• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Perangkap Hewan Pengerat Otomatis Menggunakan Modul Mikrokontroler Arduino Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Perangkap Hewan Pengerat Otomatis Menggunakan Modul Mikrokontroler Arduino Chapter III V"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini penulis memaparkan analisis permasalahan yang diangkat yang disajikan dengan diagram dan flowchart serta dipaparkan juga perancangan sistem yang akan dibangun, baik yang berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak, cara melakukan pengujian dan bentuk topologi.

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah penguraian suatu sitem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikannya.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah adalah mengidentifikasi sebuah masalah, guna untuk memperoleh informasi agar dapat dipecahkan atau deselesaikan.

Masalah utama yang sering terjadi dalam penggunaan perangkap disebuah lingkungan adalah perangkap yang biasa digunakan dibuat untuk langsung membunuh hewan sehingga bau bangkainya sangat mungkin untuk tercium dan perlu pengecekan rutin untuk mengetahui apakah perangkap sudah bekerja atau belum, apakah target perangkap sudah masuk, sudah berapa biunatang yang masuk, sehingga waktu banyak yang terbuang, padahal seharusnya waktu dan tenaga tersebut bisa dipakai untuk melakukan aktivitas yang lain.

(2)

3.1.2 Analisis Kebutuhan (Requirement Analyst)

Analisis kebutuhan sistem sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan atau tidak. Analisis kebutuhan dibagi menjadi dua, yaitu analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non fungsional.

3.1.2.1 Analisis Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional adalah untuk mengetahui proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem. Berikut ini adalah kebutuhan fungsional dari sistem, yaitu:

1. Perangkap bekerja secara otomatis sesuai program yang telah di-upload sebelumnya.

2. Perangkap memberikan informasi kepada pengguna apakah alat sudah bekerja dengan baik, melalui SMS.

3.1.2.2 Analisis Nonfungsional

Untuk mendukung kinerja sistem, sistem juga dapat berfungsi sebagai berikut: 1. Menjaga ekosistem dengan tidak membunuh hewan yang ditangkap.

2. Menjadi acuan informasi mengenai jumlah hewan target yang ada dilokasi. 3. Perangkap menggunakan catu daya berupa baterai yang portable.

3.2 Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem akan dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu diagram Ishikawa, blok diagram, flowchart, penentuan komponen yang digunakan dan perancangan rangkaian tempat perangkap otomatis.

3.2.1 Diagram Ishikawa

(3)

sebagai parameter untuk mengkategorikan bahwa objek yang masuk kedalam bisa dikatakan target dengan menggunakan metode IF-ELSE. Masalah yang akan dipecahkan mengenai kekurangan dari ketidak hadiran alat ini akan dijabarkan pada Diagram Ishikawa pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa

3.2.2 Blok Diagram

Diagram blok merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan peralatan elektronika, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja keseluruhan dari rangkaian elektronika yang dibuat. Sehingga keseluruhan blok dari alat yang dibuat dapat membentuk suatu sistem yang dapat bekerja sesuai dengan perencanaan. Diagram blok dari tempat sampah otomatis dapat di lihat pada gambar 3.2.

(4)

Adapun fungsi-fungsi blok dari diagram blok sebagai berikut:

1. Blok Power Supply sebagai sumber tegangan ke mikrokontroler dan sensor 2. Blok sensor PIR, LDR, dan Load Cell sebagai pendeteksi hewan yang masuk ke

dalam perangkap

3. Blok Motor DC sebagai penggerak motor, menggeser binatang masuk kedalam perangkap.

4. Blok Arduino Nano sebagai otak dari sistem yang memproses data dari sensor 5. Blok SIM800L sebagai modul untuk mengirimkan informasi kepada user. 6. Blok User sebagai penerima informasi.

3.2.3 Penentuan Komponen Perangkap Otomatis

Penentuan kompenen yang akan dipakai dibagi menjadi dua kelompok, yaitu komponen fisik dan komponen elektronik. Komponen fisik digunakan untuk membuat kerangka perangkap, body utama, mekanika perangkap. Komponen elektronik digunakan untuk merancang rangkaian elektronik. Tabel rincian peralatan dan komponen yang dipakai sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3.

Tabel 3.1 Peralatan.

