1.1 Latar Belakang
Manajemen rantai pasokan dan logistik dalam industri telah lama
digu-nakan sebagai alat untuk menetapkan kebijakan produksi dan distribusi
ser-ta alokasi produk. Cohen dan Lee (1988) menggambarkan pemodelan ranser-tai
pasokan yang terdiri dari vendor bahan baku, pabrik primer dan sekunder
(masing-masing dengan persediaan bahan baku dan produk jadi), pusat
dis-tribusi, gudang dan daerah pelanggan. Kemudian, Cohen dan Moon (1991)
menggunakan optimasi rantai pasokan untuk menganalisis dampak skala,
kom-pleksitas (biaya operasi adalah fungsi dari tingkat pemanfaatan dan jumlah
produk yang diproses di setiap fasilitas) dan bobot masing-masing faktor biaya
(misalnya produksi, transportasi dan biaya alokasi) pada desain dan
peman-faatan pola optimal dari sistem rantai pasokan.
Dengan meningkatnya persaingan, organisasi bisnis perlu meningkatkan
proses logistik yang berbeda untuk membuatnya lebih efisien dalam biaya.
Distribusi geografis global yang tidak merata dari sumber daya dan pelanggan
di seluruh dunia selalu menempatkan banyak tekanan ekstra pada layanan
lo-gistik untuk menjadi lebih efisien. Setiap gangguan dapat menyebabkan
layanan terhadap pelanggan. Disadari bahwa sebagian besar barang-barang
konsumen tertahan berjam-jam dalam proses transportasi atau di rak-rak jika
dibandingkan dengan waktu produksi mereka sendiri. Persediaan ekstra yang
tidak perlu juga merupakan konsekuensi dari jaringan logistik yang buruk dan
lemah.
Operasi kargo udara umumnya menggunakan kedua kontainer murni dan
kontainer campuran. Kontainer murni termasuk paket yang akan dikirim ke
tujuan yang sama. Ketika kontainer ini diangkut kehub, mereka dapat
lang-sung ditransfer (disebut trans-load) dari pesawat ke pesawat. Kontainer
cam-puran termasuk paket yang akan dikirim ke tujuan yang berbeda. Ini
memer-lukan proses penyortiran di hub untuk memisahkan paket-paket tertutup dan
memuatnya ke kontainer lainnya, yang kemudian dibawa melalui penerbangan
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Kedua jenis pemuatan kontainer
ini memiliki dampak yang berbeda pada tempat asal (origin) dan pada hub.
Proses pemilahan wajib dilakukan untuk memuat kontainer murni di tempat
asal dan untuk penanganan kontainer campuran di hub. Menentukan
ren-cana pemuatan kontainer yang optimal (yang termasuk volume permintaan
yang akan dimuat di setiap jenis kontainer murni/campuran dan jumlah
se-tiap jenis kontainer murni/campuran yang perlu ditangani) di tempat asal
dan di hub merupakan hal yang sangat rumit, dan terkait dengan biaya
ope-rasi dan kendala-kendala tempat asal danhub, yang pada gilirannya
konfigurasi kontainer, jumlah kontainer murni/campuran yang harus
dimu-at untuk setiap permintaan OD, kapasitas pesawat, kapasitas penanganan
masing-masing gerbang (gateway) dan hub, biaya penanganan setiap
konta-iner murni/campuran di setiap gerbang dan di hub, jadwal penerbangan,
jen-dela waktu bandara yang tersedia dalam operasi yang dipengaruhi oleh jadwal
penerbangan, dan banyak kendala operasi terkait. Selain itu, gangguan
stokas-tik tuntutan kargo harian sering terjadi dalam operasi yang sebenarnya, yang
secara alami juga mempengaruhi keputusan rencana pemuatan kontainer.
Aki-batnya, hampir tidak mungkin untuk menemukan solusi optimal tanpa analisis
yang sistematis.
Dalam penelitian ini diperhatikan problema keputusan rantai pasokan
lo-gistik yang muncul dalam industri perikanan laut di Indonesia. Perikanan laut
memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Industri
ini juga dapat memberikan pekerjaan kepada orang-orang yang tinggal di
dae-rah pesisir, untuk meningkatkan keuntungan finansial dari pemerintah daedae-rah,
dan untuk melestarikan keberlanjutan. Sektor industri perikanan dapat
dik-lasifikasikan menjadi tiga bagian yang berbeda, yaitu, penangkapan ikan di laut
terbuka, budidaya ikan, dan ikan olahan. Penelitian ini berfokus pada sektor
yang terakhir. Umumnya industri ikan olahan di Indonesia dapat ditemukan
di daerah pesisir. Terdapat banyak jenis ikan olahan yang dapat diproduksi,
seperti ikan asap, ikan asin, ikan yang diawetkan, dan lain sebagainya.
yang menggunakan strategi manajemen konvensional. Mereka membutuhkan
manajemen rantai pasokan untuk mendistribusikan produksi ikan ke kota-kota
di Indonesia yang berlokasi di beberapa pulau. Waktu kadaluarsa ikan olahan
produk cukup singkat. Jenis produk seperti ini, yang disebut produk yang
mudah rusak (perishable), dapat dikonsumsi bila masih dalan keadaan segar
atau dalam waktu beberapa hari, tetapi setelah tanggal kadaluwarsa, produk
ini tidak layak lagi untuk dijual oleh pengecer. Produk yang mudah rusak,
seperti ikan olahan, akan menjadi kesulitan tambahan untuk manajemen rantai
pasokan logistik karena masa kadaluwarsa yang terbatas. Kesulitan-kesulitan
ini termasuk durasi penyimpanan produk terhadap tanggal kadaluarsa. Oleh
karena itu, jumlah yang dikirim ke pengecer dibatasi oleh masa kadaluwarsa
serta kapasitas penampungan pengecer.
