• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Dari Pelepah Batang Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) Sebagai Eksipien Dalam Tablet Ekstrak Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Dari Pelepah Batang Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) Sebagai Eksipien Dalam Tablet Ekstrak Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil limbah pertanian yang didapat pada periode tertentu dalam setahun biasanya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, tetapi juga dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Umumnya limbah hasil-hasil produksi mengandung bahan organik yang tinggi (Achor, et al., 2014). Salah satu hasil limbah pertanian antara lain tanaman pisang setelah dipanen buahnya serta mengandung selulosa cukup tinggi (63-64%) dan dapat berfungsi sebagai bahan baku alternatif untuk industri berbasis serat seperti kertas (Shanmugam, et al., 2014).

Selulosa ditemukan pada tahun 1838 oleh Anselme Payne yang diperoleh dari hasil isolasi tanaman dan merupakan polisakarida yang berbentuk kristal, tidak berasa, tidak berbau, dan terdiri dari 2000-4000 unit glukosa (Achor, et al., 2014). Selulosa dapat dibuat menjadi mikrokristal dengan melarutkan selulosa dalam alkali kuat untuk mendapatkan alfa selulosa selanjutnya dihidrolisis dengan asam untuk mendapatkan mikrokristal (Zulharmita, dkk, 2012). Selulosa mikrokristal pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1960-an sebagai bahan eksipien yakni pengikat, pengisi dan penghancur dalam pembuatan tablet secara cetak langsung, sehingga menghasilkan tablet dengan kekerasan yang baik, tidak rapuh dan mempunyai waktu hancur yang singkat serta dapat memperbaiki sifat aliran granul (Bhimte dan Tayade,2007).

(2)

2

Selulosa mikrokristal sebagai pengisi dan pengikat memberikan potensi dilusi yang tinggi dan banyak digunakan dalam industri farmasi sebagai eksipien (Shanmugam, et al., 2014). Disamping itu selulosa mikrokristal dapat diperoleh dari serat rami (Bhimte dan Tayade, 2007), kulit kacang kedelai, sekam padi, ampas tebu (Zulharmita, dkk., 2012), kulit kacang tanah, tongkol jagung (Ohwoavworhua dan Adelakun, 2005), bambu India (Ejikeme, 2007). Banyak solusi yang dapat untuk mengatasi kekurangan selulosa mikrokristal, salah satu diantaranya adalah daur ulang kertas. Serat yang dihasilkan dari tanaman non kayu biasanya pertumbuhannya lebih cepat dan mempunyai biomassa yang tinggi sebagai alternatif sumber bahan baku (Shanmugam, et al., 2014).

Pisang mempunyai batang semu yang sebenarnya dan tersusun atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Batang pisang yang telah dipanen biasanya dibuang begitu saja atau dibakar, akibatnya memberikan kontribusi pada polusi, tetapi telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pembuatan kertas (Shanmugam, et al., 2014). Pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan serat dengan kekuatan tarik yang kuat, kehalusan tinggi, lembut dan mengkilap, serta memiliki tekstur permukaan yang tinggi (Heyne, 1987). Batang pisang tersebut banyak mengandung air dan berupa padatan yang sebagaian besar adalah selulosa (Danu, dkk., 2000).

Selulosa mikrokristal yang selama ini digunakan sebagai eksipien tablet adalah Avicel, merupakan pengisi yang relatif mahal dan masih harus diimpor dari luar negeri, sehingga harus dicari alternatif lain untuk memudahkan penggunaannya bagi industri. Avicel yang dikenal dipasaran adalah Avicel PH

(3)

3

101 dan Avicel PH 102 (Handayani, dkk., 2012). Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mendapatkan selulosa mikrokristal yang berasal dari tumbuhan antara lain tanaman pisang klutuk. Selulosa mikrokristal yang di iisolasi dari pelepah batang pisang klutuk dibuat menjadi suatu sediaan tablet menggunakan bahan aktif ekstrak etanol kulit batang landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.). Merupakan salah satu tumbuhan aromatis yang oleh masyarakat Indonesia dikenal dengan nama krangean atau ki lemo (Kayang, et al., 2009). Pemanfaatan ekstrak kulit batang landoyung karena merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat rematik, demam, dan untuk rempah (Rahmawati, 2004), mengandung metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid dan tanin (Hutapea, 1994).

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan selulosa mikrokristal dari ampas pelepah batang pisang klutuk dengan cara dibasakan, kemudian diputihkan dan dihidrolisis dengan asam klorida encer. Selanjutnya diformulasi menjadi sediaan tablet menggunakan ekstrak kulit batang landoyung sebagai bahan aktif pembuatan tablet.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Apakah selulosa mikrokristal dapat dibuat dari pelepah batang pisang klutuk? b. Apakah hasil pembuatan selulosa mikrokristal dari pelepah batang pisang

klutuk (Musa balbisiana Colla) mempunyai karakteristik yang sama dengan avicel PH 102?

(4)

4

c. Apakah selulosa mikrokristal hasil pembuatan dari pelepah batang pisang klutuk dapat dibuat menjadi sediaan tablet memenuhi persyaratan dengan Avicel PH 102 sebagai pembanding?

1.3 Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:

a. Selulosa mikrokiristal dapat dibuat dari pelepah batang pisang klutuk. b. Hasil karakterisasi dari selulosa mikrokristal pelepah batang pisang klutuk

(Musa balbisiana Colla) mempunyai kemiripin yang hampir sama dengan avicel PH 102.

c. Selulosa mikrokristal hasil pembuatan dari pelepah batang pisang klutuk dibuat

menjadi sediaan tablet memenuhi persyaratan dengan avicel PH 102 sebagai pembanding.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Membuat selulosa mikrokristal dari pelepah batang pisang klutuk.

b. Mengetahui karakteristik selulosa mikrokristal dari pelepah batang pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) yang dibandingkan dengan Avicel PH 102. c. Memformulasi hasil pembuatan selulosa mikrokristal dari pelepah batang

pisang klutuk menjadi sediaan tablet.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperoleh selulosa mikrokristal dari pelepah batang pisang klutuk dan dapat diaplikasikan sebagai bahan eksipien dalam sediaan tablet.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran, dengan

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran, dengan

[r]

[r]

[r]

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kejadian insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur, adalah sebesar 8 responden (11,1%) sedangkan yang tidak mengalami gangguan

[r]

14 Similar to what Raacke and Bonds-Raacke ( 2008 ) found in their research about the uses of social networking sites among college students in the United States, the common