Nama Alat Fungsi

Gerinda Untuk memotong acrylic

Bor duduk Untuk melubangi papan PCB, akrilik, dan komponen lainnya

Solder dan timah Soldering Penggaris Alat ukur

Obeng Memasang dan membuka baut Tang Memotong kabel, mengunci mur

Multitester digital Pengukuran satuan listrik (tegangan, arus, dan hambatan) Glue gun Pengeleman

Cutter Memotong Styrofoam

(5)

Tabel 3.2 Komponen Fisik.

Nama Keterangan

Acrylic Body Perangkap Papan Triplek Alas bawah perangkap Kawat Dinding perangkap

Tabel 3.3 Komponen Elektronik.

Nama Keterangan

Motor DC Menggeser dinding perangkap Kaber pelangi Konektor komponen listrik ke PCB SIM800L Pengirim pesan

Modul HX711 Driver Sensor Load Cell

Pin header Female Tempat menyambung komponen Baterai Sumber arus

Resistor 1k dan

3.2.4 Rangkaian Sensor PIR

Sensor ini memiliki 3 pin yang akan dipasangkan ke mikrokontroler, pin Vcc, pin Output, dan pin Gnd. Pin Vcc untuk mengalirkan input power daya positif, pin Output untuk memberikan hasil output sensor, dan pin Gnd untuk ground. Sensor ini menggunakan daya sebesar 5v yang dapat diambil melalui mikrokontroler yang menjadi otaknya. Rangkaian Sensor PIR dapat dilihat pada gambar 3.3.

(6)

3.2.5 Rangkaian Sensor LDR

Untuk menjalankan sensor LDR dan memberikan program membutuhkan tegangan yang diberi hambatan 1kOhm yang langsung terhubung dengan mikrokontroler arduino sebesar 5 Volt dan perintah input pada salah satu pin. Rangkaian Sensor LDR dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor LDR

3.2.6 Rangkaian Sensor Loadcell dan Driver HX711

Sensor ini dihidupkan dengan tegangan output 5 Volt dari mikrokontroler arduino melalui pin 5V dan perintah menerima input dari mikrokontroler arduino melalui pin dari DOUT dan SCK. Rangkaian Load Cell dapat dilihat pada gambar 3.5.

(7)

3.2.7 Rangkaian Motor DC dengan Driver l298

Untuk mengaktifkan motor DCdibutuhkan sebuah tegangan input yang stabil pada pin IN dari baterai 12 Volt, kemudian dengan menggunakan driver l298 perintah dimasukkan. Termasuk pengaturan nilai kecepatan motor. Rangkaian motor DC dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Rangkaian Motor DC dengan Driver L298

3.2.8 Rangkaian Modul SIM800L

Untuk menghidupkan modul ini dibutuhkan tegangan khusus yang harus diatur lagi melalui DC to DC Stepdown Converter, yang menurunkan tegangan menjadi 3,4 - 4,4 Volt. Rangkaian SIM800L dapat dilihat pada gambar 3.7.

(8)

3.2.9 Rangkaian Sirkuit Utama

Rangkaian sirkuit uatama adalah gabungan dari beberapa rangkaian, yaitu rangkaian sensor PIR, rangkaian sumber arus motor DC dengan driver l298, rangkaian LDR, . rangkaian Load Cell, rangkaian Modul SIM800L dan beberapa rangkaian pin header untuk menghubungkan mikrokontroler arduino dengan komponen elektronik lainnya. Rangkaian sirkuit utama dapat dilihat pada gambar 3.8.

(9)

3.2.10 Perancangan PCB (Printed Circuiet Board)

Perancangan PCB pada pembuatan perangkap hewan otomatis ini menggunakan software PROTEUS 8.0. Proteus adalah sebuah software berbasis windows yang dapat digunakan untuk mendesain pcb yang juga dilengkapi dengan simulasi pada level skematik sebelum rangkaian skematik di cetak pada PCB.

Dengan perancangan yang tepat akan didapatkan layout jalur PCB yang tersusun rapi dan mudah digunakan. Lebar dan jarak antara jalur juga harus diperhitungkan agar tidak terjadi kesalahan atau hubungan singkat akibat jalur yang terlalu rapat dan sempit. Perancangan tata letak PCB dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Tata Letak Jalur PCB.

Tata letak komponen adalah susunan komponen-komponen elektronika dari gambar diagram skematik yang akan dipasangkan pada permukaan PCB yang berlawanan dengan jalur PCB. Susunan komponen elektronika tersebut harus bersesuaian dengan jalur PCB. Perancangan tata letak komponen PCB dapat dilihat pada gambar 3.10.

