangan. Dilaksanakan

dengan prosedur kerja sebagai

berikut.

a) Ketentuan-ketentuan yang harus

dipenuhi :

- setiap elemen struktur yang diuji harus diberi identitas

- Hammer yang dipakai harus sudah dikalibrasi dengan testing anvil sesuai ketentuan yang berlaku atau petunjuk dari pabrik pembuatnya

- bila acara visual tampak kelainan khusus, diharuskan melakukan uji

karbonasi sebelum dilakukan hammer test;

- hasil pengujian harus ditandatangani oleh teknisi pelaksana yang

ditunjuk sebagai penanggung jawab pengujian ;

- laporan pengujian harus disyahkan oleh kepala laboratorium dengan

(16)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

16 - dilakukan sebagai indikator menilai keseragaman mutu beton

b) Bidang Uji dengan ketentuan sebagai berikut :

permukaan beton yang akan diuji harus merupakan permukaan yang padat, halus, dan tidak dilapisi oleh plesteran atau bahan pelapis

lainnya;

bidang uji yang dipilih harus kering dan halus, bebas dari tonjolan-tonjolan atau lubang-lubang;

lokasi-lokasi bidang uji harus ditentukan sesuai dengan dimensi elemen struktur dan jumlah nilai uji yang diperlukan untuk

perhitungan perkiraan kekuatan beton;

permukaan bidang uji diberi tanda batas lokasi untuk titik-titik uji dengan 2

minimum berukuran seluas 100 x 100 mm ;

permukaan bidang uji yang kasar harus digerinda halus sebelum diuji;

bidang uji pada struktur yang berumur lebih dari enam bulan harus digerinda rata sampai kedalaman 5 mm sebelum diuji, jika hasil

ujinya akan dibandingkan dengan hasil uji beton yang berumur lebih

muda

Arah pukulan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

• arah pukulan pada suatu lokasi bidang uji harus sama;

• pada pengujian dengan arah pukulan tidak horisontal, nilai

lenting rata-rata harus dikoreksi dengan nilai inklinasi sesuai

dengan petunjuk penggunaan alat hammer test yang

bersangkutan.

c) Perkiraan Kuat Tekanan berdasarkan nilai lenting yang diperoleh atau

yang telah dikoreksi nilai inklinasinya dengan menggunakan table atau

kurva korelasi pada petunjuk penggunaan alat Hammer yang dipakai

(17)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

17 - tentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan

diperiksa dan diberi tanda batas yang jelas;

- bersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung lainnya ;

- ratakan permukaan bidang uji dengan gerinda

- sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus bidang uji ;

- secara perlahan tekankan hammer dengan arah tegak lurus bidang uji sampai terjadi pukulan pada titik uji ;

- lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarak terdekat antara titik-titik pukulan 25 mm ;

- catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala ; - hitung nilai rata-rata pembacaan ;

- nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-rata tidak boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai

rata-rata sisanya ;

- semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai pembacaan yang berselisih 5 satuan terhadap

nilai rata-ratanya ;

- koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inkilinasi pukulan bila arah pukulan tidak horisontal

- hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder beton dengan menggunakan tabel atau kurva korelasi yang terdapat

pada petunjuk penggunaan Hammer yang bersangkutan;

2) Rebar Scan. Melaksanakan pendataan tulangan dengan rebar data scan

(18)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

18 drawing (dengan titik pengamatan pada balok, pile cap, pelat lantai)

3) Melakukan Uji Core drill bertujuan untuk memperoleh benda uji beton

dalam bentuk silinder langsung dari lapangan,

dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut.

a) Pengambilan Beton Inti

- Perbandingan panjang terhadap diameter

yang lebih tepat adalah a) 2,0 jika kuat

tekan yang dihasilkan dibandingkan

terhadap kuat tekan silinder,

b)1,0 jika kuat tekan dibandingkan

terhadap kuat tekan kubus.

- Perbandingan ukuran agregat maksium dalam beton dengan diameter beton inti harus lebih besar dari 1:3, atau diameter

benda uji beton inti untuk benda uji kuat tekan harus lebih dari

tiga kali ukuran nominal maksimum dan agregat kasar dalam

beton keras

- Benda uji beton iti yang akan digunakan utuk pengujian kekuatan

harus diambilkan dari beton keras yang umumnya tidak boleh

kurang dari 14 hari.

- Sebelum memutuskan untuk melakukan pengeboran beton inti,

perlu mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan pengujian dan

penginterpretasian data.

- beton inti harus diambil:

1) Pada titik yang jauh dan sambungan dan tepid dan elemen struktur dari pada tempat – tempat yang sedikit mungkin atau

tidak ada tulangan.