Dalam praktek saat ini, operator penerbangan bergantung pada
pen-galaman staf dengan permintaan yang tetap dan terproyeksi untuk merancang
rencana pemuatah kontainer. Secara khusus, rencana pemuatan kontainer
di-rancang secara terpisah dan mandiri pada setiap gerbang dan di hub, dengan
mengabaikan keterkaitan antara semua gerbang danhubdari perspektif sistem.
Untuk memudahkan, saat ini masing-masing volumeOD(pada sebuah tempat
asal) hanya diklasifikasikan sebagai terpisah (yaitu, yang akan dimuat ke
da-lam kontainer murni) atau tidak (yaitu, yang akan dimuat ke dada-lam kontainer
campuran). Metode seperti ini tidak efisien dan tidak efektif, terutama untuk
rendah. Selain itu, gangguan stokastik tuntutan kargo harian sering terjadi
da-lam operasi yang sebenarnya. Masalahnya adalah bahwa dada-lam metode saat
ini permintaan kargo yang tetap dan terproyeksi digunakan untuk merancang
rencana pemuatan kontainer. Dengan demikian solusi yang dihasilkan
mung-kin tidak sesuai dengan permintaan yang sebenarnya, mungmung-kin saja menjadi
lebih rendah.
Banyak penelitian kargo terkait telah dikhususkan untuk hal-hal seperti
karakteristik operator ekspres udara (Chestler, 1985), perencanaan jaringan
untuk operator internasional kargo udara (Currentet al 1986; Hall, 1989; Lin,
2001; dan Lin et al, 2003), penjadwalan penerbangan untuk operator kargo
udara (OKelly, 1986; Antes et al 1998; dan Lin & Chen, 2003), analisis
per-saingan dan analisis konfigurasi untuk operator kargo udara (Lederer, 1993;
Zhang & Zhang, 2002; dan Zhang, 2003), strategi angkutan udara (Prokop,
2002), pemilihan lokasi hub (OKelly, 1986; Aykin, 1988; Chou, 1990; OKelly,
1992; Kuby & Grey, 1993; Aykin, 1995; Jaillet et al, 1996; Sohn & Park, 1997;
Sue, 1998; dan Nero, 1999), permasalahan pemuatan kapal (Sheffi et al, 1990)
dan rencana pemuatan kargo untuk ekspeditur (Xue & Lai, 1997). Semua
ini, bagaimanapun juga, memiliki fokus yang berbeda dari penelitian ini dan,
karena itu, tidak memberikan solusi rencana pemuatan kontainer yang efisien
untuk operator ekspres udara. Penelitian tentang masalah perencanaan yang
menyangkut gangguan stokastik yang terjadi dalam operasi telah dipelajari di
Kenyon & Morton, 2003; dan List et al, 2003) tapi belum ditemukan (yang
terbaik dari pengetahuan peneliti) untuk menyelesaikan permasalahan rencana
pemuatan kargo udara untuk produk yang mudah rusak.
Untuk menjadi kompetitif secara global, operator udara ekspres
interna-sional harus memiliki perencanaan pemuatan kontainer kargo yang baik.
Un-tuk merancang rencana pemuatan kontainer kargo yang baik, operator harus
mempertimbangkan tidak hanya biaya operasi bandara, tetapi juga
ketidak-pastian permintaan pasar di operasi yang sebenarnya. Untuk menyelesaikan
tuntutan stokastik harian yang terjadi dalam praktek perlu dikembangkan
mo-del rencana pemuatan kontainer kargo dengan permintaan stokastik sehingga
dapat meminimalkan biaya penanganan total. Model dan metode solusi yang
dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan menjadi alat perencanaan yang
berguna untuk operator ekspres udara dalam memutuskan rencana pemuatan
kontainer kargo, dalam rangka untuk menurunkan biaya operasi, meningkatkan
keuntungan dan daya saing pasar.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, mengacu kepada model yang telah dikembangkan
Yan et al(2008), diberikan tuntutan kargo, jadwal penerbangan, kapasitas
pe-muatan pesawat, kapasitas penanganan kontainer di setiap asal dan di hub,
fungsi biaya penanganan kontainer di setiap gerbang dan di hub, biaya untuk
lainnya, dikembangkan model pemrograman tak linier bilangan bulat
campu-ran [mixed integer nonlinier programming(MINLP)] yang mempertimbangkan
prioritas bagi produk yang mudah rusak dan metode solusi dari perspektif
operator ekspres udara.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model sekaligus metode
solusinya bagi permasalahan rencana pemuatan kontainer kargo dengan
per-mintaan stokastik sehingga dapat meminimalkan biaya penanganan total.
1.4 Kontribusi Penelitian
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat menjadi pendekatan
alternatif dalam masalah keputusan rantai pasokan logistik yang muncul
da-lam industri perikanan laut di Indonesia. Metode solusi yang dikembangkan
untuk menyelesaikan masalah keputusan rantai pasokan tersebut dapat
mem-bantu pengambil keputusan dalam menentukan nilai minimum dari total biaya