(10)

3.2.11 Flowchart

Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada alat. Dalam perancangan sistem perlu dibuat flowchart dari sistem tersebut, seperti gambar 3.11.

(11)
(12)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1 Implementasi Perancangan Perangkap

Implementasi perancangan perangkap terbagi atas tiga bagian, yaitu konstruksi perangkap, perangkat pendukung, dan hasil akhir alat.

4.1.1 Konstruksi Perangkap

Implementasi konstruksi perangkap terbagi atas empat bagian, yaitu implementasi kerangka badan perangkapt, implementasi penampung perangkap, implementasi dinding geser perangkap, dan implementasi penimbang target.

4.1.1.1. Kerangka Badan Perangkap

Implementasi kerangka badan perangkap menggunakan bahan material acrylic. Acrylic yang digunakan memiliki ketebalan 3 mm. Alasan penulis menggunakan material acrylic adalah karena mudah dibentuk, tidak mudah pecah, ringan, dan elastis. Bahan dan peralatan yang digunakan untuk membuat kerangka alat, yaitu gerinda, bor duduk, glue gun, cutter, pipa, baut dan mur.

Kerangka perangkap dibuat berbentuk dua bangun ruang persegi panjang dan persegi yang digabungkan dengan dimensi panjang 27 cm, lebar 14 cm, tinggi 20cm dan panjang 21 cm, lebar 18cm, dan tinggi 16cm. Tahap pengerjaannya terdiri dari beberapa tahap. Implementasi kerangka perangkap dapat dilihat pada gambar 4.1 (gambar a, b dan c).

(13)

(b)

(c)

Gambar 4.1 Kerangka Perangkap

4.1.1.2. Penampung Perangkap

Implementasi penampung perangkap menggunakan bahan material acrylic sebagai rangka dan kawat bangunan sebagai dinding, acrylic digunakan karena kuat dan ringan sehingga tidak menambah berat dari perangkap sedangkan kawat digunakan sebagai dinding agar hewan yang terperangkap masih bisa bernafas bebas. Implementasi penampung perangkap dapat dilihat pada gambar 4.2

(14)

4.1.1.3. Dinding Geser Perangkap

Implementasi dinding geser perangkap menggunakan modifikasi dari perangkat CD-ROM yang ada pada sebuah CPU di komputer personal. Semua rangkaian elektronik yang ada dicabut dan hanya menyisakan motor DC-nya saja. Bagian tray-nya ditempel plat acrylic sehingga menjadi dinding yang bisa menggeser secara otomatis dengan lebih dahulu diprogram melalui mikrokontroler yang disambungkan dengan driver L298. Implementasi dinding geser perangkap dapat dilihat pada gambar 4.3 (a, b, c dan d).

(a)

(b)

(c)

(15)

4.1.1.4. Perancangan Penimbang Target

Implementasi perancangan penimbang target dilakukan dengan menggunakan 4 buah papan plat acrylic. Alasan menggunakan acrylic dikarenakan materialnya yang ringan dan lentur sehingga bisa kuat menahan beban dari hewan yang masuk kedalam perangkap. Implementasi perancangan penimbang target dapat dilihat pada gambar 4.4 (gambar a, dan b).

(a)

(b)

Gambar 4.4 Perancangan Penimbang Target

4.1.2. Perangkat Pendukung

Implementasi perangkat pendukung terbagi atas tiga bagian yaitu rangkaian elektronika, mikrokontroler ATMEGA328 Arduino Uno, dan program mikrokontroler arduino.

4.1.2.1 Rangkaian Elektronika Perangkap

(16)

rapi, dan kemungkinan komponen terlepas dari papan PCB jarang terjadi dikarenakan sudah menyatu pada papan PCB dengan cara di solder.

Tahapan-tahapan implementasi rangkaian elektronika robot pada papan PCB akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembuatan layout PCB. Pembuatan layout dilakukan dengan membuat gambar skematik rangkaian dengan menggunakan software Proteus 8 ARES. Skematik rangkaian adalah gambar yang menghubungkan komponen-komponen dalam sebuah rangkaian elektronik. Pembuatan skematik rangkaian dan layout PCB dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Pembuatan Skematik Rangkaian dan Layout PCB.

Proses pencetakan layout dengan cara mengklik menu output pada form menu bar, klik print. Hilangkan tanda checklist pada top silk dan bottom silk untuk mencetak bagian bawah layout pada PCB. Persiapkan kertas foto pada printer fotokopi selanjutnya klik Ok.