2) Tegak lurus pada komponen struktur beton yang posisinya horizontal/vertikal, harus dipilihkan pada tempat yang tidak

boleh membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu dekat

(19)

Pekerj

PT. BUANA REKAYASA ADH b) Pengebora

jaan Detail Engineering Design (DED) Pelab Provinsi Nu

IGANA n

dak ditetapkan, pengeboranbeton inti h

ermukaan sedemikian rupa sehingga tida

sisi alat bor harus dijaga agar tidak be

ang selama pengeboran

ter beton inti dengan ukuran minimum 100

kuran beton inti, sesuai metode uji ASTM

pebandingan perlu ditentukan, apakah ter

atau terhadap kuat tekan silinder.

uji yang cacat karena terlalu banyak

a serpihan/agregat kasar yang lepas, tu

dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh

t tekan.

dan Hasil

jian harus dilakukan sesuai dengan SN

e Pengujian Kuat Tekan Beton. Beton in

keadaan retak, atau lepas lapisan kapi

kaan benda uji dan pasir dan kotoran la

akan diuji masih basah, keringkan perm

i permukaan pada saat di uji.(basah atau

tekan benda uji ditentukan dengan

um dengan luas penampang yang dihitu

ta dan dinyatakan hasilnya sampai ketelit

m2 .

strength test dilakukan

roleh data kuat tekan

laboratorium sebagai

hasil uji hammer test.

dengan prosedur kerja

ut.

n benda uji pada alat compression strengt

MINISTRASI DAN TEKNIS

ti tidak boleh diuji

ingnya. Bersihkan

litian 0,5 MPa atau

(20)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

20 b. Lakukan uji tekan sesuai prosedur standar terhadap benda uji

(sample core drill) dari lapangan dan catat hasilnya

c. Lakukan evaluasi terhadap hasil pengujian tes tekan.

5) Sand Cone test dilakukan untuk mengetahui kepadatan tanah timbunan.

Dilaksanakan dengan prosedur kerja sebagai berikut.

a. Tempatkan alat sand cone pada lokasi tanah timbun yang akan diuji

b. Lakukan pengujian sand cone sesuai prosedur standar dan catat hasilnya

dalam formulir standar

c. Lakukan evaluasi terhadap hasil pengujian, apakah kepadatannya

mencapai 90% kepadatan maksimum atau tidak

d. Jumlah pengujian sebanyak 4 (empat) titik per lokasi.

6) Pile Integrity Test (PIT) dilakukan pada tiang pancang untuk mengetahui

apakah terjadi patahan pada tiang pancang

dan letak lokasi patahannya. Dilaksanakan

dengan prosedur kerja sebagai berikut.

a. Tempatkan alat sensor PIT pada lokasi tiang yang akan diuji.

b. Lakukan pengujian PIT sesuai

prosedur standar dan catat hasilnya dalam formulir standar

c. Lakukan evaluasi terhadap hasil pengujian, apakah terjadi patahan atau tidak.

d. Jumlah titik pengujian diambil sebanyak 20% dari jumlah titik tiang pancang yang ada.

L. Pembuatan Desain Pengembangan/Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan

1) Umum

Melaksanakan pekerjaan-perkerjaan di bawah ini sebagai suatu kesatuan

(21)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

21 hasil survey topografi, bathymetri dan penyelidikan tanah serta data-data

sekunder, yaitu mencakup:

a) Tata letak fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan/direncanakan.

b) Posisi alur (access channel), labuh jangkar (anchorage) dan kolam

pelabuhan (turning basin).

c) Sistem struktur bangunan atas dermaga dan fasilitas pelabuhan

lainnya.

d) Bahan bangunan yang akan digunakan dan sumber materialnya.

e) Perencanaan sistem pondasi.

f) Dokumen tender dan gambar-gambar perencanaan standar.

g) Sistem pelaksanaan pembangunan dermaga dan fasilitas

pelabuhan yang dibutuhkan dalam hal sistem struktur, bahan

bangunan, sistem pondasi lapangan terkait dengan peralatan,

mobilisasi dan logistik.

2) Penentuan Sistem Struktur Bangunan Atas Dermaga dan Fasilitas

Pelabuhan Lainnya yang dibutuhkan didasarkan atas kekuatan/keamanan,

kesesuaian bahan bangunan, tingkat kemudahan pelaksanaan dan

kebutuhan pelayanan bongkar muat pelabuhan.

Tipe bangunan atas dermaga meliputi:

a) Floating type: ponton (baja, beton).

b) Fixed type: lantai dermaga, balok-balok pendukung lantai, kepala

tiang, dudukan fender dan bolder, tipe dan instalasi fender, sarana

sandar dan apabila dibutuhkan dilengkapi dengan breasting dolphin

atau mooring dolphin.

