PENDAHULUAN Latar Belakang
Bawang merah merupakan tanaman sayuran yang sangat dikenal dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki banyak sekali manfaat. Salah satu manfaat yaitu, hamper pada setiap bumbu masakan, dan sayuran ini selalu ditambahkan karena berfungsi sebagai bumbu penyedap rasa. Selain sebagai bumbu masakan bawang merah juga memilki khasiat yang baik untuk kesehatan karena dapat mencegah timbulnya kanker. Tanaman bawang merah juga memiliki banyak kandungan vitamin seperti vitamin E, K, kalsium, zatbesi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan seng (zinc). Konsumsi secara teratur, dapat menghindarkan kita dari kekurangan unsur vitamin dan mineral
Badan Pusat Statistik (BPS) (2014) mencatat produksi bawang merah di Sumatera Utara pada tahun 2013 sebesar 8.305 ton. Dibandingkan produksi tahun 2012, produksi menurun sebesar 5.851 ton (41,33 %). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas sebesar 1,03 ton per hektar (11,50 %) dan penurunan luas panen sebesar 533 hektar (33,71 %). Sentra penghasil bawang merah di Sumatera Utara yaitu di kabupaten Dairi, Simalungun dan Samosir. Kebutuhan bawang merah di Sumatera Utara mencapai 66.420 ton, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bawang merah, dilakukan impor dari luar negeri.
Belakangan diketahui bahwa penyebab utama dari ketidak berhasilan petani bawang merah di daerah samosir disebabkan karena penggunaan bibit lokal yang sudah turun-temurun. Hal ini disebabkan karena kurangnya akses petani terhadap informasi dari luar. Akibatnya bawang merah yang diproduksi umbinya kecil-kecil dengan produktivitas rendah antara 1-4 ton/ha. Padahal hasil penelitian dapat
mencapai 11 ton/ha. Permasalahan rendahnya produktivitas bukan satu-satunya permasalahan yang dihadapi tetapi harga jual bawang yang sangat rendah juga menyebabkan banyak petani bawang merugi.
.Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan budidaya yang baik seperti perlakuan bahan tanam yang akan digunakan.Dengan perlakuan bahan tanam yang baik maka dapat meningkatkan hasil dan produksi yang maksimal.Salah satu cara perlakuan bahan tanam adalah dengan menggunakan perendaman pada air kelapa.
Azwar (2008), mengemukakan bahwa air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan kalium hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.Terdapat pula dua hormone alami yaitua uksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
Nana dan Zochrotus (2014) pemberian konsentrasi air kelapa sebanyak 75 % dapat memberikan pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi pada tanaman bawang merah dibanding dengan konsentrasi lainya. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan panjang, jumlah umbi, dan diameter umbi yang terus meningkat dibanding dengan tanpa pemberian air kelapa.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perendaman bawang merah dengan air kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah varietas samosir
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan konsentrasi air kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah varietas samosir (Allium ascalonicum L.)
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruhyang nyatakonsentrasi dan lama perendaman air kelapa serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium
ascalonicum L.)
Kegunaan Penelitian
Untuk memperoleh data bahan penyusun kripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.