2. Tahapan selanjutnya hasil pencetakan layout PCB menggunakan printer fotokopi pada kertas foto. Hasil pencetakan layout PCB dapat dilihat pada gambar 4.6.

(17)

3. Tahap penyablonan pada papan PCB. Pada tahap ini hasil pencetakan layout PCB disablon diatas papan PCB dengan cara permukaan layout gambar diletakkan diatas lapisan kuningan pada papan PCB, kemudian di panaskan menggunakan setrika listrik agar layout menempel pada permukaan kuningan papan PCB.

4. Tahap pelarutan PCB. Tahap pelarutan menggunakan ferri chloride (FeCl3

5. Tahap pengeboran PCB. Pengerboran dilakukan menggunakan mata bor 0,8 mm dan 0,1 mm untuk peletakan komponen yang akan di solder pada papan PCB.

) dengan cara memasukkan papan PCB kedalam larutan ferri chloride hingga kuningan papan PCB yang tidak tertutup oleh gambar layout melebur.

6. Tahap peletakan komponen dan penyolderan komponen. Pada tahap ini semua komponen diletakkan pada papan PCB sesuai lubang peletakan komponen untuk 7. Selanjutnya dilakukan penyolderan dan peletakan komponen. Peletakan komponen

dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Peletakan Komponen

4.1.2.2 Mikrokontroller Atmega328 Arduino UNO

Mikrokontroler yang dipakai pada alat adalah mikrokontroler atmega328 arduino uno. Pin-pin yang digunakan pada mikrokontroler adalah sebagai berikut.

(18)

8. Analog pin1 = DOUT hx711 9. Analog pin2 = Sensor LDR

4.1.2.3 Program Mikrokontroler Arduino

Implementasi program mikrokontroler arduino dibuat menggunakan bahasa pemograman C. Software yang digunakan untuk membuat program adalah editor dan compiler Arduino. File program berekstensi *.ino file yang sudah dikompilasi akan di upload kedalam mikrokontroler arduino. Program mikrokontroler arduino dapat dilihat pada gambar 4.8.

(19)

4.1.3. Hasil Akhir Alat

Setelah melakukan semua tahap implementasi maka semua hasilnya disatukan dan dijadikan hasil akhir dari alat yang akan diuji terlebih dahulu dan akhirnya akan siap untuk digunakan. Tampilan akhir dan skema perangkap hewan otomatis dapat dilihat pada gambar 4.9. dan 4.10.

Gambar 4.9 Tampilan Akhir Perangkap Hewan Otomatis

(20)

4.2. Pengujian Sistem

Pengujian sistem bertujuan untuk melihat dan memastikan apakah sistem yang dibuat berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan contoh pengganti hewan yang akan menjadi target, apakah sensor sudah sesuai dideteksi sebagai target oleh mikrokontroler arduino, pengujian motor DC, pengujian modul SIM800L dan pengujian tahap akhir komponen.

4.2.1. Pengujian Sensor PIR

Pengujian sensor PIR dilakukan dengan memasukkan/melewatkan benda yang memiliki suhu panas alami seperti pada makhluk hidup melewati sisi depan yang menjadi pendeteksi sensor pada sensor ini. Pengujian berhasil apabila sensor memberikan output yang sesuai. Source code pengujian sensor PIR dapat dilihat pada gambar 4.11.

Gambar4.11 Source Code Uji Panas Tubuh Sensor PIR

Hasil yang didapatkan dari pengujian pir dapat dilihat pada tabeL 4.1. Tabel 4.1 Pengujian Panas Tubuh Sensor PIR

Kondisi PIR Status

Terhalang buku (tidak ada panas) Tidak ada deteksi Terhalang tangan (ada panas tubuh) Deteksi

(21)

Dari tabel tersebut dapat kita simpulkan bahwa sensor bekerja dengan baik karena mendeteksi panas alami (tangan).

4.2.2. Pengujian Sensor LDR

Pengujian sensor LDR dilakukan dengan memasukkan/melewatkan benda apa saja yang bisa menghalangi sinar/cahaya apapun yang menuju ke sensor LDR, sehingga kadar cahaya yang diterima oleh sensor bisa berkurang yang dalam hal ini jumlah nilai sensor menjadi bertambah. Pengujian berhasil apabila sensor memberikan output yang sesuai. Source code pengujian sensor LDR dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Source Code Uji Kadar Cahaya Sensor LDR

Hasil yang didapatkan dari pengujian LDR dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Pengujian Kadar Cahaya Sensor LDR

Kondisi LDR Serial Monitor

Terhalang 500-1000

Tidak terhalang <200

Dari tabel tersebut dapat kita simpulkan bahwa sensor bekerja dengan baik karena mengalami penambahan jumlah nilai yang signifikan.