Tipe bangunan dermaga meliputi:

c) Perhitungan dan Analisa struktur atas Dermaga dan Trestle tipe

open-type

Dermaga

I. Pembebanan

Beban Mati : beban sendiri struktur dan beban mati tambahan lainnya

(22)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

22 lantai

Beban Uplift : beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada daerah gelombang ekstrim

Beban Angin : beban angin yang bekerja pada struktur Beban Arus : beban arus yang bekerja pada struktur

Beban Gempa Beban Berthing

Merupakan beban tumbukan kapal terbesar yang bekerja pada struktur dermaga.

Beban Mooring

Merupakan beban tarikan kapal terbesar yang berkerja pada struktur dermaga.

Beban Uplift

Beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada daerah gelombang ekstrim

Kombinasi Pembebanan : kombinasi pembebanan ultimit dan layan

II. Pre-elimanary Design

- Perencanaan dimensi balok dermaga - Perencanaan dimensi lantai dermaga - Perencanaan dimensi pile cap dermaga - Perencanaan dimensi plank fender dermaga III.Analisa Struktur Dermaga

- Analisis permodelan struktur dermaga berisikan permodelan

struktur secara keseluruhan, permodelan beban – beban yang

bekerja pada struktur tersebut dan hasil analisa permodelan;

- Kontrol Desain Beton Bertulang

- Kontrol Desain dilakukan untuk analisa hasil pendetailan

struktur dermaga dan trestle, dimana harus memenuhi syarat

keamanan dan sesuai dengan batas-batas tertentu yang

dipersyaratkan menurut peraturan. Kontrol Desain yang

(23)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

23 lentur, momen nominal, beban layan (serviceability) dan beban

ultimate. Bila telah memenuhi syarat tersebut, maka dapat

diteruskan ke tahap penggambaran, namun bila tidak maka

harus dilakukan re-design.

- Tipikal Detail Penulangan

a. Tipikal Penulangan Balok Induk Eksterior dan Interior;

b. Tipikal Penulangan pelat lantai;

c. Tipikal Penulangan pile cap.

d. Tipikal Detail Panjang Penyaluran Tulangan.

e. Tipikal Detail Penulangan plank fender.

M. TRESTLE

I. Pembebanan

Beban Mati : beban sendiri struktur dan beban mati tambahan

lainnya

Beban Hidup : beban kendaraan dan beban hidup merata lantai

Beban Uplift : beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada

daerah dengan kondisi gelombang yang ekstrim;

Beban Angin :beban angin yang bekerja pada struktur

Beban Arus :beban arus yang bekerja pada struktur Beban Gempa

rencana dikategorikan berdasarkan Percepatan Batuan Dasar (PGA)

Beban Uplift Beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada daerah

gelombang ekstrim Kombinasi Pembebanan : kombinasi pembebanan

ultimit dan layan

II. Pre-elimanary Design

- Perencanaan dimensi balok trestle; - Perencanaan dimensi pelat lantai trestle; - Perencanaan dimensi pile cap trestle. III. Analisa Struktur trestle

- Analisa struktur berisikan permodelan struktur secara keseluruhan, permodelan beban – beban yang bekerja pada struktur tersebut dan

(24)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

24 - Kontrol Desain Beton Bertulang Kontrol Desain dilakukan untuk

analisa hasil pendetailan struktur dermaga dan trestle, dimana harus

memenuhi syarat keamanan dan sesuai batas- batas tertentu

menurut peraturan. Kontrol Desain yang dilakukan berupa

pengecekan terhadap kontrol geser, kuat lentur, momen nominal,

beban layan (serviceability) dan beban ultimate. Bila telah

memenuhi syarat tersebut, maka dapat diteruskan ke tahap

penggambaran, namun bila tidak maka harus dilakukan re-design.

- Tipikal Detail Penulangan

Tipikal Penulangan Balok Induk Eksterior dan Interior; Tipikal

Penulangan pelat lantai;

Tipikal Penulangan pile cap.

Tipikal Detail Panjang Penyaluran Tulangan.

N. BANGUNAN DARAT

1. Pembebanan

a) Beban Hidup : beban operasional dan beban hidup lainnya;

b) Beban Mati : berat sendiri struktur;

c) Kombinasi Pembebanan.

Pre-elimanary Design

Analisa Struktur bangunan darat

Sistem struktur bangunan atas dermaga dapat terdiri dari:

a) Struktur monolit (peer, balok).

b) Sistem pracetak (lantai).

c) Sistem dengan menggunakan bahan kayu.

Sistem struktur fasilitas pelabuhan lainnya, antara lain:

a) Jalan, parkir dan lapangan penumpukan

Bagian atas : aspal, coneblock, beton,

dll.

Pondasi : pasangan batu kosong, urugan agregat, urugan pasir/sirtu, dll.

(25)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

25

b) Gudang, kantor dan terminal

penumpang

Atap : kuda-kuda kayu/baja, atap genteng/seng/baja deck, dll.

Dinding : batu bata, batako, spesi,

Kolom/balok : beton, dll. Lantai

: beton, keramik, dll.

Lain-lain : pintu, jendela, ventilasi, dll.

c) Fasilitas penunjang, antara lain: instalasi air bersih, instalasi air kotor,

instalasi listrik, pagar, talud, dll.

2. Bahan bangunan yang digunakan.

Bahan bangunan yang digunakan harus dipertimbangkan kesesuaiannya

dengan aspek keawetan, kekuatan dan kemudahan pengerjaannya.

Macam bahan bangunan yang dapat dipilih mencakup:

a) Bahan alam asli, misalnya batu gunung maupun sungai, kerikil, pasir,

kayu dan lain-lain.

b) Bahan batuan, misalnya beton (bertulang/tidak bertulang/pratekan),

baja, karet dan lain-lain.

3. Informasi lain-lain

a) Informasi mengenai sumber bahan bangunan termasuk tersedianya air

kerja juga menjadi bahan pertimbangan untuk perencanaan.

b) Hal-hal lain yang spesifik pada daerah/lokasi yang akan dibangun,

misalnya adanya benda hanyutan sungai, kemungkinan hilangnya

bagian-bagian konstruksi dan lain-lain agar menjadi pertimbangan juga.

4. Perencanaan sistem pondasi

Berdasarkan hasil survey soil, hidrografi, pembebanan dan pemilihan

sistem konstruksi fasilitas pelabuhan, kemudian dikerjakan

perencanaan sistem pondasi. Sistem pondasi yang direncanakan juga

harus memperhitungan bahan bangunan yang akan digunakan dan

sistem pelaksanaanya serta lingkungan pekerjaan (di air laut atau di air

(26)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

26 parameter lainnya, sehingga untuk menetapkan alternatif sistem pondasi

perlu dibahas kembali parameter-parameter yang mempengaruhi.

5. Dokumen tender dan gambar

pelaksanaan Dokumen tender terdiri

dari:

a) Gambar-gambar konstruksi

b) Rencana kerja dan syarat-syarat

c) Spesifikasi umum dan khusus

d) Bill of Quantity

Persyaratan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,

mencakup:

a) Alat pancang apung

b) Mobile crane

c) Ponton (dalam jumlah cukup)

d) Tug boat

e) Work boat

Gambar Pelaksanaan:

Gambar pelaksanaan harus menjadi pedoman kepada pelaksana dalam

mewujudkan konstruksi yang direncanakan. Pedoman tersebut antara lain

menyangkut:

posisi konstruksi, dimensi konstruksi, volume konstruksi, elevasi konstruksi,

tahapan konstruksi, dll. Seluruh gambar pelaksana harus dilengkapi dengan

skala, ukuran, elevasi berdasarkan lebih kurang 0,00 m-LWS, kualitas

yang akan dicapai (misalkan: mutu baja, mutu beton), dll. Seluruh gambar

pelaksanaan dibuat dengan menggunakan komputer (CAD) dan soft copy

-nya diserahkan bersama Laporan Akhir kepada Pengguna Jasa. Gambar

pelaksanaan meliputi:

(27)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

27 b) Gambar denah (misalkan posisi tiang, balok, dll)

c) Gambar potongan memanjang dan melintang d) Gambar detail

Dalam gambar pelaksanaan dilampirkan data: grafik pasang surut,

profil tanah, peta hidrografi dan topografi.

6. Dasar-dasar Perencanaan

a) Sistem konstruksi

Dari hasil desain dermaga prototipe, konsultan perencana harus

menetapkan alternatif sistem konstruksi yang sesuai dengan kondisi

pelabuhan dimana akan direncanakan pembangunan dermaga.

Pilihan alternatif yang sesuai harus ditetapkan mencakup:

- Sistem konstruksi bangunan atas.

- Sistem konstruksi bangunan bawah/pondasi.

- Bahan bangunan yang akan digunakan.

- Metode pelaksanaan konstruksi dan peralatan yang akan digunakan

b) Data peta kedalaman laut dan peta topografi

Data peta kedalaman laut dan peta topografi yang digunakan sebagai

dasar perencanaan fasilitas pelabuhan adalah sesuai dengan hasil

survey konsultan. Peta-peta tersebut di atas akan digunakan untuk

perencanaan

- Tatanan prasarana laut dan darat (general lay-out plan)

- Alur dan kolam pelabuhan

- Olah gerak kapal

- Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), dll

c) Data hasil penyelidikan tanah untuk pelabuhan yang akan direncanakan

sesuai hasil survey yang telah dilakukan. Data hasil penyelidikan

tanah digunakan untuk merencanakan sistem pondasi baik pondasi

langsung maupun pondasi dalam atau tiang pancang. Data-data

tersebut juga dipergunakan untuk perhitungan konsolidasi dan

stabilitas timbunan. Data hasil penyelidikan tanah dibuat dalam satu

(28)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

28 - Layout titik pengujian penyelidikan tanah yang dilengkapi dengan

titik koordinat pengujian SPT

- Tabel boring-log yang dilengkapi dengan koordinat, lokasi pengujian, skala, kedalaman pengujian boring, bor master, tipe hammer,

tanggal pelaksanaan serta dilengkapi dengan tandatangan kepala

laboratorium tempat pengujian

- Hasil analisa daya dukung tanah

- Rekomendasi tipe dan dimensi tiang pancang yang digunakan

- Hasil analisa daya dukung tiang berdasarkan kapasitas aksial, kapasitas tarik dan kapasitas lateral