4.2.3. Pengujian Sensor Load Cell

(22)

tepung, dilakukan beberapa kali agar mendapatkan hasil yang akurat. Source code pengujian sensor Load Cell dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Source Code Uji Timbang Sensor Load Cell

Hasil yang didapatkan dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Pengujian Timbang Sensor Load Cell

Hasil pengujian dapat membuktikan bahwa sensor Load Cell dapat bekerja dengan baik dengan perbedaan/error jarak rata-rata 2,9 % masih kecil dan bisa ditolerir.

4.2.4. Pengujian Motor DC

Pengujian motor DC berkaitan dengan program yang diberikan ke mikrokontroler arduino. Pengujian motor dikatakan berjalan dengan baik jika pergerakan maju mudur

(23)

tray yang telah dimodifikasi sesuai dengan delay yang telah diberikan di program mikrokontroler. Source code pengujian motor DC dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Source Code Uji Gerak Motor DC

4.2.5. Pengujian Modul SIM800L

Pengujian modul SIM800L berkaitan dengan program yang diberikan ke mikrokontroler arduino. Pengujian modul dikatakan berjalan dengan baik jika pesan yang dikirimkan oleh modul sampai ke nomor pengguna yang telah ditentukan di program yang di-upload ke mikrokontroler. Source code pengujian modul SIM800L dapat dilihat pada gambar 4.15.

(24)

4.2.6. Pengujian Tahap Akhir

Pengujian tahap akhir komponen dilakukan dengan cara menguji seluruh komponen sistem pada perangkap. Pengujian akan memperlihatkan pergerakan dinding geser pada saat objek berada didalam perangkap. Dengan hasil pengujian ini, dapat diperoleh hasil kinerja perangkap dan sistem secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik sesuai keinginan user. Aktivitas pengujian tahap akhir dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Pengujian Tahap Akhir

(25)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari yang diperoleh dari implementasi dan pengujian sistem, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

7. Sistem dapat menambah efektivitas waktu dari pengguna dengan meminimalisir kegiatan yang dibutuhkan dengan alat ini.

8. Semua sensor dapat bekerja dengan baik dalam menyampaikan data ke mikrokontroler.

9. Informasi berhasil dikirim ke pengguna dengan menggunakan modul SIM800L. 10.Target berhasil masuk kedalam perangkap dengan baik.

5.2 Saran

Berikut beberapa saran yang penulis berikan untuk pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini:

1. Untuk membantu proses kontrol diperlukan peletakan kamera pada ruang penampung yang bisa diakses dari jauh sehingga pengguna tahu kondisi alat dan umpan yang tersisa.

2. Mencari alternatif material lain agar ukuran alat bisa diperkecil sehingga tidak memakan banyak ruang dan bisa diletakkan dimana saja.

Gambar

Gambar 3.2 Blok Diagram
Tabel 3.1 Peralatan.
Tabel 3.2 Komponen Fisik.
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Loadcell
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam bab ini akan dilakukan pengujian terhadap rancangan sistem pengiriman data sensor altitude yang terpasang pada mikrokontroler Arduino menggunakan protokol

Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Modul Akuisisi Data Untuk Sistem Irigasi Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Duemilanove dapat diselesaikan karena nikmat

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PEMINDAI BIOMETRIK DENGAN SENSOR KINECT BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO. LAPORAN

Pengujian pada rangkaian Mikrokontroler Arduino Leonardo ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan 3 Pin Grove Moisture Sensor yang terdiri dari VCC, GND,

PERANCANGAN ALAT PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS DENGAN SMARTPHONE ANDROID MENGGUNKAN.. MIKROKONTROLER

Kata kunci: Penyiraman tanaman otomatis, Mikrokontroler Arduino, Sensor kelembaban tanah YL-69, Bluetooth Module HC-05, Android,

Rancang bangun alat pendeteksi dan perekaman suhu menggunakan sensor LM35 dan mikrokontroler Arduino Uno dapat digunakan sebagai contoh untuk meningkatkan

Penelitian ini mengembangkan purwarupa sistem pemberi makan hewan peliharaan otomatis berbasis web menggunakan mikrokontroler Arduino Uno untuk membantu pemilik hewan peliharaan dengan jadwal