- Lampiran hasil pengujian laboratorium undisturbed sample yang dilaksanakan

d) Data-data sekunder

Data-data sekunder antara lain: data operasional pelabuhan dan

arsitektur daerah setempat. Data operasional pelabuhan untuk

merencanakan pengembangan pelabuhan meliputi tata letak bangunan,

luas bangunan, jenis bangunan dan arsitektur daerah digunakan untuk

merencanakan bentuk bangunan (misalnya bentuk bangunan terminal

penumpang yang merupakan ciri khas daerah tersebut).

e) Desain Perencanaan Konstruksi

Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi,

rencana kerja, dan syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB)

dan gambar rencana. Selain itu dilakukan pula perhitungan

konstruksi/rehabilitasi fasilitas pelabuhan meliputi:

- Desain konsep penanggulangan yang sesuai dengan jenis kerusakan yang terjadi untuk memperbaiki fasilitas pelabuhan yang rusak.

- Perhitungan konstruksi desain perbaikan atau perkuatan fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syarat-syarat (RKS), Rencana

Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail.

Berikut adalah flow chart dari kegiatan Detail Engineering Design

(DED) Pengembangan/Rehabilitasi Pelabuhan Atapupu Provinsi Nusa

(29)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

(30)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

(31)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

31 Tenaga Ahli Konsultan yang akan ditugaskan telah diseleksi dan direncanakan

dengan seksama agar memenuhi kebutuhan program dan pelaksanaan pekerjaan

di lapangan. Pekerjaan ini akan dipimpin oleh Team Leader, dan dibantu oleh

tenaga-tenaga ahli yang profesional serta tenaga pendukung lainnya.

Konsultan mengusulkan personil tenaga ahli yang dipilih berdasarkan kualifikasi

yang terbaik, pengalaman dalam kegiatan yang sama dan sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan. Di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), pilihan kriteria yang

diusulkan untuk setiap usulan tim kerja dengan mempertimbangkan sepenuhnya :

Pendidikan dan latihan, Pengalaman secara umum,

Pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan dari setiap personil yang diusulkan.

A. Komposisi Tim

Sesuai dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja dan setelah mempelajari

lokasi kegiatan serta lingkup pekerjaan yang akan ditangani, Konsultan

menyediakan komposisi personil yang akan dimobilisasi dalam Kegiatan ini seperti

(32)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

32 Tabel Komposisi Tim Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pengembangan / Rehabilitasi Pelabuhan ATAPUPU Provinsi Nusa Tenggara Timur

(Daftar Personil)

Nama Lokal /

Asing Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan

Jumla h Tenaga Ahli Profesional

DWI LASTONO, ST. Lokal Teknik Sipil Team Leader / Ahli

Perencanaan Kepelabuhan

1

WARSITO.ST Lokal Teknik Sipil Ahli Strukur Utama 1

NURHADI, ST. Lokal Teknik Sipil Ahli Teknik Pantai 1

ARDHIANTO, ST. Lokal Teknik Sipil Ahli Mekanika Tanah 1

SIHONO, ST. Lokal Teknik Sipil Ahli Spesifikasi dan

Dokumen Tender

1

SURATNO, ST. Lokal Teknik Sipil Ahli Geodesi 1

CHANDRA AGUSTIAN, ST. Lokal Teknik Sipil Ahli Arsitektur 1

Tenaga Pendukung Teknis / Sub-Profesional

1. M. NURHADI W

HERIYANTO NAPITUPULU Lokal Teknik Sipil Drafter 1

NUGROHO E. PRASETYO Lokal Teknik Sipil Labora 1

B. Struktur Organisasi Tim

Organisasi pelaksana proyek dirancang oleh Konsultan sedemikian rupa yang

mencerminkan hal-hal sebagai berikut (dalam pengaturannya, Konsultan

menyediakan semua keperluan logistik dan administrasi, termasuk transport,

perhubungan/ komunikasi, termasuk fasilitas E-mail dan kantor):

- Konsultan mempunyai tim inti dari perorangan dengan kualifikasi yang tinggi dan kemampuan untuk melaksanakan proyek.

(33)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

33 Keseluruhan tanggung jawab koordinasi, manajemen, penganggaran, dan

monitoring akan berada di bawah koordinasi Team Leader.

Skema struktur organisasi tim dapat dilihat pada Gambar.

C. UraianTugas dan Tanggung Jawab

Konsultan membuat suatu matrik kerja untuk setiap anggota Tim Konsultan untuk

membantu langsung dalam manajemen proyek dan monitoring kemajuan, matriks

ringkasan ini berhubungan langsung ke tugas kerja utama yang diperlihatkan pada

jadwal kegiatan. Format matrik dari skema tugas dan tanggung jawab DIREKTORAT KEPELABUHAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Satker Peningkatan Fungsi Pelabuhan dan Pengerukan Pusat

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

Ketua Tim / Ahli Perencanaa Kepelabuhan

Ahli Struktur Utama

Drafter Surveyor 2 Surveyor 1 Bor Master 2 Bor Master 1

Ahli Mekanika Tanah

Ahli Spesifikasi dan Dokumen

Tender

Ahli Geodesi Ahli

Arsitektur

Ahli Teknik Pantai

(34)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

34 memungkinkan permintaan secara cepat dan tepat mengenai kewajiban yang

dibutuhkan dari tiap-tiap anggota tim dan menggambarkan hubungan dari

masing-masing masukan tugas. Format ini juga secara jelas mengidentifikasikan anggota

tim mana yang terutama bertanggung jawab untuk setiap kegiatan tugas dan semua

input yang di desain untuk menunjang kegiatan. Untuk memaksimalkan

penggunaan dari sumber daya konsultan yang tersedia, setiap staf professional

akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan lebih dari satu macam tugas. Hal ini

terutama untuk posisi kunci kepemimpinan dan manajemen seperti terlihat pada

Lampiran Tabel 2.

Uraian tugas Tenaga Ahli dalam proyek ini adalah :

a. Ahli Perencanaan Kepelabuhanan (Team Leader) Adalah Sarjana Teknik Sipil

dengan pengalaman dalam bidang studi dan perencanaan teknik sipil keairan

minimal selama 7 (Tujuh) tahun, memiliki sertifikat keahlian dan mengetahui

dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.

Tugas dan tanggung jawab ketua tim meliputi :

1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini

sehingga bisa menghasilkan pekerjaaan seperti yang termuat dalam butir

1.2.

2. Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan.

3. Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar serta

pada pelaporan.

4. Memimpin dan mengkoordinasikan tim surveyor dalam pengambilan data

Perencanaan Pelabuhan

5. Melakukan analisis data Hidro-Oceanografi.

6. Menyusun laporan Hidrologi dan Laporan lainnya.

7. Melakukan evaluasi kinerja tim dan menyusun penyelasaian permasalahan.

(35)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

35

b. Ahli Teknik Dermaga

Adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang perencanaan

dermaga minimal selama 5 (lima) tahun, memiliki sertifikat keahlian dan

mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan.

2. Melakukan analisis struktur dermaga dan menilai kelayakan

pembangunan dermaga berdasarkan data-data geoteknik dan geodesi.

3. Menyusun laporan teknis kelayakan pembangunan dermaga.

4. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas pekerjaannya.

c. Ahli Struktur Utama

Adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang penyelidikan

tanah minimal selama 5 (Lima) tahun, memiliki sertifikat keahlian dan

mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan tim surveyor dalam pengambilan data

mekanika tanah.

3. Melakukan analisis data-data geoteknik.

4. Menyusun laporan penyelidikan tanah.

(36)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

36

d. Ahli Mekanika Tanah

Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (Lima) tahun di bidang

identifikasi keadaan geologi perencanaan pelabuhan atau bangunan air.

memiliki sertifikat keahlian dan mengetahui dengan baik proses perencanaan

dengan segala permasalahannya. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan.

2. Memberikan pengarahan dan langkah-langkah kerja pada tim geologi.

3. Bersama Team Leader menentukan titik-titik pengeboran, yang elevasinya

akan diukur oleh tim pengukuran.

4. Membuat analisa terhadap data lapangan dan hasil test laboratorium.

5. Membuat rekomendasi mengenai data-data yang akan digunakan untuk

perencanaan.

6. Melakukan identifikasi keadaan geologi di daerah proyek.

7. Menyusun laporan geologi teknik.

8. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas pekerjaannya.

e. Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender

Sarjana teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (Lima) tahun dalam

penyusunan spesifikasi teknis dan engineering estimate konstruksi dermaga,

trestle, causeway, prasarana sandar/tambat kapal dan fasilitas darat untuk

dokumen tender

f. Ahli Geodesi

Adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang pengukuran

permukaan tanah minimal selama 3 (tiga) tahun, memiliki sertifikat keahlian dan

(37)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

37 Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan tim surveyor dalam pengambilan data

topografi dan bathimetri.

3. Melakukan analisis data-data geodetik.

4. Menyusun laporan topografi dan bathimetri.

5. Mengelola pekerjaan persiapan geodesi

6. Mengelola perencanaan pekerjaan survey awal

7. Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai

dengan tingkat kesulitan

8. Mengelola rencana kerja pekerjaan geodesi

9. Mengelola pelaksanaan pekerjaan geodesi

10. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan geodesi

11. Menyusun laporan hasil pekerjaan geodesi

12. Menyusun rencana komunikasi dengan pihak lain

13. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas pekerjaannya.

g. Ahli Arsitektur

Adalah seorang sarjana arsitektur yang mempunyai pengalaman dan

pengetahuan dalam melakukan keahlian dan kemampuan penerapan dibidang

perencanaan perancangan arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan

lingkungan dan animasi 3 dimensi fasilitas pelabuhan yang berpengalaman

dibidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan

2. Mengendalikan Perancangan Arsitektur

3. Melakukan pendalaman pengetahuan arsitektur

(38)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

38 5. Mengendalikan perencanaan dan perancangan kota

6. Melakukan pendalaman hubungan antara manusia, bangunan, dan

lingkungan

7. Melakukan pendalaman pengetahuan daya dukung lingkungan

8. Melakukan pendalaman peran arsitek di masyarakat

9. Mengendalikan persiapan pekerjaan perancangan

10. Melakukan pendalaman pengertian antar disiplin

11. Melakukan pendalaman fisik dan fisika bangunan

12. Menerapkan batasan anggaran dan peraturan bangunan

13. Melakukan pendalaman pemahaman industri konstruksi dalam perencanaan

14. Melakukan pendalaman manajemen proyek

15. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas pekerjaannya.

h. Ahli Teknik Pantai

Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun di bidang

perencanaan bangunan pengendalian/pengamanan pantai. Personil yang d

mempunyai kemampuan untuk menyiapkan desain sesuai dengan kriteria dan

membuat pemodelan arus gelombang dan pemodelan hidrodinamika.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan

2. Mempelajari peta formasi rawa dan masterplan pengembangan rawa dan

pantai.

3. Membuat rencana teknis reklamasi rawa dan pantai berdasarkan hasil studi

kelayakan.

4. Menganalisis data rawa dan pantai.

5. Memeriksa hasil kompilasi dan penyajian data rawa dan pantai.

6. Melakukan analisis lintas sector.

7. Membuat analisis wilayah terkait kawasan lindung dan budidaya.

(39)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

39 9. Membuat rencana strategis usulan pengembangan wilayahh pesisir dan

pulau-pulau kecil.

10. Memeriksa hasil perencanaan reklamasi rawa dan pantai.

11. Mengendalikan reklamasi rawa dan pantai sesuai dengan renstra.

12. Mengendalikan pelaksanaan konstruksi reklamasi rawa dan pantai.

13. Melakukan kajian hasil reklamasi rawa dan pantai

14. Membuat laporan pekerjaan

15. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas pekerjaannya.

i. Bor Master 1 dan 2

Adalah Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam

perkerjaan boring jika dilakukan survey dan penyelidikan tanah, mengetahui

dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan.

2. Mengendalikan Seluruh Operasi Bor

3. Membantu pekerjaan ketua tim dan tenaga ahli lainnya dalam melakukan

analisis data dan penyusunan laporan.

4. Melaksanakan dan Mengoperasikan pengeboran.

5. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim atas pekerjaannya.

j. Surveyor 1 dan 2

Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam

perkerjaan survey pemetaan jika dilakukan pekerjaan survey

hidrooceanografi dan topografi. Berpengalaman dalam

pelaksanaan pekerjaan penyelidikan lapangan untuk

pekerjaan sipil meliputi : pengukuran topografi dan

bathimetri, penyelidikan hidro-oceanografi, penyelidikan dan

pengambilan sampel tanah, dll.

(40)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

40 1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan

2. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran

topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran

data-data lapangan.

3. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga

dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan

pencegahannya,

4. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan

pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk

pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.

5. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan

pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data

yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan

peninjauan desain atau detail desain.

6. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan

gambar rencana.

7. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran

tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan

8. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek /Team

Leader

9. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dan bertanggung jawab

(41)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

41

k. Juru gambar / Drafter

Mempunyai pengalaman sekurang kurangnya (3) Tiga Tahun dalam bidang

pembuatan gambar-gambar teknik sipil. Merupakan Lulusan STM Dapat bekerja

dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang

pendidikan minimal SMK. Juru gambar bertanggung jawab atas pembuatan

gambar-gambar yang dibutuhkan.

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan

2. Membuat Gambar Sketsa. Bangunan

3. Membuat Gambar Autocad, Gambar 3 Dimensi

4. Mampu Megoperasiakn Sofware Arsitektur

5. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek /Team

Leader

6. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dan bertanggung jawab

meneliti atas hasil data yang didapat

l. Laboran

Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam

perkerjaan pengujian laboratorium mekanika tanah

1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik

pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil

pekerjaan

2. Menerima Perintah/Tugas Untuk menguji bahan campuran beton dan

menguji kekuatan beton atau Mekanika Tanah

3. Menyiapkan Peralatan dan bahan uji antara lain Menyiapkan Peralatan yang

akan digunakan, Menyiapkan Bahan yang dibutuhkan untuk pengujian.

(42)

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

42 5. Mempelajari tata cara pengawasan pekerjaan, mengevaluasi mutu bahan

yang telah diuji

7. Menyusun Laporan Hasil Pengujian dan Mengumpulkan semua data yang

dibutuhkan dan bertanggung jawab meneliti atas hasil data yang didapat

D. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan Pekerjaan Detail Engineering Design Pengembangan/Rehabilitasi

Pelabuhan Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur ini akan dilaksanakan selama

180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan dan pengumpulan data

2. Reviw Studi Terdahulu

3. Survey Reconnaissance

4. Survey Quarry Material

5. Survey Hidrografi dan Topografi

6. Survey Kondisi Fasilitas Pelabuhan Eksisting

7. Survey dan Penyelidikan Tanah

8. Desain Perencanaan Konstruksi

9. Tahap kompilasi dan analisis data

10. Tahap penyusunan Program

11. Tahap Pelaporan

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam Kegiatan Pekerjaan Detail Engineering

Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur seperti

(43)

PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA

43 E. PELAPORAN

Konsultan memberikan beberapa laporan dan materi presentasi, dan satu salinan

masing-masing dalam format yang dapat dibaca dengan komputer. Laporan

umumnya akan diberikan dalam Bahasa Indonesia.

Laporan yang harus diserahkan meliputi :

a. Laporan Pendahuluan (Hasil Reconnaissance Survey Report)

Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) set untuk dibahas dengan Tim Teknis

dan 5 (lima) set yang telah disempurnakan, isi laporan meliputi:

1. ulasan terhadap studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan kondisi

eksisting dan rencana lokasi pengembangan. Studi terdahulu dapat

dilakukan terhadap Rencana Induk Pelabuhan daerah dan/atau nasional,

peraturan dan keputusan yang berpengaruh.

2. Kondisi operasional pelabuhan yang ada berupa data jenis, ukuran dan

jumlah kapal eksisting dan kesesuaian dengan masterplan.

3. Berita acara pelaksanaan reconnaissance survey.

4. Foto-foto keseluruhan kondisi struktur dan fasilitas lainnya.

5. Hasil survey secara visual kondisi eksisting fasilitas pelabuhan, identifikasi

kerusakan dan permasalahan yang ada dan rencana penyelidikan detail

yang akan dilakukan selanjutnya.

6. Kondisi konstruksi fasilitas eksisting, identifikasi penyebab kerusakan yang

ada dan penyelidikan yang akan dilakukan.

7. Foto-foto detil kerusakan elemen struktur dan fasilitas lainnya.

8. Kriteria penilaian kondisi eksisting.

9. Hasil pengujian hammer test, core drill, compression test, sand cone test dan

Pile integrity (disesuaikan dengan kondisi lapangan).

10. Hasil Pengecekan potensi korosi pada tulangan dan korosi pada tiang

pancang baja (jika ada)

11. Hasil pengecekan pengujian sand cone test dan PIT test (jika ditemukan

permasalahan timbunan dan tiang).

12. Pengecekan kekuatan struktur eksisting dimana input data sesuai dengan

Gambar

Tabel Komposisi Tim Pekerjaan Detail Engineering Design (DED)  Pengembangan / Rehabilitasi Pelabuhan ATAPUPU Provinsi Nusa Tenggara Timur (Daftar Personil)
Grafik Pasang surut lengkap dengan HWS, MSL dan LWS.
GAMBAR DESAIN RENCANA PEKERJAAN PEMBANGUNAN DERMAGA
GAMBAR DERMAGA
+5

Referensi

Dokumen terkait

Alat bukti adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu perbuatan , dimana dengan alat – alat bukti tersebut dapat dipergunakan sebagai pembuktian guna

Ini terlihat pada berbagai kegiatan promosi yang dilakukannya secara langsung, contohnya dalam hal advertising T-Cash melakukan periklanan lewat media lalu dalam

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul Tahun 2021 merupakan pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan

Syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan rumus di atas adalah butir soal pada kedua belahan harus setara, yaitu banyaknya butir soal harus sama, memiliki rata

Menimbang : Bahwa dalam rangka Yudisium Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Tahun 2015 perlu ditetapkan dalam

q ; (2) Pengaruh corporate governance internal, yang diproksi oleh kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen sudah mampu untuk mengurangi atau mencegah

a) Bagi siswa, dengan penerapan media gambar diharapkan dapat meningkatkan Hasil Belajar. b) memberikan sumbangan kepada guru/calon guru dalam menyusun strategi

Dari hasil analisis yang sudah ditemukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan kemampuan dribbling pada klub